Anda di halaman 1dari 11

POST TEST BEDAH SARAF

Nama : Dewi Hajar Fraidee Laras

NIM : G992008018

Periode : 2-8 Agustus 2021

1. Seorang laki-laki usia 42 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kakinya
terasa lemah sejak dua minggu yang lalu.
a. Bagaimana anamnesis dan pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada penderita
ini?
b. Apa sajakah diagnosis bandingnya?
c. Pemeriksaan penunjang diagnosis apakah yang perlu dilakukan?

a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik


Pada pasien dapat dilakukan Anamnesis dengan menanyakan:
• Identitas pasien:
1. Nama: Tn. A
2. Umur: 42 tahun
3. Jenis Kelamin: laki-laki
4. Pekerjaan: misalnya kuli bangunan, atlet, atau pekerjaan yang berisiko
terjadinya trauma
5. Alamat: Jl. X No. Xxx
• RPS = Menggunakan prinsip seven sacred question
1. Lokasi: kelemahan pada ekstremitas lebih dominan yang sebelah mana?
2. Apakah simetris kaki kanan dan kiri?
3. Kronologi: awal muncul sejak 2 bulan lalu kronologisnya apakah muncul
secara mendadak atau setelah melakukan suatu aktivitas yang berat?
Apakah kelemahan dirasakan semakin memberat atau muncul disuatu sisi
terlebih dahulu? Apakah menjalar dari ujung kaki dan semakin naik keatas?
4. Kualitas: Apakah keluhan disertai dengan nyeri? Bila ada kualitas
dankuantitasnya seperti apa? Apakah pasien masih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari?
5. Kuantitas: dari skala 1-10 seberapa lemah kaki kiri dan kanan yang dirasa
pasien?
6. Faktor memperberat/memperingan: Hilang timbul? Apakah meringan saat
istirahat atau kapan pasien merasa kaki lebih bisa digunakan beraktivitas?
Apakah kelemahan dirasakan memberat saat dipaksa melakukan aktivitas
berat?
7. Manifestasi lainnya: Apakah disertai dengan mati
rasa/kesemutan/gangguan sensoris lainnya? Bila ada kualitas dan
kuantitasnya seperti apa? Hilang timbul? Muntah projektil? Gangguan
penglihatan, terutama diplopia? Nyeri kepala? Gangguan perilaku seperti
mudah marah atau linglung? Kejang? Gangguan otonom seperti BAB BAK
yang tidak terkontrol, keringat terus menerus dsb? Keluhan lainnya?
• RPD: sebelumnya apakah pernah sakit serupa? Riwayat kelahiran premature,
cukup bulan, atau lebih? Apakah pernah kecelakaan sebelumnya? Apakah ada
penyakit hipertensi, gula, alergi?
• RPK: keluarga apakah ada riwayat sakit yang mirip? Riwayat hipertensi di
keluarga?
• Riwayat sosial: kebiasaan makan? Merokok atau minum alcohol? Pekerjaan
pasien dan lingkungan kerjanya? (untuk mencari faktor resiko)
Pemeriksaan Fisik
• Karena pasien bukan emergensi (poli) dapat dilakukan pemeriksaan keadaan
umum, tanda vital, kesadaran (GCS). Namun bila pasien gawat dapat dilakukan
langkah primary survey ABC.
• Pemeriksaan kemudian dilanjutkan secondary survey dari head-to-toe (Kepala,
Mata, Mulut, Leher, Thoraks, Cor, Pulmo, Abdomen [apakah ada nyeri pada
perut, refleks dinding perut untuk mengetahui apakah sensasi hanya menurun
pada tangan atau hingga ke bawah], dan Ekstremitas) yaitu dengan:
1. Nilai fungsi motorik: kekuatan dan tonus otot
2. Nilai refleks fisiologis: refleks patella dan achilles
3. Nilai refleks patologis: babinski, chaddock, oppenheim, schaffer, rosulino,
mandel bechterew
4. Nilai fungsi otonom: miksi dan defekasi apakah dalam batas normal?
5. Nilai fungsi columna vertebralis: laseque, kontra laseque, pattrick,
kontrapattrick, sicards sign, bragard sign
6. Nilai fungsi sensorik: evaluasi dermatome

b. Diagnosis Banding

Paraparese inferior ec Tumor medulla spinalis ec tumor IDEM dd IDIM dd Guillain


Barre Syndrome (GBS) dd susp. HNP Lumbal dd Degenerative Disc Disease
(DDD)

c. Pemeriksaan Penunjang
• Lab Darah Rutin → tanda2 infeksi
• Foto Polos Thorakolumbal AP & Lateral → bila tulang dalam keadaan baik atau
ada penyempitan intervertebral space maka minta :
• Foto dinamik (polos lumbal flexi dan extensi)
• Myelogram
• CT Scan
• MRI => sangat disarankan jika kecurigaan terjadi HNP pada pasien karena
mudah melihat adanya disc bulging maupun HNP tersebut.
Nama : Kholifatul Aziah
NIM : G992008037
Periode : 2 – 8 Agustus 2021

2. Anda sebagai dokter muda stase bedah saraf dan bertugas di poliklinik.
Datang seorang ibu dengan seorang anak perempuan berumur 4 tahun dengan keluhan
benjolan di punggung yang dirasakan ada sejak lahir, tidak bertambah besar, warna sama
seperti warna kulit sekitar, belum bisa mengontrol BAB dan BAK, kesulitan berjalan karena
telapak kaki bengkok.
Jelaskan, apa perkiraan diagnosa dan tatalaksananya !

A. Perkiraan diagnosa
• Anamnesis:
- Pasien 4 tahun muncul benjolan di punggung, sudah ada sejak lahir, tidak bertambah
besar, warna sama seperti warna kulit sekitar, belum bisa mengontrol BAB dan BAK,
kesulitan berjalan karena telapak kaki bengkok
- Perlu diketahui lebih lanjut terkait riwayat ANC ibu selama kehamilan, riwayat
kelahiran, penyakit lain pada pasien, riwayat keluarga dengan keluhan serupa
• Pemeriksaan fisik dan neurologis:
- Inspeksi: tampak benjolan seperti kantung di punggung, telapak kaki bengkok
- Pemeriksaan pada benjolan: tembus cahaya (pada myelomeningocele tidak tembus
cahaya)
- Perlu pemeriksaan neurologis: parese atau plegi pada pinggul atau ekstremitas bawah,
penurunan sensasi, inkontinensia urin/alvi
- Pemeriksaan fisik lain:
Deformitas pada spine, hip, foot, leg → terdapat telapak kaki bengkok
Pemeriksaan IMT → Obesitas karena inaktivitas
Infeksi saluran kencing

• Pemeriksaan penunjang:
- X-ray vertebrae
- CT scan vertebrae
- MRI vertebrae
Diagnosa kerja: Myelomeningocele dd meningocele dengan Congenital Talipes Equinovarus

