• Nama : Tn. S
• Usia : 53 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Pensiunan
• MRS : 29 Juni 2022
ANAMNESIS
KU : Nyeri dada kanan
2 bulan SMRS
Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan dirasakan memberat sejak 2 bulan terakhir. Saat itu, nyeri
dirasakan memberat bahkan saat beraktivitas dan tidak membaik dengan istirahat. Batuk berdahak kuning
kehijauan (+), sesak nafas (+), penurunan berat badan 7 kg dalam 2 bulan terakhir (+), nafsu makan
menurun (+), demam (-), keringat malam hari (-). Kemudian pasien memeriksakan diri ke Klinik Spesialis
Penyakit Dalam di Pacitan dan dilakukan pemeriksaan rontgen thorax, dikatakan terdapat gambaran putih di
paru kanan. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD Pacitan dan dilakukan CT scan thorax dada dan didapatkan
kesan adanya massa. Pasien kemudian dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut, pasien dan keluarga
memutuskan untuk berobat ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
ANAMNESIS
Jantung
I : Ictus cordis (-)
Ekstremitas dan Integumentum
P : Batas atas: SIC II parasternalis kiri, Batas
• Edema (-/-), WPK <2s, teraba hangat (+/+), kanan : SIC II parasternal kanan, Batas kiri : SIC
nadi kuat (+/+) simetris VI linea axilaris anterior kiri
P : apex teraba di SIC V linea axillaris anterior,
thrill -, heave -
A : S1-S2 normal, murmur -, gallop (-)
Foto Klinis
EKG
Frekuensi : 95 x/menit, reguler
Irama : sinus rythm
Aksis : normo axis
Zona transisi : V3-V4
Interval PR : 0.16
Interval QRS : 0.9
Gel P : normal
Kesimpulan : Sinus Rythm, HR
95x/menit, normo-axis
RIWAYAT PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RSUP Sardjito, 29 Juni 2022
HEMATOLOGI Hasil Satuan Nilai Rujukan
Eritrosit 3.02 10^6/µL 4.00 - 5.40
Hemoglobin 6.4 g/dL 12.0 - 15.0
Hematokrit 21.9 % 35.0 - 49.0
MCV 72.5 fL 80.0 - 94.0 FAAL GINJAL Hasil Satuan Nilai Rujukan
MCH 21.2 pg 26.0 - 32.0 BUN 7.89 mg/dL 6.00 - 20.00
MCHC 29.2 g/dL 32.0 - 36.0 Creat 1.00 mg/dL 0.70 - 1.20
Leukosit 9.9 10^3/µL 4.50 - 11.50
FAAL HATI Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hitung Jenis Leukosit:
Albumin 3.34 g/dL 3.97 - 4.94
Netrofil % 75.8 % 50.0 - 70.0
SGOT/AST 36.6 U/L <= 40
Limfosit % 16.2 % 18.0 - 42.0
SGPT/ALT 53.7 U/L <= 41
Monosit % 5.8 % 2.0 - 11.0
Eosinofil % 2.1 % 1.0 - 3.0
Basofil % 0.1 % 0.0 - 2.0 ELEKTROLIT Hasil 29/06/2022 Satuan Nilai Rujukan
Netrofil # 7.49 10^3/µL 2.30 - 8.60 Natrium 136 mmol/L 136 - 145
Limfosit # 1.60 10^3/µL 1.62 - 5.37 Kalium 4.28 mmol/L 3.50 - 5.10
Monosit # 0.57 10^3/µL 0.16 - 1.00 Klorida 99 mmol/L 98 - 107
Eosinofil # 0.21 10^3/µL 0.50 - 0.45
Basofil # 0.01 10^3/µL 0.00 - 0.20 Hasil
Trombosit 9 10^3/µL 150 - 450 DIABETES (29/06/2022) Satuan Nilai Rujukan
Glukosa Sewaktu 127 mg/dL 82-115
Pemeriksaan Penunjang – Laboratorium
RSUP Dr. Sardjito (01/07/2022)
• Kesan eritrosit :
Ferritin 128 ng/mL 20-250
Anisositosis, dominasi normosit, mikrosit, sferosit, sedikit sel sigar,
Serum Iron 18 µg/dL 33-193 sel target, sedikit sel teardrop, sedikit sel burr, fragmentosit,
UIBC 222 µg/dL 125-345
normohipokromik
• Kesan leukosit
TIBC 240 µg/dL 158-538 Jumlah cukup, sebagian granulasi toksik netrofil, vakuolisasi
Saturasi Transferin 7.5 % 33-193 netrofil,limfosit reaktif, vakuolisasi monosit.
• Diff manual: segmen 70%, limfosit 24%, monosit 4%, eosinofil
2%.
