Anda di halaman 1dari 10

WOC

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & KRITIS


PADA KLIEN SPACE OCCUPAYING PROCCES CEREBRI

(SOP CEREBRI)

Disusun Oleh :
Devi Ismawati
071202053

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
Pengertian Etiologi Klasifikasi

SOP merupakan generalissi 1. Genetik (price, aylvia, ardeson, 2011):


masalah tentang adanya lesi pada Beberapa gangguan yang diturunkan sebagai ondisi
ruang intrakranial khususnya autisomal, dominant, termasuk sklrerasis tuberose, 1. Glioma : tumor jaringan glia (jaringan panjang
neurofibromatosis dalam sistem saraf pusat(mis. euroligis).
yangmengenai otak. Tumor otak
2. Kimia dan virus
adalah sebuah lesi terletak pada 2. Tumor meningen (meningioma) : tumor asal
Kimia dan virus menyebabkan terbentuknya
intrakranial yang menempati ruang neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi meningen, sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan
didalam tengkorak. (Brunner & hubunganya dengan tumor manusia masih belum penyambung arak noid dan dura paing penting
suddarth, 2012). jelas 3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob,
3. Radiasi eosinofil atau basofil dari hipofisis anterior
Susunan saraf pusat pada kanak-kanak menyebabkan 4. Tumor saraf pendengaran : berasal dari sel schwan
terbentunya neoplasma setelah dewasa selubung saraf
Penatalaksanaan : 4. Trauma 5. Tumor melastatis : lesi-lesi etastasis merupakan
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya kira-kira 5-10% dari seluruh tumor otak dan dapat
1. Pembedahan (kraniotomi ) meningioma susunan saraf pusat beum diketahui
berasal dari sembarangan temoat primer
2. Radiosurgery stereotactic
6. Tumor prmbuluh darah : angioma,
(menghancurkan tumor otak
hemangiomablastoma,sindromnon hippel-lindan
tanpa membuka tengkorak )
3. Radioterapi (X-ray untuk SPACE OCCUPAYING 7. Tumor congenital (gangguan perkembangan )
embunuh sel tumor ) PROCCES CEREBRI
4. Kemoterapi (penggunaan
satu atau lebih obat-obatan ) Manifestasi klinis :

1. Sakit kepala
Pemeriksaan penujang : Koplikasi : 2. Nausea dan muntah
3. Papiledema
1. Ct Scan Gangguan fungsi luhu, Gangguan wicara,
2. MRI
4. Tumor ventrikel dan hipotalamus
Gangguan pola makan , Kelemahan otot,
3. Biopsi stereotaktik bantuan 5. Tumor intrakranial
Gangguan pengluhatana dan pendengaran, 6. Gejala fokal : tumor korteks motorik,tumor lobus
komputer
4. Angigrafi serebral
Stroke, Epilepsi,depresi, hidrosepalus, cerebral oksipital, tumor serebelum, tumor lobus frontl,
5. EEG hernia , gangguan seksualitas, terbentuknya tumor sudut serebroponsin
6. Penelitian sitilogi pada CSF gumpalan darah
7. Ventriculogram
KONSEP PROSES
KEPERAWATAN
Lanjutan SOP CEREBRI

Pengkajian Emergency : 1. Secondary Survey.


3. Primery Survey a. TTV
a. Circulation 1) Tekanan darah bisa normal/naik/turun
Patofisiologi : menurut Brunner dan biasanya tida ada masalah di (perubahan postural di catat dari tidur
sundart (2005), gangguan neurologi sirkulasi sampai duduk/berdiri.
b. Airway 2) Nadi dapat normal/penuh atau tidak kuat
pada tumor otak disebabkan oleh 2 - look : ada pengembangan dada atau lemah/kuat kualitasnya dengan
faktor yaitu : - listen : tidak ada suara nafas pengisian kapiler lambat, tidak teratur
tambahan (disritmia).
1. Gangguan fokal ,terjadi apabila - feel : terdapat hembusan udara 3) RR lebih dari 20 x/menit.
terdapat penekanan pada jaringan saat pasien ekspirasi . 4) Suhu hipotermi/normal.
otak dan inviltrasi atau infasi b. Pemeriksaan fisik
c. Breathing 1) Nyeri kepala
langsung pada parenim otak dengan 1) Disability 2) penurunan sensori
kerusakan pada jaringan neuron 2) Penurunan kesadaran. 3) penurunan daya ingat
2. Penigkatan TIK dapat diakibatkan 3) Penurunan refleks. 4) peneurunan mobilitas fisik
d. Eksposure   c. Pemeriksaan selanjutnya
oleh beberapa faktor : bertambah ya
1) Nyeri kepala yang sangat hebat 1) Keluhan nyeri kepala
masa dalam tengkorak, 2) Obat-obat anti hipertensi.
terbentuknya oedema sekitar tumor 3) Penyakit penyerta DM, Hipertensi
dan perubahan sirkulasi cairan 4) Riwayat alergi
2. Tersier
cerebospinal.
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Rotgen, CT-Scan
c. Pemeriksaan EKG
Idiopatik

Tumor otak

Penekanan jaringan otak Bertambahnya massa

Invasi jaringan otak Nekrosis jar otak Penyerapab cairan otak

Kerusakan jaringan Gang suplai darah Hipoksia Obstruksi vena


neuron jaringan diotak

Kejang Gg. Neurologi gg. fungsi otak gg. perfusi Oedema


jarigan

Difisit neurologis Disorientasi Peningkatan Hidrosefalus


TIK

- Aspirasi ekresi Hamabatan Perubahan


- Obs. Jalan mobilitas fisik proses pikir
nafs
- Dispneu
- Hentinafas
- Perubahan Bradikardiprogresif,
Bicara Hernialisulkus
pola nafas hipertensisistemik, gg.
terganggu,
Pernafasan.

Ancama kematian gg. komunikasi Manisfalon


gg. pertukaran gas tekanan

ansietas
Mual, muntah,
pendengaran,nyeri gg. kesadaran
Nausea kepala
Resiko ketidak
efektifan perfusi
jaringan otak

Tingkat perdarahan (L.02017) Pemantauan hasil laboratorium


Definisi : kehilangan darah baik internal (I.02057)
maupun eksternal Definisi : mengumpulkan dan
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam menganalisis data-data hasil
diharapkan tingkt perdarahan dapat laboratorium
teratasi dengan kriteria hasil : Tindakan :

1. Kelembapan membran mukosa skala Observasi

2 meningkat ke skala 4) - Identivikasi pemeriksaan


2. Kelembapan kulit skala 2 meningkat laboratorium yang
ke skala 4) diperlukan
3. Hemoglobin (skala 2 meningkat ke - Monitor hasil laboratorium
skala 4) yang diperlukan

Perfusi perifer (L.02011) - Periksa kesesuaian hasil

Definisi : keadekuatan aliran laboratorium dengan

darahpembuluh darah distal untuk penampilan klinis pasien

menunjang fungsi jaringan Terapeutik

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam - Ambil sampel darah


diharapkan perfusi perifer membaik - Intrepetasikan hasil sampel
dengan kriteria hasil : darah

1. Denyut nadi perifer(skala 2 Kolaborasi

meningkat ke skala 4) Kolabrasi dengan dokter jika hasil


laboratorium memerlukan
2. Warna ulit pucat(skala 2 meningkat
interfensi media
ke skala 4)
3. Kelemahan otot (skala 2 meningkat
ke skala 4)
4. Turgor kulit (skala 2 meningkat ke
skala 4)
5. Tekanan darah sistolik dan diastolik
Nausea Manajemen Mual (I.03117)

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian


tengorok atau lambung yang dapat menyebabkan muntah

Kontrol mual/muntah (L.10099) Tindakan :

Definisi : kemampuan utuk mengendalikan atau mengurangi Observasi :

perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan - Identifikasi pengalam mual
- Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
atau lambung yang dapat menyebabkan muntah
- Identifiksi dampak mua terhadap ualitas hidup
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan mual dapat
- Identifikasi faktor penyebab mual
teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
1. Kemapuan mengenali gejala dari skala 2 ditingatken ke - Monitor mual

4 - Monitor asupan utrisi dan kalori

2. Kemampuan mengenali penyebab atau pemicu dari skala Terapeutik

- Kendaikan faktor ingkungan penyebab mual


2 di tingatkan ke skala 4
- Kurangi dan hindarkan faktor penyebab mual
3. Kemampuan melakukan tindkan untuk mengontrol
- Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak
mual/muntah dari skalla 3 ditigkatkan ke skala 4 berwarna
4. Melaporkan mual terkontrol skala 3 ditigkatkan ke skala Edukasi
4 - Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
5. Menghindari faktor penyebab atau pemicu dari skala 2 - Anjurkan sering membersihakan mulut ajarkan teknik nonfarmakologi
ditingkatkan ke skala 3 untukmengurangi mual

6. Penggunaan obat antiemetik dari skala 2 meningkat ke Kolaborasi

skala 4 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu


Ansietas

Terapi Relaksasi (I.09326)


Tingkat ansietas (L,09093)
Definisi :menggunakan teknik peregangan
Definisi : kondisi emosi dan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidak
pengalaman subyektif terhadap nyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau
objek yang tidak jelas dan spesifik kecemasan
akibat anstisipasi bahaya yang
memumngkinkan individu Tindakan :
melakukan tindakanuntuk Onservasi
menghadapi ancaman
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
Setelah dilakukan tindakan ketidak mampuan berkonsentrasi, atau
keperawatan selama 2 x 24 jam gejala lain yang mengganggu
diharapkan : kemampuan kognitif
1. Verbalisasi khawatir akibat - Identifikasi teknik relaksasi yang
kondisi yang dihadapi pernah digunakan
menurun dari skala 2 - Identifikasi keteganga otot frekuensi
menurun ke skala 4 nadi, tekanan darag san suhu sebelum
2. Keluhan pusing menurun dilakukan tindakan
Dari skala 2 menurun ke Terapeutik
skala 4
3. Pucat - Ciptakan lingungan tenang dan tanpa
Dari skala 2 menurun ke gangguan dengan pencahayaan dan
skala 4 ssuhu ruang yang nyaman
4. Konsentrasi - Berikan informasi tertulis tentang
Dari skala 2 menurun ke persiapan dan prosedur teknik relaksasi
skala 4 - Gunakan nada suara lembut
5. Pola tidur
Edukasi
Dari skala 2 menurun ke
skala 4 - Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih

Anjurkan mengambil posisi nyaman


Gangguan mobilitas fisik

Mobilitas Fisik (L.05042) Perawatan tirah baring (I.14572)

Definisi : kemampuan dalam Definisi : meningkatkan keamanan


gerakan fisik dari satu atau dan kenyamanan serta mencegah
lebih ekstremitas secara komplikasi pasien yang menjalani
mandiri. tirah baring
Tindakan
Setelah dilakukan tindakan
- Monitor kondisi kulit
diharapkan pasien dapat
- Monitor omplikasi tirah baring
mengontrol resiko infeksi
(sakit punggung, kehilangan
dengan kriteria hasil:
massa otot,konstripasi,stress)
1. Pergerakan ekstremitas
Terapeutik
dari skala 2 (cukup
- Tempatkan pada kasur
menurun) ke skala 4
terapeutik
(cukup meningkat)
- Posisikan senyaman mungkin
2. Kekuatan otot dari skala
- Pertahankan seprei tetap
2 (cukup menurun) ke
kering
skala 4 (cukup
- Berikan latihan gerak aktif dan
meningkat)
pasif
3. Nyeri dari skala 2 (cukup
- Pertahankan kebersihan pasien
meningkat) ke skala 4
- Fasilitasi pemenuhan
(cukup menurun)
kebutuhan sehari-hari
4. Kecemasan dari skala 2
- Ubah posisi setiap 2 jam sekali
(cukup meningkat) ke
Edukasi
skala 4 (cukup menurun)
5. Kelemahan fisik dari Jelaskan tujuan tirah baring

skala 2 (cukup
meningkat) ke skala 4
(cukup menurun)
Gangguan pertukaran gas Pemantauan rspirasi (I.01014)

Definisi : mengumpulkan dan menganalisis


data untuk memastikan kepatenan jalan
Tingkat delirium (L.09095) nafas dan keefektifan pertukaran gas

Definisi : gangguan tingkat Tindakan


kesdaran dan kognisi pada periode
waktu singkat dan reversibel Observasi

Setelah dilakukan tindakan - Monitir frekuensi, irama,


keperawatan 3x24 jam diharapkan kedalaman dan upaya nafas
kesadaran pasien membaik dengan - Monitor pola nafas,
kritria hasil : - Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
1. Tingkat kesadaran dari skala 2 - Monitor hasil x-ray
cukup menurun ke skala 4
cukup meningkat Terapeutik
2. Kemamouan mengikuti - Atur interval pemantauan respirasi
perintah dari skala 2 cukup sesuai kondisi pasien
menurun ke skala 4 cukup - Dokumentasikan hasil pemantauan
meningkat
3. Gelisah dari skala 2 cukup Edukasi
menurun ke skala 4 cukup
- Jelaskan prosedur dn tujuan
meningkat
pemantauan
4. Orientasi waktu dari skala 2
- Informasikan hasil pemantauan
cukup menurun ke skala 4
cukup meningkat
5. Orientasi temoat dari skala 2
cukup menurun ke skala 4
cukup meningkat
6. Pola tidur dari skala 2 cukup
menurun ke skala 4 cukup
meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long, alih bahasa R.Karnaen dkk.(2010). Perawatan Medikal Bedah.


EGC.Jakarta

Barbara L. Bullock. (2011). Patofisiology: Adaptasi dan alterations infeksius function.Fourth


edition. Lapincott, Philadelpia.

Brunner & Sudarth. (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3. EGC.
Jakarta

Lynda Juall Carpenito, Alih Bahasa Yasmin Asih. (2012). Diagnosa Keperawatan.ed.6.
EGC. Jakarta

Marilyn E. Doenges, et al. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

Sylvia A. Price , Alih Bahasa Adji Dharma. (2014). Patofisiologi, konsep klinik proses-
proses penyakit ed.4. EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai