Oleh :
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Klien Post Partum dengan Letak Sungsang
di Ruang Nifas 1 RS. Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Oleh :
Mengetahui,
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
dengan letak sungsang adalah kehamilan dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu
badan ibu, kepala pada fundus uteri sedangkan bokong berada dibagian terbawah
(didaerah PAP/sympisis). Pada proses persalinan sungsang secara spontan lebih beresiko
pada ibu yaitu perdarahan, infeksi dan robekan perineum yang luas serta bagi bayi yaitu
hipoksia janin yang nantinya dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi.
2. Etiologi
adalah:
a. Prematuritas karena bentuk rahim kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
b. Multiparitas.
e. Hidrosefalus.
f. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul.
g. Panggul sempit.
3. Klasifikasi
a. Letak bokong murni (Frank breech) yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan
b. Letak bokong kaki (komplete breech) yaitu disamping bokong teraba kaki, biasa
disebut letak bokong kaki sempurna jika disamping bokong teraba dua kaki atau tidak
c. Letak lutut
4. Manifestasi Klinis
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian
atas dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin
belum bias dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya
apakah ada yang sungsang. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold
ditemukan bahwa Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni
kepala. Leopold II teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV
teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang perawat
adalah melakukan :
a. Anamnesa pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering merasa
ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang
b. Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat diraba
pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas simphisis
c. Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
d. Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan ujung os
sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
e. Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisap, keluar
meconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 900 , terasa jari-jari , pada
presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka akan
terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah. Pre3sentasi tangan siku: terasa jari
f. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus, sehingga
terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata
dipergelangan tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih
a. Saat kehamilan
Diusahakan versi luar ke arah letak kepala, versi luar (eksterna versi) dilakukan pada
kasuso letak lintang yang didapat menuju letak kepala atau letak bokong. Pada umur
kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang yakni dengan
USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus.
Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke
38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif
telah berkurang.Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti
sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk
kembar, plasenta previa (1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %).
4) Lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan
5) Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan hingga
tampak tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva. Jangan melakukan
6) Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar
sumbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
7) Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan
ventrokranial ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu,
8) Bila pada langkah no.7 tidk ada kemajuan dan atautungkai tidak lahir secara
Dengan jari telunjuk dan jari tengah ke belakang paha sebagai bidai lakukan
9) Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, diatas
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
a. Biodata, mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi: nama, umur, agama,
b. Keluhan utama. Kaji usia kehamilan, kehamilan keberapa. Ibu merasakan gerakan
janinnya paling banyak dibagian bawah, sering kelelahan, bagian bawah perut terasa
1) Apakah ada riwayat memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak. Penyaki
2) Riwayat kesehatan keluarga dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang
menyertainya
e. Riwayat kehamilan sekarang, ANC trimester 1,2 dan 3, kehamilan persalinan dan
nifas yang lalu, Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan
hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya. Kaji perkawinan keberapa,
g. Riwayat seksual, Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
h. Riwayat pemakaian obat, Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat
i. Pola aktivitas sehari-hari, Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit dan
spiritual.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada
umum yang perlu di perhatikan adalah KU, kesadaran, TTV : TD, S, N, RR, LILA,
TB/BB. Hal yang diinspeksi antara lain : kepala, muka, mata, hidung, mulut/gigi,
warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap
b. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan
janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalam : menentukan
Palpasi leopold :
L2 : teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu
L3 : teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim.
c. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan
tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada
dibawahnya. Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi. Menggunakan palu perkusi
: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa
refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. (Johnson &
1. Benson, Ralph C dan Pernoll, Marthin L. 2012. Buku Saku Obsteri dan
Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Bobak, Lowedemilk. 2010. Buku ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta
:EGC
3. Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikas Asuhan keperawatn NANDA NIC-NOC
Jilid 1. Yogyakarta : Mediaction
4. Oxorn, Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidana Patologi dan Fisiologi Persalinan
(Human Labor and Birth). Yogyakarta : Andi Offset
5. Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidana Patologi. Jakarta : Trans Info
Media
6. Wilkinson, J.M., & Ahem N.R., 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Nanda Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Edisi Sembilan. Jakarta :
EGC