B. Tatalaksana
• Mengedukasi pasien tentang penyakit dan tatalaksana yang mungkin akan dilakukan
• Menjelaskan bahwa anak mereka kemungkinan mengalami penyakit kelainan yang
didapat sejak dari dalam kandungan
• Penyebab kelainan ini bisa karena kekurangan asam folat selama ibu hamil, bisa karena
masalah genetik, atau konsumsi obat-obatan tertentu.
• Untuk penatalaksanaan yang lebih lanjut, perlu dirujuk ke dokter spesialis bedah saraf.
- Myelomeningocele dd meningocele
Tatalaksana definitif yang dapat dilakukan adalah operasi benjolan. Prinsip
penanganan pasien bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum dan mencegah
benjolan yang ada pecah. Tindakan yang dapat dilakukan umumnya adalah
tindakan pembedahan/closure. Disarankan untuk dilakukan pembedahan dalam 24-
48 jam setelah paseien lahir untuk mencegah risiko infeksi dari benjolan yang
terekspos pada dunia luar. Bila terjadi ruptur dari benjolan tersebut harus dilakukan
pembedahan dalam jangka waktu 24 jam. Bila dinding pelapis benjolan tebal dapat
ditunggu 3 bulan. Perlu ditekankan kepada pasien bahwa penanganan ini untuk
penyelamatan kehidupan namun tidak memulihkan deficit neurologis yang ada.
- Congenital Talipes Equinovarus
Pasien yang sudah berusia 4 tahun, sebaiknya dilakukan operasi dengan bone
procedure osteotomy. Terapi konservatif seperti dengan manipulasi dan
pengegipan (serial cast) lebih sesuai untuk pasien dengan usia 1 – 2 bulan.
Jika pasien berusia 10 tahun atau jika tulang kaki sudah mature/matang dilakukan
tindakan ontrodesis triple yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga
persendian yaitu art talokalkaneus, art talonavikulavis dan art kalkaneokuboid.
• Setelah tindakan pembedahan, pasien tetap harus dilatih untuk tetap aktif dan
melakukan rehabilitasi.
Nama: Ilyas Radhian
NIM: G992003074
Periode: 2-8 Agustus 2021
3. Anda seorang dokter muda sedang stase di Bedah Saraf bertugas di poliklinik, anda
mendapatkan penderita laki-laki umur 41 tahun, pekerjaan di kantor sebagai marketing
manager. Mengeluh nyeri kaki sebelah kiri sejak 3 tahun yang lalu. Bila untuk jalan lebih dari
10 m, mengeluh nyeri kaki kiri, setelah duduk terus jalan lagi baru bisa. Hobby bermain bola
Volly sejak usia muda.
a. Apa diagnosa anda?
b. Diagnosa penunjang apa yang anda perlukan?
c. Bagaimana tatalaksananya?
Sebagai dokter umum, saya menegakkan diagnosis melalui:
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• Menanyakan terkait keluhan utama
• Lokasi : Keluhan nyeri dirasakan disebelah mana? (nyeri kaki sebelah kiri)
• Onset : Sejak kapan pasien mengeluhkan nyeri ? (sejak 3 tahun yang lalu)
• Kualitas : Seberapa nyeri yang dirasakan ? ( Nyerinya apakah menjalar?, nyeri seperti
rasa sensasi terbakar? Seperti kesemutan? Geli? Apakah sampai rasa tebal dan
parastesia? )
• Kuantitas : seberapa sering nyeri dialami? (hilang timbul / terus menerus)
• Faktor yang memperberat : Apakah memburuk dengan berdiri lama/beraktivitas/pada
saat ekstensi lumbar (punggung), nyeri saat membawa beban berat? Nyeri semakin
berat saat batuk dan mengedan?
• Faktor yang memperingan : apakah keluhan membaik saat beristirahat? Saat duduk,
berbaring atau posisi fleksi 10 lumbar ?
• Gejala lain : Apakah disertai dengan kelemahan tungkai bawah? Disertai dengan
kesemutan rasa kebas?

Riwayat Penyakit Dahulu


• Adakah riwayat operasi sebelumnya?
• Adakah riwayat penyakit serupa sebelumnya?
• Adakah riwayat alergi obat atau makanan?
• Adakah riwayat penyait DM, Jantung, Asma, hipertensi, kejang sebelumnya?
• Adakah Riwayat kelainan tulang sebelumnya?
• Adakah Riwayat tumor ?

Riwayat Penyakit Keluarga


• Adakah Riwayat keluhan serupa?
• Adakah riwayat alergi obat atau makanan?
• Adakah riwayat penyait DM, Jantung, Asma, hipertensi, kejang sebelumnya?
• Adakah riwayat operasi sebelumnya?
• Adakah Riwayat tumor?

Riwayat Sosial Ekonomi Pasien


• Pekerjaan : manager marketing
• Menggunakan BPJS/Biaya Mandiri/Asuransi
• Riwayat kebiasaan pasien
• Merokok atau tidak?
• Konsumsi alkohol atau tidak?

