Anda di halaman 1dari 26

KEPANITRAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
2019

KOMPLIKASI INTRATEMPORAL
OTITIS MEDIA
Pembimbing :
dr. Nuch Sabunga, Sp. THT-KL

Disusun oleh :
Asnan Azis Fatoni, S.Ked
FAB 118 017
1
PENDAHULUAN

Otitis media → peradangan sebagian


atau seluruh mukosa telinga bagian Menimbulkan
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid Komplikasi
dan sel-sel mastoid.

25% pada anak-


anak Ekstratemporal Intrakranial

Intratemporal

2
ANATOMI TELINGA

3
ANATOMI OS TEMPORAL

4
KOMPLIKASI OTITIS MEDIA
 Epidemiologi
Komplikasi OMSK
Dep. THT-KL dr. Soetomo dari 88 pasien
53,41%
2007-2008 OMSK
(47 penderita)

• 16 pasien (18,18%) komplikasi intrakranial


• 31 pasien (35,23%) komplikasi ekstrakranial

• 42,8% Abses retroaurikula


• 32,4% Fistul retroaurikula
• 23,2% Parese N. Fasialis
5
KOMPLIKASI OTITIS MEDIA
 Penyebaran Penyakit

Mukosa Dinding Tulang Kavum


Jaringan
Kavum Timpani dan Sel
Granulasi
Timpani Mastoid

1) Hematogen
2) Erosi Tulang
3) Jalan yang sudah ada
6
KOMPLIKASI OTITIS MEDIA
Souza dkk Shambough dkk

Intratemporal Ekstratemporal Ekstratemporal Intrakranial

Intratemporal

7
(1) MASTOIDITIS
 Diawali dengan otitis media
 Anak-anak lebih sering
terkena
 Faktor: Penyakit campak,
demam, nutrisi kurang, atau
penyakit sistemik seperti
diabetes.
 Etiologi: Streptococcus β-
hemolitikus
 Gejala: Otore dan otalgia,
tak ada perbaikan setelah
pengobatan antibiotika
8
....MASTOIDITIS
 Pemeriksaan fisik :  Pemeriksaan
Penunjang
 X-Ray mastoid
 Kultur mikrobiologi
 CT-scan kepala dan
 MRI-kepala.
 eritema mastoid, pembengkakan telinga
 perforasi membran timpani
 abses / fistel retroaurikula
 abses ke rongga dalam leher sekitar
mastoid seperti m.digastrikus, m. Sterno-
kleidomastoideus (Bezold’s mastoiditis)
9
....MASTOIDITIS
 Tatalakasana
 Antibiotik ~ sesuai dengan hasil kultur.
 (Jika tidak dilakukan kultur) → mulai dengan pemberian antibiotik
amoxicilin atau ampisilin.
 Apabila penyebabnya bakteri anaerob diberikan kloramfenikol
atau metronidazol.
 dirujuk ke spesialis THT untuk mempertimbangkan tindakan insisi
dan drainase abses mastoid atau mastoidektomi.
10
(2) PARESIS NERVUS FASIALIS
 Patofisiologi
 Akut → Penyebaran OMA langsung ke kanalis fasialis
 Kronik → Erosi tulang oleh kolesteatom atau granulasi + infeksi ke
dalam kanalis fasialis

 Manifestasi Klinis
 Adanya infeksi telinga tengah
 Kelemahan otot-otot yang dipersarafi nervus fasialis, (mengerutkan
kening, menutupnya kelopak mata, mengerutkan hidung, tertawa
lebar dan meringis).

11
....PARESIS NERVUS FASIALIS
 Tatalaksana
 Dekompresi untuk membebaskan saraf N. fasialis.
 OMA → Dekompresi tidak perlu. Beri antibiotik dosis tinggi
dan tindakan drainase untuk mengurangi tekanan kavum
timpani.
 OMSK → Perlu dekompresi (operasi mastoiditis) dan
eksplorasi kanalis fasialis.
 Antibiotik sesuai kultur.

12
(3) PETROSITIS

 Adalah inflamasi di bagian


petrous dari tulang temporal.
 1/3 populasi manusia, tulang
temporalnya mempunyai sel-
sel udara sampai ke apeks os.
Petrosus
 Petrositis berkembang dari
infeksi mastoid

13
....PETROSITIS
Tanda dan Gejala
1. Diplopia karena kelemahan N.VI
2. Rasa nyeri di daerah parietal, temporal,
Trias
Sindrom Gradenigo
oksipital oleh karena terkenanya N.V
3. Otore yang persisten

Tatalakasana
 Operasi (mastoidektomi) serta pemberian antibiotika protokol
komplikasi intrakranial
 Setelah operasi, harus diberikan antibiotik sesuai dengan kultur
sekret telinga
14
(4) LABIRINITIS

Sirkumskripta

Serosa
Difus
Labirinitis
Akut
Supuratif

Kronis

15
....LABIRINITIS
(1) LABIRINITIS SEROSA SIRKUMSKRIPTA
 Infeksi atau inflamasi suatu bagian dari labirin (biasanya kanalis lateralis)
 Etiologi :
o Kolesteatom yang mengorosi kanalis lateralis → fistel
o Post-Mastodiektomi
 Tanda dan Gejala :
o Rasa sempoyongan
o Nausea berulang yang memberat dengan gerakan badan atau kepala
o Nistagmus spontan ke arah sisi yang sakit
o Suhu badan dan pendengaran masih normal atau tuli (temporer)
o Tes fistel (+)

16
....LABIRINITIS
....LABIRINITIS SEROSA SIRKUMSKRIPTA

TATALAKSANA
 Ditujukan terutama pada otitis media kronik dan/ kolesteatatomnya
 Tindakan bedah → antibiotik secara adekuat
 Matriks kolestestom harus diangkat dari fistel

17
....LABIRINITIS
(2) LABIRINITIS SEROSA DIFUS
 Sekunder dari labirinitis sirkumskripta atau primer dari otitis media
 Etiologi :
o Absorpsi produk bakteri di telinga dan mastoid ke labirin
o Post-op telinga dalam
 Tanda dan Gejala :
o Vertigo spontan
o Nistagmus rotatoar, ke arah telinga yang sakit
o Mual, muntah, ataksia
o Tes fistel (+/-)
o Riw. gejala labirintis
o Suhu badan normal

18
....LABIRINITIS
....LABIRINITIS SEROSA DIFUS

TATALAKSANA
 Akut → pasien harus beristirahat (baring) total.
 Dapat diberikan sedatif ringan.
 Stadium lanjut dari OMA → mastoidektomi.
 Bila terdapat kolesteatom dengan fistel → Timpanomastoidektomi

19
....LABIRINITIS
(3) LABIRINITIS SUPURATIF AKUT
 Labirinitis serosa → Labirinitis supuratif akut
 Abses subdural, meningitis → infeksi menyebar ke dalam labirin →
labirinitis
 Otitis media akut / kronik atau mastoiditis → labirinitis
 Tanda dan Gejala :
o Tuli total pada telinga yang sakit
o Vertigo berat
o mual, muntah, ataksia dan
o nistagmus horizontal ke arah telinga yang sehat
o Fase akut (khas): Pasien akan berbaring pada sisi yang sehat dan
matanya mengarah ke sisi yang sakit
20
....LABIRINITIS
....LABIRINITIS SUPURATIF AKUT

TATALAKSANA
 Istirahat baring total selama fase akut (sampai 6 minggu)
 Sedatif ringan pada periode awal (Fenobarbital 32 mg 3-4x sehari)
 Dosis antibiotik yang adekuat jangka panjang, untuk mencegah
komplikasi intrakranial atau untuk mengobati labirinitisnya
 Kultur untuk identifikasi kuman dan uji sensitivitas kuman
 Sebelum hasil tes keluar → antibiotik penisilin ataupun tetrasiklin
 Komplikasi intrakranial dan respons antibiotik (-) → Drainase atau
membuang sebagian labirin yang rusak

21
....LABIRINITIS
(4) LABIRINITIS SUPURATIF KRONIK
 Mulai dari 2-6 minggu sesudah awal periode akut
 Tanda dan Gejala :
o Tuli total di sisi yang sakit
o Vertigo ringan
o Nistagmus spontan biasanya kearah telinga yang sehat
o Tes kalori tidak menimbulkan respons di sisi yang sakit
o Tes fistel (-)

22
....LABIRINITIS
....LABIRINITIS SUPURATIF KRONIK

TATALAKSANA
 Terapi lokal harus ditujukan terhadap setiap infeksi
 Drainase bedah atau eksentrasi labirin
 Mastoidektomi
 Bila dicurigai ada fokus infeksi di labirin atau di petrosa, dapat
dilakukan drainase labirin dengan salah satu operasi labirin
 Terapi bedah harus diberikan antibiotik yang adekuat

23
KESIMPULAN
 Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid → komplikasi.
 Komplikasi otitis media : (1) intratemporal, (2) intrakranial, (3)
ekstratemporal
 Komplikasi intratemporal : perforasi membran timpani, mastoiditis
akut, paresis nervus fasialis, labirinitis, dan petrositis.
 Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sedini mungkin dapat
mengurangi morbiditas dan dapat mencegah terjadinya komplikasi.

24
DAFTAR PUSTAKA
 Wijaya Sopardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, dan Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi
ke-7. FKUI Jakarta. 2012.
 Santoso BS, dan Ahadiah TH. Komplikasi Ekstrakranial Otitis Media Supuratif Kronik Maligna di Departemen THT-KL RSUD dr. Soetomo
Surabaya Tahun 2004 - 2006. SMF Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala dan Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2010; 3(1): 20-26.
 Ghanie A. Penatalaksanaan Otitis Media Akut Pada Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Rumah
Sakit Umum Pendidikan Mohammad Hoesin Palembang. 2010.
 Nugroho PS dan Wiyadi HMS. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer. Jurnal THT-KL. 2009; 2(2): 76-85.
 Siregar DR. Gambaran Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) dengan Kolesteatoma pada Pemeriksaan Foto Polos Mastoid Proyeksi Schüller dan
Mayer yang Dibandingkan dengan Temuan Saat Operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan. Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala Leher. Universitas
Sumatera Utara Medan. 2014.
 Anggreani A. Identfikasi dan Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotika pada Sekret Telinga Penderita Otitis Media di Poliklinik THT RSUD
Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2016.
 Munilson J, Edward Y, dan Yolazenia. Penatalakasanaan Otitis Media Akut. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. 2013.
 Nursiah S. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK dan Kepekaan terhadap Beberapa Antibiotika di Bagian THT FK USU / RSUP H. Adam Malik
Medan. Universitas Sumatera Utara. 2003.
 Metrikasanti HB, Megawati, dan Rivai RR. Case Report Session: Otitis Media Supuratif Kronis. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. 2014.
 Widodo A dan Harmadji S. Komplikasi Intrakranial Otitis Media Supuratif Kronik Maligna. Jurnal THT-KL. 2009; 2(1): 1-6.
 Sari JTY, Edward Y, dan Rosalinda R. Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Kolesteatom dengan Komplikasi Meningitis dan Paresis Nervus Fasialis
Perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(4): 88-95.
 Dhingra PL. Disease of Ear, Nose, and Throat. 4th Edition. New Delhi: Elsevier. 2007.

25
26

Anda mungkin juga menyukai