Anda di halaman 1dari 29

A A N TE L IN G A ,

PEMERIKS O R O K
HIDUNG , T EN G G
L A D A N L EH ER
KEPA
TELINGA
ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA

1. Gangguan Pendengaran/pekak (Tuli)


• Keluhan tersebut pada satu atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah berat
secara bertahap dan sudah berapa lama diderita.
•Adakah Riwayat trauma kepala, telinga tertampar trauma akustik, terpajan bising, pemakaian
obat.
•Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi sehingga terdapat juga gangguan
bicara dan komunikasi
•Pada orang dewasa tua ditanyakan gangguan ini lebih terasa ditempat bising atau ditempat
tenang.
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

2. Suara berdenging/berdengung (Tinitus)


• Apakah pada satu sisi atau kedua telinga
•Apakah disertai gangguan pendengaran dan keluhan berputar

3. Rasa pusing yang berputar (Vertigo)


• Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila
pasien berbaring dan akan timbul lagi bila bangun dengan Gerakan yang cepat
ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA

4. Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia)


• Apakah pada telinga kiri atau kanan dan sudah berapa lama.

5. Keluar cairan dari telinga (otore)


• Apakah secret keluar dari satu atau kedua telinga, disertai nyeri atau tidak,
sudah berapa lama.
PEMERIKSAAN TELINGA

• Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan


Posisi pasien
Posisi pemeriksa - pasien Fiksasi anak saat PF THT
PEMERIKSAAN TELINGA

• Mula-mula dilihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun
telinga (retro-aurikuler) apakah terdapat tanda peradangan atau sikatriks
bekas operasi.
• Pakailah otoskop untuk melihat lebih jelas bagian-bagian membrane timpani.
• Otoskop dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan
pasien dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri. Supaya posisi
otoskop ini stabil maka jari kelingking tangan yang memegang otoskop
ditekankan pada pipi pasien.
PEMERIKSAAN TELINGA

• Bila terdapat serumen dalam liang telinga yang menyumbat maka serumen ini
harus dikeluarkan.
• Jika konsistensinya cair dapat dengan kapas dililitkan, bila konsistensinya
lunak atau liat dapat dikeluarkan dengan pengait dan bila berbentuk
lempengan dapat dipegang dan dikeluarkan dengan pinset.
• Jika serumen ini sangat keras dan menyumbat seluruh liang telinga maka
lebih baik dilunak-kan dulu dengan minyak atau karbogliserin. Bila sudah
lunak atau cair dapat dilakukan irigasi.
PEMERIKSAAN TELINGA
1.  
PEMERIKSAAN TELINGA

• Uji weber dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah


digetarkan pada garis tengah kepala.
• Ditanyakan pada telinga mana yang terdengar lebih keras.
Pada keadaan normal pasien mendengar suara di tengah atau
tidak dapat membedakan telinga mana yang mendengar lebih
keras.
• Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat
berarti telinga yang sakit menderita tuli sensorineural.
• Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit
berarti telinga yang sakit menderita tuli konduktif.
HIDUNG
ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA

1. Sumbatan Hidung
• Apakah sumbatan ini terjadi terus menerus atau hilang timbul, pada satu atau kedua
lubang hdiung atau bergantian.
•Adakah Riwayat kontak dengan bahan allergen seperti debu, tepung sari, bulu binatang,
trauma hidung, pemakaian obat, perokok atau peminum alcohol
•Apakah mulut dan tenggorok merasa kering.
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

2. Sekret di Hidung dan Tenggorok


• Bagaimana konsistensi secret tersebut, encer, bening seperti air, kental, nanah atau
bercampur darah.
•Apakah secret ini keluar hanya pada pagi hari atau pada waktu tertentu

3. Bersin
• Apakah bersin ini timbul akibat menghirup sesuatu yang diikuti keluar secret yang encer dan
rasa gatal di hidung, tenggorok, mata dan telinga
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

4. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala


• Rasa nyeri atau rasa berat ini dapat timbul bila menundukkan kepala dan berlangsung dari
beberapa jam sampai beberapa hari

5. Perdarahan dari hidung


• Apakah perdarahan dari satu atau kedua lubang hidung, sudah berapa kali
• Apakah mudah dihentikan dengan cara memncet hidung saja
• Adakah Riwayat trauma hidung/muka sebelumnya
• Apakah menderita penyakit kelainan dara, hipertensi dan pemakaian obat.
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

6. Gangguan Penghidu
• Apakah sebelumnya ada Riwayat infeksi hidung, infeksi sinus, trauma
kepala dan keluhan ini sudah berapa lama.
PEMERIKSAAN HIDUNG

• Bentuk luar hidung diperhatikan apakah ada deviasi atau depresi tulang
hidung.
• Adakah pembengkakan di daerah hidung dan sinus paranasal.
• Dengan jari dapat dipalpasi adanya krepitasi tulang hidung pada fraktur os
nasal atau rasa nyeri tekan pada peradangan hidung dan sinus paranasal.
PEMERIKSAAN HIDUNG

• Rinoskopi anterior adalah memeriksa rongga


hidung bagian dalam dari depan.
• Otoskop dapat dipergunakan untuk melihat
bagian dalam hidung terutama untuk mencari
benda asing.
• Vestibulum hidung, septum terutama bagian
anterior, konka inferior, konka media, konka
superior serta meatus sinus paranasal dan
keadaan mukosa rongga hidung harus
diperhatikan. Begitu juga rongga hidung siis yang
lain.
PEMERIKSAAN HIDUNG

• Rinoskopi posterior adalah melihat bagian belakang


hidung sekaligus untuk melihat keadaan nasofaring.
• Alat yang diperlukan spatula lidah dan kaca nasofaring
yang dihangatkan dengan api lampu spiritus.
• Perhatikan bagian belakang septum dan koana, kemudian
kaca diputar ke lateral sedikit untuk melihat konka
superior, konka media dan konka inferior serta meatus
superior dan meatus media. Kaca diputar lebih kelateral
lagi sehingga dapat identifikasi torus tubarius, muara tuba
Eustachius dan fosa Rossenmuler.
PEMERIKSAAN HIDUNG

• Udara melalui kedua lubang hidung lebih kurang


sama dan untuk mengujinya dapat dengan cara
meletakkan spatula lidah dari mental di depan
kedua lubang hidung
PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL

• Pemeriksaan transiluminasi sinus maksila dan sinus frontal, dipakai lampu khusus
sebagai sumber cahaya dan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap.
• Pemeriksaan transiluminasi sinus maksila :
1. Memasukkan sumber cahaya ke rongga mulut dan bibir dikatup sehingga sumber cahaya tidak
tampak lagi
2. Setelah beberapa menit tampak daerah infra orbita terang seperti bulan sabit.

• Pemeriksaan transiluminasi sinus frontal :


1. Lampu diletakkan di daerah bawah sinus frontal dekat kantus medius dan di daerah sinus frontal
tampak cahaya terang.

• Pemeriksaan Radiologi, untuk menilai sinus maksila dengan posisi Water, sinus frontalis
dan sinus etmoid dengan posisi postero anterior dan sinus sfenoid dengan posisi lateral.
FARING DAN RONGGA
MULUT
ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA

1. Nyeri tenggorok
• Apakah nyeri tenggorok ini disertai dengan demam, batuk, serak dan tenggorok terasa
kering.
•Apakah pasien merokok dan berapa jumlahnya perhari

2. Nyeri menelan (odinofagia)


• Apakah rasa nyeri ini dirasakan sampai ke telinga
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

3. Dahak di Tenggorok
• Apakah dahak ini berupa lendir, pus, atau bercampur darah

4. Sulit menelan (disfagia)


• Apakah juga disertai muntah dan berat badan menurun dengan cepat

5. Rasa sumbatan di leher


• Sudah berapa lama, tempatnya dimana
PEMERIKSAAN FARING DAN RONGGA MULUT

• Dengan lampu kepala yang diarahkan ke rongga mulut, dilihat keadaan bibir,
mukosa, rongga mulut, lidah, dan gerakan lidah.
• Dengan menekan bagian tengah lidah memakai spatula lidah maka bagian-
bagian rongga mulut lebih jelas terlihat.
• Pemeriksaan dimulai dengan melihat keadaan dinding belakang faring serta
kelenjar limfanya uvula, arkus faring serta gerakannya, tonsil, mukosa pipi,
gusi dan gigi geligi.
• Palpasi rongga mulut diperlukan bila ada massa tumor, kista dan lain-lain
• Apakah ada rasa nyeri di sendi temporo mandibula Ketika membuka mulut
HIPOFARING DAN
LARING
ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA

1. Suara Serak (disfoni)


• Sudah berapa lama, apakah sebelumnya menderita peradangan di hidung atau tenggorok
•Apakah keluhan ini disertai dengan batuk, rasa nyeri dan penurunan berat badan

2. Batuk
• Apakah ada faktor sebagai pencetus batuk tersebut seperti rokok, udara yang kotor serta
kelelahan.
• Apa yang dibatukkan, dahak, kental, bercampur darah dan jumlahnya.
• Apakah pasien seorang perokok
ANAMNESIS
• KELUHAN UTAMA

3. Disfagia
• Apakah tergantung dari jenis makanan dan keluhan ini makin lama makin bertambah berat

4. Rasa ada sesuatu di tenggorok


• Ditanyakan sudah berapa lama diderita, adakah keluhan lain yang menyertainya serta
hubungannya dengan keletihan mental dan fisik
PEMERIKSAAN HIPOFARING DAN LARING

• Pasien duduk lurus agak condong ke depan leher agak fleksi.


• Kaca laring dihangatkan dengan api lampu spiritus
• Pasien diminta membuka mulut dan menjulurkan lidahnya sejauh mungkin
• Lidah di pegang dengan tangan kiri memakai kain kasa dan ditarik keluar
dengan hati-hati sehingga pangkal lidah tidak menghalangi pandangan ke
arah laring.
• Kemudian kaca laring dimasukan kedalam mulut dengan kaca arah bawah,
bersandar pada uvula dan palatum mole. Melalui kaca terlihat hipofaring
dan laring
PEMERIKSAAN HIPOFARING DAN LARING

• Nilai Gerakan pita suara aduksi pasien diminta mengucapkan ”iiiii”


• Sedangkan Gerakan pita suara abduksi dan melihat daerah subglotik pasien
diminta untuk inspirasi dalam.
• Pemeriksaan laring dengan kaca laring disebut laringoskop tidak langsung
• Pemeriksaan laring langsung dengan menggunakan laringoskop. Untuk
mengurangi rasa sakit berikan anestesi silokain semprotkan pada bibir,
rongga mulut dan lidah pasien
• Pemeriksaan laring dapat dilakukan menggunakan teleskop 70 0 yang kaku
dengan tv monitor atau fleksibel endoskop dan monitor video.
PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFA LEHER

• Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba dengan kedua belah


tangan seluruh daerah leher dari atas ke bawah.
• Bila terdapat pembesaran kelenjar limfa, tentukan ukuran, bentuk, konsitensi,
perlekatan dengan jaringan sekitarnya dan lokasinya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai