Anda di halaman 1dari 38

KELAINAN LETAK

Dr.Renny Aditya, SpOG MKes


Terminologi

 Posisi
 Letak
 Presentasi
Posisi

 Letak salah satu bagian anak yang tertentu


terhadap dinding perut atau jalan lahir
 Contoh :
 Posisi oksiput posterior persisten (POPP)
Gambar POPP
POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR
 Kepala janin turun ke dasar panggul dengan posisi oksiput di
bagian posterior (belakang).
 Variasi persalinan biasa, umumnya akan memutar ke depan
karena bentuk anatomi dasar panggul dan muskulus levator
ani.
 5 – 10% tidak memutar ke depan  oksiput posterior
persisten.
 Faktor predisposisi :
 Jenis panggul : antropoid / android
 Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar panggul
 Bentuk kepala janin
MEKANISME PERSALINAN & PENANGANAN

 Spontan, lebih lama, kepala lahir dengan muka


menghadap ke simfisis.
 Ubun-ubun besar sebagai hipomoklion, tidak dapat
melakukan fleksi lebih jauh.
 Menimbulkan kerusakan vagina dan perineum yang luas.
 Pemantauan lebih ketat, bila kala II terlalu lama atau
tanda-tanda gawat janin  tindakan dengan ekstraksi
vakum / forceps dengan episiotomi mediolateral luas.
 Kelainan letak, presentasi & posisi
 Posisi oksipitalis posterior (persisten)
 Presentasi puncak kepala
 Presentasi muka
 Presentasi dahi
 Letak sungsang
 Letak lintang
 Presentasi Ganda
Letak

 Sumbu panjang bayi terhadap sumbu


panjang ibu
 Contoh :
 Letak sungsang
 Letak kepala
 Letak lintang
 Letak oblik
Letak Sungsang

 Letak sungsang  keadaan dimana janin


terletak memanjang/ membujur dengan
kepala difundus uteri dan bokong dibagian
bawah kavum uteri.
Tipe dari letak Sungsang
ETIOLOGI & KOMPLIKASI
 Etiologi : Komplikasi persalinan pervaginam :
 Usia kehamilan  Persalinan terlalu lama  after
 Multiparitas coming head  hipoksia janin.
 Kehamilan multipel  Lilitan tali pusat
 Hidramnion  Hiperekstensi kepala
 Oligohidramnion  Persalinan terlalu dipaksakan 
 Hidrosefalus trauma karena kompresi atau traksi
 Anensefalus
Sebab kematian perinatal :
 Riwayat persalinan • Prematuritas
bokong • Penanganan persalinan yang tidak
 Anomali uterus sempurna

 Tumor pelvis
 Plasenta previa
Diagnosis
Letsu
 Diagnosis berdasarkan keluhan subyektif dan
pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah
dilakukan.
Leopold:
 L 1 : difundus akan teraba bagian bulat dan
keras yakni kepala
 L 2 : teraba punggung dan bagian kecil pada
sisi samping perut ibu
 L3 -4: teraba bokong di segmen bawah rahim
Jenis-jenis persalinan sungsang

 Persalinan spontan (spontaneous breech)


 Manual aid (partial breech extraction; assisted
breech delivery)
 Ekstraksi sungsang (total breech extraction)
 Syarat persalinan pervaginam pada letak
sungsang:
 bokong sempurna (complete) atau bokong
murni (frank breech),
 pelvimetri, klinis yang adekuat,
 janin tidak terlalu besar,
 tidak ada riwayat SC dengan indikasi CPD,
 kepala fleksi.
Persalinan perabdominam (seksio
sesaria)
 Persalinan diakhiri dengan SC bila:
 Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan
berbahaya (disproporsi feto pelvic atau skor
Zachtuchni Andros ≤ 3).
 Tali pusat menumbung pada primi/multigravida
 Didapatkan distosia
 Prematur/ Post date
 riwayat persalinan buruk, milai social janin
tinggi.
 Arti nilai:
 ≤ 3 : persalinan perabdominam
 4 : evaluasi kembali secara cermat,
khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
 >5 : dilahirkan pervaginam.
Komplikasi Letsu

 faktor ibu : Perdarahan, infeksi


 Faktor janin : Perdarahan, infeksi, trauma
persalinan
B. Letak Lintang

 suatu keadaan di mana bila sumbu


memanjang janin menyilang sumbu
memanjang ibu searah tegak lurus atau
mendekati 90o dengan kepala pada sisi yang
satu sedangkan bokong berada pada sisi yang
lain..
Diagnosis

 Pada palpasi fundus uteri kosong, balotemen


kepala teraba pada salah satu fossa iliaka dan
bokong pada fossa iliaka yang lain, dan di
atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu
sudah turun kedalam panggul.
 Apabila bahu sudah masuk kedalam panggul,
pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu
dan tulang-tulang iga
Pemeriksaan luar pada letak
lintang
 Pada letak lintang dengan ukuran panggul
normal dan janin cukup bulan  tidak dapat
terjadi persalinan spontan.
 Bila persalinan dibiarkan  kematian janin
dan ruptur uteri
Penatalaksanaan

 Pada ANC  mengubah menjadi persentasi


kepala dengan versi luar
 Sebelum melakukan versi luar harus
melakukan pemeriksaan : ada tidaknya
panggul sempit, tumor dalam panggul, atau
plasenta previa yang berbahaya bagi janin
c. Letak Muka

 presentasi kepala dengan defleksi maksimal


hingga oksiput mengenai punggung dan
muka terarah ke bawah (kaudal terhadap
ibu).
 Pada presentasi muka, kepala berada dalam
posisi hiperekstensi sehingga oksiput
menempel pada punggung bayi dan dagu
(mentum) menjadi bagian terbawah janin.
Gejala Subyektif

 Pada Ibu
 Gelisah, letih, suhu badan meningkat,
berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat
 Pada Janin
 DJJ janin cepat/tidak teratur, air ketuban
terdapat mekoneum, kental kehijau-hijauan,
berbau.
Gejala Obyektif

 Leopold : penonjolan kepala berada pada sisi


yang sama dengan punggung janin serta
adanya indentasi (cekung) diantara kedua
bagian tersebut.
 Pada pemeriksaan VT teraba adanya mulut –
hidung – tulang rahang atas dan “orbital
ridges”.
Penatalaksanaan

 ukuran panggul normal, kemajuan proses


persalinan berlangsung normal persalinan
pervaginam
 Indikasi untuk melakukan seksio sesarea (SC)
adalah: posisi mento posterior persistens,
kesempitan panggul dan kesulitan turunya
kepala dalam rongga panggul
d. Letak Dahi
 Keadaan dimana kedudukan kepala berada
diantara fleksi maksimal dan defleksi
maksimal, sehingga dahi merupakan bagian
yang terendah
 Bersifat sementara, sebagian besar berubah
menjadi presentasi muka atau presentasi
belakang kepala
Diagnosis
 Pemeriksaan luar = presentasi muka, tetapi
bagian belakang kepala tidak seberapa
menonjol
 Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura
frontalis, pada ujung yang satu diraba UUB
dan pada ujung lain teraba pangkal hidung
dan lingkar orbita.
 Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak
dapat diraba.
 Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan
janin yang normal  tidak bisa spontan
pervaginam  harus dilahirkan SC
 Bayi yang lahir dalam presentasi dahi
menunjukkan kaput seksudanium yang besar
pada dahi serta moulage kepala yang hebat.
e. Presentasi Puncak
 bagian terbawah janin yaitu puncak kepala,
pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang
paling rendah, dan UUB sudah berputar ke
depan
 merupakan kedudukan sementara 
berubah menjadi presentasi belakang kepala
Diagnosis

 Sumbu panjang lain sejajar dengan sumbu


panjang ibu
 Di atas panggul teraba kepala
 Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-
bagian kecil terdapat pada sisi yang
berlawanan
 Di fundus uteri teraba bokong
 tidak teraba dengan jelas adanya tonjolan
kepala pada sisi yang satu maupun sisi
lainnya.
Auskultsi
 DJJ terdengar paling keras di kuadran bawah
perut ibu
Pemeriksaan vaginal
 a. Sutura sagitalis teraba pada diameter
transversa panggul,
 b. Kedua ubun-ubun mudah dapat diraba
dan dikenal.
Penatalaksanaan
 Dapat ditunggu kelahiran spontan
 Bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan
kepala bayi sudah didasar panggul, maka
dilakukan ekstraksi forcep
f. Presentasi Ganda
 bila ada satu atau lebih anggota badan
menumbung bersama dengan kepala atau
bokong, keduanya bersama-sama masuk ke
dalam panggul.
Klasifikasi Presentasi Ganda

 Presentasi kepala dengan bagian yang


menumbung
 Presentasi bokong dengan tangan atau
lengan yang menumbung
Diagnosis

 Menurut Sarwono Prawirohardjo, diagnosis


berdasarkan pemeriksaan luar sulit
ditemukan,
 Pemeriksaan dalam, disamping kepala atau
bokong dapat diraba tangan, lengan atau
kaki.

Anda mungkin juga menyukai