Anda di halaman 1dari 13

POST OPERATIVE NAUSEA AND

VOMITING (PONV)

Indah Suhety
Definisi
Mual muntah pasca operasi atau Post Operative Nausea and Vomiting (PONV)
tidak mengenakkan bagi pasien dan potensial mengganggu penyembuhan
paska operatif.

Mual adalah suatu sensasi tidak enak yang bersifat subjektif yang berhubungan
dengan keinginan untuk muntah. Muntah adalah ekspulsi dengan tenaga penuh
dari isi gaster. Stimulus yang bisa mecetuskan mual dan muntah berasal dari
olfaktori, visual, vestibular dan psikogenik. Kemoreseptor pada CTZ memonitor
level substansi di darah dan cairan serebrospial dan faktor – faktor lainnya juga
bisa mencetuskan terjadinya PONV.
FAKTOR RESIKO
Faktor – faktor pasien
• Umur : insidensi PONV 5% pada bayi, 25% pada usia dibawah 5 tahun, 42-51 % pada
umur 6 – 16 tahun dan 14 – 40% pada dewasa.
• Gender : wanita dewasa akan mengalami PONV 2 – 4 kali lebih mungkin dibandingkan laki
– laki, kemungkinan karena hormon perempuan.
• Obesitas : dilaporkan bahwa pada pasien tersebut lebih mudah terjadi PONV baik karena
adipos yang berlebihan sehingga penyimpanan obat – obat anestesi atau produksi
estrogen yang berlebihan oleh jaringan adipos.
• Motion sickness : pasien yang mengalami motion sickness lebih mungkin terkena PONV
• Perpanjangan waktu pengosongan lambung : pasien dengan kondisi ini akan
menambah resiko terjadinya PONV
• Faktor – faktor preoperatif
• Makanan : waktu puasa yang panjang atau baru saja makan akan meningkatkan insiden
PONV
• Ansietas : stress dan ansietas bisa menyebabkan muntah
• Penyebab operasi : operasi dengan peningkatan tekanan intra kranial, obstruksi saluran
pencernaan, kehamilan, aborsi atau pasien dengan kemoterapi.
• Pre medikasi : atropine memperpanjang pengosongan lambung dan mengurangi tonus
esofageal, opioid meningkatkan sekresi gaster, dan menurunkan motilitas pencernaan. Hal
ini menstimulasi CTZ dan menambah keluarnya 5-HT dari sel – sel chromaffin dan
terlepasnya ADH.
• Faktor – faktor intraoperatif
• a. Faktor anestesi
• 1) Intubasi : stimulasi mekanoreseptor faringeal bisa menyebabkan muntah
• 2) Anestetik : kedalaman anestesi atau inflasi gaster pada saat ventilasi dengan masker
bisa menyebabkan muntah
• 3)  Anestesia : perubahan posisi kepala setelah bangun akan merangsang vestibular.
• 4)  Obat – obat anestesi : opioid adalah obat penting yang berhubungan dengan PONV.
Etomidate dan methohexital juga berhubungan dengan kejadian PONV yang tinggi.
• 5)  Agen anestesi inhalasi : eter dan cyclopropane menyebabkan insiden PONV yang tinggi
karena katekolamin. Pada sevoflurane, enflurane, desflurane dan halothane dijumpai angka
kejadian PONV yang lebih rendah. N2O mempunyai peranan dalam terjadinya PONV.
Mekanisme terjadinya muntah karena nitrous oksida karena kerjanya pada reseptor opioid
pusat, nitrous oksida juga masuk ke rongga-rongga pada operasi telinga dan saluran cerna,
yang dapat mengaktifkan sistem vestibular dan meningkatkan pemasukan ke pusat muntah.
Faktor – faktor paska operatif
• Nyeri, pusing, ambulasi, makan yang terlalu cepat . Terjadinya PONV sangat
kompleks tapi faktor – faktor tertentu diketahui meningkatkan insiden. Faktor –
faktor preoperatif yang berhubungan dengan pasien seperti umur, gender,
keseimbangan hormonal, berat badan, isi lambung, riwayat sebelumnnya,
kecemasan dan riwayat mual muntah. Faktor – faktor post operatif adalah
tekhnik atau obat yang berhubungan dengan hipotensi, nyeri, analgesia
opioid, intake oral yang cepat dan pergerakan. Penggunaan opioid
menstimulasi pusat muntah melalui CTZ tanpa pengaruh dari jalur maupun
waktu pemberiannya.
Patofisiologi
• Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai
refleks muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan
area postrema. Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area
postrema. Rangsangan perifer dan sentral dapat merangsang kedua pusat
muntah dan CTZ.
• Reseptor seperti 5-HT3, dopamin tipe 2 (D2), opioid dan neurokinin-1 (NK- 1)
dapat dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang
tinggi pada enkepalin, histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik.
Penatalaksanaan
• Antagonist reseptor Serotonin: bahwa tidak ada perbedaan efek dan
keamanannya diantara golongan –golongan Antagonist reseptor Serotonin
tersebut, seperti Ondansetron , Dolasetron, Granisetron, dan Tropisetron
untuk profilaksis PONV.
• Antagonist dopamin: reseptor dopamin ini mempunyai reseptor di CTZ, bila
reseptor ini dirangsang akan terjadi muntah, antagonis Dopamin tersebut
seperti Benzamida (Metoklopramide dan Domperidon), Phenotiazine
(Clorpromazine dan Proclorpromazine), dan Butirophenon (Haloperidol dan
Droperidol)
• Antihistamin: Obat ini ( Prometazine dan Siklizine ) memblok H1 dan Reseptor
muskarinik di pusat muntah. Obat ini mempunyai efek dalam penatalaksanaan
PONV yang berhubungan dengan aktivasi sistem vestibular tetapi mempunyai
efek yang kecil untuk muntah yang dirangsang langsung di CTZ
• Obat Antikholinergik: Obat ini ( Hyoscine hydrobromide atau Scopolamin)
mencegah rangsangan di pusat muntah dengan memblok kerja dari
acetylcolin pada reseptor muskarinik di sistem vestibular.

• Steroid : Dalam hal ini obat yang sering digunakan adalah deksametason.
Deksametason berguna sebagai profilaksis PONV dengan cara menghambat
pelepasan prostaglandin.
Kesimpulan
• Post operative nausea and vomiting (PONV), atau mual dan muntah paska
operasi adalah efek samping yang sering terjadi setelah tindakan anestesi,
terjadi pada 24 jam pertama paska operasi dan terjadi sebanyak 30% pasien
rawat inap dan meningkat angkanya sampai 70% pada pasien rawat inap
dengan resiko tinggi.

• Rangsangan perifer, sentral, simpatis dan parasimpatis dapat merangsang


pada pusat muntah dan Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ), lalu impuls
sampai ke vagus, frenik dan saraf spinal, pernafasan dan otot- otot perut
untuk melakukan refleks muntah.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai