Oleh:
Senna Virgandiri, S.Kep
NIM. 1930913320026
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PERSALINAN LETAK
SUNGSANG
DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN
Oleh:
Senna Virgandiri, S.Kep
NIM. 1930913320026
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri (Prawirohardjo, 2008). Persalinan sungsang dengan presentasi
bokong adalah dimana letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala
berada pada fundus uteri sedangkan bokong meruoakan bagian terbawah
atau di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Sarwono, 2006).
Persalinan sungsang adalah dimana bayi di dalam Rahim berada
dengan kepala di atas sehingga saat persalinan normal, pantat atau kaki
bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada
posisi normal (Sujiyatini dkk, 2011).
2. Klasifikasi
Menurut Kasdu (2005) klasifikasi letak sungsang dibagi menjadi:
a. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana
kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau
kepala janin.
3. Etiologi
Menurut Myles (2009) penyebab dari letak sungsang sering kali tidak
ada penyebab yang bisa diidentifikasi, tetapi ada berbagai kondisi berikut
ini yang dapat mendorong terjadinya presentasi bokong yaitu:
a. Persalinan premature. Presentasi bokong relatif sering terjadi sebelum
usia gestasi 34 minggu sehingga presentasi bokong lebih sering terjadi
pada persalinan premature.
b. Tungkai ekstensi. Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai
janin mengalami ekstensi dan membelit panggul.
c. Kehamilan kembar. Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia
untuk perputaran janin, yang dapat menyebabkan salah satu janin atau
lebih memiliki presentasi bokong.
d. Polihidroamnion. Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang
berlebihan dapat menyebabkan presentasi bokong.
e. Hidrosefalus. Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung
terakomodasi didalam fundus.
f. Abnormalitas uterus. Distorsi ronggauterus oleh seotum atau jaringan
fibroid dapat menyebabkan presentasi bokong.
g. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi
luas ruangan dalam Rahim.
h. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah
posisinya menjadi sungsang (sarwono, 2007).
i. Multiparitas. Pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga Rahim
elastic dan membuat janin berpeluang untuk berputar (sarwono, 2007)
j. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak
(sujiyatini dkk, 2011)
4. Manifestasi Klinis
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat
dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
uteri.
c. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
kurang budar dan lunak.
d. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
5. Patofisiologi
Menurut Sarwono (2007) letak janin dalam uterus bergantung pada
proses adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan
sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat
dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua
tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
6. Pathway
Etiologi:
1. Persalinan premature 6. Abnormalitas uterus
2. Kehamilan kembar 7. Plasenta previa
3. Polihidroamnion 8. Panggul sempit
4. Hidrosefalus 9. Multiparitas
5. Bobot janin relatif rendah
Krisis
LETAK SUNGSANG Ansietas
situasi
Merangsang area
sensorik motorik
Pengeluaran janin
Risiko Nyeri
Hecting Robekan jalan lahir
Perdarahan akut
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukaan, yaitu :
a. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk memastikan
perkiraan klinis presentasi bokong dan bila mungkin untuk
mengidentifikasi adanya anomaly janin
b. Pemeriksaan sinar X : Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan
diagnosis maupun memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu
9. Komplikasi
a. Komplikasi pada ibu, yaitu: perdarahan, robekan jalan lahir, dan infeksi
b. Komplikasi pada bayi, yaitu :
1) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh : (1) Kemacetan persalinan
kepala (aspirasi air ketuban-lendir) (2) Perdarahan atau edema
jaringan otak (3) Kerusakan medula oblongata (4) Kerusakan
persendian tulang leher (5) kematian bayi karena asfiksia berat. b)
2) Trauma persalinan (1) Dislokasi-fraktur persendian, tulang
ekstremitas (2) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau
jantung 18 (3) Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur
tulang dasar kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata,
hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.
3) Infeksi, dapat terjadi karena : (1) Persalinan berlangsung lama (2)
Ketuban pecah pada pembukaan kecil (3) Manipulasi dengan
pemeriksaan dalam
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas: Pendidikan: Pendidikan rendah atau merem huruf akan
mempersulit dalam penerimaan informasi.
b. Keluhan utama: Pergerakan janin terasa dibagian perut bawah, di bawah
pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
c. Riwayat kesehatan: Penyakit yang pernah diderita ibu apakah ibu
menderita DM, HT, Jantung,asma,ginjal, dan apakah ada penyakit
keturunan seperti DM, HT, dan jantung.
d. Riwayat menstruasi HPHT untuk menentukan perkiraan persalinan dan
umur kehamilan.
e. Riwayat kehamilan yang lalu: Riwayat kehamilan premature, multi
para, riwayat kelainan letak sungsang, hydramnion, placenta previa,
panggul sempit beresiko untuk terjadi kelainan letak sungsang.
f. Riwayat kehamilan sekarang: Letak sungsang bisa terjadi pada
kehamilan primi atau multigravida terutama pada multigravida, ini
karena pada multi gravida ruang rahim lebih luas sehingga pergerakan
janin lebih bebas. Letak sungsang terjadi pada usia kehamilan < 32
minggu karena pada usia kehamilan tersebut air ketuban masih banyak
yang memudahkan janin bergerak dan mudah terjadi leteak sungsang,
tetapi masih bisa kembali pada posisi letak kepala sampai usia
kehamilan < 37 minggu. Pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih letak
sungsang sudah tidak dapat kembali ke posisi kepala. Tinggi fundus
uteri pada kehamilan sungsang sesuai dengan usia kehamilan.
g. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1) Aktivitas dan istirahat: Aktivitas pada ibu hamil harus diimbangi
dengan istirahat yang cukup supaya kondisi ibu tetap baik dan tidak
turun karena akan sangat berpengaruh terhadap kondisi janin.
2) Nutrisi dan cairan Tidak ada diit khusus pada kehamilan sungsang.
Tetapi kualitas makanan ibu hamil tetap harus diperhatikan, karena
nutrisi sangat diperlukan untuk kesehatan ibu dan janin.
3) Eliminasi: Keluhan yang sering muncul konstipasi dan sering bak.
Karena pengaruh hormon progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus, selain itu desakan usus
oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Untuk seringnya bak didisebabkan pembesaran janin menyebabkan
desakan pada kantong kemih.
4) Status psikososial Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan
wanita dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilan, Ibu
hamil dengan letak sungsang akan merasakan cemas terhadap
keadaan dirinya dan keadaan janinya, memikirkan proses saat
melahirkan apabila tidak bisa lahir spontan maka harus dilakukan
operasi. Dukungan keluarga dan lingkungan terhadap ibu hamil
sangat penting dalam mempersiapkan persalinan dan semua
kemungkinan yang akan terjadi.
h. Pemeriksaan fisik
1) Kepala: - Rambut : warna, kebersihan, mudah rontok/tidak - Muka:
cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat - Mata: sclera, conjungtiva,
anemi/tidak, kotoran /secret - Telinga: kebersihan, gangguan
pendengaran - Hidung: kebersihan, pernafasan cuping hidung, polip
- Mulut: karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban bibir,
stomatitis, perdarahan gusi
2) Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
3) Dada: retraksi dada, denyut jantung teratur, whezing
4) Payudara: bentuk simetris/tidak, hiperpigmentasi aerola, kondisi
puttingsusu, pengeluaran kolostrum terjadi kehamilan trimester tiga.
5) Abdomen Pembesaran perutdan TFU sesuai umur kehamilan, striae
gravidarum, luka bekas operasi, linea nigra, mendengarkan DJJ
terdengar diatas setinggi pusat atau di atasnya, gerakan janin terasa
di perut bagian bawah di bawah pusat, melihat kontraksi, letak janin
sungsang, ukuran panggul ibu mempengaruhi proses persalinan,
pada letak sungsang bokong lahir lebih dulu sehingga bisa terjadi
partus lama.
6) Vulva dan perineum Keadaan vulva bersih atau kotor, pengeluaran
pervaginam bila berupa cairan, seperti air berarti ketuban sudah
pecah, bila darah dan lender berarti permulaan persalinan, bila ada
varices resiko terjadi perdarahan, bila ada luka resiko terjadi infeksi.
7) Anus: bila ada hemoroid resiko terjadi perdarahan
8) Ekstrimitas: melihat adanya oedem atau tidak, reflek patella, bila
reflek patella – resiko kelemahan waktu mengejan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d krisis situasi
b. Nyeri persalinan b.d dilatasi serviks & ekspulsi fetal
c. Risiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum
d. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
e. Risiko infeksi b.d factor risiko prosedur invasive
f. Risiko devisen volume cairan b.d factor risiko kehilangan cairan aktif
DAFTAR PUSTAKA