Anda di halaman 1dari 17

TELAAH JURNAL

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN FRAKTUR


TYBIA FIBULA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIKA LISTIA FEBRIANI


NIM : 21219062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
tugas sistem pencernaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah jurnal ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
konsep dasar profesi.
Materi dalam makalah ini menyajikan tinjauan tentang prinsip bagaimana
kita dapat mengembangkan isi makalah tersebut sehingga diharapkan mahasiswa
dapat memahaminya. Saya mengharapkan segala masukan baik berupa kritik
maupun saran - saran demi perbaikan makalah inidengan satu harapan tinggi agar
makalah yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat
dimengerti.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
konsep dasar profesi yang telah memberikan bimbingan demi penyempurnaan
penulisan makalah ini.
Palembang, April 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN FRAKTUR TERBUKA

A. DEFINISI
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan
lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri dan timbul
komplikasi berupa infeksi. Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang
tajam dan keluar menembus kulit (from within) atau dari luar oleh karena
tertembus misal oleh peluru atau trauma langsung (from without).7 Fraktur terbuka
merupakan suatu kondisi keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang
terstandar untuk mengurangi resiko infeksi.

B. ETIOLOGI
Sachdeva membagi etiologi fraktur menjadi tiga, yaitu cedera traumatik,
fraktur patologik, dan cedera spontan. Cedera traumatik pada tulang bisa
disebabkan karena cedera langsung atau pukulan langsung terhadap tulang
sehingga tulang patah secara spontan, cedera tidak langsung berarti pukulan
langsung berada jauh dari lokasi benturan, dan fraktur yang disebabkan kontraksi
keras yang mendadak dari otot yang kuat. Fraktur patologik keadaan dimana
terjadinya fraktur pada tulang akibat proses penyakit dimana trauma minor dapat
menyebabkan fraktur. Fraktur patologik terjadi apabila terdapat tumor tulang baik
jinak maupun ganas, terdapat infeksi pada tulang seperti pada osteomyelitis, dan
pada rakhitis.
Tingkat keparahan cedera fraktur terbuka berhubungan langsung dengan
lokasi dan besarnya gaya yang mengenai tubuh. Ukuran luka bias hanya beberapa
millimeter hingga terhitung diameter. Tulang yang fraktur bias langsung terlihat
atau tidak terlihat pada luka. Fraktur terbuka lainnya dapat mengekspos banyak
tulang dan otot, dapat merusak saraf serta pembuluh darah sekitarnya. Penyebab
lain fraktur terbuka selain trauma bias karena kecelakaan kerja maupun luka
tembak.

C. MANIFESTSASI KLINIS

Tanda dan Gejala dari Penyakit Fraktur Terbuka antara lain :

1. Terdapat jejas pada sekitar luka

2. Adanya krepitasi

3. Telihat jelas perdarahan

4. Terdapat luka robekan akibat tulang yang merobek kulit

5. Deformitas

6. Edema

7. Perubahan bentuk

D. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan. Apabila tekanan eksternal lebih besar dari yang diserap tulang,
maka terjadi trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Fraktur dapat disebabkan oleh trauma langsung, trauma tidak
langsung, atau kondisi patologis. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh
darah seta saraf dalam korteks, marrow dan jaringan tulang yang membungkus
tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medulla tulang. Akibat hematoma yang terjadi dapat
menghambat suplai darah atau nutrisi ke jaringan tulang yang berdekatan,
sehingga jaringan tulang mengalami nektosis dan menstimulasi terjadinya respon
inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan infiltrasi sel
darah putih. Tahap ini menunjukan tahap awal penyembuhan tulang. Hematoma
yang terjadi juga menyebabkan dilatasi kapiler otot, sehingga meningkatkan
tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamine pada otot yang iskemik dan
menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstisial, hal ini
menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung saraf
yang dapat menyebabkan nyeri yang bila berlangsung lama bias menyebabkan
sindroma kompartemen.
Fraktur yang hebat menyebabkan diskontinuitas tulang yang dapat
merubah jaringan sekitar seperti merusak integritas kulit atau terjadi laserasi kulit
hal ini menyebabkan fraktur terbuka. Fraktur juga menyebabkan terjadinya
pergeseran fragmen tulang yang dapat mempengaruhi mobilitas fisik sehingga
terjadi gangguan pergerakan dan gangguan perfusi jaringan jika terjadi
penyumbatan pembuluh darah oleh emboli lemak dan trombosit yang terjadi
akibat reaksi stress dan memicu pelepasan katekolamin yang disbabkan oleh
peningkatan tekanan sumsum tulang disbanding tekanan kapiler. Faktor-faktor
yang mempengaruhi fraktur yaitu faktor ekstrinsik, adanya tekanan dari luar yang
bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan
yang dapat menyebabkan fraktur, dan faktor intrinsik, yang menentukan daya
tahan untuk timbulnya fraktur, seperti kapasitas absorbs dari tekanan, elastisitas,
kelelahan, dan kepadatan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dignostik untuk klien dengan fraktur terbuka :
1. Imaging : Ct Scan & MRI
2. Pemeriksaan Radiologi (Rontgen)

F. PENATALAKSANAAN
Umumnya pada klien yang mengalami fraktur terbuka dengan luas luka

yang cukup besar dilakukan operasi segara (Cito) untuk mencegah masuknya

mikroorganisme masuk ke dalam luka yang terbuka dan mencegah terjadinya

perdarahan yang lebih banyak. Mereposisi tulang yang parah dan menutup luka
terbuka yang diakibatkan oleh tulang yang menonjol keluar dilakukan

pembedahan.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik trauma/fraktur.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan fraktur
terbuka/perdarahan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka dan kerusakan jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane E. Sistem Rangka. Veldman J editor. Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: EGC. 2003.
2. Rasjad C. Fraktur Epifisis. Pengantar Ilmu Bedah. 3 rd ed. Cetakan kelima.
Jakarta: Yarsif. 2007.
3. Ovalle K. Nahirney P. Netter’s Essential Histology. 2nd ed. Elsevier
Sanders. 2013.
4. Corwin EJ. Kontrol Terintegrasi dan Disfungsi. Subekti EB editor. Buku
Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2009.
5. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika Tulang : Komposisi
Tulang. Chairunnisa editor. Fisikia Tubuh Manusia. Edisi 2. Jakarta :
EGC. 2006.
6. Rohen JW, Drecoll EL. Lempeng Mudigah dan Perkembangan Tumbuh
Embrio. Dany F editor. Embriologi Fungsional : Perkembangan Sistem
Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2003
7. Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi: Struktur dan Fungsi Tulang.
3rd ed. Jakarta: Yarsif. 2008; 317-478
8. Jonathan C. Open Fracture. Orthopedics (Update 2012 May, 27).
Available from
http://orthopedics.about.com/cs/brokenbones/g/openfracture.htm.
Accessed 18 Februari 2016
9. Court-Brown CM, Brewster N (1996) Epidemiology of Open Fracture.
Court-Brown CM, McQueen MM, Quaba AA (eds), Management of Open
Fractures. London: Martin Dunitz, 25-35
10. Solomon L, Varwick D, Nayagam S. Principle of fracture. In: Nayagam S,
editor. Apley’s system of orthopaedics and fractures 9th ed. United States:
Crc Press;2010.p.672-88.

11. Gustilo RB, Anderson JT. Prevention of infection in the treatment of one
thousand and twenty-five open fractures of long bones; retrospective and
prospective analyses. J Bone Joint Surg Am 1976;58:453-8.
12. Townsmen Cm, Beaucham RD, Evers Bm, Mattox K. Sabiston text book
of surgery: Trauma and critical care. 12th ed. Canada: Elsevier;2012.p.500.
13. Chapman MW. Open fractures in Chapman’s orthopaedic surgery. 3rd ed.
Lippincott Williams & Wilkins;2001
14. Nayagam S. Principles of fractures. In: Warwick D and Nayagam S (eds)
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition. London:
Hodder Arnold; 2010. p. 687-732.
15. Carter, A. Michael. Fraktur dan Dislokasi. Dalam: Price and Wilson,
Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, edisi 6. Jakarta: EGC;
2006. p. 1187-91.
16. Marshall ST, Browner BD. Emergency Care of Musculoskeletal Injuries.
In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers B, Mattox K (eds) Sabiston
textbook of surgery : the biological basis of modern surgical practice, 19th
ed. Canada: Elsevier Sauders; 2012. p. 482-504.
17. Nanchahal J, Nayagam S, Khan U, Moran C, Barrett S, Sanderson F, et al.
Standards for the Management of Open Fractures of the Lower Limb.
British Orthopaedic Association and British Association of Plastic,
Reconstructive and Aesthetic Surgeons, 2009.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KASUS : FRAKTUR TERBUKA TYBIA FIBULA 1/3 PROKSIMAL


Tn.S 32 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan Fraktur Tybia + Fibula 1/3
proksimal setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada saat dilakukan
pengkajian ditemukan Tulang Tybia merobek kulit dan otot, perdarahan
massif, serta kuku kaki kanannya sianosis. Pada saat membersihkan luka
klien mengeluh nyeri. Tn. S merintih kesakitan, nyeri tumpul dengan skala
nyeri 4. Saat disentuh Tn.S merintih sakit selama 10 menit. TD : 100/80
mmHg T : 37,5°c RR : 24x/mnt HR : 80x/mnt.

B. PERTANYAAN KLINIS
Apakah Tn.S berusia 32 tahun dengan Fraktur Tybia + Fibula 1/3 Proksimal
dapat teratasi dengan efektifitas elevasi 15° ekstremitas bawah dalam mengurangi
nyeri pada pasien post operasi Fraktur ekstremitas bawah ?

C. PICO
P: Fraktur
I: Elevasi 15° ekstremitas bawah
C: -
O: Mengurangi nyeri pada post operasi Fraktur ekstremitas bawah

D. SEARCHING LITERATURE (JOURNAL)


No Kata Kunci Google Scholar Pubmed Jumlah
1 Fraktur terbuka Tybia Fibula 157 108 265
2 Efektifitas elevasi 15° 89 20 109
ekstremitas bawah

Setelah dilakukan Searching literature (journal) di GOOGLE


SCHOOLAR, didapatkan 109 jurnal yang terkait dan dipilih 1 jurnal
0

dengan judul “EFEKTIVITAS ELEVASI 15° EKSTREMITAS BAWAH


DALAM MENGURANGI TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH”.
Dengan alasan :
a. Jurnal up to date (2019)
b. Sesuai dengan kasus

E. TABLE ANALISIS JURNAL


Critical appraisal check list
Judul: “EFEKTIVITAS ELEVASI 15° EKSTREMITAS BAWAH DALAM
MENGURANGI TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI
FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH”

Penulis : Ujianto Budi Prasetyo

Critical Appraisal Check List


Critical Point Critical Ya Tidak Keterangan
Appraisal Appraisal
Judul - Apakah judul √ - Judul penelitian tersebut telah
memenuhi kaidah memenuhi kaidah penulisan
penulisan judul yakni menggambarkan
variabel yang akan di teliti,
menggambarkan topik
penelitian

- Penulisan judul dalam bentuk


frasa dan tidak menggunakan
- Apakah penulisan judul √
tanda tanya (?) ataupun seru
menggunakan tanda
(!)
Tanya (?)

- Apakah penulisan judul √


menggunakan tanda
seru (!)

- Apakah nama penulis - Nama penulisnya adalah


Penulis √ Ujianto Budi Prasetyo
dicantumkan?

- Mahasiswa Program Studi


- Apakah asal institusi √ Sarjana Keperawatan Stikes
penulis dicantumkan ? Surakarta Tahun 2019

- Apakah asal institusi √


penulis sesuai dengan - Iya, Sesuai
topik penelitian ?

Bidang Ilmu - Apakah bidang ilmu √ - Bidang ilmu terkait adalah


yang tercantum dalam keperawatan
judul penelitian ?
- Apakah latar belakang
penulis (institusi tempat
√ - Latar belakang institusi
bekerja) sesuai dengan
bidang ilmu topik penulis sesuai dengan
penulisan? topik yaitu efektifitas
elevasi 15°ekstremitas
bawah untuk mengurangi
nyeri post operasi pada
fraktur ekstremitas bawah
Metodologi - Apakah tujuan √ -Tujuan penelitian ini untuk
penelitian disebutkan? mengetahui apakah
Penelitian efektifitas elevasi
15°ekstremitas bawah untuk
mengurangi nyeri post
operasi pada fraktur
ekstremitas bawah
berpengaruh mengurangi
√ nyeri.
- Apakah desain
penelitian yang
digunakan? - Desain peneitian pada
penelitian ini adalah pre
- Apakah desain experimental desaign dengan

penelitian sesuai dengan pre test post test with control
tujuan penelitian ? grup
- Bagaimana pemilihan √
sampel dalam penelitian
- Metode pemilihan sampel
tersebut?
dalam penelitian tersebut
adalah Accidental sampling.
- Dalam bentuk apa hasil
penelitian disajikan? √
- Hasil penelitian disajikan
dalam bentuk tabel dan
- Apakah uji statistic
deskripsi
yang digunakan ?
√ - Uji statistic yang digunakan
adalah dengan Teknik
analisis data diolah
menggunakan program SPSS
21.0 for Windows

Hasil - Apakah hasil penelitian √ - Hasil penelitian tersebut


dapat dapat diimplentasikan di
Penelitian
diimplementasikan keperawatan yaitu dengan
dikeperawatan ? menerapkan elevasi 15°
ekstremitas bawah dalam
mengurangi nyeri post
operasi pada fraktur
ekstremitas bawah.
- Apakah ada
rekomendasi khusus √
terkait hasil penelitian
Daftar - Apakah daftar pustaka √ - Referensi yang digunakan
yang digunakan up to dari tahun 2010 - 2018
Pustaka
date ?
- Daftar pustaka sesuai dengan
- Apakah daftar pustaka
√ penelitian yang dilakukan
yang digunakan sesuai ?
dibidang kesehatan

- Apakah daftar pustaka - Refrensi dari buku dan jurnal


yang digunakan dari √ lainya yang hasilnya dapat
sumber yang dipercaya.
terpercaya?

F. VIA
1. Validity
b. Desain : Penelitian ini menggunakan kuantitaif dengan metode
penelitian pre eksperimental design dengan rancangan pre test post test
with control grup. Sampel penelitian sebanyak 32 pasien post operasi
fraktur ekstremitas bawah yang terbagi atas 16 pasien dalam kelompok
perlakuan dan 16 pasien dalam kelompok kontrol.
c. Sampel : Sampel berjumlah 32 orang responden
d. Kriteria inklusi & ekslusi
Kriteria yang dicantumkan hanya kreteria inklusi yaitu :
1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah dirumah sakit Pku
Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Importance dalam hasil :


a. Karakteristik subjek : Pasien dengan Fraktur Ekstremitas Bawah
b. Beda proporsi : -
c. Beda mean : -
d. Nilai p value : þ = 0.006

3. Aplicability :
a. Diskusi : Hasil penelitian Ujianto Budi Prasetyo yaitu bahwa ada
pengaruh efektifitas elevasi 15° ekstremitas bawah untuk mengurangi
nyeri pada fraktur ekstremitas bawah.
b. Karakteristik klien : Klien dengan Fraktur Ekstremitas Bawah
c. Fasilitas : Di RS Pku Muhammadiyah Yogyakarta
d. Biaya : -

4. Diskusi : Membandingkan poin 2 dan 5


Pemberian elevasi kaki 150 dapat mempercepat aliran darah balik dari
tungkai ke jantung dengan memanfaatkan efek gravitasi. Efek gravitasi
terjadi dimana pembuluh darah vena memompa darah ke jantung kembali
selain itu juga dapat dilakukan kembali dengan elastis bandage bertujuan
untuk penekanan pada vena sehingga sirkulasi darah lancar, mengangkat
kaki dapat memperlancar aliran darah ke daerah proximal dengan pengaruh
gravitasi ini maka bengkak akan berkurang, mempengaruhi saraf perifer,
dan mengurangi nyeri (Arovah, 2010). Penelitian Rohner et. al(2014)
menyebutkan pemberian treatment berupa elevasi kaki 150 terhadap 67
pasien post operasi engkel dan kaki fraktur di rumah sakit pemerintah
negara Swedia dapat menurunkan bengkak dan nyeri. Bengkak timbul
karena pecahnya pembuluh darah arteri yang menyertai pelaksanaan operasi
sehingga aliran darah menuju jantung tidak lancar, maka timbul bengkak di
sekitar luka incisi, sedangkan nyeri timbul karena rangsangan respon
sensorik tubuh oleh karena kerusakan jaringan (sekitar bekas operasi
tungkai kiri). Menurut peneliti nyeri responden kelompok perlakuan setelah
diberi elevasi 150 terjadi penurunan tingkat nyeri dan paling banyak pada
tingkat nyeri ringan. Adanya elevasi kaki 150 bagian post operasi fraktur
ekstrimitas bawah menjadikan aliran darah pada pembuluh darah vena
menjadi lancar karena gaya gravitasi dan lebih mudah darah menuju ke
darah.
Hasil uji paired samples test diketahui nilai p= 0,083 (p>0,05),
sehingga hipotesa yang diambil adalah Ho diterima atau Ha ditolak yang
artinya tidak ada perbedaan tingkat nyeri saat pre test dan post test pada
pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah. pada kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata tingkat nyeri antara pre test dan post
test hanya menurun sebesar 0,188. Hasil uji statistik data tingkat nyeri pre
test dan post test diperoleh nilai 0,083, sehingga disimpulkan tidak ada
perbedaan tingkat nyeri pre test dan post test pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawah pada kelompok kontrol. Fraktur menyebabkan adanya
kerusakan jaringan pada tubuh, sebagai responnya tubuh mengeluarkan zat
neurotransmitter (prostaglandin, bradikinin, histamin, serotonin), yang
kemudian stimulus tersebut dibawa oleh serabut aferent (serabut C dan A
Delta) menuju medulla spinalis kemudian diteruskan menuju korteks serebri
untuk di interpretasiksan lalu hasilnya dibawa oleh serabut aferent dan
tubuh lalu mulai berespon terhadapnyeri (Prasetyo,2010).
Menurut peneliti tekanan darah pasien dengan elevasi kaki lebih
stabil karena posisi elevasi kaki tidak menyebabkan penumpukan darah di
area kaki yang disebabkan efek vasodilasi blok simpatis dari spinal anestesi.
Hal tersebut menyebabkan arus balik terpelihara dengan baik dan dengan
demikian tekanan darah akan menjadi lebih stabil. sesuai pendapat Keat, et
al, (2012). Efek dari gaya gravitasi dimanfaatkan pada posisi elevasi kaki
yang dilakukan selama 30 menit selama 2 hari berturut-turut dapat
menurunkan tingkat nyeri.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa intervensi
efektifitas elevasi 15° ekstremitas bawah untuk mengurangi nyeri post operasi pada
fraktur ekstremitas bawah. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa elevasi 15°
dapat digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan keperawatan untuk
mengurangi nyeri post operasi fraktur ekstremitas bawah.

B. SARAN
Perawat sebaiknya memperhatikan dan melaksanakan tindakan
keperawatan mandiri efektifitas elevasi 15° ekstremitas bawah untuk
mengurangi nyeri post operasi pada fraktur ekstremitas bawah.

DAFTAR PUSTAKA
Ujianto Budi Prasetyo. EFEKTIFITAS ELEVASI 15° EKSTREMITAS BAWAH UNTUK
MENGURANGI NYERI POST OPERASI PADA FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH .

Jurnal Keperawatan, 2019.

Anda mungkin juga menyukai