Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

I. MASALAH UTAMA

Isolasi Sosial

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi

Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi


dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun
kumunikasi dengan orang lain (Trimelia:2011:3).

2. Rentang Respon

Hubungan dengan orang lain dengan lingkungan sosialnya akan


mennimbulkan respon-respon social pada individu. Menurut stuart dan
sundeen (1995) respons social individu berada dalam rentang adaptif
sampai maladaptive (Trimelia: Asuhan Keperawatan klien isolasi
social : 2011 : 9).

Rentang Respon

Respon Adaptif ResponMaladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik Diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisme Saling
ketergantungan

(Eko Prabowo: asuhan keperawatan jiwa: 2014:109).


a). Respon Adaptif
respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
1). Solitude

Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah


dilakukan dilingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara
mengawasi diri dan menentukan langkah berikutnya.
2). Otonomi

Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan


menyampaikan ide-ide pikiran.
3). Kebersamaan

Suatu keadaaan dalam hubungan interpersonal dimana


individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.
4). Saling ketergantungan

Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain


dalamhubungan interpersonal.
b). Respon Maladaptif
Respon maladaptive adalah respon yang diberikan individu ketika
dan tidak mampi lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.

1). Menarik Diri

Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan


untuk tidak berhubungan dengan orang lain untuk mencari
ketenangan sementara waktu.

2). Manipulasi

Adalah hubungan social yang terdapat pada individu yang


menganggap orang lain sebagai objek dan merorientasi pada
diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang
lain. Individu tidak dapat membina hubungan social secara
mendalam.
3). Ketergantungan

Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan


kemampuan yang dimiliki.

4). Impulsive

Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu


belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai
penilaian yang buruk dan cenderung memaksakan kehendak.

5). Narkisisme

Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha


mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap
egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain tidak
mendukung.
(Eko prabowo: asuhan keperawatan jiwa :2014:110).

3. Penyebab

Gangguan presepsi sensori:

1). Halusinasi pendengaran

2). Halusinasi penglihatan

3). Halusinasi penciuman

4). Halusinasi perabaan

5). Halusinasi pengecapan

4. Tanda dan Gejala

Menurut farida dan hartono 2010 tanda dan gejala menarik diri adalah:

1). Menyendiri diruangan

2). Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata.

3). Sedih, efek datar


4). Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan
usianya.

5). Berpikir menyeret pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak


bermakna.

6). Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada oaring lain itu.

7). Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya.

8). Menggunakan kata-kata simbolik

9). Menggunakan kata yang tidak berarti

10). Kontak mata kurang/ tidak mau menatap lawan bicara

11). Pasien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka


melamun, berdiam diri.
(Eko Prabowo: asuhan keperawatan jiwa :2014:112).

5. Akibat

Salah satu gangguan berhubungan social diantanranya perilaku


menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan tidak
berharga yang bias dialami pasien dengan latar belakang yang penuh
dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam
mengembangkan berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien
menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan
kurangnya perhatian dan kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam
dalam perjalinan terhadap penampilan dan tingkah laki masa lalu serta
tingkah laku yang tidak sesuai dalam kenyataan, sehingga berakibat
lanjut halusinasi (Eko prabowo: asuhan keperawatan jiwa :2014:112).
III. A. Pohon Masalah

Risiko Gangguan Persepsi


Sensori Halusinasi
Effect

Isolasi Ssosial : menarik diri


Core Problem

Gangguan Konsep Diri


Harga Diri Rendah
Causa

B. Masalah Keprawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


a.       Masalah keperawatan:
         Isolasi sosial: menarik diri
         Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
         Gangguan konsep diri: harga diri rendah

b.      Data yang perlu dikaji


Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
     Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif:
      Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi


Data Subjektif:
     Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
    Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata.
     Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
     Klien merasa makan sesuatu.
    Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
     Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar.
      Klien ingin memukul/melempar barang-barang.
Data Objektif:
    Klien berbicara dan tertawa sendiri.
     Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
     Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
    Disorientasi

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data subyektif:
     Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
    Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri
hidup.

IV. Diagnosa Keperawatan


a. Perubahan sensori persepsi halusinasi b/d menarik diri

b. Isolasi social menarik diri b/d Harga diri rendah


V. Rencana Asuhan Keperawatan

Tg Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


l Tujuan Kriteria
Keperawatan
Evaluasi
Resiko TUM: Setelah
perubahan
Klien dapat pertemuan klien
sensori
berinteraksi dapat menerima
presepsi:
dengan kehadiran
halusinasi
orang lain perawat.
pendengaran
sehingga
b/d menarik
Tidak
diri.
terjadi
halusinasi
TUK 1: 1. Klien dapat Bina hubungan Hubungan saling
mengungkap saling percaya dengan percaya merupakan
Klien dapat
kan perasaan menggunakan prinsip langkah awal untuk
membina
komunikasi me- nentukan ke-
hubungan dan
terapeutik. berhasilan rencana
saling keberadaann
a. Sapa klien dengan se- lanjutnya.
percaya ya secara
ramah, baik verbal
verbal.
maupun nonverbal.
- Klien mau
b. Perkenalkan diri
menjawab
dengan sopan.
salam.
c. Tanyakan nama
- Klien mau
lengkap dan nama
berjabat
panggilan yang
tangan.
disukai klien.
- Mau
d. Jelaskan tujuan
menjawab
pertemuan.
pertanyaan.
e. Jujur dan tepat
- Adakontak
janji.
mata.
f. Tunjukkan sikap
- Klien mau
perhatikan
duduk
kebutuhan
berdampinga
klien.empati dan
n
menerima klien
Dengan
apa adanya.
perawat.
g. Beri perhatian
pada klien dan
TUK 2: Klien dapat kaji pengetahuan Dengan mengetahui
menyebutkan klien tentang perilaku tanda-tanda dan
Klien dapat
penyebab menarik diri dan gejala menarik diri
menyebutk
menarik diri tanda- tandanya. akan me- nentukan
an
yang berasal Berikan langkah intervensi
penyebab
dari: kesempatan pada selanjutnya.
menarik
a. Diri klien untuk
diri.
sendiri mengungkapkan
perasaan penyebab
b. Orang lain
menarik diri atau
c. Lingkung
tidak mau bergaul.
an
Diskusikan bersama
klien tentang perilaku
menarik diri, tanda
dan gejala.
Berikan pujian
terhadap
kemampuanklien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3: Klien dapat kaji pengetahuan Reinforcement dapat
menyebutka tentang keuntungan me- ningkatkan
Klien dapat
n dan manfaat bergaul harga diri.
menyebutk
keuntungan dengan orang lain.
an
berhubungan Beri kesempatan
keuntungan
dengan pada klien untuk
berhubunga
orang lain, mengungkapkan
n dengan
missal perasaannya
orang lain
banyak tentang
dan
teman, tidak keuntungan
kerugian
sendiri, bias
tidak
diskusi, dll. orang lain.
berhubunga
Diskusikan bersama
n dengan
klien tentang manfaat
orang lain.
berhubungan dengan
orang lain.
Kaji pengetahuan
klien tentang
kerugiann bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
Beri kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
Diskusikan bersama
klien tentang kerugian
tidak berhubungan
dengan orang lain.
Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan twntang
kerugian tidak
berhubungan dengan
oranglain.
TUK 4: Klien dapat untuk berhubungan Mengetahui sejauh
Klien dapat menyebutka dengan orang kaji mana pengetahuan
melaksanak n kerugian kemampuan klien klien tentang
an tidak membina hubungan berhubungan dengan
hubungan berhubungan dengan orang lain. orang lain.
social dengan Dorong dan bantu
secara orang lain klien
bertahap. missal:  Klien-perawat
sendiri tidak
 Klien-perawat-
punya
perawat lain lain
teman, sepi.
melalui:
Dll.
 Klien-perawat-
perawat lain-
kilen lain

 Klien-kelompok
kecil

 Klien-keluarga
/kelompok/masyar
akat. Beri
reinforcement
terhadap
keberhasilan yang
telah dicapai di
rumah nanti.

 Bantu klien
mengevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain.

 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan bersama
klien dalam
mengisi waktu.

 Motivasi klien
untuk mengikuti
kegiatan terapi
Aktivitas
Kelompok
sosialisasi.

 Beri
reninforcement
atas kegiatan klien
dalam kegiatan
ruangan.

TUK 5: Klien dapat Agar klien lebih


 dorong klien untuk
mendemonstr percaya diri untuk
Klien dapat mengungkapkan
asikan berhubungan dengan
mengungkap perasaannya bila
hubungan orang lain. Me-
social secara ngetahui sejauh
kan berhubungan
bertahap: mana pengetahuan
perasaannya dengan orang lain.
 Klien- klien tentang
setelah
 Diskusikan dengan
perawat kerugian bila tidak
berhubungan
klien manfaat
ber- hubungan
dengan orang  Klien- berhubungan
dengan orang.
lain. perawat- dengan orang lain.
perawat
 Beri reinforcement
lain
positif atas
 Klien-
kemampuan klien
perawat-
mengungkapkan
perawat
perasaan manfaat
klien lain.
berhubungan
 Klien-
dengan orang lain.
kelompok
kecil.
 Klien-
keluarga/ke
lompo
k/masyarakat
.
TUK 6: Klien dapat BHSP dengan Agar klien lebih
mengungkap Keluarga. percaya diri dan tahu
Kliendapat
kan perasaan akibat tidak
memberdaya  Salam,
setelah berhubungan
kan system perkenalkan diri.
berhubungan dengan orang lain.
pendukung
dengan orang  Sampaikan tujuan.
atau
lain untuk:  Membuat kontrak.
Keluarga
 Diri Explorasiperasaan Mengetahui sejauh
mampu
sendiri keluarga mana pengetahuan
mengembang
kan  Orang diskusikan dengan klien tentang

kemampuan lain. anggota keluarga membina hubungan

klien untuk Keluarga tantang: dengan orang lain.

berhubungan dapat:
 perilaku menerik
dengan orang  Menjelask Klien mung- kin
diri.
lain. an perasan dapat me- ngobati
 Penyebab perilaku
nya pera- saan tidak
menarik diri.
 Menjelask nyaman, bim- bang
an cara  Cara keluarga karena memulai
merawat hub- ungan dengan
menghadapi klien
klien orang lain.
yang sedang
menarik
menarik diri.
diri. Motivasi dapat me-
 dorong anggota
 Mendemo dorong klien untuk
keluarga untuk
nstrasikan lebih semangat dan
emmberikan
cara percaya diri.
dukungan kepada
perawatan
klien
klien
berkomunikasi
dengan orang lain.

 Anjurkan anggota
keluarga untuk
secara rutin dan
bergantian
mengunjungi klien
minimal 1x
seminggu.

 Beri reinforcement
atas hal-hal yang
telah dicapai oleh
keluarga. menarik
diri.

 Berpartisipa si
dalam perawatan
klien menarik diri.
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Medical Book. Lilik
Ma’rifatul A (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha Ilmu.
Trimelia (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai