Oleh:
Astriani Narulita
P07120118050
Mengetahui,
Banjarbaru, November 2020
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
FISTULA
A. Konsep dasar
1. Definisi
Fistula atau fistel merupakan bahasa latin yang artinya pipa. Fistel
merupakan hubungan atau jalur antara dua epitel organ atau jaringan yang
normalnya tidak berhubungan (Herry,2012). Apabila fistula tidak segera
ditangani dari fistula yang belum terinfeksi akan menjadi fistula infeksi.
2. Etiologi
Etiologi Kebanyakan fistula merupakan hasil dari operasi pembedahan.
Atau penyebab lain meliputi proses peradangan, seperti infeksi
atau“inflammatory bowel disease”, melahirkan dan terapi radiasi, infeksi
lokal,iskemia lokal, prosedur yang tidak
adekuat, penyembuhan jaringan yang jelek, obstruksi distal karena meatal
stenosis/ encrustasi(Shehata, 2011). Van der Meulen, et al , menyatakan
ada enam (6) faktor yang menyumbang kejadian fistula berulang, yaitu:
a. Devaskularisasi pada kulit akibat tidak adekuatnya delineasi pada flap
kulit atau penarikan kulit akibat dressing yang ketat,
b. Tarikan yang kuat pada kulit akibat kombinasi dari sedikitnya kulit
yang tersisa dan edema sekitar luka,
c. Superposisi dari uretra dan garis jahitan kulit.
d. Infeksi pada luka, yang menyebabkan devaskularisasi pada kulit atau
stagnansi(berkumpulnya) darah dan urin,ISK.
e. Perforasi pada kulit akibat jahitan transkutaneus.
f. Terpisahnya tepi luka akibat tidak adekuatnya aliran urin
g. Urin dapat terus merembes keluar dari jahitan bekas operasi
h. Keluarnya isi perut/feces dan flatus melalui kulit yang terbuka (terjadi
pada fistula enterocutaneous)
1) Fistula usus, yaitu fistula yang terbentuk di antara salah satu bagian
saluran cerna dengan bagian lain, misalnya usus besar dengan usus
kecil atau lambung dengan usus.
2) Fistula ekstraintestinal, yaitu fistula yang terjadi saat cairan
lambung bocor dari usus ke organ tubuh yang lain, seperti kandung
kemih, paru-paru, atau sistem pembuluh darah.
b. Fistula ani
Fistula yang terbentuk pada saluran anus tersebut bisa menyebabkan kulit
di sekitar lubang anus terhubung dengan saluran anus sehingga kotoran
dapat keluar melalui fistula tersebut. Satu-satunya cara untuk mengobati
fistula ani adalah melalui operasi.
f. Demam
d. Fistula vagina
Fistula vagina adalah kondisi ketika terbentuknya celah pada
rongga vagina dengan organ lain, seperti kandung kemih, usus besar,
atau rektum (bagian bawah usus besar yang dekat dengan anus).
Fistula vagina bisa menyebabkan urine dan tinja keluar dari vagina.
Kondisi ini perlu ditangani dengan operasi.
Terdapat beberapa jenis fistula vagina yang perlu Anda ketahui, antara
lain:
Fistula pada vagina dan rektum disebut juga fistula obstetrik atau fistula
rektovaginal. Akibat terbentuknya celah antara rektum dan vagina, gas
dan tinja dari saluran cerna bisa keluar melalui vagina. Fistula obstetrik
yang tidak diperbaiki juga bisa menghambat proses atau bahkan
meningkatkan risiko kematian ibu saat melahirkan.
Fistula pada vagina dan rectum bisa terbentuk akibat beberapa hal berikut
ini:
1) Cedera saat melahirkan, misalnya robekan atau ruptur perineum yang
parah
2) Penyakit tertentu, seperti abses anus, kanker vagina atau kanker anus,
penyakit radang usus, dan penyakit Crohn
5. Patofisiologi
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan.
Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan
intervensi bedah yang merusak abdomen.
Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya
peradangan pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses),
terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada
lokasi abses.
Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita
jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami
perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2
permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan mengeluarkan drain atau
feses. Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang
mengalami perlengketan maka jika tidak di tangani secara cepat maka
bisa terjadi infeksi.
6. Pathway
Komplikasi
mikroorgnisme,inflama
si pembedahahn
Fistula
Penatalaksanaan
fistel heeting
Penatalaksanaan
operasi
Kegagalan fistel
heeting sebelumnya
Terputusnya Post the entry of the
kontinuitas microorganisme
Cemas
Merangsang
Kerusakan
nociseptor
integritas
jaringan
Saraf afferent
Substansi gelatinosa
pada kornu dorsalis
medul
Traktus
spinotalamikus
Thalamus
Korteks serebri
(saraf efferent)
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Nyeri
1. Pengkajian Keperawatan
Anamnesa
1)
Keluhan Utama:
Pada umumnya keluhan
utama pada abses perianal
preoperasi adalah nyeri
hebat pada daerah anus dan
adanya benjolan.
Sedangkan keluhan utama
pasca operasi meliputi:
nyeri, kesulitan buang air
kecil dan kelemahan
ekstremitas bawah
(Syamsuhidayat, 2004:640-
641).
2) Riwayat Penyakit
Sekarang
Keluhan nyeri dan benjolan
mulai dirasakan dan
kegiatan yang dilakukan
untuk mengatasi/mencari
pertolongan kesehatan.
3) Riwayat Penyakit
Dahulu
Anamnesa
1)
Keluhan Utama:
Pada umumnya keluhan
utama pada abses perianal
preoperasi adalah nyeri
hebat pada daerah anus dan
adanya benjolan.
Sedangkan keluhan utama
pasca operasi meliputi:
nyeri, kesulitan buang air
kecil dan kelemahan
ekstremitas bawah
(Syamsuhidayat, 2004:640-
641).
2) Riwayat Penyakit
Sekarang
Keluhan nyeri dan benjolan
mulai dirasakan dan
kegiatan yang dilakukan
untuk mengatasi/mencari
pertolongan kesehatan.
3) Riwayat Penyakit
Dahulu
a. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)
b. Eliminasi
Gejala : Penurunan kekuatan /dorongan aliran urin, tetesan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. EGC. Jakarta.
Herry yudha. 2012. Diagnosa dan Penatalaksanaan Fistula Ani. Diakses pada
hari .http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/08/diagnosa-
dan- penatalaksanaan-fistula-ani.html
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Askep Berdasarkan
Diagnosa medis & NANDA NIC NOC . Yogyakarta : Mediaction
Publishing
Smeltzer Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. EGC. Jakarta.