Anda di halaman 1dari 43

Updates on

Urolithiasis Guideline
Pendahuluan

Tujuan: panduan dalam menangani kasus mengenai


batu saluran kemih berbasis bukti (evidence-based)
dan berkaitan dengan praktik klinis
Metodologi:
Disusun oleh tim panelis yang dibentuk oleh Pengurus
Pusat Ikatan Ahli Urologi Indonesia (PP IAUI)
Sumber: Oxford Recommendation of Evidence-based
Medicine, EAU Guidelines 2018 dan AUA Guidelines 2017
Diagnosis
Anamnesis

Keluhan: tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga


berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urine, dan
anuria
RPD: obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi
gastrointestinal, penyakit usus atau pankreas
Pola makan: kalsium, kurang cairan, tinggi garam,
kurang buah dan sayur, makanan tinggi purin, jenis
minuman, protein yang dikonsumsi
Riwayat pengobatan: probenesid, inhibitor protease,
inhibitor lipase, kemoterapi, vitamin C, vitamin D,
kalsium, dan inhibitor karbonik anhidrase

1.Türk C, Neisius A, Petrik A, Seitz C, Skolarikos A, Tepeler A, et al. European Association of Urology Guidelines on Urolithiasis. 2018.
2.Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih. IAUI. 2007
Pemeriksaan Fisik & Penunjang
Pemeriksaan fisik umum: hipertensi, demam, anemia, syok
Pemeriksaan fisik urologi:
✔ Sudut kostovertebra
✔ Supra simfisis
✔ Genitalia eksterna
✔ Colok dubur
Urinalisis (eritrosit, leukosit, nitrit, pH, kultur) 🡪 kuat
Analisis darah:
✔ Cr, asam urat, Na, K, Ca, hitung jenis, CRP) 🡪 kuat
✔ Uji koagulasi (apTT, INR) jika akan dilakukan intervensi 🡪 kuat
✔ Analisa batu menggunakan sinar X terdifraksi / spektroskopi intramerah 🡪 kuat

1. Türk C, Neisius A, Petrik A, Seitz C, Skolarikos A, Tepeler A, et al. European Association of Urology Guidelines on Urolithiasis. 2018
2. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Pencitraan

Rekomendasi (kuat):
Pada anak 🡪 evaluasi kondisi metabolik menyeluruh berdasarkan
analisis batu
Pengumpulan material batu 🡪 untuk analisis & klasifikasi tipe batu
Pemeriksaan USG 🡪 1st line pada anak dengan curiga BSK (meliputi
ginjal, buli yang terisi penuh, dan ureter)

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Pemeriksaan radiografi ginjal-ureter-buli (atau
CT-Scan non kontras) 🡪 jika USG tidak dapat
memperoleh informasi yang dibutuhkan
Indikasi pencitraan segera 🡪 demam / ginjal
tunggal dan diagnosis meragukan
Penilaian awal dengan US diikuti dengan CT-Scan
non kontras 🡪 konfirmasi diagnosis batu pada
pasien dengan nyeri pinggang akut
Pencitraan dengan kontras 🡪 rencana
pengangkatan batu dan untuk menilai anatomi
saluran kemih

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st
Terapi
Prinsip Terapi Umum

Rekomendasi (kuat)
NSAID 🡪 1st line dengan alternatif parasetamol /
bergantung faktor risiko kardiovaskuler, diklofenak,
indometasin, atau ibuprofen
Dekompresi renal atau pengangkatan batu 🡪 u/ kasus
nyeri kolik berulang dengan analgesik adekuat
Dekompresi segera 🡪 kasus sepsis dengan obstruksi batu
🡪 stent ureter atau drainase nefrostomi perkutan
Tata laksana definitif batu dapat ditunda hingga sepsis
perbaikan

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
Tata laksana definitif batu dapat ditunda hingga sepsis
perbaikan
Pengambilan urine ulang untuk kultur setelah dekompresi
Berikan antibiotic segera, dapat dirawat ICU apabila
diperlukan
Re-evaluasi pemberian regimen antibiotik setelah
mendapatkan hasil kultur

Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih
st
Tatalaksana Spesifik Batu
Ginjal
Observasi 🡪 observasi tahunan untuk batu kaliks
inferior asimptomatik ≤10 mm. Intervensi disarankan
biola bertambah ukurannya >5 mm
Farmakologis 🡪 untuk batu asam urat
Indikasi pengangkatan batu ginjal secara aktif:

1.Inci K, et al. Prospective long-term followup of patients with asymptomatic lower pole caliceal stones. J Urol. 2007;177:2189.
2.Basiri A, et al. Comparison of safety and efficacy of laparoscopic pyelolithotomy versus percutaneous nephrolithotomy in patients with renal pelvic stones: a
randomized clinical trial. Urol J. 2014;11:1932.
Pilihan Prosedur untuk
Pengangkatan Batu Ginjal
Secara Aktif
Kekuat
Rekomendasi
an

Kasus batu ginjal yang tidak diterapi monitor 🡪


setiap 6 bulan 🡪 1 tahun mengenai evaluasi gejala
Kuat
klinis dan status batu (dapat menggunakan USG,
foto Kidney-Ureter-Bladder (KUB), atau CT-Scan)

SWL dan endourologi (PNL dan RIRS) 🡪 batu <2 cm


Kuat
pada pelvis renal dan kaliks superior atau mediana

Prosedur PNL 🡪 untuk batu besar berukuran >2 cm Kuat

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed.
IAUI. 2018
Pada kasus batu >2 cm dengan PNL bukan merupakan
pilihan tata laksana, dapat dilakukan RIRS atau SWL.
Kuat
Risiko tinggi prosedur tambahan & pemasangan stent
ureter

Untuk batu kaliks inferior 🡪 PNL atau RIRS, bahkan untuk


batu >1 cm karena efektivitas SWL dapat dipengaruhi Kuat
oleh faktor-faktor prediktor negatif untuk SWL

Tatalaksana aktif batu ginjal 🡪 adanya pertumbuhan


batu, obstruksi de novo, infeksi, dan nyeri akut dan/atau Lemah
kronik

Menilai komorbiditas dan preferensi pasien ketika


Lemah
melakukan keputusan tata laksana
Tatalaksana Endourologi untuk Batu
Ginjal
Nefrolitotomi Perkutan (PNL) Ureterorenoskopi
Kelebihan: endoskopi yang
Kekua sangat kecil, mekanisme
Rekomendasi
tan defleksi, peningkatan kualitas
Melakukan pencitraan sebelum optik, dan penggunaan alat
prosedur 🡪 kontras atau disposable
Kuat
pemeriksaan retrograd ketika Pilihan pada batu kaliks inferior
memulai prosedur 10-20 mm bila terdapat faktor
penghambat SWL
Kasus tanpa komplikasi 🡪 tubeless
Kuat Pemasangan stent ureter tidak
atau totally tubeless PNL
rutin dilakukan sebelum
melakukan prosedur RIRS

1. Türk C, Neisius A, Petrik A, Seitz C, Skolarikos A, Tepeler A, et al. European Association of Urology Guidelines on Urolithiasis. 2018.
2. Assimos D, Krambeck A, Miller NL, Monga M, Murad MH, Nelson CP, et al. Surgical Management of Stones: American Urological Association
Endourological Society Guideline. 2017.
3. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Faktor Penghambat Keberhasilan SWL
• Batu resisten terhadap gelombang kejut (kalsium oksalat
monohidrat, sistin, atau brushite)
• Sudut infudibulum-pelvis yang curam
• Kaliks inferior yang panjang (>10 mm)
• Infudibulum yang sempit (<5 mm)
• Jarak kulit dengan batu yang jauh (skin-to-stone distance) (>10 cm)

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed.
Tata Laksana Operasi
terbuka untuk Batu Ginjal
Kasus batu yang kompleks 🡪 PNL
Bila pendekatan secara perkutan atau endourologi
tidak berhasil 🡪 operasi terbuka sebagai tatalaksana
alternatif

1. Honeck P,et al. Does open stone surgery still play a role in the treatment of urolithiasis? Data of a primary urolithiasis center. J Endourol. 2009;23:1209.
2. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Tata Laksana Spesifik Batu Ureter

