Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

MEKANISME PERSALINAN SPONTAN

DEFINISI

Partus adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.

Partus immature kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin
antara 500 – 1000 gram. Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum cukup bulan. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua
kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus postmaturus atau serotinus adalah
partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan.

Partus spontan adalah partus pervaginam yang sepenuhnya dibantu oleh tenaga dari
ibu dan his tanpa induksi dengan presentasi di luar presentasi belakang kepala.

MEKANISME PERSALINAN

Pada mekanisme persalinan terdapat empat kunci yang perlu dikuasai yaitu:

1. Letak

Hubungan antara sumbu panjang janin dengan dengan sumbu panjang ibu, misalnya
situs memanjang, melintang dan situs miring. Situs memanjang adalah sumbu panjang
janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong.
Situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu.
Situs miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu.

2. Sikap

Menunjukkan hubungan bagian – bagian janin terhadap sumbunya khususnya


terhadap tulang punggungnya. Contoh: flexi, defleksi.
3. Posisi

Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus sebelah kiri,
sebelah kanan, sebelah depan atau sebelah belakang. Contohnya: ubun – ubun kecil kiri
depan. Pada kasus ini, janin terletak pada presentasi muka dengan posisi dagu
kiri depan.

4. Presentasi

Digunakan untuk menentukan pada pemeriksaan bagian janin yang ada di bagian
bawah uterus. Contoh: presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi muka,
presentasi dahi. Pada kasus ini presentasi muka dengan posisi dagu kiri depan.

PRESENTASI MUKA

Presentasi muka adalah kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput
tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah. Kalau dagu di bagian
belakang dan tidak dapat berputar ke depan waktu paksi dalam disebut posisi mentoposterior
persisten dan janin tidak dapat lahir spontan.

ETIOLOGI

Keadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala, seperti panggul sempit, tumor di leher
bagian depan atau keadaan yang menghalangi terjadinya fleksi kepala, seperti janin besar,
anensefalus, dan kematian janin intrauterin.

Presentasi muka disebabkan oleh hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba
oksiput maupun sinsiput pada pemeriksaan vagina.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan luar: dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan
dengan letak dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar
lebih jelas pada dada.

Pemeriksaan abdomen : teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre).

Pemeriksaan vagina: teraba dagu, mulut, hidung, dan pinggir orbita bila muka sudah
masuk ke dalam rongga panggul. Jari tangan sudah masuk ke mulut janin.

PENATALAKSANAAN

Dagu berfungsi sebagai indikator posisi kepala. Dalam hal ini, sangatlah penting
untuk membedakan posisi dagu depan, di mana dagu terletak di bagian depan pada rongga
panggul ibu.

Sering terjadi persalinan lama. Kepala bisa lahir spontan pada presentasi muka apabila
dagu anterior. Presentasi muka dengan dagu posterior kepala tidak akan turun dan persalinan
akan macet.

Tentukan ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik. Bila tidak ada dan dagu berada
di depan, diharapkan terjadi persalinan spontan.
Bila dagu berada di belakang, berikan kesempatan kepada dagu untuk memutar ke
depan. Pada posisi mentoposterior persisten, usahakan untuk memutar dagu ke depan dengan
satu tangan yang dimasukkan ke dalam vagina.

Bila tidak berhasil, dapat dicoba perasat Thorn, yaitu satu tangan penolong
dimasukkan ke dalam vagina untuk memegang bagian belakang kepala janin, kemudian
menariknya ke bawah. Tangan yang lain berusaha meniadakan ekstensi tubuh janin dengan
menekan dada dari luar.

Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam diindikasikan untuk ekstraksi cunam.
Bila tidak berhasil atau didapatkan disproporsi sefalopelvik, lakukan seksio sesarea.

PROGNOSIS

Pada umumnya persalinan berlangsung tanpa kesulitan. Kesulitan persalinan dapat


terjadi karena adanya disproporsi sefalopelvik. Angka kematian perinatal pada presentasi
muka ialah 2,5% - 5%.

ANALISIS MASALAH

Pada kasus ini, dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan presentasi muka,
dimana keadaan janin letak memanjang dengan kepala dibagian bawah kavum uteri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dalam yang telah
dilakukan.

Pada pemeriksaan Leopold I, teraba bagian yang bulat, lunak dan tidak melenting
yakni bokong. Pada Leopold II teraba bagian yang keras dan memanjang sejajar dengan
tulang punggung ibu yang menunjukkan letak janin memanjang dan tidak melintang. Pada
Leopold III teaba bagian yang bulat, keras dan melenting yakni kepala.

Pada pemeriksaan dalam teraba portio yang tipis dan lunak dengan pembukaan 7 cm.
Selaput ketuban masih utuh dan teraba bagian muka seperti bibir, dagu dan hidung dengan
posisi dagu di anterior.
DAFTAR PUSTAKA

1) Winkjosastro H. Fisiologi dan mekanisme persalinan normal. Ilmu Kebidanan. Edisi


ke – 3; cetakan ke- 9;Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwonoro Prawirohardjo;2006;
Hal: 180-191.

2) Saifuddin AB, Winkjosastoro H, Affandi B, Waspodo D. Malpresentasi dan


malposisi. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi
pertama; cetakan ke – 11: Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwonoro Prawirohardjo ;
2002; Hal: M58-68.

3) Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kelainan pada


persalinan. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke – 3. Jakarta: FKUI; 2001;Hal: 304-5.

Anda mungkin juga menyukai