OLEH:
EKA YUSVINASARI
NIM 13.31.0271
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH:
EKA YUSVINASARI
NIM 13.31.0271
Banjarmasin,
Maret 2015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik/Mentor
1.
KONSEP DASAR
A. Definisi
Pembimbing Lahan/Preseptor
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis
renal. Batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat
asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin).
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau
lebih batu didalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan penyebab
terbanyak kelainan di saluran kemih.
Nefrolitiasis merujuk pada batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk di dalam
saluran saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari
substansi ekskresi di dalam urine (Nursalam, 2011:65).
Mary Baradero (2009:59) mendefinisikan nefrolitiasis adalah batu ginjal
yang ditemukan didalam ginjal, yang merupakan pengkristalan mineral yang
mengelilingi zat organik, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati.
Biasanya batu kalkuli terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau
magnesium fosfat dan asam urat.
Pendapat lain menjelaskan batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu
keadaan terdapatnya batu kalkuli di ginjal (Arif Muttaqin, 2011:108).
Batu ginjal adalah terbentuknya batu dalam ginjal (pelvis atau kaliks) dan
mengalir bersama urine (Susan Martin, 2007:726).
Berdasarkan definisi di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa batu
ginjal atau bisa disebut nefrolitiasis adalah suatu penyakit yang terjadi pada
saluran perkemihan karena terjadi pembentukan batu di dalam ginjal, yang
terbanyak pada bagian pelvis ginjal yang menyebabkan gangguan pada saluran
dan proses perkemihan.
B. Etiologi
Faktor dari dalam (intrinsik), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada usia
30-50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
b.
Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air
(bila jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet
banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, dan jeroan), dan
pekerjaan (kurang bergerak).
Berapa penyebab lain adalah :
a. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kencing.
b. Stasis obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran
kencing.
c. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
d. Idiopatik (Arif Muttaqin, 2011:108)
C. Gambaran klinis
Keluhan pada penderita nefrolitiasis yaitu :
a. Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu
itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang
rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costovertebral.
b. Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya
trauma yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik.
c. Batu ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pelvis
ginjal serta ureter proksimal yang menyebabkan kolik.
d. Sumbatan : Batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran
kemih: demam dan menggigil.
e. Gejala gastrointestinal, meliputi:
1)
Mual
2)
Muntah
3)
Diare (Nursalam, 2011:67)
D. Patofisiologi
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsertrasi substansi tertentu
seperti Ca oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat
terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara
normal pencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju
pembentukan batu mencakup PH urine dan status cairan pasien.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
Infeksi (peilonefritis & cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat
terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan
sedikit gejala namun secara fungsional perlahan-lahan merusak unit fungsional
ginjal
dan
nyeri
luar
biasa
dan
tak
nyaman.
Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa.
Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar dan
biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu diameter <
0,5-1 cm keluar spontan. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan
di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan muntah, maka pasien sedang
mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.
Selain itu ada beberapa teori yang membahas tentang proses pembentukan
batu yaitu:
a.
Teori inti (nucleus):
Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urine yang
sudah mengalami supersaturasi.
b. Teori matriks:
Matriks organik yang berasal dari serum dan protein urine memberikan
kemungkinan pengendapan kristal.
c.
Teori inhibitor kristalisasi:
Beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi
yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini
tergantung dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan
kompleks. Terdapat beberapa jenis batu, di antaranya :
a.
Batu kalsium
Batu jenis ini sering di temukan. Bentuknya besar dengan permukaan halus, dapat
bercampur antara kalsium dengan fosfat. Batu kalsium sering di jumpai pada
orang yang mempunyai kadar vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar
paratiroid. Orang menderita kangker, struke, atau penyakit sarkoidisis juga dapat
menderita batu kalsium. Batu kalsium dapat di sebabkan oleh:
1)
Hiperkalsiuria abortif:
Gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus
yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.
2)
Hiperkal siuria renalis:kebocoran pada ginjal
b.
Batu oksalat
Batu oksalat dapat disebabkan oleh
1)
Primer autosomal resesif
2)
Ingesti-inhalasi: Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.
3)
E. Komplikasi
Menurut (Nursalam, 2011:67) komplikasi yang disebabkan dari batu
a.
b.
c.
nefrolitiasis adalah:
Sumbatan: akibat pecahan batu
Infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
Kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
d.
F. Test Diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan diagnostik dalam menegakkan diagnosa
nefrolitiasis, yaitu :
a.
Urin
1)
PH lebih dari 7,6
2)
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
3)
Biakan urin
4)
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b.
Darah
1)
Hb turun
2)
Leukositosis
3)
Urium kreatinin
4) Kalsium, fosfor, asam urat
c.
Radiologi
1)
Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
2)
USG abdomen
3)
PIV (Pielografi Intravena)
4)
Sistoskpi (Mary Baradero, 2008:61)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada batu ginjal, yaitu:
a.
Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G. Terapi
bedah
usus
halus,
bedah
abdomen
sebelumnya,
vitamin D.
Riwayat penyakit keluarga.
Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan
d)
Bagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal
dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.
b.
c.
d.
Pola eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit
karena adanya sumbatan atau batu ginjal dalam saluran kemih, BAK normal.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase batu
ginjal dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2007:727).
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung kemih
oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau infalamsi (Kartika
S. W., 2013:189).
3. Resiko ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin, 2011:116).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
Intervensi
a.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase
batu ginjal dan atau insisi bedah (Susan M. T., 2007:727).
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
1)
Kaji dan dokumentasikan tipe, intensitas, lokasi dan durasi nyeri.
Rasional : Laporan mengenai nyeri yang hebat mengindikasikan terjadi sumbatan
kalkulus/batu atau obstruksi aliran urine.
2)
Laporan mengenai pengurangan nyeri yang mendadak.
Rasional : Mengindiksikan bahwa batu telah berpindah ke saluran yang sempit.
3)
Laporan mengenai nyeri yang menyerupai nyeri yang berupa kolik renal.
Rasional : Kolik mengindikasikan pergerakan kalkulus.
4)
Beri pemanas eksternal atau kompres hangat pada pinggul yang nyeri.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan rileks
5) Ajarkan teknik relaksasi/distraksi
Rasional : mengurangi ketegangan dan kecemasan karena nyeri.
6)
Berikan obat anti nyeri/analgesik
Rasional : Untuk menghilangkan rasa nyeri
b.
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau infalamsi
(Kartika S. W., 2013:189).
Tujuan
Kriteria hasil
dengan mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin, 2011:116).
Tujuan
: Asupan klien terpenuhi.
Kriteria hasil
: Klien mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat,
pernyataan kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Intervensi
1)
Kaji nutrisi klien, turgor kulit, berat badan dan derajat penurunan berat
DAFTAR PUSTAKA
http://iiapristia.blogspot.com/2014/06/laporan-pendahuluan-nefrolitiasis.html.
Diakses tanggal 21 Maret 2015
http://emelda1st.blogspot.com/2012/12/laporan-pendahuluan-batu-ginjal.html.
Diakses tanggal 21 Maret 2015