Anda di halaman 1dari 3

Anamnesis Apakah nyeri tenggorokan disertai dispagia? Apakah nyeri tenggorokan mempengatuhi nafsu makan dan minum?

m? Apakah nyeri tenggorokan disertai dengan otalgia?

Diagnosis Banding Tonsilitis akut: bakteri dan virus

Pemeriksaan fisik Suhu biasanya tinggi, dapat ditemukan halitosis Pemeriksaan rongga mulut: tonsila palatina biasanya bengkak dan hiperemis, dapat ditemukan bercak kekuningan atau keabuan disertai eksudat. Eksudat dapat berkumpul dan membentuk membran

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah: didapatkan leukositosis, peningkaran LED dan protein C reaktif. Bakterilogi: diambil dari afus tenggorokan jarang dilakukan karena hasil baru didapatkan setelah 2-3 hari.

Terapi Terapi umum: Tirah baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan. Diberikan analgetik oral dan antibiotik dapat diberikan berupa suntikan doses tunggal benzatine peniciline 1,2 juta unit IM untuk bakteri yang resisten dapat diberikan eritromisine. Golongan chepalosporine dan makrolide dapat diberikan bagi pasien yang alergi peniciline.

Komplikasi & Prognosis Komplikasi: Abses atau infiltrat peritonsiler, abses parafaring, adenitis servikal supurativa, OMA Prognosis: Gejala tonsilitis biasanya meningkat 2 atau 3 hari setelah perawatan dimulai. Infeksi biasanya sembuh setelah pengobatan selesai, tetapi beberapa orang mungkin membutuhkan lebih dari 1 antibiotik.

Apakah keluhan disertai sakit tenggorokan? Keluhan apa yang sering dirasakan (lemah badan, penuruan nafsu makan, rasa tidak enak di mulut & bau mulut)?

Tonsilitis kronik: Infeksi berulang

Gambaran hipertrofi: Tonsila membesar dengan adanya hipertropi dan detritus. Kripta tampak membesar, purulen dan gambaran seperti keju atau seperti dempul. Gambaran atrofi: Tonsil tampak kecil, menampakan lekukan yang disebut grave dimana tepinya

Pemeriksaan darah: Peningkatan LED dan protein C reaktif pada hitung jenis ditemukan shift to the left. Biakan dari apustonsil menunjukan bakteri dengan virulensi rendah dan jarang menunjukan streptococus

Konservatif: pemberian antibiotik, irigasi dengan normal salin, upaya pembersihan kripta tonsilar. Operatif: dengan tonselektomi. Indikasi tonselektomi: corpulmonal karena obstruksi jalan nafas menahun, adenoid dengan sindrome sleep apneu,

Komplikasi: Abses atau infiltrat peritonsiler, abses parafaring, adenitis servikal supurativa, OMA Prognosis: Tergantung pada komplikasi operasi yang mungkin terjadi. Dapat terjadi pendarahan masif interaoperatif pada minggu setelah operasi dan pada waktu yang lebih lama (jarang).

hiperemis. Tampak sekret purulen yang tipis pada kripta.

beta hemolitikus

hipertropi mengakibatkan gangguan makan dan penurunan berat badan yang cepat, biopsi karena curiga keganasan, post abses peritonsiler yang berulang.

Jenis Faringitis Epidemiologi

Faringitis Bakterial 5-30% dari semua episode faringitis

Faringitis Viral 40-60% dari kasus faringiritis

Faringitis Fugal

Faringitis Kronis Hiperplastik

Atrofi

Faktor Predisposisi Etiologi

Pathogenesis

Streptococcus Rhinovirus, Hemolyticus grup A, Adenovirus, haemophilus influenza, Coronavirus, Moraxella HSV, catarrhalis,arcanobacteriu parainfluenza m haemolyticum, Neisseria virus, influenza gonorrhea, staphylococcus virus aureus Biasanya merupakan infeksi virus primer yang kemudian diikuti oleh infeksi bakteri. Terkadang merupakan infeksi bakteri streptococcus, haemophyllus influenza, atau pneumococcus

pada pasien dengan imunossupressed Pasien dengan Infeksi aku yang HIV positif berulang Paparan alkohol Candida albicans

Timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi Herediter Ketidakseimbang an endokrin Faktor ras Defisiensi nutrisi Infeksi autoimun

Gejala Klinis

Pemeriksaan Fisik

Nyeri kepala hebat Muntah Demam tinggi Jarang disertai batuk Tonsil membesar Faring dan tonsil hiperemis danterdapat eksudat di permukaannya Bercak ptekie pada

Demam Rhinnorhea Sulit menelan

Nyeri menelan

Faring dan tonsil Plak putih di hiperemis orofaring Lesi vesikuler di Faring orofaring dan hiperemis maculopapular

Kelemahan fungsi dan konstitusi mukos faring merupakan akibat yang cukup sering. Proses kronis dapat merupakan akibat dari proses eksogen seperti debu zat kimia atau panas. Pada kasus lain kelainan disebabkan oleh factor endogen seperti kelainan endokrin avitaminosis A, dan keadaan umum yang buruk Tenggorokan Tenggorokan terasa gatal dan kering dan tebal kering Halitosis Batuk Dinding posterior Mukosa faring faring menebal tertutup lendir dan tidak rata kental, bila (granular) diangkat mukosa Nampak kering

platum dan faring rash di kulit (coxsakie virus) Kelenjar limfe leher dapat membesar, kenyal dan Konjungtivitis nyeri pada penekanan terutama pada anak (adenovirus) Eksudat yang banyak; pembesaran kelenjar limfe seluruh tubuh, terutama retroservikal; dan hepatosplenom egali (Epstein Barr Virus) Keadaan umum buruk, limfadenopati akut pada leher, dan eksudat (HIV-1) Komplikasi Supuratif Abses perionsiler Abses retropharyngeal Limfadenitis supuratif superficialis Sinusitis Otitis media Mastoiditis Toxin-mediated Scarlet fever Toxic shock-like syndrome Non-supuratif Post-streptococcal glomerulonephritis Acute rheumatic fever DD/ Faringitis bakteri Faringitis virus Faringitis jamur Faringitis spesifik DK/ Kultur tenggorok untuk mencari penyebab inflamasi Penatalaksanaan Umum Umum Analgetik Nyastatin Kumur dengan air hangat Istirahat dan 100.000-400.000 atau antiseptic khusus minum yang 2kali/hari cukup Antibiotik, terutama untuk etiologi yang diduga Kumur dengan air hangat

Sindrom Sjorgen Sindrom Plummer-Vinson Keganasan pada faring maupun esofagus 2-4% silver nitrat (reduksi mukosa hiperplastik)

Larutan iodine (stimulasi elemen sekretoris) Pengobatan rhinitis atrofi

Anda mungkin juga menyukai