Anda di halaman 1dari 4

Nama : Astriani Narulita

NIM : P07120118050

Prodi/Jurusan : D3 Keperawatan tingkat 3B

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Mata Kuliah : Hj. Endang Sri PN.M.Kep.Sp.MB

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II MENGENAI ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KELENJAR TIROID

A. ILUSTRASI KASUS 3

Seorang pasien berusia 35 tahun mengeluhkan sering gelisah perubahan


suasana hati, kelemahan, dan jantung berdebar selama 6 bulan terakhir. Baru-
baru ini, dia memperhatikan keringat berlebih. Dia menggunakan kontrasepsi
oral dan periode menstruasinya teratur.

Pemeriksaan fisik: Denyut nadi 92 / menit dan TD 130/60. Dia tampak


cemas, dengan kulit basah, hangat, dan lembab, tremor halus, terlihat denyut
apikal jantung, Tiroidnya membesar secara difus, lunak, mudah bergerak,
tanpa nodularitas dan tidak ada limfadenopati. Matanya menonjol (proptotik)
dan dia tidak memiliki penebalan kulit wajah.

Studi laboratorium: Serum T4 = 15,6 ug / dl dan serum T3 = 210 ng / dl.

B. Jawaban

1. Diagnosis Medis : Hipertiroidisme (dikarenakan produksi hormon thyroid


yang berlebihan.)

2. Tanda dan gejalanya: Sering gelisah, Perubahan suasana hati, Kelemahan,


Jantung berdebar, Keringat berlebih, Tampak cemas, pemeriksaan fisik: Kulit
(basah,hangat,dan lembab), Tremor halus. Denyut nadi :92/x menit, TD:
130/60 Mmhg, Terlihat denyut jantung apical, Pembesaran kelenjar tiroid
secara difus,( lunak, mudah, bergerak), Mata menonjol (proptopik).
Tanda dan gejala yang ada pada klien di atas sebagian besar mengarah
pada tanda dan gejala pada klien dengan Hipertiroidisme, dikarenakan itu
saya menggambil diagnose medis tersebut.

Patofisiologi dari Hipertiroidisme:

Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter


difus, toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) Hipertiroidisme, (2)
Pembesaran kelenjar tiroid, (3) Eksoptalmos (protursi mata abnormal).
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodular toksik,
adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis subakut dan kronis, dan
ingesti TH.

Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi


hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan
meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia, dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan
adrenergic, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat,
mengarah pada keseimbangan nitrogen negative, penipisan lemak, dan hasil
akhir defisiensi nutrisi. Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi
dan metabolisme hipotalamik, ptuitari dan hormone gonad.

3. Hubungan Hipotalamus-hipofise-tiroid:

Yaitu dikarenakan hipotalamus melepaskan empat hormone dimana


hormone pelepas tersebut kemudian masuk kedalam pembuluh porta hipofise
dan disimpan didalam hipofise saat dibutuhkan akan disekresi oleh hipofisis,
dan disebarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah, kemudian
hubungan kelenjar hipofise dan tiroid sendiri dikarenakan tiroid merupakan
salah satu kelenjar yang dipengaruhi oleh kelenjar hipofise dimana karena
salah satu hormon yang ada pada hipofise anterior ialah hormone TSH yang
merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon untuk sistem metabolisme
tubuh.
4. Riwayat dahulu: Kaji adanya riwayat penyakit DM, hipertensi atau penyakit-
penyakit lain yang ada kaitannya dengan kelainan endokrin. Adanya riwayat
penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang
pernah di dapat serta obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.

5. Penyebabnya : sendiri bisa dikarenakan hal-hal berikut: adenoma hipofisis,


penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid. Tetapi untuk kasus diatas sendiri diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan : yang umum dilakukan pada hipertiroidisme yaitu: Melakukan


pemeriksaan darah untuk mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH,
melakukan USG pada daerah yang mengalami pembesaran, pemeriksaan
radiologi.

6. Diagnose keperawatan berdasarkan data tersebut

a. Ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi


trakea, pembengkakan kelenjar tiroid.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan mencerna dan menelan makanan,

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik, gangguan tidur,


kecemasan, peningkatan suhu

7. Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan dari kasus di atas:

a. Ketidakefektivan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi


trakea, pembengkakan kelenjar tiroid.

Tujuan dan kriteria hasil: Menunjukan jalan nafas yang paten, (Klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi nafas dalam rentang normal, tidak
ada sura nafas abnormal).

Intervensi keperawatan: Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi,


Auskultasi suara nafas catat bila ada suara tambahan, Monitoring respirasi
dan status O2, Berikan bronkodilator bila perlu, Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan, Lakukan fisioterapi dada bila
perlu.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Tujuan: Tujuan yang ingin dicapai menunjukkan keseimbangan cairan


dibuktikan dengan parameter individual yang tepat, misal membrane
mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital
stabil.

Intervensi keperawatan: Pertahankan catatan intake dan output yang


akurat, monitoring status membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah,
monitoring vital sing, kolaborasi pemberian cairan IV.

c. Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik, gangguan tidur,


kecemasan, peningkatan suhu

Tujuan: pasien mampu untuk mencapai konservasi energi dan toleransi


terhadap aktifitas dengan indikator berupa menunjukkan adanya
peningkatan energi, pasien mampu mengontrol kelelahan dan mampu
melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Intervensi Keperawatan: Pantau tanda vital saat istirahat maupun saat


aktivitas, sarankan klien untuk mengurangi aktivitas fisik,ajarkan klien
untuk melakukan relaksasi terbimbing, ciptakan suasana lingkungan yang
tenang.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan mencerna dan menelan makanan

Tujuan: Klien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat dan


perilaku untuk meningkatkan berat badan dengan indikator berupa berat
badan normal, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, pemeriksaan laboratorium
untuk status nutrisi memperlihatkan hasil normal.

Intervensi Keperawatan: yang dilakukan adalah kaji adanya alergi,


manajemen nutrisi, peningkatan berat badan, monitoring nutrisi,berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi, awasi kemapuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai