Anda di halaman 1dari 34

CLINICAL SCIENCE SESSION

UROLITHI
ASIS Preseptor:
Tomy Muhammad Seno Utomo, dr., Sp.U
Presentan:
Rahmat Septio P 12100119018
Alvina Cita U 12100119026
Anatomi Sistem Saluran
Kemih
Sistem saluran kemih merupakan sistem eksresi
utama pada manusia yang terdiri dari :
1. upper urinary tract
a. Ginjal : untuk menyekresi urine
b. Ureter : mengalirkan urine dari ginjal
ke ureinary bladder
2. lower urinary tract
a. Urinary bladder : tempat menanmpung
urine sementara
b. Uretra : mengalirkan urine dari urinary
bladder keluar tubuh
Anatomi Ginjal
 Ginjal merupakan sepasang organ yang berada didalam

abdominal cavity, dibelakang peritoneum, dan terletak di

kedua sisi dari vertebral column setinggi T12 –L3.

 Berbentuk seperti biji kacang

 ginjal sinistra lebih panjang dan lebih ramping

dibandingkan ginjal dextra, dan lebih dekat dengan garis

tengah tubuh.

 Berat ginjal adalah < 1% total bobot tubuh atau sekitar 120

– 150 gr.
Ureter
Ureter adalah suatu tabung/saluran musculorum yang
berfungsi untuk mengalirkan urin dari ginjal menuju
urinary bladder.
• Pada tiga titik di sepanjang lintasan ureter terdapat
penyempitan-penyempitan :
a. Titik penyempitan pertama di pertemuan
ureteropelvica:
b. Titik penyempitan kedua adalah saat ureter
menyilang arteria iliaca communis di pintu
peivis;
c. Titik penyempitan ketiga adalah saat ureter
memasuki dinding vesica urinaria.
• Batu renalis dapat terjebak pada titik-titik
penyempitan ini.
Urinary Bladder
• Urinary bladder merupakan elemen
yang paling anterior dari viscera
pelvis.
• Merupakan kantung tempat
penampungan urin sementara
sebelum dikeluarkan dari tubuh.
• Terdapat trigonum yang tersusun
dari ujung 2 ureter dan ujung uretra.
Fungsi Urinary Bladder:
• Menyimpan urin sebelum dikeluarkan
dari dalam tubuh
• Mendorong keluarnya urin dari tubuh
dibantu oleh ujung uretra
URETRA
UROLITHIAS
IS
Definisi
Urolithiasis adalah terbentuknya batu di dalam saluran kemih meliputi
ginjal, ureter dan uretra.

Epidemiologi
• Merupakan kasus tersering diantara kasus urologi di Indonesia
• Belum terdapat angka prevalensi sal. Kemih nasional di Indonesia
• Laki-laki lebih sering dibandingkan perempuan, yaitu 3:!
• Puncak insiden 40-50 tahun
Faktor Resiko
• Faktor genetik
• Batu saluran kemih di usia muda
• Batu asam urat
• Batu akibat infeksi
• Hiperparatiroidisme
• Sindrom metabolik
• Obat-obatan
Etiologi
Klasifikasi
a. Berdasarkan etiologi

Non-infeksi Infeksi Genetik Obat

• Kalsium oksalat • Karbonat • Sistin (<1%) • Kristalisasi urin


(70-85%) • Magnesium • Xantin (allopurinol,
• Kalsium fosfat ammonium • 2,8 quinolone,
(70-85%) fosfat (1-5%) dihidroaksiaden ephedrine)
• Asam urat • Amonium urat in • Perubahan
(5-10%) komposisi urin
(furosemid,
asam askorbat,
acetalozamide)
Klasifikasi
• Berdasarkan ukuran
- 5mm
- 5-10mm
- 10-20mm
- >20mm
• Berdasarkan Lokasi
- Kaliks superior,medial atau inferior
- Pelvis renal
- Reter proksimal atau distal
- buli
klasifikasi
Berdasarkan karakteristik pencitraan X-Ray
Jenis-jenis batu
1. Batu kalsium, merupakan jenis batu yang paling sering pada batu ginjal.
Kandungannya terdiri dari kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran keduanya. Faktor yang mempengaruhi pembentukkan batu ini:
a. Hiperkalsiuri  dibagi menjadi hiperkalsiuri absorptif (peningkatan
absorpsi kalsium melalui usus), hiperkalsiuri renal (gangguan
reabsopsi kalsium melalui tubulus ginjal) dan hiperkalsiuri resorptif
(peningkatan resorpsi kalsium tulang)
b. Hiperoksaluri, eksresi oksalat urin >45 gram /hari
c. Hiperurikosuria, kadar asam urat dalam urin >850 mg/24 jam
d. Hipositraturia, kurangnya sitrat yang berfungsi untuk mencegah
ikatan oksalat dan kalsium
e. Hipomagnesiuria, sedikitnya magnesium untuk mencegah timbulnya
batu kalsium.
Jenis-jenis batu
2. Batu sturvit, disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih
3. Batu asam urat, biasanya pada pasien gout.
4. Batu jenis lain, contohnya sistin, xanthine, dan triamteran.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari batu saluran kemih ditentukan dari letak, besar, dan morfologinya. Memiliki
tanda umum, yaitu hematuria (nyata/mikroskopik), bila disertai infeksi saluran kemih dapat
ditemukan endapan urin, demam, dan tanda sistemik lain.
Batu Pelvis Ginjal
- Nyeri pada daerah pinggang berupa pegal hingga kolik
- Pada pemeriksaan fisik teraba ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis
- Batu pelvis biasanya dapat menyebabkan hidronefrosis

Batu Ureter
- Gejala kolik disertai mual dengan atau tanpa muntah dengan nyeri alih khas
- Hidroureter
Manifestasi Klinis
Batu Kandung Kemih

- Nyerli pelvic

- Perubahan pada urine output

Batu Urethra

- Miksi tiba-tiba berhenti menjadi menetes dan nyeri


Diagnosis (anamnesis)
1. Keluhan Utama:
Nyeri Pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urine, dan anuria.
2. Keluhan penyerta:
Demam dan tanda gagal ginjal
3. Riwayat penyakit:
Obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi gastrointestinal, penyakit usus atau pankreas
4. Riwayat pola makan:
Asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, buah dan sayur kurang, serta makanan
tinggi purin yang berlebihan. jenis minuman yang dikonsumsi, jumlah dan jenis protein yang
dikonsumsi.
5. Riwayat pengobatan dan suplemen:
Probenesid, inhibitor protease, inhibitor lipase, kemoterapi, vitamin C, vitamin D, kalsium, dan inhibitor
karbonik anhidrase.
Diagnosis (Pemeriksaan
Fisik)
Pemeriksaan fisik pasien urolithiasis bervariasi mulai tanpa gejala sampai sakit berat (tergantung
lokasi).

Temuan pada pemeriksaan fisik, yaitu :


1. Pemeriksaan fisik umum : Hipertensi, demam, anemia, syok
2. Pemeriksaan fisik urologi
- Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
- Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, kandung kemih seperti penuh
- Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
- Colok dubur : Teraba batu di kandung kemih (palpasi bimanual)
Diagnosis (Pemeriksaan
Penunjang)
1. Pemeriksaan Lab

a. Darah : Hb, Ht, Leukosit, trombosit, diff count, ureum, kreatinin, aPTT, INR, natrium, kalium,

kalsium, CRP

b. Urinalisis : eritrosuria, leukosuria, bakteriuria, nitrit, pH urin, dan kultur urine.

2. Pencitraan

a. Foto polos abdomen (KUB “kidney ureter bladder”) radiography

b. USG

c. CT non kontras
Diagnosis Banding
1. Nyeri kolik bisa di DD dengan keadaan :
kolik ginjal akibat penyakit urologi lain seperti : aliran bekuan darah, aliran jaringan nekrotik,
striktur, kompresi/angulasi berat ureter.

2. Nyeri abdomen oleh sebab lain seperti : gastrointestinal ( apendisitis, kolesistitis,batu empedu,
pankreatitis), vaskular (infark ginjal, infark limpha, aneurisma aorta), ginekologi (kista ovarium,
adneksitis, kehamilan ektopik, endometriosis), dan lainnya seperti abses psoas, infark jantung,
diabetes mielitus.
Tatalaksana
1. Terapi umum dengan pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri.
2. Pilihan utama: NSAID (Dikloferak, indometasin, ibuprofen) dan Paracetamol.
3. Jika ukuran batu masih kecil menggunakan pelarutan batu untuk jenis batu asam urat.
Indikasi Pengeluaran Batu
TERAPI MEDIS & SIMPTOMATIS
• Tujuan: usaha untuk mengeluarkan atau melarutkan batu, menghentikan nyeri kolik
• Pada pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif
• Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik target diuresis 2L/hari
 Batu ureter (≤0,5 cm): minum + diuretik  mendorong batu  batu keluar sendiri
• Pamantauan berkala 1-14 hari selama maksimal 6 minggu
• Distal ureter 50% keluar spontan
• Mid-ureter 25% keluar spontan
• Proksimal 10% keluar spontan
PELARUTAN

● Hanya jenis batu asam urat

● Batu asam urat terbentuk ketika pH air kemih asam (pH 6,2)

● Bila diberi natrium bikarbonat + makanan alkalis  larut

● Penggunaan Alopurinol  menurunkan kadar asam urat air kemih dan darah
TERAPI OPERATIF
1. Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)

2. Percutaneus neprolithotomy( PNL)

3. Ureteroscopy

4. Laparoscopic and roboti pyelolithotomy, ureterolithotom, cystolithotomy

5. Open anatrophic nephrolithotomy


Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
 Metode surgical dengan minimal invasif
 Menggunakan energi gelombang kejut untuk memecah batu menjadi fragmen
 Untuk batu ukuran >2cm pada upper/middle calyx atau upper ureter
 Sumber gelombang : elektrohidrolik, elektromagnetik, Piezoelektrik
Percutaneous Nephrolithotomy (PNL)

Pemilihan pengobatan untuk :

● Batu ginjal berukuran besar

● Resistant to ESWL
Ureteroscopic (URS) Stone Extraction
 Pengambilan batu melalui ureter
 Jenis endoskop : Rigid, semirigid, flexible (Calyx)
 Dapat mencapai ureter
 Batu dipecahkan menggunakan : Swiss lithoclast,
laser, ultrasonic lithotripter
Open Surgery
● Sudah jarang dilakukan

● Kekurangan : rawat dan penyembuhan lebih lama, butuh lebih

banyak transfusi darah


Komplikasi

 Hydronephrosis

 Pyelonephritis

 Gagal Ginjal

 Karsinoma epidemoid
Prognosis
 80% batu ukuran <4mm dapat keluar spontan
 20% membutuhkan tindakan

• Ad vitam (hidup): dubia ad bonam


• Ad fungsionam (fungsi): dubia ad bonam
• Ad sanationam (sembuh): dubia ad bonam
Ahamdul
illah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai