Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

Seorang Perempuan 13 tahun dengan

ITP Kronis dan Anemia dan Menorhagi


Diajukan sebagai tugas dalam pelaksanaan
Program Internsip Dokter Indonesia

RACHMAH KHOERUNNISA

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT DAERAH BLAMBANGAN
BANYUWANGI
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Idiopatik Trombositopenia Purpura Kronis dan Anemia dan Mennorhagia

Diajukan Dalam Rangka Tugas Program Internsip Dokter Indonesia


Di RSUD Blambangan

Disusun oleh:
dr. Rachmah Khoerunnisa

Dipresentasikan pada 25 Juni 2022

Komisi Pembimbing

Pembimbing

dr. Rio Fauji

DPJP

dr. Sri Redjeki, Sp.A

DAFTAR ISI

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... 1


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
ABSTRAK .......................................................................................................... 4
LAPORAN KASUS............................................................................................ 6
LAMPIRAN ........................................................................................................

3
ABSTRAK

Pendahuluan : Immune thrombocytopenic purpura (ITP, yang disebut juga autoimmune


thrombocytopenic purpura, morbus Wirlhof, atau purpura hemorrhagica, merupakan kelainan
perdarahan (bleeding disorder), akibat destruksi prematur trombosit yang meningkat akibat
autoantibodi yang mengikat antigen trombosit. Umumnya terjadi pada anak usia 2-4 tahun, dengan
insiden 4-8 kasus per 100.000 anak per tahun. ITP terjadi akut dan biasanya sembuh sendiri dalam
6 bulan, bila dalam waktu 6 bulan tidak sembuh maka diagnosis menjadi ITP Kronis. Umumnya
trombositopenia terjadi 1-3 minggu setelah infeksi virus, atau bakteri (infeksi saluran napas atas,
saluran cerna), bisa juga terjadi setelah vaksinasi rubella, rubeola, varisela, atau setelah vaksinasi
dengan virus hidup. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan purpura pada kulit dan mukosa
(hidung, gusi, saluran cerna dan traktus urogenital). Pengobatan dengan kortikosteroid diberikan
bila perdarahan mukosa dengan jumlah trombosit <20.000/ μL, Perdarahan ringan dengan jumlah
trombosit <10.000/ μL, steroid yang biasa digunakan ialah prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari,
dievaluasi setelah pengobatan 1-2 minggu. Bila responsif, dosis diturunkan perlahan-lahan sampai
kadar trombosit stabil atau dipertahankan sekitar 30.000 - 50.000/μL.
Laporan Kasus : Seorang anak perempuan berusia 13 tahun datang ke IGD RSUD Blambangan
dengan keluhan tiba-tiba jatuh terduduk lemas saat sedang antri di poli anak RSBL untuk berobat.
Menurut ibu pasien, pasien sempat tidak sadar. Saat dibawa ke IGD pasien sadar dan merasa lemas
(+) dan pusing (+). Pasien juga mengeluhkan menstruasi dengan jumlah yg banyak yaitu 5 kali/hari
ganti pempers dewasa terisi penuh darah dengan adanya gumpalan2 darah sejak 2 hari yang lalu.
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu memang waktunya pasien unutk menstruasi, namun haid 2
hari ini lebih banyak dibanding haid-haid sebelum-sebelumnya. Pasien juga mengatakan timbul
bercak-bercak kemerahan di badan, kedua kaki dan tangan sejak 12 hari yang lalu. Selain itu,
pasien juga mengeluhkan gusi berdarah (+) 12 hari yang lalu. Dalam 1 bulan ini, pasien sudah 2
kali mengalami keluhan serupa. Keluhan demam, batuk, pilek ataupun sesak disangkal. BAK (+)
dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat penyakit ITP Kronis (+) sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien kontrol rutin di poli anak RSBL dan RS di Malang. BB : 56 kg. Tanda vital didapatkan TD
131/70 mmHg, HR 114 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36 C. Pemeriksaan generalis didapatkan
conjungtiva anemis. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan suprapubik. Tampak purpura
tersebar generalisata. Hasil pemeriksaan Hb 7.3 g/dL, Trombosit 42.000 uL. Kemudian pasien

4
diberikan terapi IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam, Inj Omeprazole 1x 20 mg, Inj Metilprednisolon
3x20 mg selama 4 hari dilanjutkan metiprednisolon tab di rumah tapering off, Transfusi PRC 2 x
200 cc, Inj Asam Traneksamat 3 x 250 mg, Inf Pamol 4 x 500 mg k/p. Pasien menunjukkan tanda
klinis yang membaik setelah menjalani rawat inap selama 4 hari dengan hasil pemeriksaan Lab
darah pada hari terakhir perawatan ; Hb 10,8 g/dL, Trombosit 153.000 uL.
Kesimpulan : Laporan kasus yang sering terjadi ini menekankan perlunya promotif dan preventif
terhadap masyarakat mengenai hernia, yang mana perlunya pemahaman masyarakat khususnya
mengenai faktor resiko dari hernia serta komplikasi hernia. Hernia inkarserata menjadi salah satu
komplikasi lanjut dari hernia inguinalis dan dapat berlanjut menjadi obstruktif usus yang
merupakan kegawatdaruratan dan perlunya penanganan operasi segera.

Kata Kunci : Idiopatik thrombocytopenic purpura kronis

5
TINJAUAN PUSTAKA

Immune thrombocytopenic purpura (ITP, yang disebut juga autoimmune


thrombocytopenic purpura, morbus Wirlhof, atau purpura hemorrhagica, merupakan kelainan
perdarahan (bleeding disorder), akibat destruksi prematur trombosit yang meningkat akibat
autoantibodi yang mengikat antigen trombosit. Umumnya terjadi pada anak usia 2-4 tahun, dengan
insiden 4-8 kasus per 100.000 anak per tahun. ITP terjadi akut dan biasanya sembuh sendiri dalam
6 bulan, bila dalam waktu 6 bulan tidak sembuh maka diagnosis menjadi ITP Kronis.
Target antigenik yang tepat untuk sebagian besar antibodi tersebut pada ITP akut masih
belum ditentukan. Setelah antibodi berikatan dengan permukaan trombosit, trombosit yang dilapisi
antibodi yang bersirkulasi dikenali oleh reseptor Fc pada makrofag limpa, dicerna, dan
dihancurkan. Riwayat penyakit virus sebelumnya dijelaskan pada 50-65% kasus ITP masa kanak-
kanak. Hampir setiap virus menular yang umum telah dijelaskan terkait dengan ITP, termasuk
Epstein-Barr (EBV) dan HIV. ITP terkait EBV biasanya berlangsung singkat dan mengikuti
perjalanan infeksi mononukleosis. ITP terkait HIV biasanya kronis.
Umumnya trombositopenia terjadi 1-3 minggu setelah infeksi virus, atau bakteri (infeksi
saluran napas atas, saluran cerna), bisa juga terjadi setelah vaksinasi rubella, rubeola, varisela, atau
setelah vaksinasi dengan virus hidup. Perdarahan yang terjadi tergantung jumlah trombosit
didalam darah. Diawali dengan perdarahan kulit berupa petekie hingga lebam. Perdarahan ini
biasanya dilaporkan terjadi mendadak. Obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid,
kuinidin/kuinin, aspirin dapat memicu terjadinya kekambuhan. Obat yang mengandung salisilat
dapat meningkatkan risiko timbulnya perdarahan.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan purpura pada kulit dan mukosa (hidung, gusi,
saluran cerna dan traktus urogenital). Pembesaran limpa terjadi pada 10-20 % kasus. Pada darah
tepi, Morfologi eritrosit, leukosit, dan retikulosit biasanya normal. Hemoglobin, indeks eritrosit
dan jumlah leukosit normal. Anemia bisa terjadi bila ada perdarahan spontan yang banyak.
Trpmbositopenia. Besar trombosit umumnya normal, hanya kadang ditemui bentuk trombosit yang
lebih besar (giant plalets), Masa perdarahan memanjang (Bleeding Time) Pemeriksaan aspirasi
sumsum tulang: Tidak perlu bila gambaran klinis dan laboratoris klasik. Dilakukan pemeriksaan
aspirasi sumsum tulang bila gagal terapi selama 3-6 bulan, atau pada pemeriksaan fisik ditemukan

6
adanya pembesaran hepar/lien/kelenjar getah bening dan pada laboratorium ditemukan
bisitopenia.
Indikasi rawat inap pada penderita yang sudah tegak diagnosisnya, perlu dilakukan rawat inap bila:
- Jumlah hitung trombosit <20.000/μL
- Perdarahan berat
- Kecurigaan/pasti perdarahan intrakranial
- Umur <3 tahun
Bila tidak dirawat inap, penderita diwajibkan untuk tidak/menghindari obat anti agregasi
(seperti salisilat dan lain sebagainya) dan olah raga yang traumatis (kepala). ITP bersifat akut dan
90 % sembuh spontan, hanya 5-10% menjadi kronis karena itu keputusan apakah perlu diberi
pengobatan masih diperdebatkan.
Pengobatan dengan kortikosteroid diberikan bila perdarahan mukosa dengan jumlah
trombosit <20.000/ μL, Perdarahan ringan dengan jumlah trombosit <10.000/ μL, steroid yang
biasa digunakan ialah prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari, dievaluasi setelah pengobatan 1-2
minggu. Bila responsif, dosis diturunkan perlahan-lahan sampai kadar trombosit stabil atau
dipertahankan sekitar 30.000 - 50.000/μL. Prednison dapat juga diberikan dengan dosis tinggi
yaitu 4 mg/kgBB/hari selama 4 hari. Bila tidak respons, pengobatan yang diberikan hanya suportif.
Pengembalian kadar trombosit akan terjadi perlahan-lahan dalam waktu 2-4 minggu dan paling
lama 6 bulan. Pada ITP dengan kadar trombosit >30.000/μL dan tidak memiliki keluhan umumnya
tidak akan diberikan terapi, hanya diobservasi saja.
Pemberian suspensi trombosit dilakukan bila jumlah trombosit <20.000/ μL dengan
perdarahan mukosa berulang (epistaksis), Perdarahan retina, Perdarahan berat (epistaksis yang
memerlukan tampon, hematuria, perdarahan organ dalam), Jumlah trombosit < 50.000/ul**,
Kecurigaan/pasti perdarahan intra kranial, Menjalani operasi, dengan jumlah trombosit <150.000/
μL. ** Bila trombosit > 50.000/ul disamping pemberian trombosit pikirkan penyebab lain
(koagulasi).

7
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. S
Umur : 13 tahun 7 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Krajan RT/RW 1/7, Banyuwangi
Masuk RSUD : 25 April 2022
No. RM : 232906

II. DATA DASAR


A. DATA SUBYEKTIF ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal 25 April 2022 di IGD RSUD Blambangan
Keluhan Utama : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan tiba-tiba jatuh terduduk lemas saat sedang antri di poli
anak RSBL untuk berobat. Menurut ibu pasien, pasien sempat tidak sadar. Saat dibawa
ke IGD pasien sadar dan merasa lemas (+) dan pusing (+). Pasien juga mengeluhkan
menstruasi dengan jumlah yg banyak yaitu 5 kali/hari ganti pempers dewasa terisi
penuh darah dengan adanya gumpalan2 darah sejak 2 hari yang lalu. Pasien
mengatakan 2 hari yang lalu memang waktunya pasien unutk menstruasi, namun haid
2 hari ini lebih banyak dibanding haid-haid sebelum-sebelumnya. Pasien juga
mengatakan timbul bercak-bercak kemerahan di badan, kedua kaki dan tangan sejak
12 hari yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan gusi berdarah (+) 12 hari yang
lalu. Dalam 1 bulan ini, pasien sudah 2 kali mengalami keluhan serupa. Keluhan
demam, batuk, pilek ataupun sesak disangkal. BAK (+) dalam batas normal.

Hasil lab terakhir (13/4/22)


Hb 4.9
Trombosit 190.000

8
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Pasien memiliki riwayat penyakit ITP Kronis (+) sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
kontrol rutin di poli anak RSBL dan RS di Malang.
- Riwayat keluhan serupa (+) 12 hari yang lalu di rawat inap di RS Malang
- Riwayat sakit seperti pasien pada anggota keluarga (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien m e r u p a k a n a n a k d a r i s e o r a n g a y a h y a n g bekerja sebagai buruh.
Penghasilan perbulan ± Rp 1.500.000,00.
Biaya pengobatan rencana SPM.
Kesan: sosial ekonomi cukup.

B. DATA OBYEKTIF PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Tampak lemah, BB : 56 kg
Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5=15
Tanda – tanda vital :
− TD : 131/68 mmHg
− RR : 20 x/ menit

− Suhu : 36 oC (axillar)
− Nadi : 114 x/ menit regular, isi dan tegangan cukup

STATUS GENERALIS
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3 mm/
3 mm, reflek cahaya ( + / +)
Telinga : Discharge (-/-)
Hidung : Napas cuping (-), discharge (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-)
Leher : Simetris, deviasi trakea (-), pembesaran nnll (-)
Thorax : jejas (-), retraksi dinding dada (-)

9
Paru : I : Simetris saat statis dinamis
Pa : Stem fremitus kanan = kiri
Pe : Sonor seluruh lapangan paru
Au : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : I : Ictus cordis tak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : Bunyi jantung I-II murni, bising (-)
Abdomen
I : Datar
Au : Bising usus (+) normal
Pe : timpani seluruh lapang abdomen
Pa : Nyeri tekan regio suprapubik (+), Hepar dan Lien tidak teraba

Ekstremitas : Superior Inferior


Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Cap. Refill <2dtk/<2dtk <2dtk/<2dtk

Status Dermatologis :
Tampak Purpura (+) tersebar generalisata

10
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. Laboratorium Darah ( 25 April 2021 )
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Leukosit 4.6 103/uL 3.8 – 10.6
Limfosit 38.4 % 20 – 40
Mx 15.2 % 0.8 – 10.8
Neutrofil 46.4 % 73.7 – 89.7
ALC 1.8 103/uL 0.8 – 4
Eritrosit 3.77 106/uL 4.4 - 5.9
MCV 66.3 fL 80 – 100
MCH 19.4 Pg 26 – 34
MCHC 29.2 g/Dl 31 - 36
Hemoglobin 7.3 g/Dl 13.2 – 18
Hematokrit 25.0 % 40 – 52
Trombosit 42 103/uL 150 – 440
Kimia Klinik
GDA 132 mg/dL 70 – 125
Rapid Antigen SARS Cov-2 Negatif Negatif

11
D. DIAGNOSIS
ITP Kronis
Anemia
Menorrhagia

E. INITIAL PLAN
Ip Dx : S: -
O: -
Ip Rx :
• IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
• Inj Omeprazole 1x 20 mg
• Inj Metilprednisolon 3x20 mg (H1)
• Transfusi PRC 1 x 200 cc
• Inj Asam Traneksamat 3 x 250 mg
• Inf Pamol 4 x 500 mg k/p
• Cek UL → tunda hingga haid selesai

Ip Mx : Keadaan umum, tanda vital, nyeri


Ip Ex :
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai diagnosis penyakit dan
keadaan saat ini.

VISITE H+1 (26 April 2022)


• S : Pasien mengatakan badan masih terasa lemas, pusing (+), Masih haid 5 kali ganti
pampers banyaknya darah yang keluar memenuhi sekitar setengah papers (berkurang dari
sebelumnya). Demam (-), gusi berdarah (-). Masih tampak bitnik-bintik merah di badan,
tangan dan kaki.
• O : KU lemas, GCS 15
TTV : TD 100/60 mmHg , Nadi 74 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,1 C, SpO2 99%
Konjungtiva anemis (+/+)

12
• A : ITP Kronis
Anemia (perbaikan)
Menorrhagia
• P : IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
Inj Omeprazole 1x 20 mg
Inj Metilprednisolon 3x20 mg (H2)
Transfusi PRC 1x200cc
Inj Asam Traneksamat 3x 250 mg
Konsul dr. Sp. OG
Advise :
- Inj Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Inj Asam traneksamat 3 x 500 mg
- Tidak ada tindakan khusus dari bagian Obgyn

VISITE H+2 (27 April 2022)


• S : Pasien mengatakan badan masih terasa lemas, pusing (-), Masih haid 2 kali ganti
pampers banyaknya darah yang keluar berkurang dari sebelumnya. Demam (-), gusi
berdarah (-). Masih tampak bintik-bintik merah di seluruh tubuh.
• O : KU lemas, GCS 15
TTV : 100/68 TD mmHg , Nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,1 C, SpO2 99%
Konjungtiva anemis (-/-)
• A : ITP Kronis
Anemia (perbaikan)
Menorrhagia
• P : IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
Inj Omeprazole 1x 20 mg
Inj Metilprednisolon 3x20 mg ( H3)
Inj Asam Traneksamat 3x 250 mg
Cek Darah Lengkap tanggal 29 April 2022
Hasil Laboratorium Klinik (27 April 2022) :
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

13
Darah Lengkap
Leukosit 9.3 103/uL 3.8 – 10.6
Limfosit 16.9 % 20 – 40
Mx 8.5 % 0.8 – 10.8
Neutrofil 74.6 % 73.7 – 89.7
ALC 1.6 103/uL 0.8 – 4
Eritrosit 4.24 106/uL 4.4 - 5.9
MCV 73.3 fL 80 – 100
MCH 22.6 Pg 26 – 34
MCHC 30.9 g/Dl 31 - 36
Hemoglobin 9.6 g/Dl 13.2 – 18
Hematokrit 31.1 % 40 – 52
Trombosit 43 103/uL 150 – 440

VISITE H+3 (28 April 2022)


• S : Pasien mengatakan badan masih terasa lemas, Masih haid 1 kali ganti pampers
banyaknya darah yang keluar berkurang dari sebelumnya. Demam (-), gusi berdarah (-).
Masih tampak bintik-bintik merah di badan.
• O : KU lemas, GCS 15
TTV : TD 105/60 mmHg , Nadi 76 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36 C, SpO2 99%
• A : ITP Kronis
Anemia (perbaikan)
Menorrhagia (perbaikan)
• P : IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam
Inj Omeprazole 1x 20 mg
Inj Metilprednisolon 3x20 mg (H4) dilanjutkan sampai trombosit 53.000
Inj Asam Traneksamat 3x 250 mg
Cek Darah Lengkap tanggal 29 April 2022, Jika Trombosit > 50.000 → KRS
PO prednisolone 5 – 4 – 3 sampai dengan tanggal 2 Mei 2022 tappering off sampai
dengan 9 Mei 2022

14
VISITE H+4 (29 April 2022)
• S : Keluhan lemas (-), Masih haid 1 kali ganti pampers darah yang keluar sedikit. Demam
(-), gusi berdarah (-). Masih tampak bintik-bintik merah di badan.
• O : KU lemas, GCS 15
TTV : TD 100/65 mmHg , Nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36 C, SpO2 99%
Konjungtiva anemis (-/-)
• A : ITP Kronis
Anemia (perbaikan)
Menorrhagia (perbaikan)
• P : IVFD D5 ½ NS 1000 cc/24 jam → aff
Inj Omeprazole 1x 20 mg → stop
Inj Metilprednisolon 3x20 mg (H4) → stop
Inj Asam Traneksamat 3x 250 mg → stop
KRS
Obat Pulang : Cefixime 2 x 100 mg

Hasil Laboratorium Klinik (29 April 2022) :


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Leukosit 12.5 103/uL 3.8 – 10.6
Limfosit 14.4 % 20 – 40
Mx 8.4 % 0.8 – 10.8
Neutrofil 77.2 % 73.7 – 89.7
ALC 1.8 103/uL 0.8 – 4
Eritrosit 4.50 106/uL 4.4 - 5.9
MCV 74.2 fL 80 – 100
MCH 22.7 Pg 26 – 34
MCHC 30.5 g/Dl 31 - 36
Hemoglobin 10.2 g/Dl 13.2 – 18
Hematokrit 33.4 % 40 – 52

15
Trombosit 153 103/uL 150 – 440

LAMPIRAN

Gambar 1.
Foto Klinis

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, RE, RM Keligman and HB Jehson. 2003.’’Nelson textbook of pediatrics’’. In


Nelson textbook of pediatrics, 1647-1652, Philadelphia: Saunders.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. ‘’Pedoman Pelayanan Medis Edisi II”. Hal. 138-142,
Jakarta: IDAI

17

Anda mungkin juga menyukai