Anda di halaman 1dari 11

A.

ANATOMI FISIOLOGI GINJAL

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangancairan
dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masingdi sisi kiri
dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakangperitoneum). Selain
itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter,sebuah vesika urinaria (buli-
buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine kelingkungan luar tubuh.

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

1. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari


korpusrenalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal
dantubulus kontortus distalis.
2. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,lengkung
Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
3. Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
4. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
5. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktusmemasuki/meninggalkan ginjal.
6. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan
calixminor.
7. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
8. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
9. Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara
calixmajor dan ureter.

1
10. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

B. DEFINISI NEFROLITIASIS

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan


aliranurin,gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain
yangmasih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor
yangmempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut
adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor
ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Faktor intrinsic antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
denganpasien perempuan

Faktor ekstrinsik antara lain :


1. Geografis : Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi disbanding daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stonebelt.
2. Iklim dan temperature
3. Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
5. Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu
berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeriadalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya
lebih tumpul dan sifatnya konstan.Terutama timbul pada costoverteral
2. HematuriaDarah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma
yangdisebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik.
3. InfeksiBatu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi
asistemik yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4. Kencing panas dan nyer
2
5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginja

D. PATOFISIOLOGI
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringanyang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga
perempatdari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi
larutanakibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat
infeksisaluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
Ditambahdengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium
yangberakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikandalam beberapa teori :
1. Teori supersaturasi : Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinyakristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristalkemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks : Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristalsehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor : Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui dayakelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat.
Phospatmukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.
Bilaterjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori epistaxiMerupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,
salauh satubatu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya.Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan
mendukungpembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan
kalsium.
5. Teori kombinasiBatu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.

3
E. PATHWAY

4
F. PENATALAKSANAAN
Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari :
1. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang
baru. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

5
2. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
3. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di
dalamair kemih, diberikan kalium sitrat.
4. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu
kalsium,merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya
bayam,coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan
makanantersebut dikurangi.
5. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme,sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau
kanker. Pada kasus inisebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit
tersebut. Batu asam urat.
6. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan
tersebutmenyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
7. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
8. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasis adalah :
1. Terapi Medis dan Simtomatik Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau
melarutkan batu. Tetapisimtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat
diberikan minumyang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
2. LitotripsiPada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini
disebutnefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adaah
ESWL.ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan
memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah
niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di abdomen dan
pemasangan alat, alat gelombang kejut, atau bila cara non bedah tidak berhasil.

G. PENGKAJIAN

A. Anamnesis

Meliputi keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit masa lalu,riwayat penyakit
keluarga

6
B. Aktifitas/Istirahat.

C. Pemeriksaan Fisik

-Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat, dan
nausea.

-Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau dengan
hidronefrosis.

-Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi urin.

-Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan
urosepsis

-inspeksi tanda obstruksi : berkemih dengan jumlah urin sedikit,oliguria,anuria

D. Pemeriksaan penunjang

- Radiologi

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu
ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan
bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering
perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada.
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu dilakukan pielografi retrograd.

-Ultrasonografi (USG)

Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-
keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang

7
sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat
ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu
selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu

- Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang
adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan penyebab batu.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh

I. Intervensi

No Nanda Noc Nic


1. Nyeri akut  kontrol nyeri  manajemen nyeri
- lakukan pengkajian
Batasan karakteristik : setelah dilakukan
nyeri secara
- Laporkan secara tindakan
komprehensif
verbal atau keperawatan pasien
- observasi reaksi
nonverbal dapat mengontrol
nonverbal dari
- Gerakan
nyeri dengan
ketidaknyamanan
melindungi
indicator : - evaluasi pengalaman
- Tingkah laku
- mengenali faktor nyeri masalalu
berhati- hati
- kontrol lingkungan
- Gangguan tidur penyebab
- Respon autonom - menggunakan yang dapat
(perubahan metode mempengaruhi nyeri
- kaji sumber nyeri
tekanan darah, nonanalgetik
untuk menentukan
perubahan pola untuk
intervensi
nafas, perubahan mengurangi yeri
- ajarkan teknik non
- menggunakan
nadi dan dilatasi
farmakologi
analgetik sesuai
pupil - berikan analgetik
kebutuhan
untuk mengurangi
- melaporkan nyeri
nyeri
sudah terkontrol
- tingkatkan istirahat

8
 tingkat nyeri
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan pasien
dapat mengontrol
tingakt nyeri dengan
indicator :
- melaporkan
adanya nyeri
- frekuensi nyeri
- panjangnya
episode nyeri
- ekspresi nyeri
pada wajah
- posisi tubuh
protektif
 status
kenyamanan
2. Ketidakseimbangan  nutritional  nutrition
nutrisi kurangdari status : food and management
kebutuhan tubuh fluid intake aktivitas :
berhubungan dengan setelah dilakukan - kaji adanya alergi
ketidakmampuan tindakan makanan
- kolaborasi dengan
untuk makan, keperawatan, pasien
ahli gizi untuk
kekakuan tonus otot menunjukan nutria
menentukan jumlah
mengunyah membaik dibuktikan
kalori dan nutrisi
dengan kriteria hasil:
yang dibutuhkan
Batasan karakteristik : - adanya
pasien
- berat badan 20% peningkatan
- anjurkan pasien
atau lebih berat badan
untuk meningkatkan
dibawah ideal sesuai dengan
intake Fe
- dilaporkan
tujuan - aanjurkan paasien
adanya intake - berat badan ideal
untuk

9
makanan yang sesuai dengan meningkaatkan
kurang dari RDA tinggi badan protein dan vitamin
- mampu
(recomanded C
mengidentifikasi - berikan substansi
daily allowance)
- membrane kebutuhan gula
- yakinkan diet yang
mukosa dan nutrisi
- tidak ada tanda- dimakan
konjungtiva
tanda malnutrisi mengandung tinggi
pucat
- tidak terjadi
- kelemahan otot serat
penurunan berat - berikan makanan
yang digunakan
badan yang yang terpilih (yang
untuk menelan
berarti sudah
atau mengunyah
- luka, inflamasi dikonsultasikan)
- monitor jumlah
pada rongga
nutrisi dan
mulut
- mudah merasa kandungan kalori
- berikan informasi
kenyang, sesaat
tentang kebutuhan
setelah
nutrisi
mengunyah
- kaji kemampuan
makanan
pasien untuk
- dilaporkan
mendapatkan nutrisi
adanya
yang dibutuhkan
kekurangan
makanan
- perasaan
ketidkmampuan
untuk mengunyh
makanan
- kehilangan BB
- keengganan
untuk makan
- tonus otot jelek
- kurang berminat
terhadap

10
makanan
- pembuluh darah
kapiler mulai
rapuh
- suara usus
hiperaktif
- kurangnya
informasi

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Doengoes, M.E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Purnomo. 2003. Dasar-dasar Urologi. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Sandra M. Nettina (2002), Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta: Buku Kedoketan EGC.

Sjamsuhidrajat (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.

Syaifudin. 2002. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai