Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

NEFROLITIASIS
DI RUANG BAITUS SALAM 1
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Oleh:

DIAN SEPRIYANTI
690150203

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
A. Pengertian
Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan (ginjal,
ureter, kandung kemih). tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal
(Barbara, 2008).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri atas
garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit (Luckman, 2009).
Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal,
mengandung komponen kristal, dan matriks organik (Sudoyo, 2010).

B. Etiologi
Batu ginjal merupakan konsisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal, kristal
tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun kalsium sitrat. Tidak ada
penyebab yang bisa dibuktikan yang sering menjadi predisposisi adalah infeksi saluran
kemih hiperkasiuria, hiperpospaturia, hipervitaminosis D dan hipertiroidism dan
kebanyakan intake kalsium serta alkali cenderung timbul presipitasi garam kalsium dalam
urine (Suyono, 2011).

C. Manifestasi Klinis
Menurut Huddak (2012) manifestasi klinis dari nefrolitiasis yaitu :
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri
adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan.
Terutama timbul pada costoverteral.
2. Hematuria
Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang
disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik
3. Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi asistemik
yang dapat menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4. Kencing panas dan nyeri
5. Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
D. Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor (Barbara, 2008). Komposisi dari batu ginjal
bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan
cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga
peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga
membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi
meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium
dan magnesium pospat (Smeltzer & Bare, 2008)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori ;
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya
kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi kristal
kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal
sehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila
terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satu
batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya.
Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
(Brunner & Suddarth, 2007)
E. Pathway
Terlampir

F. Komplikasi
Menurut Price (2009) komplikasi dari nefrolitiasis yaitu :
1. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang
disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat.
Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
2. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
3. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
4. Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suyono (2011) pemeriksaan penunjang untuk nefrolitiasis yaitu :
1. Urin
a. PH lebih dari 7,6
b. Sediment sel darah merah lebih dari 90%
c. Biakan urin
d. Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2. Darah
a. Hb turun
b. Leukositosis
c. Urium krestinin
d. Kalsium, fosfor, asam urat
3. Radiologist
Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
4. USG abdomen
H. Penatalaksanaan
Menurut Sudoyo (2010) penatalaksanaan dari nefrolitiasis yaitu :
1.      Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu
yang baru.
2.      Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
3.      Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
4.      Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di
dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
5.      Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu
kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat
(misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu
sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
6.      Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme,
sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus
ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam
urat.
7.      Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan
tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
8.      Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
9.      Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
10.  Dianjurkan untuk banyak minum air putih.

I. Asuhan keperawatan
Menurut Doengos (2007) asuhan keperawatan pada pasien dengan nefrolitiasis yaitu :
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
1) Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk.
2) Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi.
3) Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera
serebrovaskuler, tirah baring lama).
b. Sirkulasi
Tanda:
1) Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal).
2) Kulit hangat dan kemerahan atau pucat.
c. Eliminasi
Gejala:
1) Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya.
2) Penrunan volume urine.
3) Rasa terbakar, dorongan berkemih.
4) Diare.
Tanda:
1) Oliguria, hematuria, poliuria.
2) Perubahan pola berkemih.
d. Makanan dan cairan:
Gejala:
1) Mual/muntah, nyeri tekan abdomen.
2) Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat.
3) Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup.
Tanda:
1) Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus.
2) Muntah.
e. Nyeri dan kenyamanan:
Gejala:
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu
ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan).
Tanda:
1) Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi.
2) Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit.
f. Keamanan:
Gejala:
1) Penggunaan alcohol.
2) Demam/menggigil.
g. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
1) Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout,
ISK kronis.
2) Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
hiperparatiroidisme.
3) Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat, alopurinul, fosfat,
tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri bd peningkatan kontraksi ureteral, trauma jaringan
pembentukan udema
b. Ganguan istirahat dan tidur bd nyeri
c. Resti infeksi bd tindakan invasive
d. Perubahan eliminasi urin bd irirtasi ginjal, obstruksi, inflamasi
e. Kurang perawatan diri.bd pemasangan alat pada tubuh
(Nanda, 2012-2014)

3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri bd peningkatan kontraksi ureteral, trauma jaringan
pembentukan udema
Tujuan : nyeri berkurang, spasme terkontrol
KH : klien tampak rileks
Intervensi :
1) kaji nyeri dengan PQRST
2) jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melapor jika
nyeri dan perubahannnya
3) ajarkan teksnik relaksasi dan distraksi
4) beri kompres hangat pada daerah nyeri
5) kolaborasi analgetik

b. Ganguan istirahat dan tidur bd nyeri


Tujuan : istirahat tidur terpenuhi
KH : identifikasi teksnik induksi tidur, faktor penyebab g3 tidur
Intervensi :
1) Beri lingkungan yang tenang untuk pasien
2) Atur prosedur agar tidak mengganggu waktu istirahat
pasien
3) Kaki penyebab gaangguan tidur

c. Resti infeksi bd tindakan invasive


Tujuan : tidak terjadi infeksi
KH : tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1) Pertahankan aseptic dalam tindakan
2) Monitor TTV
3) Periksa laboratorium tanda-tanda infeksi
4) Kolaborasi pemberian analgetik

d. Perubahan eliminasi urin bd irirtasi ginjal, obstruksi, inflamasi


Tujuan : berkemih dengan normal
KH : tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1) Awasi intake dan output cairan dan karakteristik urin
2) Kaji pola berkemih pasien
3) Dorong pemasukan cairan agar meningkat
4) Keji keluhan kandung kemih
5) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium

e. Kurang perawatan diri.bd pemasangan alat pada tubuh


Tujuan : kebersihan terpenuhi
KH : dapat perawatan diri secara mandiri
Intervensi :
1) Kaji penyebab kkurang perawatan diri
2) Dorong pasien melakukan personal hygien
3) Dorong pasien menggunakan alat Bantu yang ada
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2007). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Barbara, C, Long. (2008). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

Doenges E, Marilynn, dkk. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 4. Jakarta : EGC

Hudak, Gallo. (2012). Critical Care Nursing. Philadelphia. JB. Lippincot Company

Luckman & Sorenson. (2009). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : W.B. Saunders
Company.

NANDA. (2009). Nursing Diagnoses-Definitions & Classificaions. Philadelphia : Mosby


Company

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (2009). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 5. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI

Sudoyo. W. Aru,et,al. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .Jakarta. FKUI.

Anda mungkin juga menyukai