Anda di halaman 1dari 17

152

Uji Efek Dekokta Angkak terhadap Kadar Trombosit


Tikus Putih Jantan Galur Wistar Trombositopenia
yang diinduksi Cisplatin

Regan Januardy Marliau1, Indri Kusharyanti2, Ita Armyanti3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Program Studi Farmasi, FK UNTAN
3
Departemen Farmakologi, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang: Trombositopenia merupakan gejala utama penyakit demam berdarah dengue,
yang masih merupakan masalah kesehatan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi di
Kalimantan Barat. Angkak (beras fermentasi Monascus purpureus) secara empiris digunakan
masyarakat dalam bentuk seduhan sebagai obat untuk meningkatkan produksi sel darah, salah
satunya adalah untuk meningkatkan kadar trombosit darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek dekokta angkak terhadap kadar trombosit tikus putih jantan galur Wistar
trombositopenia yang diinduksi cisplatin. Metodologi: Sebanyak 24 ekor tikus dibagi menjadi 6
kelompok perlakuan. Induksi trombositopenia dilakukan dengan pemberian dosis tunggal cisplatin
intravena 7 mg/Kg BB. Skrining fitokimia dekokta angkak dilakukan untuk mengetahui
kandungan metabolit sekunder. Pemberian dekokta angkak peroral diberikan selama tujuh hari.
Pemeriksaan kadar trombosit dilakukan dengan mengambil darah vena yang ditampung dalam
tabung EDTA. Sampel darah diperiksa menggunakan Sysmex KX-21 hematology analyzer. Hasil:
Berdasarkan skrining fitokimia dekokta angkak mengandung senyawa terpenoid, flavonoid, fenol,
dan tanin. Kadar trombosit setelah pemberian dekokta angkak tidak berbeda signifikan
dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi dekokta angkak. Kesimpulan: Pemberian dosis
dekokta angkak peroral tidak dapat meningkatkan kadar trombosit secara bermakna pada tikus
putih jantan galur Wistar trombositopenia yang diinduksi cisplatin dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif.

Kata Kunci: Trombositopenia, dekokta, angkak, Monascus purpureus, Sysmex KX-21


hematology analyzer

Background: Thrombocytopenia is the main symptom of dengue hemorrhagic fever, which is still
a major health problem with high morbidity and mortality rate in West Borneo. Angkak
(Fermentated Rice of Monascus purpureus) has been used empirically as a medicine to increase
blood cells, particularly to increase thrombocyte. The objective of this research was to understand
the effect of angkak decoction on thrombocyte in white male Wistar rat with cisplatin induced
thrombocytopenia. Methods: 24 rats were divided into 6 treatment groups. Thrombocytopenia was
induced with single dose of 7 mg/Kg BW intravenous. Phytochemical screening was performed to
analyze the content of angkak decoction. Angkak decoction was delivered orally for 7 days.
Thrombocytopenia level wan analyzed using Sysmex KX-21 hematology analyzer. Result:
Phytochemical screening shows that angkak decoction contains terpenes, flavonoid, phenol, and
tannin. Thrombocyte level in groups which was given angkak decoction oraly does not have a
significant difference with group which was not given angkak decoction. Conclusion: Angkak
decoction oral delivery does not increase thrombocyte significantly in cisplatin induced
thrombocytopenia in white male Wistar rat compared to negative control group.

Key Words: Thrombocytopenia, decoction, angkak, Monascus purpureus, Sysmex KX-21


hematology analyzer

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


153

PENDAHULUAN 2011, jumlah kasus DBD di

Kalimantan Barat sebanyak 729


Trombositopenia didefinisikan
kasus DBD dengan angka kesakitan
sebagai keadaan menurunnya kadar
16,44 per 100 000 penduduk, dengan
trombosit (platelet) dalam darah
penderita meninggal sebanyak 3
sampai di bawah batas normal1.
orang (case fatality rate sebesar
Rentang batas normal trombosit
1,37%)5.
adalah 150 000 s/d 350 000/µL2,3.
Angkak (red yeast rice)
Penurunan kadar trombosit sampai
merupakan beras berwarna merah
≤50 000/µL dapat menimbulkan
hasil fermentasi ragi Monascus
perdarahan, sedangkan penurunan
purpureus. Angkak digunakan di
sampai ≤10 000/µL dapat berakibat
Cina, Taiwan, Filipina, Thailand, dan
fatal1.
Indonesia sebagai pewarna makanan
Infeksi virus dengue dapat
alami dan sebagai makanan
mengakibatkan demam berdarah
tambahan. Masyarakat Cina
dengue (DBD) dengan gejala utama
menggunakan angkak sebagai bahan
berupa trombositopenia dengan
obat tradisional. Kandungan pigmen
hitung platelet ≤100 x 109/dL3.
dan metabolit angkak diyakini dapat
Demam berdarah dengue masih
membantu proses penyembuhan
merupakan suatu masalah kesehatan
demam berdarah dan dapat
di Indonesia. Provinsi Kalimantan
meningkatkan kadar trombosit
Barat merupakan daerah endemik
4
darah6.
penyakit demam berdarah . Menurut

profil kesehatan Indonesia tahun

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


154

METODE fermentasi Monascus purpureus)

Desain penelitian yang yang diperoleh dari Pusat Penelitian

digunakan adalah penelitian Bioteknologi LIPI Monascus grup.

eksperimental uji praklinik. Dekokta angkak dibuat dengan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan 5 gram angkak

pendekatan pre test – post test dicampurkan dalam 100 mL aquades,

control group design. Penelitan dan dipanaskan dengan suhu 90-98oC

dilakukan di laboratorium Non selama 30 menit. Pada penelitian ini

Mikroskopik Fakultas Kedokteran digunakan tikus putih (Rattus

Universitas Tanjungpura (pembuatan novergicus) jantan galur Wistar

dekokta dan pemberian perlakuan), dengan berat 2-3 bulan, dengan berat

dan di Laboratorium Farmasi Klinis 150-250 gram, tikus diadaptasi

dan Kimia Farmasi Fakultas selama 14 hari sebelum perlakuan.

Kedokteran Universitas Hewan uji kemudian dibagi menjadi

Tanjungpura. Perhitungan kadar kelompok kontrol tanpa perlakuan,

trombosit dilakukan di Laboratorium kelompok kontrol negatif, kelompok

Hematologi Unit Laboratorium dosis I sampai IV.

Kesehatan, Dinas Kesehatan di Jl. dr.


Induksi trombositopenia
Soedarso, Pontianak. Penelitian
dilakukan dengan menginjeksi
dilaksanakan dari Maret – Oktober
cisplatin intravena dosis tunggal 7
2013.
ml/Kg BB melalui vena lateral ekor

Bahan yang digunakan pada pada kelompok kontrol negatif dan

penelitian ini adalah angkak (beras kelompok dosis I sampai IV.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


155

Dekokta angka diberikan secara oral Sampel darah yang diambil

dengan dosis pada masing-masing dimasukkan ke dalam tabung

kelompok dosis I sampai IV vacuteiner berisi antikoagulan EDTA

sebanyak 37,8 mg/Kg BB/hari, 56,7 (ethylene diamine tetra acetate)

mg/Kg BB/hari, 75,6 mg/Kg untuk pemeriksaan trombosit

BB/hari, dan 151,2 mg/Kg BB/hari menggunakan alat hitung otomatis

selama tujuh hari. Data yang didapat haematology analyzer Sysmex KX

dianalisis menggunakan 21. Pemeriksaan kadar trombosit

menggunakan SPSS 20. dilakukan di Unit Laboratorium

Kesehatan di Jl, dr. Soedarso,

Pontianak.
HASIL
Analisa Data
Pemeriksaan Kadar Trombosit
Dari enam kelompok perlakuan
Pemeriksaan kadar trombosit
masing-masing diambil 4 sampel
tikus dilakukan sebelum diberi
data, dengan total 24 sampel data.
induksi cisplatin intravena (kadar
Pada semua tikus dilakukan
trombosit normal), 7 hari setelah
pengambilan darah untuk mengukur
pemberian 7 mg/Kg BB cisplatin
kadar trombosit.
intravena dosis tunggal (kadar
Data kadar trombosit normal,
trombosit pretest), dan setelah
pretest, dan posttest yang didapat
pemberian dosis dekokta angka
dianalisa menggunakan metode
peroral pada kelompok dosis I – IV
statistik parametrik. Uji normalitas
selama 7 hari (kadar trombosit
data dilakukan untuk mengetahui
posttest).

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


156

normalitas distribusi populasi data. maka dapat diambil kesimpulan

Metode Shapiro-Wilk digunakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

untuk menguji normalitas data untuk bermakna antar kelompok pada kadar

jumlah sampel yang sedikit (n<50) trombosit normal. Sedangkan pada

dengan akurat. Pada data kadar kadar trombosit pretest, didapat hasil

trombosit yang diuji didapat hasil p = 0,020, maka dapat diambil

distribusi data pada kadar trombonist kesimpulan bahwa terdapat

posttest kelompok dosis IV tidak perbedaan yang bermakna antar

normal, sehingga perlu dilakukan kelompok pada kadar trombosit

transformasi data menggunakan log pretest.

10. Data yang telah ditransformasi


Analisa Post Hoc pada
diuji normalitas data, dan didapat
kelompok kadar trombosit pretest
hasil p>0,05.
dilakukan menggunakan metode
Setelah dilakukan transformasi
Mann Whitney untuk mengetahui
data didapat hasil uji homogenitas
perbedaan antar kelompok. Pada
variasi kadar trombosit normal p =
penelitian ini dilakukan
0,004, dan kadar trombosit pretest p
perbandingan antara kelompok
= 0,041. Karena variabel hasil
kontrol tanpa perlakuan, kontrol
transformasi data tetap tidak sama,
negatif, dan kelompok perlakuan,
syarat uji anova tidak terpenuhi.
dan antara kelompok kontrol negatif
Sebagai alternatif dipilih uji Kruskal-
dan kelompok perlakuan (dosis I-
Wallis, dan diperoleh hasil untuk
IV). Dari perbandingan tersebut
kadar trombosit normal p = 0,385,
diperoleh hasil antara kelompok

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


157

kontrol tanpa perlakuan dengan dengan kelompok dosis I, p = 0,021;

kelompok kontrol negatif, p = 0,248; kelompok kontrol negatif dengan

kelompok kontrol tanpa perlakuan kelompok dosis II, p = 1,000;

dengan kelompok dosis I = 0,386; kelompok kontrol negatif dengan

kelompok kontrol tanpa perlakuan kelompok dosis III, p = 0,021;

dengan kelompok dosis II = 0,386; kelompok kontrol negatif dengan

kelompok kontrol tanpa perlakuan kelompok dosis IV, p = 0,149;

dengan kelompok dosis III =0,043; kelompok dosis I dengan kelompok

kelompok kontrol tanpa perlakuan dosis II, p = 0,083; kelompok dosis I

dengan kelompok dosis IV =0,043. dengan kelompok dosis III, p =

Dari analisa data yang dilakukan 0,021; kelompok dosis I dengan

didapat nilai p < 0,05 antara kelompok dosis IV, p = 0,021;

kelompok kontrol tanpa perlakuan kelompok dosis II dengan kelompok

dan kelompok dosis III, dan antara dosis III, p = 0,248; kelompok dosis

kelompok kontrol tanpa perlakuan II dengan kelompok dosis IV, p =

dan kelompok dosis IV, dan dapat 0,386; kelompok dosis III dengan

disimpulkan bahwa terdapat kelompok dosis IV, p = 0,386. Dari

perbedaan bermakna antara data tersebut dapat ditarik

kelompok tersebut. Sedangkan kesimpulan bahwa kelompok yang

perbandingan antara kelompok mempunyai perbedaan kadar

kontrol negatif dan kelompok trombosit pretest yang bermakna (p <

perlakuan (dosis I-IV), dan diperoleh 0,05) adalah kelompok kontrol

hasil kelompok kontrol negatif negatif dengan kelompok dosis I,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


158

kelompok kontrol negatif dengan dan antara kelompok kontrol negatif

kelompok dosis III, kelompok dosis I dan kelompok perlakuan (dosis I-

dengan kelompok dosis III, dan IV). Dari perbandingan tersebut

kelompok dosis I dengan kelompok diperoleh hasil antara kelompok

dosis IV. kontrol tanpa perlakuan dengan

kelompok kontrol negatif, p = 0,059;


Pada kelompok kadar trombosit
kelompok kontrol tanpa perlakuan
posttest didapat hasil uji homogenitas
dengan kelompok dosis I = 0,016;
variasi p = 0,098. Karena nilai p >
kelompok kontrol tanpa perlakuan
0,05, maka variasi data adalah sama,
dengan kelompok dosis II = 0,029;
sehingga dapat dilanjutkan dengan
kelompok kontrol tanpa perlakuan
uji Anova. Pada uji anova didapat
dengan kelompok dosis III =0,073;
nilai p = 0,104, dan dapat dinyatakan
kelompok kontrol tanpa perlakuan
bahwa tidak terdapat perbedaan
dengan kelompok dosis IV =0,500.
kadar trombosit posttest secara
Dari analisa data yang dilakukan
bermakna pada kelompok (p>0,05).
didapat nilai p < 0,05 antara
Perbedaan antar kelompok dapat
kelompok kontrol tanpa perlakuan
dilihat dengan analisis Post Hoc
dan kelompok dosis I, dan antara
menggunakan metode Least
kelompok kontrol tanpa perlakuan
Significant Difference (LSD). Pada
dan kelompok dosis II, dan dapat
penelitian ini dilakukan
disimpulkan bahwa terdapat
perbandingan antara kelompok
perbedaan bermakna antara
kontrol tanpa perlakuan, kontrol
kelompok tersebut. Sedangkan antara
negatif, dan kelompok perlakuan,

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


159

kelompok kontrol negatif dengan bahwa tidak terdapat perbedaan

kelompok dosis I, p = 0,525; secara bermakna pada kadar

kelompok kontrol negatif dengan trombosit posttest antara kelompok

kelompok dosis II, p = 0,720; kontrol negatif dan kelompok

kelompok kontrol negatif dengan perlakuan.

kelompok dosis III, p = 0,914;


Kelompok Kontrol Tanpa
kelompok kontrol negatif dengan
Perlakuan
kelompok dosis IV, p = 0,201;
Kelompok kontrol tanpa
kelompok dosis I dengan kelompok
perlakuan tidak diinduksi cisplatin
dosis II, p = 0,779; kelompok dosis I
i.v. ataupun sampel dekokta angkak
dengan kelompok dosis III, p =
peroral. Rerata kadar trombosit
0,458; kelompok dosis I dengan
pretest kelompok kontrol tanpa
kelompok dosis IV, p = 0,064;
perlakuan adalah 744,75 x 103/µL,
kelompok dosis II dengan kelompok
sedangkan kadar trombosit posttest
dosis III, p = 0,641; kelompok dosis
adalah 724,5 x 103/µL, dan didapat
II dengan kelompok dosis IV, p =
penurunan rerata kadar trombosit
0,108; kelompok dosis III dengan
sebesar 3%.
kelompok dosis IV, p = 0,239. Dari
Analisa perubahan kadar
analisa data yang dilakukan didapat
trombosit dilakukan menggunakan
nilai p > 0,05 antara kelompok
Paired sample t test, dan didapat
kontrol negatif dan kelompok
hasil p = 0,971. Hasil ini
perlakuan, dan antara kelompok
menunjukkan bahwa tidak terdapat
perlakuan, dan dapat disimpulkan
perbedaan bermakna antara rerata

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


160

populasi kadar trombosit pretest dan posttest pada kelompok kontrol

posttest pada kelompok kontrol tanpa negatif.

perlakuan.
Kelompok Dosis I

Kelompok kontrol dosis I


Kelompok Kontrol Negatif
diberi induksi cisplatin i.v. dosis

Kelompok kontrol negatif tunggal 7 mg/Kg BB, kemudian

diberi induksi cisplatin i.v. dosis diberikan dosis dekokta 37,8 mg/Kg

tunggal 7 mg/Kg BB, namun tidak BB peroral selama tujuh hari. Rerata

diberikan dosis dekokta peroral. kadar trombosit pretest kelompok

Rerata kadar trombosit pretest dosis I adalah 809,75 x 103/µL,

kelompok kontrol negatif adalah sedangkan kadar trombosit posttest

502,25 x 103/µL, sedangkan kadar adalah 1312,25 x 103/µL, dan didapat

trombosit posttest adalah 1186,25 x peningkatan rerata kadar trombosit

103/µL, dan didapat peningkatan sebesar 62%.

rerata kadar trombosit sebesar 136%.


Analisa perubahan kadar

Analisa perubahan kadar trombosit dilakukan menggunakan

trombosit dilakukan menggunakan Paired sample t test, dan didapat

Paired sample t test, dan didapat hasil p = 0,036. Hasil ini

hasil p = 0,057. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata

perbedaan bermakna antara rerata populasi kadar trombosit pretest dan

populasi kadar trombosit pretest dan posttest pada kelompok dosis I.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


161

Kelompok Dosis II Kelompok Dosis III

Kelompok kontrol dosis II Kelompok kontrol dosis III

diberi induksi cisplatin i.v. dosis diberi induksi cisplatin i.v. dosis

tunggal 7 mg/Kg BB, kemudian tunggal 7 mg/Kg BB, kemudian

diberikan dosis dekokta 56,7 mg/Kg diberikan dosis dekokta 75,5 mg/Kg

BB peroral selama tujuh hari. Rerata BB peroral selama tujuh hari. Rerata

kadar trombosit pretest kelompok kadar trombosit pretest kelompok

dosis II adalah 486,25 x 103/µL, dosis III adalah 347,25 x 103/µL,

sedangkan kadar trombosit posttest sedangkan kadar trombosit posttest

adalah 1203,75 x 103/µL, dan didapat adalah 1086,25 x 103/µL, dan didapat

peningkatan rerata kadar trombosit peningkatan rerata kadar trombosit

sebesar 148%. sebesar 213%.

Analisa perubahan kadar Analisa perubahan kadar

trombosit dilakukan menggunakan trombosit dilakukan menggunakan

Paired sample t test, dan didapat Paired sample t test, dan didapat

hasil p = 0,043. Hasil ini hasil p = 0,004 (p < 0,05). Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapat menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan bermakna antara rerata perbedaan bermakna antara rerata

populasi kadar trombosit pretest dan populasi kadar trombosit pretest dan

posttest pada kelompok dosis II. posttest pada kelompok dosis III.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


162

Kelompok Dosis IV PEMBAHASAN

Kelompok kontrol dosis IV Kandungan monakolin-K

diberi induksi cisplatin i.v. dosis yang identik dengan lovastatin dan

tunggal 7 mg/Kg BB, kemudian vitamin B kompleks (vitamin B12 dan

diberikan dosis dekokta 151,2 mg/Kg asam folat) dalam angkak diyakini

BB peroral selama tujuh hari. Rerata berperan dalam meningkatkan kadar

kadar trombosit pretest kelompok trombosit.

dosis I adalah 318,5 x 103/µL,


Skrining fitokimia dilakukan
sedangkan kadar trombosit posttest
untuk mengetahui kandungan
3
adalah 862 x 10 /µL, dan didapat
metabolit sekunder yang terdapat
peningkatan rerata kadar trombosit
dalam dekokta angkak. Dari skrining
sebesar 171%.
fitokimia yang dilakukan, diketahui

Analisa perubahan kadar bahwa dekokta angkak mengandung

trombosit dilakukan menggunakan senyawa terpenoid, flavonoid, fenol,

Paired sample t test, dan didapat dan tanin. Senyawa monakolin-K

hasil p = 0,047 (p < 0,05). Hasil ini yang identik dengan senyawa

menunjukkan bahwa terdapat lovastastin, termasuk dalam

perbedaan bermakna antara rerata golongan senyawa terpenoid.

populasi kadar trombosit pretest dan Lovastastin dalam dekokta angkak

posttest pada kelompok dosis IV. diyakini sebagai senyawa yang

berperan dalam meningkatkan kadar

trombosit darah. Hasil skrining

fitokimia dekokta angkak positif

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


163

untuk senyawa terpenoid, sehingga mengetahui efektivitas dekokta

dapat menjadi bukti bahwa dekokta angkak dalam meningkatkan kadar

angkak mengandung senyawa trombosit. Penelitian ini tidak secara

lovastatin. Kandungan lovastatin spesifik menguji pengaruh

dalam angkak dapat mengurangi kandungan lovastatin dalam angkak

oksidasi LDL, sehingga dapat terhadap kadar trombosit darah.

mengurangi hambatan pembentukan Pengukuran kadar lovastatin dapat

protein perangsang kinetika monosit dilakukan dengan menggunakan

dan megakariosit (monocyte and kolom HPLC (high performance

megakaryocyte chemotactic protein- liquid chromatography).14

1). Protein ini dapat merangsang


Injeksi cisplatin dapat menurunkan
pengumpulan dan migrasi
kadar trombosit melalui
megakariosit di ruang endotelium,
mekanismenya yang dapat secara
sehingga dapat meningkatkan
langsung terhadap komponen darah
6,7
produksi sel trombosit. Selain dari
yang bersirkulasi terutama trombosit,
senyawa lovastatin, kandungan
dan melalui mekanisme mielosupresi
metabolit sekunder lainnya yang
pada sumsum tulang, sehingga dapat
terdapat dalam dekokta angkak
menyebabkan trombositopenia.
diduga memiliki efek sinergis dalam
Penelitian Ohno et. al. tahun 1993
meningkatkan kadar trombosit darah.
mengenai toksisitas hematologi
Pengukuran kandungan lovastatin
carboplastin dan cisplatin pada tikus
dalam angkak tidak dilakukan,
yang dikombinasikan dengan whole
karena penelitian ini bertujuan untuk
body hyperthermia (WBH),

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


164

menunjukkan bahwa pemberian mielosupresi yang permanen. Setelah

dosis tunggal cisplatin i.v sebesar 7 tujuh hari, sebagian besar cisplatin

mg/Kg BB tanpa disertai WBH dapat yang diinjeksi telah diekskresi, dan

menurunkan kadar trombosit.8 Pada kadar trombosit dapat kembali

penelitian ini, pemberian dosis meningkat.

tunggal 7 mg/Kg BB intravena dapat


Pada penelitian ini ditemukan
menyebabkan terjadinya penurunan
peningkatan kadar trombosit yang
kadar trombosit setelah tujuh hari
bermakna ditemukan antara kadar
dari pemberian. Setelah 14 hari dari
trombosit pretest dan posttest pada
pemberian cisplatin, kadar trobosit
kelompok dosis I sampai IV.
pada kelompok kontrol negatif
Perbandingan antara kadar trombosit
kembali meningkat. Injeksi cisplatin
kelompok tanpa perlakuan dengan
intravena setelah 24 jam, akan
kadar trombosit kelompok perlakuan
diekskreiskan sebanyak 25%, dan
didapatkan perbedaan yang
pada hari kelima, sebanyak 43% dari
bermakna antara kelompok kontrol
jumlah dosis yang diberikan telah
perlakuan dengan kelompok dosis I
9
diekskresikan pada urin.
dan II. Namun, perbandingan kadar
Trombositopenia yang terjadi
trombosit posttest antara kelompok
diperkirakan karena interaksi
kontrol negatif dan kelompok yang
cisplatin terhadap sel platelet yang
diberikan perlakuan dosis dekokta
bersirkulasi, namun pemberian
angkak peroral tidak terdapat
cisplatin dosis tunggal 7 mg/Kg BB
perbedaan yang bermakna. Hal ini
intravena tidak menyebabkan efek
menunjukkan bahwa pemberian