Konservatif
✔ Pasien yang pertama kali terdiagnosis batu ureter <5 mm,
tidak ada indikasi pengangkatan batu 🡪 observasi evaluasi
berkala (1a)
✔ Obat-obatan 🡪 pengeluaran batu secara spontan selama
observasi (1a)
Farmakologi
✔ MET memiliki efikasi pada batu ureter, terutama batu ureter
distal >5 mm (1a)
✔ Kurangnya data pendukung bahwa penggunaan
penghambat PDE-5
atau kortikosteroid dikombinasikan dengan α-blocker
sebagai terapi 2a tambahan (2a)
1.
✔ Obat α-blocker dapat meningkatkan pengeluaran batu
Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
Indikasi dan Pilihan Prosedur
Pengangkatan Batu Ureter
Indikasi:
secara Aktif

Rekomendasi Kekuatan
Berikan penjelasan kepada pasien bahwa URS
memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk stone Kuat
free dengan 1 kali prosedur.
Penjelasan kepada pasien bahwa URS memiliki risiko
Kuat
komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan SWL
Kasus obesitas berat 🡪 penggunaan URS 1st line untuk
Kuat
batu ureter dan ginjal
1. Hyams ES, et al. Flexible ureterorenoscopy and holmium laser lithotripsy for the management of renal stone burdens that measure 2 to 3 cm: a
multiinstitutional experience. J Endourol. 2010;24:1583.
2. Wang H, et al. Comparative efficacy of tamsulosin versus nifedipine for distal ureteral calculi: a meta-analysis. Drug Des Devel Ther.
2016;10:1257.
3. Kumar A, et al. A Prospective randomized comparison between laparoscopic ureterolithotomy and semirigid rreteroscopy for upper ureteral
stones >2 cm: a single-center experience. J Endourol. 2015;29:1248.
st
Teknik Endourologi

URS dan RIRS


Litotripsi Intrakorporal

Rekomendasi Kekuatan
Holmium: yttrium-aluminium-garnet (Ho:YAG)🡪 laser litotripsi untuk URS fleksibel. Kuat
Tidak melakukan pemasangan stent pada kasus tanpa komplikasi Kuat
Memberikan pilihan terapi ekspulsi medikamentosa untuk pasien yang menderita
gejala yang berhubungan dengan pemasangan stent dan setelah prosedur laser Kuat
litotripsi Ho:YAG untuk akses pengeluaran fragmen batu.
URS antegrad perkutan untuk pengeluaran batu ureter sebagai alternatif ketika
tidak terdapat indikasi SWL atau gagal SWL & ketika saluran kemih atas tidak dapat Kuat
dicapai dengan URS retrograd
URS fleksibel pada kasus PNL / SWL bukan sebagai pilihan bahkan untuk batu >2
cm. Pada kasus batu kompleks 🡪 operasi terbuka atau laparoskopi sebagai Kuat
prosedur alternatif.

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
2018
Tatalaksana Operasi Laparoskopi
Batu Ureter

Untuk ureterolitotomi 🡪 prosedur laparoskopi pada


batu besar impaksi jika prosedur litotripsi endoskopik
atau SWL gagal. (LE 2)

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
Tatalaksana Spesifik Batu Buli

Etiologi: primer & sekunder


Neurogenic bladder dan ISK berulang 🡪 penyebab
tersering
Gejala: nyeri saat mendekati akhir berkemih,
terputus-putus, dan hematuria
Urinalisis: sel pus & kristal
Pemeriksaan penunjang: USG, sistoskopi, sinar X
Resiko 2x lebih tinggi Ca buli dibandingkan pasien
batu ginjal

1. Cicione A, De Nunzio C, Manno S, Damiano R, Posti A, Lima E, et al. Bladder stone management: an update. Minerva Urol Nefrol. 2018;70:53-65
2. Yu Z, et al. The risk of bladder cancer in patients with urinary calculi: a meta-analysis. Urolithiasis. 2018. DOI: 10.1007/s00240-017-1033-7.
Terapi Batu Buli

SWL
Vesikolitotripsi Transuretra
Vesikolitotripsi Perkutan

1. Cicione A, De Nunzio C, Manno S, Damiano R, Posti A, Lima E, et al. Bladder stone management: an update. Minerva Urol Nefrol. 2018;70:53-65
2. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Manajemen Batu pada
Pasien dengan Batu Residu

Kekuata
Rekomendasi
n
Pencitraan setelah prosedur SWL, URS,
atau PNL 🡪 menilai keberadaan Kuat
fragmen residu batu.

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
Manajemen Batu dan
Kehamilan
Pemasangan stent lebih efektif
dibandingkan tata laksana konservatif
pada hidronefrosis sedang - berat pada
kehamilan. (1b)
URS 🡪 pilihan alternatif untuk mencegah
pemasangan stent atau drainase jangka
Rekomendasi Kekuatan
panjang. (1a)
Atasi semua kasus BSK tanpa komplikasi pada
pasien hamil secara konservatif (kecuali jika ada Kuat
indikasi klinis untuk dilakukan intervensi)

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st
Manajemen Batu pada
Pasien dengan Diversi Urine

Rekomendasi Kekuatan
Tindakan PNL 🡪 untuk mengangkat batu
ginjal besar pada pasien diversi urine,
kasus batu ureter yang tidak dapat
Kuat
dijangkau melalui pendekatan
retrograde/ yang tidak bisa dilakukan
dengan SWL.

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Manajemen Batu pada Pasien
dengan Neurogenic Bladder

Pasien dengan diversi urine dan/atau menderita


neurogenic bladder memiliki risiko terjadinya
pembentukan batu berulang. (LE 3)

Rekomendasi Kekuatan
Lakukan tindakan yang tepat terlepas
dari perawatan pada pasien
Kuat
mielomeningokel yang sering terjadi
alergi terhadap lateks

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI.
Manajamen Batu pada Pasien
Transplantasi Ginjal

Rekomendasi Kekuatan
USG atau CT-Scan non kontras 🡪 menyingkirkan batu
pada pasien transplan ginjal dengan demam yang tidak
Kuat
dapat dijelaskan, atau gagal tumbuh yang tidak dapat
dijelaskan (pada anak)
Pilihan pada pasien transplan ginjal dengan batu
Lemah
saluran kemih dengan tindakan SWL, RIRS, atau PNL.

1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed.
Manajemen Batu pada
Anak

Kekuata
Rekomendasi
n
Pilihan pada pasien anak dengan batu ureter 🡪
tindakan SWL 1st line, pertimbangkan URS jika SWL
Kuat
tidak memungkinkan atau untuk kasus batu ureter
distal besar
Memberikan pilihan pada pasien anak dengan batu
Kuat
ginjal berukuran <20 mm dengan SWL
Memberikan pilihan pada pasien anak dengan batu
pelvis ginjal atau batu kaliks dengan ukuran >20 mm Kuat
dengan PNL
1. Rasyid N, Kusuma GW, Atmoko W. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih 1st ed. IAUI. 2018
Manajemen Medis pada
Batu Ginjal

Evaluasi
1. Riwayat penyakit, diet, laboratorium, urinalisis
2. Kadar hormone paratiroid (curiga hiperparatiroid primer)
3. Analisa sampel batu min 1x
4. Pencitraan untuk mengetahui stone burden
5. Pemeriksaan metabolic tambahan (resiko tinggi / pertama kali
terbentuk batu /rekuren)
6. Pemeriksaan metabolik (urine 24 jam) diambil 1 atau 2 kali 🡪 pasien
diet bebas dan minimal pemeriksaan antara lain volume total, pH,
kalsium, oksalat, asam urat, sitrat, natrium, kalium, dan kreatinin
7. Tidak perlu melakukan pemeriksaan “fast & calcium load” rutin

1. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denu-Ciocca CJ, Matlaga BR, et al. Medical Management of Kidney Stones: AUA Guideline. JURO.
2014;192:1-9
2. Pak CY, Poindexter JR, Adams-Huet B, et al. Predictive value of kidney stone composition in the detection of metabolic abnormalities.
Am J Med. 2004;115:26.
Tatalaksana umum diet:
1. Cairan (urine output >2.5L/ hari)
2. Pembatasan asupan sodium (<2.300 mg atau <100 meq per hari
atau sebesar 1 sendok teh)
3. Tingkatkan konsumsi sitrat
4. Hindari minuman seperti black tea, dark soda
5. Diet protein secukupnya (ikan atau daging lainnya. Proporsi sebesar
kepalan tangan atau protein 0.8-1 g/kgBB/hari atau 6-8 oz/hari atau
<150 gr/hari)

1. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denu-Ciocca CJ, Matlaga BR, et al. Medical Management of Kidney Stones: AUA Guideline. JURO.
2014;192:1-9
2. Pak CY, Poindexter JR, Adams-Huet B, et al. Predictive value of kidney stone composition in the detection of metabolic abnormalities.
Am J Med. 2004;115:26.
3. PakCY,SakhaeeK,PearleMS.DetectionofabsorptivehypercalciuriatypeIwithoutthe oral calcium load test. J Urol. 2011;185:915.
Abnormalitas Terapi Diet Terapi Medis
(Lini pertama, 3 bulan pertama) (bila setelah terapi diet 3 bulan
tidak membaik)

