climatic, ethnic, dietary and genetic factors Nyeri :pinggang / perut samping / perut bawah / nyeri diakhir BAK Sifat nyeri : dijalarkan/tidak; hilang timbul/terus menerus Keluhan lain : demam,mual muntah Anamnesa lain untuk mencari kemungkinan nyeri bukan dari saluran kemih Pekerjaan, sumber air minum, jumlah air minum yang dikonsumsi dalam sehari CVA : evaluasi ada/tidaknya nyeri tekan, nyeri ketok, massa, ballotement Supra simfisis : nyeri tekan (+/-), massa (+/-) Kelainan genetalia Diagnosis metabolik Pada emergensi; biochemical workup; Urin ; dipstick dan mikroskopis
Darah; Darah rutin, Ur, Cr, Na, K, Ca, CRP, PPT, APTT.
Non emergency; Na, K, Ca, CRP, PPT, APTT dapat
ditunda.
Analisis komposisi batu; dari passed stone.
Indikasi; first time, early recurrence, late reccurence
Pemeriksaan pencitraan : Usg Bno-ivp NCCT Diagnosis pada keadaan khusus Kehamilan; risiko teratogenic, bergantung usia gestasi dan dosis radiasi. Ultrasound (US) ;First line . perubahan fisiologi renal pada kehamilan mirip dengan tanda obstruksi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) ; second line. Batu dideteksi sebagai filling defect Low dose CT ; last-line option Indikasi active stone removal stone growth high risk stone formation obstructed infection simptomatik (nyeri, hematuria) ukuran >15mm ukuran < 15mm tetapi observasi bukan pilihan patient preference comorbidity social choice of treatment Antibiotik ISK harus diobati sebelum removal batu. Jika dilakukan dekompresi ditunggu beberapa hari. Kultur urin sebelum tindakan. Profilaksis antibiotik perioperatif. Mencegah post- operative fever. Antitrombotik Mempertimbangkan risk and benefit Stratifikasi risiko Low-risk bleeding procedure sistoskopi kateterisasi ureter removal DJ stent High-risk bleeding procedure ESWL PCNL Nefrostomi Obstruksi dengan sepsis dengan atau tanpa anuria. Pemberian antibiotik Dekompresi segera; Insersi DJ Stent Nefrostomi Terapi definitif dilakukan sampai sepsis terobati Medical expulsive Therapy Untuk batu ureter terutama kurang dari 5mm. Alfa bloker : tamsulosin Ca channel inhibitor : nifedifin Pde 5 inhibitor : tadalafil NSAID : metamizole, paracetamol Antispasmodik tidak terlalu membantu Na diclofenak kontraindikasi relatif pada pasien peny jantung kongestif, iskemik dan cerebrovaskular. Batu asam urat selain sodium atau ammonium urat : alkalinne sitrat, na bikarbonat Indikasi : 1. Batu ukuran kurang dari 20 mm pada : 2. Batu ginjal , terutama pada selain kaliks inferior 3. Batu ureter 4. Batu buli Ukuran, posisi,kekerasan batu Habitus pasien Alat dan teknik tatalaksana unfavourable factor; Resisten stone ( calsium oksalat monohidrat, brushit, cystine) Steep infundibular-pelvic angle Long lower pole calix (>10mm) Narrwo infundibulum (<5mm) Long skin-stone distance (>10mm) Untuk penanganan batu pada ureter. Sebagai diagnostik dan terapetik Batu dapat dilitotripsi kemudian dievakuasi Safety aspect Sedia fluoroscopic Penggunaan safety wire Stenting post URS; Tidak rutin diperlukan. morbiditas tinggi pada pemasang stent. Indikasi; trauma ureter, residual fragmen, perforasi, kehamilan, perdarahan. Durasi 1-2 minggu. α-blocker mengurangi keluhan pemasangan DJ stent. INDIKASI :batu ureter, batu ginjal Dapat menjangkau batu di kaliks inferior Percutaneous Nefro Litrotripsi (PCNL) : Indikasi : batu dalam ginjal. Operasi bedah terbuka Indikasi : apabila tindakan endoskopik tidak dapat dilakukan Posisi pasien lumbotomi untuk bedah ginjal atau ureter proksimal Posisi supine untuk pembedahan ureter distal Kontra indikasi PCNL : Infeksi berat , misal pionefrosis Tumor ginjal kearah keganasasn Tumor di organ akses pnl kehamilan .