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dapat dilihat dari :
Keadaan umum pasien
• Kesadaraan
• Vital sign
• Pemeriksaan head to toe :Kepala, Mata, Mulut, Leher, Thoraks, Cor, Pulmo, Abdomen
(apakah ada nyeri pada perut, refleks dinding perut untuk mengetahui apakah sensasi
hanya menurun pada tangan atau hingga ke bawah), Ekstremitas (apakah ada nyeri pada
ekstremitas, apakah ada kelemahan pada ekstremitas bawah, apakah ada perbedaan
sensasi antara sisi kanan dengan kiri)
• Apakah ada inkontinensia urin atau BAB
Pemeriksaan status neurologis:
• Pemeriksaan fungsi motoris dan sensoris
• Reflex Patologis : (Hoffman tromnar, babinski, chaddock, oppenheim, gordon)-, tonus,
klonus, massa otot (atrofi/tidak), Manuver Valsava,
• Reflex fisiologis : Fisiologis(biseps, triseps, patella, achilles 4 extremitas)
• Provokasi : pemeriksaan Patrick kontrakpatrick, lasegue
test Laseque (+)
• 30°-40° sudah nyeri
• nyeri saat tungkai bawah difleksikan pada sendi coxae dengan genu lurus sampai +/-
900 nyeri (+)
• (+) hanya unilateral, kalau (+) bilateral curiga meningitis / SAH 2.
Naffziger sign (+)
• penekanan pada kedua Vena Jugularis → TIK meningkat → tekanan intratekal juga
meningkat → timbul nyeri radikuler.
• juga (+) pada tumor MS
Setelah dilakukan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik :
a. Diagnosis : Spinal stenosis
b. Usul Diagnosis banding : HNP lumbo sacral dengan radiculopathy, spondylolysis
lumbal, ischialgia,

Dilakukan Pemeriksaan penunjang :


- Foto X-ray : Dibuat dalam posisi AP lateral dan obliq, dengan tampak gambaran
kerucut lumbosacral junction, dan spina dalam posisi fleksi dan ekstensi,
diharapkan untuk mendapat informasi ketidakstabilan segmen maupun deformitas.
- MRI : Gambaran disc buldging atau disc protusi yang menyebabkan kompresi nerve
root / stenosis pada foramen.
- CT-scan : dilakuakan bila terdapat kontraindikasi penggunaan MRI

C. Tatalaksana :
1. Terapi konservatif
- latihan fisioterapi harus menghindari hiperekstensi dan tujuannya adalah untuk
menguatkan otot abdominal fleksor untuk memelihara posisi fleksi
- penggunaan lumbar corset-type brace dalam jangka pendek
- analgesik sederhana (misal acetaminofen), NSAIDs,
- injeksi steroid epidural untuk mengurangi inflamasi,
- Penjelasan kepada pasien dan keluarganya:
o Perjalanan penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi
o Terapi dan tindakan yang akan diberikan beserta keuntungan dan
kerugiannya
o Tata cara perawatan dan dokter yang merawat
o Memerlukan perawatan pasca operasi untuk pemulihan fungsi neurologis
yang terganggu, melalui program rehabilitasi medik
o perjalanan penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi
o Edukasi mengenai terapi apa yang bakal dilakukan kedepannya
o Aktivitas antara lain bersepeda, treadmill, hidroterapi misalnya berenang
2. Rujuk ke spesialis bedah saraf
Untuk dilakukan terapi definitif jika terdapat Indikasi operasi adalah gejala
neurologis yang bertambah berat, defisit neurologis yang progresif, ketidakamampuan
melakukan aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penurunan kualitas hidup, serta
terapi konservatif yang gagal.
Prosedur yang digunakan adalah : laminektomi dekompresi, Foraminotomi,
Disektomi,
Komplikasi : kompliaksi bisa mengenai ke 4 group: infeksi, vaskuler ( DVT) , kardiorespirasi,
dan kematian
Prognosis : prognosis dipegaruhi oleh usia dan status neurologis awal
Nama : Saskia Nandatari

NIM : G992003136

Periode : 2 – 8 Agustus 2021

4. Anda sebagai dokter muda stase bedah saraf dan bertugas di poliklinik. Datang seorang bayi
digendong ibunya umur 3 bulan, ibunya mengeluh pada pemeriksaan posyandu dikatakan oleh bidan
bahwa bayinya menderita Hidrochepalus, lingkar kepala38cm, berat badan 6,2kg, ubun-ubun kepala
lunak, tumbuh kembang normal (sudah bisa tengkurap. Jelaskan, apa perkiraan diagnosa dan
tatalaksananya !

Jawaban :

Sebagai dokter muda stase bedah saraf, saya akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
terlebih dahulu untuk menemukan diagnosa banding, kemudian dibantu pemeriksaan penunjang
untuk penegakaan diagnosa kerja

a. Anamnesis

Seven Sacred (keluhan utama, kronologis, onset, lokasi, faktor memperberat, faktor
memperingan, kuantitas, kualitas, keluhan penyerta) dan Fundamental 4 (riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi).

Pada kasus ini ibu pasien mengeluh pada pemeriksaan posyandu dikatakan oleh bidan bahwa
bayinya menderita Hidrochepalus.

Meanayakan gejala khas seperti:

- Muntah-muntah,
- Kejang,
- Sering rewel?
- Mudah mengantuk/tertidur?
- Tanyakan status gizi anak apakah cukup
- Apakah pertumbuhan dan perkembangan anak sudah sesuai dengan anak seusianya atau ada
kelambatan? → Ibu pasien mengatakan bahwa tumbuh kembang normal, namun tetap perlu
ditanyakan apakah anak dapat mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa,
menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum,
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
- Tanyakan apakah riwayat kontrol kehamilan ibu teratur
- Adakah riwayat infeksi selama kehamilan?
- Apakah keluarga pernah dioperasi bagian kepala?
- Apakah keluarga ada penyakit keganasan di kepala?

b. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan head to toe, mengukur ulang lingkar kepala dengan medline dari
glabella hingga protuberansia occipitalis. Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala normal
adalah 34 – 35 cm, akan bertambah 2 cm setiap bulan, sehingga pada usia 0-3 bulan ukuran lingkar
kepala bayi normal adalah 38-40 cm.

1) Inspeksi:

- Ukuran kepala tampak besar atau tidak


- Bentuk kepala simetris atau tidak
- Kulit kepala licin
- Inspeksi kedua bola mata untuk melihat adanya sunset phenomenon kelopak mata atas tertarik
dan mata melihat ke arah bawah (deviasi)

2) Palpasi :

Apakah ada pelebaran sutura, fontanella anterior teraba tegang atau tidak. Ubun-ubun kepala bayi
(fontanel) akan teraba lunak sampai usia bayi bisa berdiri (6-18 bulan).

3) Perkusi:

Apakah ada water melon sign suara perkusi seperti memukul semangka.

c. Diagnosis klinis: suspect hydrocephalus; Diagnosis banding: makrocephalus

(Susp hydrocephalus dd makrocephalus)

Didapatkan diagnosis mengarah ke hidrosefalus melalui tanda dan gejala klinis. Dari anamnesis
pada soal belum lengkap sehingga belum dapat menegakkan diagnosis klinis hydrocephalus.
Makrocephalus didiagnosis bila lingkaran kepala memiliki selisih dua standar pengukuran (standar
deviasi) di atas rata-rata bayi sesuai umur, jenis kelamin, dan berat tubuh. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan tekanan intrakranial dan menyebabkan empat gejala hipertensi intrakranial yaitu
fontanel anterior yang sangat tegang, sutura tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin, dan
sunset phenomenon dimana kedua bola mata berdeviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik. Untuk
menegakkan diagnosis pasti, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang.
d. Pemeriksaan Penunjang

• Radiologi

a. MRI (gold standar): dilatasi/pelebaran seluruh sistema ventrikel

b. CT Scan kepala: dilatasi pada seluruh sistema ventrikel

c. Foto polos kepala

• Laboratorium

Pemeriksaan LCS, TORCH

e. Tatalaksana

Setelah melakukan pemeriksaan penunjang dan dapat ditegakkan diagnosis hydrocephalus,


tatalaksananya:

- Tiga prinsip utama


• Mengurangi produksi css
• Hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbs
• Pengeluaran liquor (CSS) kedalam organ ekstrakranial
- Terapi konservatif medikamentosa yang dilakukan untuk mengurangi cairan dari pleksus
khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari; furosemid 0,1 mg/kgBB/hari).
- Tatalakasana operatif (rujuk ke dokter spesialis bedah saraf → Ventrikuloperitoneal shunt (VP
shunt), ekstraventrikular drainase (EVD) atau Endoscopic third ventriculostomy (ETV).

Anda mungkin juga menyukai