Anda di halaman 1dari 8

UROLITHIASIS

Mengetahui Kelainan Urolithiasis

Urolithiasis adalah penyakit dimana didapatkan massa keras seperti batu


yang terbentuk di sepanjang saluran kemih, baik saluran kemih atas (ginjal &
ureter) maupun saluran kemih bawah (kandung kemih & urethra), serta
menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan saluran kemih, dan infeksi.
Kemudian, epidemiologinya yaitu : melingkupi ⅓ dari gangguan saluran
kemih, lebih sering terjadi dibanding infeksi dan gangguan kelenjar prostat,
prevalensi 1-15%, di Amerika 10-15%, setiap tahunnya 1/1.000 orang
dirawat karena urolithiasis, pria 2-3x>wanita, menurut ras kulit putih >
hispanik > asia > afrika-amerika, puncaknya saat 40-60 tahun, dan lebih
sering terjadi di iklim panas (gunung, gurun, dan daerah tropis).

Etiologinya terdiri dari : kejenuhan senyawa pembentuk batu dalam urin dan
adanya rangsangan kimia atau fisik dalam urin. Kemudian faktor risikonya
ada banyak yaitu : 1) Kristaluria (buat jaga-jaga) : a) pembetukan batu
terutama batu kalsium oksalat dipicu dengan pembentukan kristal kalsium
oksalat , b) pembentukan batu dipengaruhi oleh kelarutan dari garam dan
konsentrasi inhibitor dan promotor , c) memiliki karakteristik/kekhasan
masing-masing. 2) Faktor Internal : a) riwayat keluarga (genetik) – 2x lebih
berisiko , b) obesitas – BMI lebih tinggi mengeluarkan lebih banyak oksalat
urat, asam urat, natrium, dan fosfor , c) riwayat penyakit lain –
hiperparatiroid, sindroma metabolik, nephrocalcinosis, penyakit
gastrointestinal , d) laki-laki : mengekskresikan sedikit sitrat dan banyak
kalsium dibanding wanita. 3) Faktor Eksternal : a) lebih umum terjadi pada
orang yang tinggal di daerah industri , b) pekerjaan yang terpapar panas –
dehidrasi – terbentuk batu , c) diet (tinggi natrium -> peningkatan natrium,
kalsium, pH urin, dan penurunan ekskresi sitrat, kekurangan cairan dan
banyak berurin, vitamin C (asam askorbat) dosis tinggi - secara in vivo akan
dimetabolisme menjadi oksalat, Minum banyak soft drink - menyebabkan
pengasaman dengan asam fosfor (meningkatkan ekskresi kalsium dan
ekskresi asam urat, serta menurunkan kadar sitrat dalam urin)). 4) Cuaca : a)
tinggal di daerah panas & terpapar ultraviolet – berisiko terbentuk batu asam
urat, meningkatkan produksi vitamin D3, dan meningkatkan ekskresi kalsium
dan oksalat. 5) Obat golongan Carbonic Anhydrase Inhibitor.

Proses terbentuknya batu tergantung pada volume urin yang rendah,


konsentrasi ion kalsium/ fosfat/oksalat/natrium yang tinggi, sehingga hal
tersebut dapat menyebabkan hipersaturasi sitambah dengan ph rendah, laju
urin dan kadar sitrat yang rendah. Proses-proses yang terjadi dalam
pembentukan batu sehingga menyebabkan urolithiasis : 1) Supersaturasi Urin
: pada supersaturasi terjadi pengendapan karena zat terlarut yang melebihi
kapasitas dari zat pelarut , 2) Nukleasi : pada supersaturasi urin terjadi
presipitasi kristal → kristal memadat membentuk inti / nukleasi heterogen →
selanjutnya mengkristal dalam parenkim ginjal , 3) Pertumbuhan kristal :
terjadi pertumbuhan kristal dengan orientasi tertentu diatas kristal lain.
Pertumbuhan kristal ditentukan antara lain oleh ukuran, bentuk molekul, sifat
fisik, material, ph , 4) Agregrasi Kristal : pada agregrasi, inti kristal terikat
satu sama lain dengan membentuk partikel yang besar → agregrat akan
semakin membesar dan menghalangi aliran keluar urin , 5) Retensi kristal :
retensi kristal disebabkan oleh asosiasi kristal dengan lapisan sel epitel pada
tubulus ginjal → batu pada saluran kemih .

Patofisiologisnya terdiri dari : 1). Nyeri menjalar : a) karena adanya reffered


pain dan kristal kalsium oksalat yang mengikis mukosa ureter saat melewati
ureter, b) nyeri mengikuti dermatom dan percabangan N. Spinalis. 2).
Hematuria : iritasi mukosa akibat adanya obstruksi pada saluran urine. 3).
Leukositosis dan LED meningkat : karena ada inflamasi. 4). Renal colic: rasa
nyeri menjalar yang terjadi karena spasme dan dilatasi otot ureter. 5).
Nausea dan vomitus (anorexia) : karena ada rangsangan nervus vagus pada
reffered pain ke sistem saraf pusat. 6). Perubahan pH urine menjadi asam
karena ion H+. 7). pH urine rendah dapat menyebabkan pembentukan batu
asam urat. 8). Urine menjadi keruh karena adanya kalsium batu oksalat. 9).
Takikardia : menahan rasa nyeri. 10). Takipnea : menahan rasa nyeri. 11).
Proteinuria : karena ada inflamasi dan hematuria.

Selanjutnya, manifestasi klinis terbagi menjadi tiga yaitu : 1). Nephrolitiasis


(flank pain, hematuria, demam, nausea dan vomitus) , 2). Ureterolithiasis
(hematuria, demam, nausea dan vomitus, serta nyeri saat berkemih) , 3)
Vesicolithiasis ( nyeri suprapubic, hematuria, nyeri saat berkemih, Lower
Urinary Tract Symptons → urgency, frequency, polakisuria ). Diagnosisnya
adalah Urolithiasis.

Prognosis batu saluran kemis secara umum baik, tergantung dari penyakit
penyerta yang dapat menjadi faktor resiko kekambuhan dan apakah sudah
terdapat komplikasi yang mengganggu fungsi ginjal atau dapat mengancam
nyawa pasien. Quo Ad Vitam adalah mengenai hidup dan matinya penderita.
Quo Ad Vitam baik apabila keadaan yang ditimbulkan fraktur dan tindakan
setelah operasi tidak mengancam jiwa manusia. Kemudian, Quo Ad
Functionam adalah istilah yang mengarah pada sebab akibat penyakit
terhadap fungsi organ baik itu luar maupun dalam. Terakhir, Quo Ad
Sanationam adalah istilah yang mengarah pada sebab akibat penyakit
terhadap fungsi organ baik itu luar maupun dalam.
Penatalaksanaat bertujuan untuk menyingkirkan batu, mencegah
penghancuran nefron, mengontrol infeksi, dan mengatasi obstruksi yang
mungkin terjadi. Penatalaksanaan secara nonmedikamentosa dapat dilakukan
dengan cara berikut : istirahat yang cukup, banyak mengkonsumsi air putih,
melakukan pemeriksaan kadar asam urat secara berkala, diet rendah kalsium
dan rendah garam, menjaga pola makan yang dikonsumsi (yang perlu
dibatasi, seperti, batu kalsium : ikan teri, bayam, coklat,kacang, teh dan batu
asam urat seperti : jeroan, otak, makanan yang banyak mengandung purin).
Jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus dilakukan
pengangkatan karena sesuatu indikasi.

Bisa juga dilakukan dengan cara terapi bedah. Yang pertama adalah
Nefrolithotomi (batu dikeluarkan dengan membuat luka tusukan kecil di
panggul), yang kedua dengan Nefrektomi (mengobati kanker ginjal atau
mengangkat tumor non-kanker), selanjutnya Pyelolithotomi (batu diangkat
dari pelvis ginjal), lalu dengan Uretrolithotomi (batu diangkat dari ureter),
dan yang terakhir yaitu dengan SIstolithotomi (batu diangkat dari kandung
kemih). Tindakan bedah di ambil apabila : batu ginjal >2cm , batu ginjal
urenter 1/2cm , hidroureter/hidronefrosis , dan terdapat batu serta gangguan
ginjal.

Litotripsi Gelombang Kejut Ekstrakorporeal atau biasa disebut dengan


tindakan ESWL : prosedur untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan
menggunakan gelombang kejut. Merupakan terapi non-invasif, karena tidak
memerlukan pembedahan atau pemasukan alat kedalam tubuh pasien.
Kemudian ada Ureteroskopi atau biasa disebut dengan tindakan URS
merupakan prosedur tindakan pemeriksaan saluran kandung kemih yang
menggunakan suatu alat yang dimasukkan melalui saluran kemih kedalam
ureter kemudian batu dipecahkan dengan gelombang pneumatik. Pecahan
batu akan keluar bersama air seni. Yang terakhir Nefrolitotomi Perkuatan
atau yang biasa disebut dengan metode PCNL merupakan metode
pengambilan batu ginjal yang berukuran sedang/cukup besar. Metode PCNL
ini biasanya ditempuh apabila metode ESWL tidak memungkinkan untuk
dilakukan.

Penatalaksanaan juga bisa dilakukan secara medikamentosa (pengobatan)


yakni dengan : 1). Agen alkalinisasi : kalium sitrat adalah agen yang mampu
meningkatkan pH sebesar 0.7-0.8 unit dengan dosis 60 mEq sediaan tablet
dibagi kedalam 3-4 dosis, 2). Inhibitor urease (asam acetohydroxamaic) 250
mg PO setiap 6-8 jam dengan perut kosong untuk mengurangi infeksi bakteri
penghasil urea → kalau uretherolithiasis ada infeksi bakteri , 3). Allopurinol
100-600 mg sediaan tablet dikonsumsi sebanyak 1-2 kali per-hari untuk batu
asam urat, 4). Diuretic thiazide sediaan tablet 25–50 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 100–200 mg per hari, 5). Analgesik untuk nyeri kolik.
Pilihan utama : NSAID dan Paracetamol sediaan tablet 325–650 mg tiap 4–6
jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Namun yang lebih berat → golongan opioid.

Sekedar tambahan, 50% pasien yang sudah sembuh akan mengalami


kembali batu saluran kemih setelah 5 tahun tanpa penanganan profilaksis.
Bisa di cegah dengan cara : a). Edukasi pasien b). Hindari makan makanan
yang dapat membentuk batu ginjal seperti bit,kopi,teh,coklat,kacang-
kacangan kaya akan oksalat, bayam c). Konsumsi air mineral 1,5-2 liter per
hari d). Membatasi konsumsi suplemen vitamin c e). Diet rendah natrium.

Urolitiasis pediatrik adalah patologi yang jarang ditemui, kecuali di daerah


endemik seperti Turki. Sebagai patologi berulang yang dapat
mengungkapkan perubahan fungsional dan morfologis pada saluran kemih,
faktor metabolik dan lingkungan, selain kelainan urogenital, harus dievaluasi
secara menyeluruh pada setiap pasien. Dalam studi prospektif ini, pasien dan
riwayat keluarga dari 95 anak dengan penyakit batu dievaluasi, bersama
dengan faktor risiko serum dan urin. Bahan dan Metode: Antara 1996 dan
2001, 95 anak (25 perempuan, 70 laki-laki; usia rata-rata 7,3 tahun; rentang
usia 0,6-15 tahun) yang dirujuk ke departemen kami dengan urolitiasis
dievaluasi. Semua pasien diselidiki sehubungan dengan lokalisasi batu,
kelainan terkait, infeksi saluran kemih (ISK), riwayat keluarga positif dan
faktor risiko serum dan urin. Selain faktor risiko standar (hipocitraturia,
hiperkalsiuria, hiperoksaluria, hiperurikosuria, hipomagnesuria), diet dan
volume urin 24 jam juga dinilai pada semua anak.

Selain pengangkatan batu, pengobatan urolitiasis pediatrik memerlukan


evaluasi metabolik dan lingkungan menyeluruh dari semua pasien secara
individual. Patologi obstruktif harus segera dikoreksi dan kelainan metabolik
yang tampak juga harus diobati. Anak-anak dengan riwayat keluarga positif
harus diikuti dengan hati-hati sehubungan dengan kekambuhan batu. Volume
urin meningkat sejalan dengan indeks massa tubuh dan agen terapeutik
medis yang meningkatkan kadar sitrat urin harus didorong.
Referensi

1. Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. StatPearls Publishing; 2021.available


from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
2. Anonim. Buku Panduan Penatalaksanaan Batu Saluran Kemih. BSK
2018. available from: http://repository.unair.ac.id/95465/1/Buku
%20Panduan%20Penatalaksanaan%20Batu%20Saluran%20Kemih.pdf
3. Victoriano Romero, MD et al., Kidney Stones: A Global Picture of
Prevalence, Incidence, and Associated Risk Factors. Medreviews.
2010. Available from : https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-
Guidelines-on-Urolithiasis-2018-large-text.pdf
4. Fazriyah, Laelatul, Mahalul Azam, and Yuni Wijayanti. "Association of
Kidney Stones with Metabolic Syndrome Parameters in Indonesia."
(2018). Available from
:https://www.researchgate.net/publication/328303279_Association_of_
Kidney_Stones_with_Metabolic_Syndrome_Parameters_in_Indonesia
5. Tanto,Chris, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Ed IV. Jilid 1. Jakarta :
Media Aeskulapius. 2014. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
6. López, Michelle, and Bernd Hoppe. "History, epidemiology and
regional diversities of urolithiasis." Pediatric nephrology 25.1 (2010):
49-59.Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2931286/
7. Pearle, Margaret S., et al. "Urologic diseases in America project:
urolithiasis." The Journal of urology 173.3 (2005): 848-857. Available
from : https://kalbemed.com/diseases/27
8. Bartges, Joseph W., and Amanda J. Callens. "Urolithiasis." Veterinary
Clinics: Small Animal Practice 45.4 (2015): 747-768. Available from :
https://www.vetsmall.theclinics.com/article/S0195-5616(15)00046-
7/fulltext
9. FIKRIANI, HANINDHIYA. "Review artikel alternatif pengobatan batu
ginjal dengan seledri." Farmaka 16.2 (2018). Available from :
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/17607/pdf
10. Türk, C., et al. "Guidelines on urolithiasis." European association of
urology (2011). Available from : https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=urolithiasis&oq=urolithi#d=gs_qabs&u=
%23p%3D-D5fWY0rbQIJ

Anda mungkin juga menyukai