NEFROLITHIASIS
Oleh :
dr. Auliadina Tetrania Darmastuti
Pembimbing :
dr. Siti Hamidah P., M. H. Kes
Nefrolithiasis adalah terdapatnya batu yang berjumlah satu atau lebih pada bagian
pelvis atau kaliks pada ginjal, paling banyak terdapat di bagain pelvis renalis. Lima jenis batu
utama adalah kalsium oksalat, kalsium fosfat, struvit, asam urat, dan sistein. Delapan puluh
persen pasien membentuk batu kalsium.
Di dunia, prevalensi kejadian batu saluran kemih prevalensi batu ginjal sebesar
80/10.000 pasien rawat inap. Prevalensi, kejadian dan komposisi batu di seluruh dunia
bervariasi dan telah berubah dalam beberapa dekade terakhir, dengan prevalensi berkisar
antara 7% hingga 13% di Amerika Utara, 5%–9% di Eropa, dan 1%–5% di Asia,
Nefrolitiasis adalah salah satu penyakit urologi yang paling umum di Asia.
Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara
seluruh kasus urologi.Di Indonesia ditemukan 0,6% atau 6 kasus dari 1000 kasus. Laki-laki
lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 (21%:7%) dengan puncak insiden
terjadi pada usia 40-50 tahun
1.3 Patofisiologi
• Faktor Umum :
Terjadinya BSK di usia muda (khususnya anak-anak dan remaja)
Faktor keturunan dengan riwayat batu saluran kemih
Batu mengandung brushite (CaHPO4.2H2O)
Asam urat dan batu mengandung asam urat
Batu akibat infeksi
Ginjal tunggal
• Penyakit predisposisi:
Hiperparatioridisme
Sindrom metabolik
Nefrokalsinosis
Penyakit ginjal polikistik
Penyakit gastrointestinal (seperti reseksi intestinal, penyakit Crohn, malab- sorpsi)
Kelainan medula spinalis, seperti neurogenic bladder
• Kelainan Genetik:
Sistinuria
Hiperoksaluria primer
Asidosis tubuler ginjal tipe I
Xantinuria
• Abnormalitas Anatomi:
Ureteropelvic Junction (UPJ) Obstruction
Divertikulum kaliks
Striktur uretra
Refluks vesiko-uretero-renal
Ginjal tapal kuda
Ureterocele
1.5 Diagnosis
1.5.1 Anamnesis
- Riwayat Penyakit Sekarang
Tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, re tensi
urine, dan anuria dan dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda gagal ginjal
- Riwayat Penyakit Dahulu
obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi gastrointestinal, penyakit usus atau pancreas
- Riwayat Pola Makan dan Pengobatan
o Pola Makan : asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, tinggi protein,
minuman berenergi
o Obat: probenesid, inhibitor protease, inhibitor lipase, kemoterapi dan suplemen
kesehatan
1.6 Tatalaksana
1.6.1 Prinsip Terapi Umum
- Indikasi Pengobatan : Keputusan untuk memberikan tata laksana batu pada saluran kemih
bagian atas dapat berdasarkan komposisi batu, ukuran batu, dan gejala pasien.
- Terapi Kolik Akut : Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID) dan parasetamol
dengan memperhatikan dosis dan efek samping obat merupakan obat pilihan pertama pada
pasien dengan nyeri kolik akut. Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID) dan
parasetamol dengan memperhatikan dosis dan efek samping obat merupakan obat pilihan
pertama pada pasien dengan nyeri kolik akut dan memiliki efikasi lebih baik dibandingkan
opioid.
- Konservatif : Uk< 5 mm => diharapkan batu bisa keluar spontan. (Ex: Analgesik,Muscle
Relaxant) dan minum banyak
1.6.2 Indikasi Pemilihan Tatalaksana
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran
kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui
alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih (melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan). Proses pemecahanan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai
energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan enersi laser. Contohnya yaitu PNL,
Litotripsi, URS, ekstraksi dormie, bedah laparoskopi, dan bedah terbuka
ESWL dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui
tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
● Prinsip kerja alat ESWL adalah menghasilkan suatu gelombang kejut (shock wave)
diciptakan dari suatu sumber eksternal yang diarahkan ke pasien dan difokuskan pada suatu
batu ginjal. Gelombang ini akan menyebabkan fragmentasi batu secara langsung dengan
memproduksi stress mekanik atau tidak langsung melalui penghancuran gelembung-
gelembung kavitas yang dibentuk oleh tekanan negative.
● ESWL merupakan terapi non-invasif yang menggunakan gelombang kejut yang efektif
untuk memecahkan batu ginjal yang berukuran kurang dari 20 mm
URS/RIRS
● Ukuran batu yang direkomendasikan dapat dilakukan dengan URS meningkat dengan setiap
pembaruan baru dari pedoman batu, dengan nilai ukuran saat ini 20 mm dan di atas
mendukung pendekatan perkutan untuk menggunakan URS.
● Batu yang lebih besar dari 2 cm sering memerlukan prosedur URS dua tahap yang
direncanakan untuk mencapai pembersihan batu yang lengkap.
• Nama : Tn.P
• Usia : 47 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Surabaya
• Status : Menikah
• Asuransi : BPJS TNI AL
• Tanggal MRS : 11/08/23
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut
Keluhan Tambahan: Nyeri saat kencing dan kencing berwarna keruh
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan dan
perut bagian bawah tembus belakang sejak tadi malam,nyeri dirasa hilang timbul dan memberat tadi
pagi. Saat BAK kadang terasa nyeri,warna kencing keruh ,pasien mengaku sering menahan kencing.
Pasien juga sering minum minuman berenergi. Ekspulsi batu saat BAK (-),Demam (-) Mual (-)
muntah (-), BAB normal, Makan mau minum sedikit.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Hipertensi tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Obat: -
Riwayat Alergi: -
A. Pemeriksaan fisik
Status umum
KU: lemah
GCS : 456
Tensi : 191/115 mmHg
Nadi : 88 bpm
Suhu : 36.5'C
SpO2 : 98%
RR : 20 x/m
Status Generalis
K/L : a-/i- /c-/d-,
Thorax : cor s1s2 tunggal, m(-), g(-), pulmo ves/ves, rh(-/-), wh(-/-)
Abdomen : soepel, BU(+) normal, nyeri tekan suprapubik(+) ,Nyeri ketok CVA(+),H/L ttb
Extremitas Atas: AHKM , CRT < 2“
Extremitas Bawah: AHKM , CRT < 2”
B. Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap
- Urinalisis
- Pemeriksaan USG
Hepar: ukuran dan bentuk normal, echo
parenchyme tampak baik. Tepi tajam, permukaan
licin. Vena porta dan vena hepatica tampak
jelas.Tak tampak massa / nodul.Tak tampak
dilatasi IHBD / EHBD
- GB : ukuran normal, tak tampak penebalan
dinding , tak tampak echo kista/batu. Pancreas
:bentuk, ukuran dan echo parenchimal baik.
Ductus tidak dilatasi. Spleen :Ukuran, bentuk dan
echo parenkim normal
- Ginjal kanan :Bentuk dan ukuran normal,
Intensitas echo parenkim tampak baik.
Echodiferensiasi cortex-medulla baik.Tampak
dilatasi ringan PCS kanan . Tampak echo batu
pole bawah ukuran +/- 0,75 cm. Tidak tampak
kista . Ureter proximal kanan tidak dilatasi
- Ginjal kiri : Bentuk dan ukuran normal, Intensitas echo parenkim tampak baik. Echodiferensiasi
cortex-medulla baik.Tak tampak dilatasi PCS . Tidak tampak batu/kista. Ureter proximal kiri tidak
dilatasi.
- Buli-buli :ukuran dan bentuk normal, tak tampak massa / batu. Tampak iregularitas disertai
penebalan dinding buli Prostat : echo parenkim normal, tak tampak massa / hipertrofi
- Tak tampak intensitas echo cairan bebas di cavum abdomen dan cavum pleura kanan kiri
- Kesan :
- - Batu pole bawah ginjal kanan ukuran +/- 0,75 cm
- - Hidronefrosis ringan kanan
- - Cystitis
- - Organ abdomen lainnya dalam batas normal
• Alelign, T., 2018. Kidney Stone Disease : An Update on Current Concepts 2018.
https://doi.org/10.1155/2018/3068365
• Basuki B. Purnomo. 2016 (Cetakan ke-3). Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto
• Campbell M, Wein A, Kavoussi L, Walsh P. Campbell-Walsh Urology. 11th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016.
• Cao, L., Wang, Y., Yu, T., Sun, Y., He, J., Zhong, Y., Li, X., Sun, X., 2020. The
effectiveness and safety of extracorporeal shock wave lithotripsy for the management of
kidney stones 38.
• Chi-fai NG. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy. The Hongkong Medical
Diary.2009;14(19):9-11
• Chung, M.J., 2017. Urolithiasis and nephrolithiasis 49–50.
https://doi.org/10.1097/01.JAA.0000522145.52305.aa
• E. N. Taylor, M. J. Stampfer, and G. C. Curhan, “Obesity, weight gain and the risk of
kidney stones,” Journal of the American Medical Association, vol. 293, no. 4, pp. 455–462,
2005.
• Hadibrata, E., Tjahjo, M.D., Fadli, M.Y., Priyono, A.H., Spesialis, D., Urologi, B.,
Kedokteran, F., Lampung, U., Umum, D., Kedokteran, F., Lampung, U., 2020. Efikasi dan
Keamanan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy ( ESWL ) tipe Piezoelektrik Pada
Pasien Batu Ginjal The Efficacy and Safety of Piezoelectric Type Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy ( ESWL ) as Management of Kidney Stone Patients 4, 122–127. Hall PM.
Nephrolithiasis: Treatment, causes, and prevention. Cleveland Clinic Journal of
Medicine.2009;76(10):583-591
• Hall PM. Nephrolithiasis: Treatment, causes, and prevention. Cleveland Clinic Journal of
Medicine.2009;76(10):583-591
• Huang, J., Xie, J., Huang, X., Yuan, Q., Jiang, H., Xiao, K., 2019. Flexible ureteroscopy
and laser lithotripsy for renal stones 2 cm or greater.
• Pfau, A., Knauf, F., 2016. Update on Nephrolithiasis: Core Curriculum 2016. Am. J.
Kidney Dis. https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2016.05.016
• Shah, S., Calle, J.C., 2016. Dietary and medical management of recurrent nephrolithiasis
463–471. https://doi.org/10.3949/ccjm.83a.15089
• Sorokin, I., Pearle, M.S., 2018. ScienceDirect Medical therapy for nephrolithiasis : State of
the art. Asian J. Urol. 1–13. https://doi.org/10.1016/j.ajur.2018.08.005
• Noori N, Honarkar E, Goldfarb DS, et al. Urinary lithogenic risk profile in recurrent stone
formers with hyperoxaluria: a random- ized controlled trial comparing DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension)-style and low-oxalate diets. Am J Kidney Dis 2014;
63:456–463.
• Sakhaee K, Maalouf NM, Sinnott B. Kidney Stone 2012: Pathogenesis, Diagnosis, and
Management.J Clin Endocrinol Metab.2012;97(6):1847- 1860
• Sjamsuhidajat R, de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong, Ed. 3. 2007.
EGC:Jakarta
• Skolarikos A, Alivizatos G, Rosette JD. Extracorpreal Shock Wave Lithotripsy 25 Years
Later: Complications and Their Prevention.European Urology.2006;50:981-990
• Sorokin, I., Pearle, M.S., 2018. ScienceDirect Medical therapy for nephrolithiasis : State of
the art. Asian J. Urol. 1–13. https://doi.org/10.1016/j.ajur.2018.08.005
• Syahputra, FA. Terapi Batu Ginjal: Dari Era Hippocrates ke Era Minimal Invasif. Maj
Kedokt Indon.2011;61(3):99-100
• Tanagho, EA and Lue, TF 2013, Smith & Tanagho General Urology, 18th ed, McGraw-
Hill, USA
• T. Knoll, “Epidemiology, pathogenesis and pathophysiology of urolithiasis,” European
Urology Supplements, vol. 9, no. 12, pp. 802–806, 2010.
• Wright, A.E., Rukin, N.J., Somani, B.K., 2014. expectations 3, 243–248.
https://doi.org/10.5527/wjn.v3.i4.243