Medikal Bedah II
Fakultas Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH :
NALDIA
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
LAPORAN PENDAHULUAN
BATU GINJAL / UROLITHIASIS
A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
1. Pengertian
Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius (Brunner and Suddarth,
2002). Urolithiasis adalah penyakit diamana didapatkan batu di dalam saluran air kemih,
yang dimulai dari kaliks sampai dengan uretra anterior (DR. Nursalam, M. Nurs &
Fransica B.B, Sistem Perkemihan).
Urolithiasis adalah pengkristilan mineral yang mengelilingi zat organik, misalnya
nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya batu kalkuli terdiri atas garam kalsium (
oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat (Mary baradero,SPC,MN &
Yakobus Siswandi, MSN)..
Batu ginjal / Urolithiasis atau renal calculi merupakan massa keras yang mengkristal
seperti batu batu kecil yang dapat terbentuk pada bagian saluran kencing dimana saja
termasuk pada kandung kemih, dalam ginjal yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix
renalis.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000).
Naldia, S.Kep
1541313026
korteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf
Naldia, S.Kep
1541313026
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan
b. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan
ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major,
lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara
postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk
mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine
setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter
mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta
muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca
communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter
melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta
pleksus hipogastricus superior dan inferior.
c. Vesica urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme
relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersamasama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta
pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga
bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan
lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot
spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior
dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk miripNaldia, S.Kep
1541313026
segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini
berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesica urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan
pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan
simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus
lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita.
Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ
seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita
panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu
m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan
m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada
wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan
aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m.
sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat.
bagian lainnya.
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis
melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh
m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter
(somatis).
Naldia, S.Kep
1541313026
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra
pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada
orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter
urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra
pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.
3. Jenis Batu Ginjal
a. Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan
yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor terjadinya batu kalsium
adalah :
-
Hiperkalsiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat
terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria
absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal
(hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria
dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau
fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli
ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam
Naldia, S.Kep
1541313026
Adanya obstruksi saluran kemih, misalnya oleh tumor, striktur dan hiperplasi
prostat, akan menyebabkan stasis urin sedangkan urin sendiri adalah substansi
yang banyak mengandung kuman sehingga mempermudah terjadinya infeksi dan
pembentukan batu.
h. kelebihan sekresi hormon paratiroid
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor intrinsik, meliputi:
1) Herediter, diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2) Umur, paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3) Jenis kelamin, jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita
yang menderita penyakit batu ginjal.
b) Faktor ekstrinsik, meliputi:
1) Geografi
Penyakit batu ginjal juga di pengaruhi oleh keadaan geografis suaru daerah,
sehingga daerah ini disebut dengan daerah stone belt (sabuk batu).
2) Iklim dan temperature
Tempat yang bersuhu panas, misalnya di daerah tropis, di kamar mesin,
menyebabkan banyak mengeluarkan keringat yang akan mengurangi produksi
urin dan mempermudah pembentukan batu. Sedangkan pada daerah yang
dingin, akan menyebabkan kurangnya asupan air pada masyarakatnya.
3) Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4) Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5) Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktivitas fisik (sedentary life).
5. Manifestasi Klinis
Beberapa manifestasi batu ginjal, diantaranya :
a. Batu pada pelvis renalis
- Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
- Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
- Hematuria, piuria
- Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah
b. Batu yang terjebak pada ureter
Naldia, S.Kep
1541313026
Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik menyebar ke paha dan genetalia
kolik ureteral, merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah.
c. Batu yang terjebak pada kandung kemih
- Gejala iritasi
- Infeksi traktus urinarius
- Hematuria
- Obstruksi : retensi urin
Gejala umum penyakit batu ginjal adalah:
- Tidak semua sakit pinggang pertanda adanya batu ginjal.
Penyakit ini memiliki beberapa gejala khas yang bertalian satu
sama lain. Sakit atau terasa pegal pada pinggang belakang
bagian atas atau tepatnya di bawah iga terakhir. Pada taraf
tertentu sakit yang ditimbulkan berupa nyeri menusuk-nusuk,
-
Salah satu Fungsi ginjal adalah membuat air kencing (urin) ,apabila ginjal
manusia mengalami gangguan,maka akan terjadi lah gangguan pada pembentukan
urin,baik dari warna,bau dan karakterisitiknya. Akibat dari gangguan ini,maka
terjadilah perubahan dalam frekuensi buang air kecil.mungkin buang air kecil
lebih sering dan lebih banyak dari pada biasanya dengan warna urin yang pucat.
Dan mungkin buang air kecil dalam jumlah sedikit dari biasanya dengan urin yang
berwarna gelap
Tubuh mengalami pembengkakan
Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, yakni mengeluarkan cairan atau
toksin dalam tubuh , maka tubuh akan dipenuhi cairan yang mengakibatkan
pembengkakan terhadap beberapa bagian tubuh , diantaranya di bagian kaki,
pergelangan kaki, wajah dan atau tangan
Tubuh cepat lelah / kelelahan
Ginjal yang sehat memproduksi hormon yang disebut dengan
erythropoietin yang mempunyai fungsi sebagai memerintahkan
tubuh untuk membuat oksigen yang membawa sel darah merah.
Ketika tubuh
hanya
lainnya
adalah
rasa
mual
aliran
urine
dan
menyebabkan
stasis
(tidak
ada
pembentukan
batu.
Batu
kalsium,
yang
biasanya
terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaankeadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan
penyakit ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit
peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi asam urat.
Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian
mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat
menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine.
Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat
ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidrone-frosis yaitu
pembengkakan
pelvis
ginjal
dan
sistem
duktus
pengumpul.
Naldia, S.Kep
1541313026
asam
basah
di
dalam
air
kemih
mempengaruhi
proses pembentukkan batu. Air kemih yang bersifat asam memudahkan terbentuknya
batu kalsium dan asam urat. Sementara, air kemih yang bersifat basa
mempermudahkan terbentuknya batu struvite/batu infeksi.
c. Penghambat kristalisasi
Secara normal, zat-zat penghambat kristalisasi, seperti sitrat, magnesium, protein
tamm-Horsfall, dan bikunin didalam air kemih terdapat dalam konsentrasi yang cukup
memadahi untuk mencegah terbentuknya batu. Penurunan jumlah zat-zat tersebut
meningkatkan resiko terbentuknya batu, contohnya, di dalam air kemih sitrat sehingga
mengalami ikatan kalsium dengan oksalat. Menurunnya jumlah sitrat di dalam air
kemih atau hipositraturia, seperti yang terjadi pada gangguan penyerapan di usus atau
Naldia, S.Kep
1541313026
oleh karena pemberian obat pelancar kencing, akan meningkat resiko pembentukan
batu kalsium oksalat.
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi
dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih
bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain
sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan
hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran
kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis
dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).
Batu Saluran
Kemih
Obstruksi
Infeksi
Pielonefritis
Ureritis
Hidronefrosis
Pionefrosis
Hidroureter
Urosepsis
Sistitis
Gagal Ginjal
sediment
Urine kultur meliputi: mikroorganisme, sensitivity test
pH urin
Batu kalsium, asam urat dan batu sistin terbentuk pada urin dengan pH
saluran kemih
Darah
Naldia, S.Kep
1541313026
Meliputi: leuco, diff, LED, kadar ureum dan kreatinin, kadar urine acid,
kadar cholesterol, GTT, UCT.
mekanik,
dengan
memakai
energi
hidroulik,
energi
pelvikalises
dapat
dipecah
melalui
tuntunan
ureterorenoskopi.
Litotripsi
Pemecahan batu atau litotripsi telah mulai dilakukan sejak lama
dengan cara buta. Dengan kemajuan teknologi endoskopi dapat
dilakukan dengan cara lihat langsung. Untuk batu kandung kemih
batu dipecahkan melalui litotriptor secara mekanik melalui sistoskop
atau dengan memakai gelombang elektrohidrolitik atau ultrasonik.
Untuk batu ureter digunakan ureteroskop dan batu dapat
dihancurkan memakai gelombang ultrasonik, elektrohidrolitik atau
sinar laser. Untuk batu ginjal litotripsi dilakukan dengan bantuan
nefroskopi perkutan untuk membawa transduser melalui sonde ke
batu yang ada di ginjal cara ini disebut nefrolitotripsi perkutan.
Terapi mekani
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) telah menjadi
metode yang paling sering digunakan dalam tatalaksana aktif batu
uret. ESWL didasarkan pada prinsip bahwa gelombang kejut
bertekanan tinggi akan melepaskan energi ketika melewati areaarea yang memiliki kepadatan akustik berbeda. Gelombang kejut
yang dibangkitkan di luar tubuh dapat difokuskan ke sebuah batu
menggunakan
berbagai
teknik
geometrik.
Gelombang
kejut
Naldia, S.Kep
1541313026
batu
uretra
dengan
memasukkan
alat
pemecah
batu
ginjal
Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter
Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria
Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra
Terapi medic
- Berikan minum berlebihan disertai diuretikum bendo Fluezida
-
5-10 mg/hari.
Dapat diobati dengan Calcium I + Cordyceps dengan cara
pemakaian :
3 x 2 - 4 kapsul Cordyceps sehari (tergantung kondisi, pada
beberapa kasus diminum dalam jumlah besar hingga 20
kapsul sehari) dan 4 x sachet Calcium I sehari.
9. Komplikasi
1. Sumbatan : akibat pecahan batu
2. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
3. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
pengangkatan batu ginjal
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Biasanya klien berada dalam keadaan lemah. Status kesadaran klien basanya dapat
compos mentis hingga koma. Biasanya klien tampak ikterik dan ekstremitas
edema. Biasanya klien yang sadar mengeluh badan terasa lemah dan tidak
bertenaga. Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan
Naldia, S.Kep
1541313026
dampak
berat
pada
keadaan
atau
yang
Hidung
Biasanya hidung bersih, tidak ada penyimpangan septum hidung, tidah
terdapat sekret.
Mulut
Biasanyanya lidah agak kotor, tidak ada lesi pada mulut, mukosa bibir dan
mulut kering, bibir pucat.
Leher
Biasanya terdapat atau tidak pembesaran KGB, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada kaku kuduk.
Dada
Biasanya inspeksi bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat karena sesak
napas, auskultasi suara nafas ronchi jika terjadi penumpukan cairan ke paru,
perkusi jantung biasanya pekak.
Abdomen
Inspeksi : biasanya asites, umbilikus menonjol, terlihat spider nevy.
Auskultasi : biasanya peristaltik usus menurun
Perkusi : biasanya pekak karena penumpukan cairan
Palpasi : biasanya terdapat shifting dullness (gelombang air)
Ekstremitas
Biasanya ekstremitas atas dan bawah oedema. Kekuatan otot lemah.
Genitalia
Biasanya terdapat darah pada BAK (hematuria) dan atau BAB (melena)
Integumen
Biasanya kulit seluruh tubuh ikterik (menguning). Biasanya tubuh teraba
hangat saat sepsis
b. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Biasanya klien mengatakan kalau sakit di rumah biasa mengkonsumsi jamu
dan obat yang dibeli sendiri di kedai atau apotek yang ada dikampungnya.
2. Pola Nutrisi & Metabolik
Aliran darah dari vena porta yang tidak dapat melewati hepar
karena perubahan selsel hepatosit. Darah akhirnya kembali ke
saluran gastrointestinal. Proses ini akan membuat klien
dengan sirosis hepatis mengalami dispepsia dan diare. Berat
badan klien akan terus menurun secara signifikan. Ditambah
lagi dengan asites yang mendesak lambung dan menimbulkan
rasa tidak enak dan mual sehingga menurunkan nafsu makan.
Ini juga akan memperburuk status nutrisi dan menimbulkan
anemia serta kelelahan dan letargi. Terkait fungsi hati dalam
Naldia, S.Kep
1541313026
distensi
abdomen
(hematomegali,
splenomegali,
klien
memungkinkan
untuk
posisi
sim
posisi
semi
dengan
fowler
atau
menggunakan
jika
bantal
Naldia, S.Kep
1541313026
sensori
dan
kognitif,
lamanya
perawatan,
perasaan
tidak
berdaya
karena
ketergantungan
penderita
tidak
mampu
menggunakan
11.
Pola Nilai & Keyakinan
Biasanya dengan adanya perubahan status kesehatan dan
penurunan fungsi tubuh serta asites tidak menghambat
penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi
pola ibadah penderita.
Naldia, S.Kep
1541313026
Naldia, S.Kep
1541313026
5. NANDA
8.
1
9. Nyeri Akut
6. NOC
Kontrol nyeri
7. NIC
Manajemen Nyeri
16.
Definisi :
17.
Penanggulangan nyeri atau penurunan
nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
18.
Aktivitas :
Melakukan tidakan yang komprehensif
mulai dari lokasi nyeri, karakteristik,
durasi, frequensi, kualitas, intensitas, atau
keratnya
nyeri
dan
faktor
yang
berhubungan.
Observasi isyarat ketidak nyamanan
khususnya pada ketidak mamapuan
mengkomunikasikan secara efektif
Memberi perhatian perawatan analgesic
pada pasien.
Menggunakan
strategi
komunikasi
terapeutik untuk menyampaikan rasa sakit
dan menyampaikan penerimaan dari
respon pasien terhadap nyeri.
Mengeksplorasi pengetahuan pasien dan
keyakinan tentang rasa sakit.
Mempertimbangkan pengaruh budaya
pada respon nyeri.
Naldia, S.Kep
1541313026
berkurang
- Klien tidak lagi mengekpresikan
wajah nyeri
- Klien tidak merasa gelisah lagi
- TTV dalm batas normal
15.
Nafsu
makan
klien diharapkan meningkat
22. 23.
2
Kelebihan
volume
cairan
Gangguan
mekanisme
pengaturan,
Peningkatan
intake
sodium.
24.
27. 28.
3
Ketidakseimban
gan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
tubuh
b.d
faktor
biologis
(anoreksia),
ketidakmam
puan untuk
menelan,
menyerap
dan
yang sesuai
- Pantau tekanan darah ortostatik dan
perubahan rama jantung
- Pantau membran mukosa , tugor kulit , dan
haus
- Monitor Warna, kuantitas , dan berat jenis
urine
- Pantau distensi vena leher, ronki di paruparu, edema perifer dan berat badan
- Pantau adanya tanda dan gejala ascites
- Batasi asupan cairan dan mengalokasikan
- Jaga ditentukan laju aliran intravena
- Berikan agen farmakologis sesuai order
dokter untuk meningkatkan output urin.
Status Nutrisi
Mengontrol nafsu makan:
30.
Klien diharapkan mampu
36.
Intervensi yang dilakukuan:
untuk menormalkan:
- Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan
- Pemasukan nutrisi
kebutuhan dan gaya hidup.
- Pemasukan makanan
- Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
- Pemasukan cairan
- Anjurkan
kepada
klien
untuk
- Energy
mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
- Berat badan
37.
- Tonus otot
Pengontrolan nutrisi
- Hidrasi
38.
Intervensi yang dilakukuan:
31.
- Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi
Nafsu makan
terhadap makanan
32.
Klien diharapkan mampu
- Tentukan makanan pilihan pasien
untuk menormalkan:
- Tentukan jumlah kalori dan jenis zat
- Menyeimbangkan nafsu makan
makanan yang diperlukan untuk memenuhi
Naldia, S.Kep
1541313026
mencerna
makanan
29.
Menyeimbangkan
cairan tubuh
Menyeimbangkan
nutrisi tubuh
Pasokan
Pasokan
33.
Weight gain behavior
34.
Klien diharapkan mampu 39.
Terapi Nutrisi
:
40.
Intervensi yang dilakukan :
- Mengidentifikasi
penyebab
- Monitor pemasukan cairan dan makanan
kehilangan berat badan
- Memilih sebuah target sehat
dan menghitung pemasukan kalori sehariberat badan.
hari
- Bantu pasien membentuk posisi duduk
- Mengidentifikasi
pemasukan
yang benar sebelum makan.
kalori
- Memilihara
suplai
nutrisi
- Ajarkan pasien dan kelurga tentang
makanan dan minuman yg
memilih makanan
adekuat
- Meningkatkan nafsu makan
35.
41.
42.
43.
44.
Naldia, S.Kep
1541313026
45.
46.
DAFTAR PUSTAKA
Lemone, B. (2004). Medical surgical nursing: Critical thinking in client care. New
Jersey: Person Education Inc.
47.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Fundamental of nursing: Concepts, process and
practice. St. Louis: Mosby.
48.
Price, A. Sylvia, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis prosesprose penyakit. Jakarta: EGC.
49.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2001). Keperawatan medikal bedah 2. (Ed 8). Jakarta:
EGC
50.
Nanda. (2009). Nursing Diagnoses : Definitions and Classification (NANDA) 20152017. Willey-Balckwall
51.
52.
Naldia, S.Kep
1541313026