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


165

dekokta angkak tidak berperan metabolit angkak pada tikus yang

signifikan dalam meningkatkan diinduksi dengan kuinin

kadar trombosit pada menunjukkan bahwa pemberian

trombositopenia yang diinduksi angkak dapat meningkatkan kadar

cisplain intravena pada tikus trombosit secara bermakna antara

dibandingkan dengan tanpa kadar trombosit sebelum dan sesudah

pemberian dekokta angkak. pemberian angkak. Pada penelitian

tersebut ditemukan peningkatan


Beberapa penelitian lain yang
kadar trombosit secara bermakna
menggunakan angkak menunjukkan
pada pemberian 0,04 g/Kg BB
bahwa angkak dapat meningkatkan
angkak, namun peningkatan jumlah
kadar trombosit darah. Penelitian
trombosit antara kelompok yang
Triana dan Nurhidayat tahun 2006
berbeda dosis tidak berbeda secara
mengenai pengaruh pemberian
bermakna.11
angkak terhadap darah tikus putih

hiperkolestrolemia, menunjukkan Pelarut air merupakan salah satu

bahwa pemberian pakan kolestrol cairan penyari yang dapat digunakan

yang disertai dengan sedian serbuk pada ekstraksi bahan alam. Pelarut

angkak dengan dosis optimum 0,1 air mudah digunakan, dan memiliki

gram dan 1 mL larutan PTU pemakaian yang luas, pada suhu

(propylthiouracil) memiliki pengatuh ruang, air merupakan pelarut yang

nyata terhadap peningkatan jumlah baik untuk berbagai macam zat,

trombosit darah.10 Penelitian Rahmi misal: garam alkaloid, glikosida,

tahun 2009 mengenai uji potensi asam tumbuh-tumbuhan, zat warna

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


166

(pigmen), dan garam-garam Peningkatan kadar trombosit yang

mineral.12 Pada penelitian ini tidak bermakna pada kelompok

didapatkan peningkatan kadar perlakuan jika dibandingkan dengan

trombosit yang tidak signifikan jika kelompok kontrol negatif dapat

dibandingkan dengan kontrol negatif


Tabel 5.1. Tingkat kelarutan
pada trombositopenia yang diinduksi
senyawa monakolin-K pada
cisplatin ini dapat disebabkan karena
beberapa jenis pelarut.6
metode ekstraksi angkak yang
Pelarut Kelarutan
digunakan dalam penelitian.
Aseton 47
Senyawa monakolin-K yang
Asetonitril 28
merupakan metabolit sekunder
n-Butanol 7
angkak yang diyakini berperan dalam
i-Butanol 14
meningkatkan kadar trombosit darah
Kloroform 350
memiliki sifat kelarutan yang
N.N- 90
berbeda, tergantung pada pelarut
dimetilformamid
yang digunakan. Monakolin-K sukar
Etanol 16
larut dalam air, sedikit larut dalam
Metanol 28
methanol, etanol, dan iso-propanol,
n-Octanol 2
tetapi mudah larut dalam kloroform.6
n-Propanol 11
Tingkat kelarutan monakolin-K pada
i-Propanol 20
beberapa jenis pelarut dapat dilihat
Air 0,4 x 10-3
pada tabel 5.1.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


167

disebabkan karena sifat kelarutan 18 g/Kg BB secara oral tidak

senyawa monakolin-K yang sukar menyebabkan kematian.

larut dalam air, sehingga hanya


Penelitian Danuri tahun 2009
sedikit metabolit sekunder yang
menunjukkan bahwa pemberian air
dapat diekstrak menggunakan pelarut
angkak secara oral pada tikus
air. Sifat kelarutan senyawa
putih galur Sprague-Dawley
monakolin-k yang sangat sedikit
menyebabkan terbentuknya lesi pada
larut dalam air dapat disebabkan
hati dan ginjal yang tingkat
karena sifat senyawa terpenoid yang
keparahannya berbanding lurus
pada umumnya bersifat non-polar.
dengan dosis yang diberikan dan
Senyawa terpenoid memiliki
bersifat reversibel.13 Penelitian Heber
kelarutan yang lebih baik dalam
et al. pada tahun 1999 melakukan
pelarut non-polar seperti kloroform.
penelitian dengan memberikan

Penelitian Streinkrauus tahun suplemen angkak kepada pasien

1983 melaporkan bahwa angkak hiperlipidemia, pada penelitian

memiliki nilai Lethal Dose 50 (LD50) tersebut didapatkan hasil diantaranya

sebesar 7 g/Kg BB pada tikus putih bahwa pemberian suplemen angkak

melalui injeksi intraperitoneal, tidak memiliki efek samping yang

namun uji toksisitas sub-akut tidak berbahaya pada subjek penelitian,

menunjukkan kelainan pada organ dan tidak didapatkan hasil

tikus. Penelitian Su dan Wong tahun pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

1977 melaporkan bahwa yang abnormal pada subjek yang

pengkonsumsian angkak sebanyak diberikan suplemen angkak.14

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015


168

KESIMPULAN Jakarta: Kementerian Kesehatan;


2012.
6. Putriutami F, Damisi TH. Sehat
1. Berdasarkan hasil skrining dengan Angkak. Yogyakarta:
HATA Publishing; 2008
fitokimia, diketahui bahwa 7. Nurhidayat N. Monascus
purpureus: kapang merah untuk
dekokta angkak mengandung penanggulangan infeksi. The 2nd
Indonesian SEPSIS Forum. 2008;
UNS Pr. 25-29.
senyawa terpenoid, flavonoid, 8. Ohno S, Strebel FR, Stephens LC,
Siddik ZH, Baba H, Makino M,
fenol dan tanin. Khokhar AR, Bull JM.
Haematological toxicity of
carboplatin and cisplatin combined
2. Pemberian dosis dekokta angkak with whole body hyperthermia in
rats. British Journal of Cancer.
peroral tidak dapat 1993; 68: 469-474.
9. Katzung BG, Masters SB, Trevor
meningkatkan kadar trombosit AJ. Basic & Clinical
Pharmacology. 12thed. USA:
McGraw-Hill; 2012.
secara bermakna pada penelitain 10. Triana E, Nurhidayat N. Pengaruh
Pemberian Beras yang Difermentasi
ini. oleh Monascus purpureus Jmba
terhadap Darah Tikus Putih (Rattus
Sp.) Hiperkolestrolemia.
BIODIVERSITAS. 2006; 7(4):
317-321.
DAFTAR PUSTAKA 11. Rahmi H. Studi Hematologis dan
Histopatologis Organ pada Tikus
1. Guyton AC, Hall JE. Textbook of yang Diinduksi Kuinin Sebagai Uji
Medical Physiology. 11th ed. Potensi Metabolik Angkak. Skripsi.
Philadelphia: Elsevier Saunders; Institut Pertanian Bogor: Fakultas
2006. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
2. Sherwood L. Human Physiology: Alam. Departemen Biokimia; 2009.
From Cells to System. 7th ed. West 12. Syamsuni HA. Ilmu Resep. Jakarta:
Virginia: Brooks/Cole; 2010 EGC; 2006.
3. Sri Lanka. Ministry of Health in 13. Danuri H. Analisis Enzim Alanin
Colaboration with the Sri Lanka Amino Transferase (ALAT),
College of Paeditricians. Guidelines Aspartat Amino Transferase
on Management of Dengue Fever & (ASAT), Urea Darah, Dan
Dengue Hemorrhagic Fever in Histopatologis Hati Dan Ginjal
Children and Adolescent. Sri lanka: Tikus Putih galur Sprague-Dawley
Ministry of Health; 2010. Setelah Pemberian Angkak. Jurnal
4. Indonesia. Dinas Kesehatah Teknologi dan Industri Pangan.
Provinsi Kalimantan Barat. Profil 2009; 20: 41-49.
Kesehatan Provinsi Kalimantan 14. Heber D, Yip I, Ashley JM,
Barat Tahun 2010. Kalimantan Elashoff DA, Go VLW. Cholestrol-
Barat: Dinas Kesehatan; 2011. Lowering Effect of a Proprietary
5. Indonesia. Kementerian Kesehatan Chinese Red-Yeast Rice Dietary
Republik Indonesia. Profil Data Supplement. The American Journal
Kesehatan Indonesia Tahun 2011. of Clinical Nutrition. 1999; 69:
231-236.

Jurnal Cerebellum. Volume 1 Nomor 2. Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai