Anda di halaman 1dari 11

Nurse Fadhil

 Home
 Tentang
 Order
 Download
 Contact
type your sea


LAPORAN PENDAHULUAN : BATU SALURAN
KEMIH (BSK)
08.51.00 // by Fadhil Akmal, S. Kep // Laporan Pendahuluan // No comments

KONSEP DASAR

1. Pengertian
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter,
atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat,
kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran
kemih. (Luckman dan Sorensen). Dari dua definisi tersebut diatas saya
mengambil kesimpulan bahwa batu saluran kemih adalah adanya batu di dalam
saluran perkemihan yang meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.
2. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum
diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada
saluran kemih yaitu:
a. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine
menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
saluran kemih.
c. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
d. Keturunan
e. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urine meningkat
f. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
g. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
h. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka
morbiditasbatu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang
makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan
Urethra ).
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada
adanya obstruksi, infeksi dan edema.
a. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter
proksimal.
1) Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat
terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala,
namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
2) Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
b. Batu di ginjal
1) Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
2) Hematuri.
3) Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri
kebawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
4) Mual dan muntah.
5) Diare.
c. Batu di ureter
1) Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.
2) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
3) Hematuri akibat abrasi batu.
4) Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
d. Batu di kandung kemih
1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuri.
2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi
urin.
5. Komplikasi
a. Obstruksi
b. Hidronephrosis.
c. Gagal ginjal
d. Perdarahan.
e. Pada laki-laki dapat terjadi impoten.

6. Pemeriksaan diagnostik
a. Urinalisa ; warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum
menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam
(meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan
magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin,
asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine
menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada
serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal
menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area
ginjal dan sepanjang ureter.
e. IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal
atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu
atau efek obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
7. Penatalaksanaan
a. Tujuan:
1) Menghilangkan obstruksi
2) Mengobati infeksi.
3) Mencegah terjadinya gagal ginjal.
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).

b. Operasi dilakukan jika:


1) Sudah terjadi stasis/bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
harus dilakukan operasi.
c. Therapi
1) Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2) Allopurinol untuk batu asam urat.
3) Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
d. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
1) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung
kalsium oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat;
sedangkan untuk kalsium fosfat mengurangi makanan yang mengandung tinggi
kalsium seperti ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
2) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
3) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.
4) Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secara
teratur.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1) Riwayat penyakit ginjal akut dan kronik.
2) Riwayat infeksi saluran kemih.
3) Pajanan lingkungan: zat-zat kimia.
4) Keturunan.
5) Alkoholik, merokok.
6) Untuk pasien wanita: jumlah dan tipe persalinan (SC, forseps, penggunaan
kontrasepsi).
b. Pola nutrisi metabolik
1) Mual, muntah.
2) Demam.
3) Diet tinggi purin oksalat atau fosfat.
4) Kebiasaan mengkonsumsi air minum.
5) Distensi abdominal, penurunan bising usus.
6) Alkoholik
c. Pola eliminasi
1) Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan output.
2) Hematuri.
3) Rasa terbakar, dorongan berkemih.
4) Riwayat obstruksi.
5) Penurunan hantaran urin, kandung kemih.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Pekerjaan (banyak duduk).
2) Keterbatasan aktivitas.
3) Gaya hidup (olah raga).
e. Pola tidur dan istirahat
1) Demam, menggigil.
2) Gangguan tidur akibat rasa nyeri.
f. Pola persepsi kognitif
1) Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih
b. Perubahan pola eliminasi: urine berhubungan dengan obstruksi karena batu.
c. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi
dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi

3. Rencana Keperawatan (Intervensi, Implementasi, Rasional)

No Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional


1. Nyeri berhubungan Hasil yang 1. Kaji karakteristik nyeri1. membantu
dengan adanya iritasi diharapkan: ( lokasi, lama, intensitas mengevaluasi
pada saluran kemih - Pasien bebas dan radiasi) perkembangan dari
dari rasa nyeri 2. Observasi tanda-tanda obstruksi.
- Pasien tampak vital, tensi, nadi, cemas2. nyeri hebat ditandai
rileks, bisa tidur3. Jelaskan penyebab rasa dengan peningkatan
dan istirahat. nyeri tekanan darah dan
4. Ciptakan lingkungan nadi.
yang nyaman 3. mengurangi
5. Bantu untuk kecemasan pasien.
mengalihkan rasa nyeri:4. meningkatkan
teknik napas dalam. relaksasi, menurunkan
6. Beri kompres hangat tegangan otot.
pada punggung 5. meningkatkan
7. Kolaborasi dengan relaksasi dan
dokter untuk pemberian mengurangi nyeri.
analgetik 6. mengurangi
ketegangan otot.
7. analgetik
menghilangkan rasa
nyeri.
2. Perubahan pola Hasil yang 1. Monitor intake dan 1. menginformasikan
elminasi: urine diharapkan: output. fungsi ginjal.
berhubungan dengan - Pola eliminasi 2. Anjurkan untuk 2.mempermudah
inflamasi, obstruksi urine dan output meningkatkan cairan pengeluaran batu,
karena batu. dalam batas per oral 3 – 4 liter per mencegah terjadinya
normal. hari. pengendapan.
- Tidak 3. Kaji karakteristik urine3. adanya darah
menunjukkan 4. Kaji pola Bak normal merupakan indikasi
tanda-tanda pasien, catat kelainnya. meningkatnya
obstruksi (tidak obstruksi/iritasi ureter.
ada rasa sakit 4. batu dapat
saat berkemih, menyebabkan
pengeluaran urin rangsangan mervus
lancar). yang menyebabkan
sensasi untuk buang
air kecil

3. Risiko tinggi Hasil yang 1. Monitor intake dan 1. membandingkan


kekurangan volume diharapkan: output secara aktual dan
cairan berhubungan
- Keseimbangan2. Berikan intake cairan 3 mengantisipasi output
dengan mual dan cairan adekuat – 4 liter per hari. yang dapat dijadikan
muntah. - Turgor kulit 3. Monitor tanda-tanda tanda adanya renal
baik vital, turgor kulit, stasis
membran mukosa. 2. menjaga
4. Berikan cairan intra keseimbangan cairan
vena sesuai intruksi untuk homeostasis.
dokter. 3. dapat menunjukkan
5. Kalau perlu berikan tanda-tanda dehidrasi.
obat anti enemik. 4. menjaga
keseimbangan cairan
bila intake per oral
kurang.
5. mengurangi mual dan
muntah.
4. Ketidakefektifan Hasil yang 1. Kaji pengetahuan 1. mengetahui tingkat
management regiment diharapkan: pasien/tanyakan proses pengetahuan pasien
terapeutik tentang
- Pasien sakit dan harapan dan memimih cara
perawatan post operasi mengungkapkan pasien. untuk komunikasi
dan pencegahan proses penyakit,2. Jelaskan pentingnya yang tepat.
berhubungan dengan faktor-faktor peningkatan cairan per 2. dapat mengurangi
kurangnya penyebab. oral 3 – 4 liter per hari. stasis urine dan
pengetahuan/informasi
- Pasien dapat 3. Jelaskan dan anjurkan mencagah terjadinya
berpartisipasi pasien untuk melakukan batu.
dalam aktivitas secara teratur. 3. kurang aktivitas
perawatan. 4. Identifikasi tanda-tanda mempengaruhi
nyeri, hematuri, oliguri. terjadinya batu.
5. Jelaskan prosedur 4. mendeteksi secara
pengobatan dan dini, komplikasi
perubahan gaya hidup. yang serius dan
berulangnya penyakit.
5. membantu pasien
merasakan,
mengontrol melalui
apa yang terjadi
dengan dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Razak B., 1992. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Batu Saluran
Kemih di Ujung Pandang dan di Tana Toraja.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2002
Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta.
Pilasri C., 2007. Epidemiology Study of Urolithiasis in South of Northteast Thailand.
http://cmp.ubu.ac.th. Di akses pada 26 Juni 2011.
DepKes RI, 2002. Statistik Rumah Sakit di Indonesia. Seri 3, Morbiditas dan Mortalitas
Direktorat Jendral Pelayanan Medik. http://yanmedik-
depkes.net/statistik_rs_2002. Di akses pada 19 Juni 2011.
Depkes RI., 2005. Distribusi Penyakit-Penyakit Sistem Kemih Kelamin Pasien Rawat
Inap Menurut Golongan Sebab Sakit Indonesia
Hardjoeno., dkk, 2006. Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboraturium Patologi
Klinik. Indonesia journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol 12,
No 3, Makasar.
Lina N., 2008. Faktor-Faktor Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Laki- Laki.
Tesis Mahasiswa Pasca Sarjana Epidemiologi UNDIP.

DOWNLOAD VERSI DOCX NYA DI SINI


Artikel Terkait
 LAPORAN PENDAHULUAN : STROKE ISKEMIK
 LAPORAN PENDAHULUAN : PENURUNAN KESADARAN
 LAPORAN PENDAHULUAN : HIPERTENSI
 LAPORAN PENDAHULUAN : BATU SALURAN KEMIH (BSK)
 LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
0 komentar:
Posting Komentar
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Populer Post
 LAPORAN PENDAHULUAN : HIPERTENSI
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. PENGERTIAN Hipertensi
adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 1...
 LAPORAN PENDAHULUAN : PENURUNAN KESADARAN
LAPORAN PENDAHULUAN : PENURUNAN KESADARAN A. Konsep Dasar
1. Pengertian Penurunan kesadaran atau koma merupakan salah sa...
 LAPORAN PENDAHULUAN : BATU SALURAN KEMIH (BSK)
KONSEP DASAR 1. Pengertian Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus
urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih, u...
 LAPORAN PENDAHULUAN : STROKE ISKEMIK
LAPORAN PENDAHULUAN : STROKE 1. Pengertian Stroke atau cedera
cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh...
 LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT
LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT 1. Definisi Diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak ...

Arsip
 ▼ 2016 (12)
o ▼ Agustus (4)
 MAKALAH : ASMA BRONCHIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN : BATU SALURAN KEMIH (BSK)
 LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT
 LAPORAN PENDAHULUAN : STROKE ISKEMIK
o ► Juli (8)

Katagori
 Laporan Pendahuluan
 Makalah

Mengenai Saya

F AD H I L AK M AL , S . K E P
LIHAT PROFIL LENGKAPKU
Copyright © 2017 Nurse Fadhil | Powered by Blogger
Design by Site5 WordPress Themes
Blogger Template by Lasantha - Premium Blogger Templates

Anda mungkin juga menyukai