Hiperkalsuria 1. Pembatasan asupan sodium Thiazid (Hidroklorotiazid 2x25


2. Asupan kalsium secukupnya (1.000-1.200 mg atau 1x50 mg)
mg/hari)
3. Fish oil (Omega 3, 1.200mg/ hari)

Hipositraturia 1. Menaikkan asupan sitrat (lemon, lime, Potasium sitrat (20 mEq/hari
melon, jeruk) yang dibagi menjadi 2 atau
2. Diet protein secukupnya 3 dosis per hari)
3. Menaikkan asupan buah dan sayuran

Hiperurikosuria 1. Diet protein secukupnya Allopurinol (200-300 mg per


2. Menjaga IMT tubuh hari)

Hipernatriuria Batasi asupan sodium

Hiperoksaluria 1. Pembatasan makanan tinggi oksalat Piridoksin/Vitamin B6 (mulai


(bayam, kacang, berries, dll) dosis dari 50 mg/hari dan
2. Asupan kalsium yang cukup bisa dititrasi sampai 200
mg/hari)

1. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denu-Ciocca CJ, Matlaga BR, et al. Medical Management of Kidney Stones: AUA Guideline. JURO.
2014;192:1-9
2. Robinson MR, Leitao VA, Haleblian GE, et al. Impact of long-term potassium citrate therapy on urinary profiles and recurrent stone
formation. J Urol. 2009;181:1145.
3. Fulgham PF, Assimos DG, Pearle MS, et al. Clinical effectiveness protocols for imaging in the management of ureteral calculous disease:
AUA technology assessment. American Urological Association Education and Research, Inc 2012.
Abnormalitas Terapi Diet Terapi Medis
(Lini pertama, 3 bulan pertama) (bila setelah terapi diet 3 bulan
tidak membaik)
pH urin rendah 1. Asupan protein yang cukup Potasium sitrat (20 mEq/hari
2. Menaikkan asupan buah dan sayuran yang dibagi menjadi 2 atau 3
dosis per hari)
Batu asam urat 1. Kontrol diabetes 1. Potasium sitrat, dengan
2. Perbaikan gaya hidup target pH urine >6.0-7.0
3. Kontrol IMT 2. Bila hiperurikosuria
4. Bila terdapat hiperurikosuria maka batasi tidak terkoreksi dengan diet
asupan protein dan purin rendah purin atau terdapat
kelainan sintesis asam urat
(gout), kelainan
mieloproliferatif, tumor lisis
pasca kemo/radioterapi,
maka dapat diberikan
kombinasi potasium sitrat
dan allopurinol
Batu sistin 1. Hiperdiuresis (target urine output Potasium sitrat, bila tidak re-
>3L/hari, edukasi minum >4L/hari, target spons --> acetazolamid --> thiol
sistin urin <200 mg sistin/L, edukasi untuk binding agents
bangun pada malam hari minimal 1 kali
untuk BAK dan minum air)
2. Pembatasan asupan sodium
3. Asupan protein yang cukup
Batu struvit 1. Terapi utama adalah operasi Bila operasi tidak memperbaiki,
2. Tidak ada peran dari terapi diet maka dapat diberikan obat
1. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denu-Ciocca CJ, Matlaga BR, et al. Medical Management of Kidney Stones: AUA
Guideline. JURO. 2014;192:1-9
AHA 3x250 mg per hari dan
2. Robinson MR, Leitao VA, Haleblian GE, et al. Impact of long-term potassium citrate therapy on urinary profiles and awasi efek samping seperti
recurrent stone formation. J Urol. 2009;181:1145.
3. Fulgham PF, Assimos DG, Pearle MS, et al. Clinical effectiveness protocols for imaging in the management of ureteral flebitis dan hiperkoagulabilitas
calculous disease: AUA technology assessment. American Urological Association Education and Research, Inc 2012.
Follow up
21. Analisis urin 24 jam 🡪 faktor resiko batu dalam 6 bulan pertama sejak
inisiasi terapi🡪 respon diet & medikamentosa
22. Setelah follow-up awal 🡪 analisis urine 24 jam setiap tahun atau lebih
sering (aktivitas batu, untuk menilai kepatuhan pasien dan respon
metabolic)
23. Pemeriksaan darah rutin 🡪 menilai efek samping obat
24. Pengulangan analisa batu saluran kemih bila tersedia sampel batu
yang baru (terutama bila tidak respon terhadap terapi)
25. Memonitor pasien dengan batu struvit 🡪 infeksi ulang bakteri 🡪 urease
dan menyusun strategi pencegahan
26. Radiologi follow-up rutin

1. Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denu-Ciocca CJ, Matlaga BR, et al. Medical Management of Kidney Stones: AUA Guideline. JURO. 2014;192:1-9
2. Robinson MR, Leitao VA, Haleblian GE, et al. Impact of long-term potassium citrate therapy on urinary profiles and recurrent stone formation. J
Urol. 2009;181:1145.
3. Fulgham PF, Assimos DG, Pearle MS, et al. Clinical effectiveness protocols for imaging in the management of ureteral calculous disease: AUA
technology assessment. American Urological Association Education and Research, Inc 2012.
Kemolisis menggunakan Sodium
Bikarbonat
Kemolisis 🡪 cara memecahkan batu asam urat
Informasi yang dibutuhkan:
Penilaian pH urin (pH asam)
Karakteristik X-ray (radiolusen)
Kemolisis oral yang beredar 🡪 alkaline sitrat atau sodium
bikarbonat
Target pengobatan: pH harus berada dalam rentang 7.0-7.2
Kombinasi dari sodium bikarbonat dan tamsulosin dapat
meningkatkan frekuensi dari pasasi spontan dari batu sam urat
pada ureter distal seperti yang disebutkan oleh RCT … untuk batu
> 8 mm

Turk, Knoll, Petrik, Sarica, Skolarikos, Straub S, Turk C, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Skolarikos A, et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. Eur Assoc Urol.
2019;69(3):475–82.
Asam Urat dan Evaluasi untuk
Mencegah Rekurensi Batu

Semua batu dengan komposisi asam urat merupakan


batu dengan risiko tinggi untuk rekuren
Allopurinol pada pasien pembentuk batu
hiperurikosuria 🡪 menurunkan risiko rekurensi batu
kalsium dan batu asam urat pada pasien dengan
hiperurikosuria dan hiperurisemia. ARR = 22%; NNT = 5
(RR = 0.59 [95% CI, 0.42 to 0.84]).

Turk, Knoll, Petrik, Sarica, Skolarikos, Straub S, Turk C, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Skolarikos A, et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. Eur Assoc Urol.
2019;69(3):475–82.
The efficacy of febuxostat vs. allopurinol or placebo in patients
with high urinary uric acid excretion and calcium nephrolithiasis

The outcome was measured with 24-h urinary uric acid and computed tomography. After 6
months of treatment, patients on febuxostat had the greatest decrease in urinary uric acid
from baseline compared to allopurinol and placebo (p = 0.003, Fig. 1)
Omotayo Arowojolu and David S. Goldfarb ; Treatment o calcium nephrolithiasis in the patient with hyperuricosuria J Nephrol. 2014 December ; 27(6): 601–605
Clinical Differences Between Febuxostat vs
Allopurinol
Febuxostat pada Batu Asam
Urat
Direkomendasikan oleh EAU dalam tatalaksana
pencegahan rekurensi batu dengan komposisi batu
asam urat dan kalsium oksalat
Febuxosat direkomendasikan untuk setting lini kedua
apabila terdapat Hiperurikosuria dan Hiperurisemia
Goldfarb, et al: Febuxostat (80 mg) menurunkan
asam urat urin 24-jam lebih baik dibanding allopurinol
(300 mg) setelah pengobatan 6 bulan
Harus dipertimbangkan sebagai pengobatan pilihan
terutama pada pasien dengan gangguan ginjal
Efek samping: pembentukan batu xanthine

1. Goldfarb, D.S., et al. Randomized controlled trial of febuxostat versus allopurinol or placebo in individuals with higher urinary uric acid excretion and calcium stones.
Clin J Am Soc Nephrol, 2013. 8: 1960.
2. Turk, Knoll, Petrik, Sarica, Skolarikos, Straub S, Turk C, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Skolarikos A, et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. Eur Assoc Urol.
2019;69(3):475–82.

Anda mungkin juga menyukai