• Kesan Trombosit
Jumlah meningkat, persebaran meningkat, tidak ditemukan clumps,
ditemukan trombosit besar, tidak ditemukan giant pletelet.
• Kesan :
Anemia dengan kelainan morfologi eritrosit
Netrofilia relatif, reaktivitas netrofil, limfosit dan monosit
PEMERIKSAAN PENUNJANG- Ro Thorax
RSUP Sardjito, 11 Mei 2022
Uraian
Foto thorax, PA/ lateral :
Cor : Besar dan bentuk normal
Pulmo :
- Tampak perselubungan dengan air bronchogram di parahilar kanan
dab paracardial kanan kiri
- Tampak lesi hyperdense yang terproyeksi di paracardial kanan
- Sinus phrenicocostalis kanan kiri, anterior posterior tajam
- Retrosternal space tak tampak kelainan
- Retrocardial space sebagian tertutup perselubungan dengan air
bronchogram
- Tulang-tulang dan jaringan lunak tak tampak kelainan
Kesan
- Cor tak tampak kelainan
- Pneumonia
- Lesi hyperdense yang terproyeksi di paracardial kanan, dapat
merupakan kalsifikasi di pleura (pleural plaque) DD/kalsifikasi di
parenkim paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG- MSCT/HRCT Scan Thorax
RSUP Sardjito, 18 Mei 2022
Uraian
- Tampak densitas cairan (9,10-14,14 HU) di cavum pleura kanan,
sebagian mengalami loculation pada pleural space
- Tampak lesi hypodense (39, 50 HU) dengan air bronchogram di
lower lobe paru kanan ( segment lateral basal, posterior basal)
- Tampak infiltrate di lower lobe paru kanan (segment superior/apical)
- Tampak pula fibro-infiltrate di lower lobe paru kanan (segment lateral
basal)
- Tak tampak lesi hypodense/hyperdense di parenchyma paru kiri
- Tak tampak infiltrate di parenchyma paru kiri
- Tak tampak dilatasi bronchi di parenchyma paru kanan kiri
- Tak tampak atelectasis di paru kiri
- Trachea dan main bronchus kanan kiri tampak patent
- Tak tampak densitas cairan di cavum pleura kiri
- Jantung dan pembuluh besar tampak normal
- Tak tampak pembesaran kelenjar supraclavicular, subcarina dan
paratracheal
- Tak tampak nodul di hepar
- Tak tampak destruksi tulang
Kesan
- Pneumonia
- Pleural effusion dextra disertai Partial Compression Atelectasis Lower
Lobe Paru Dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG- MSCT BIOPSI GUIDING TANPA
KONTRAS RSUP Sardjito, 3 Juni 2022
Uraian
Telah dilakukan MSCT guiding biopsi pada pulmo dextra
CT Guided TTNA dengan Rapid on Site Evalution (ROSE) pada regio
pulmo dextra : Tidak didapatkan sel ganas
Kesan
Telah dilakukan MSCT guiding biopsi pada pulmo dextra
CT Guided TTNA dengan Rapid on Site Evalution (ROSE) pada regio
pulmo dextra : Tidak didapatkan sel ganas
PEMERIKSAAN PENUNJANG- FNAB / AJH Deep (Organ Dalam)
dengan Tindakan di RSUP Sardjito (ROSE-22-193), 3 Juni 2022
Uraian
Makroskopik : Dilakukan CT-guided TTNA dengan Rapid On-site Evaluation (ROSE) pada massa regio pulmo dekstra.
Didapatkan aspirat sekitar -/+ 3cc, berwarna merah kental, dan kemudian dibuat 3 (tiga) slide sediaan apus dengan
pengecatan Kwik-Diff. Sisa aspirat dibuat blok sel.
Mikroskopik : Sediaan sitolologi TTNA menunjukkan eritrosit tersebar dan sel-sel tumor berkelompok membentuk berkas-
berkas yang terdiri atas sel-sel spindel yang masih seragam serta tampak massa miksoid diantaranya.
Kesimpulan
CT-guided TTNA dengan Rapid On-site Evaluation (ROSE) pada massa regio pulmo dekstra: Tidak didapatkan sel ganas
Pendapat : Tumor mesenkimal dari golongan fibroblastik
PEMERIKSAAN PENUNJANG- Pemeriksaan Sitologi
Cairan di RSUP Sardjito (ROSE-22-193), 3 Juni 2022
Uraian
Makroskopik : Dilakukan CT-guided TTNA dengan Rapid On-site Evaluation (ROSE) pada massa regio pulmo dekstra. Didapatkan
aspirat sekitar -/+ 3cc, berwarna merah kental, dan kemudian dibuat 3 (tiga) slide sediaan apus dengan pengecatan Kwik-Diff. Sisa
aspirat dibuat blok sel.
Mikroskopik : Sediaan sitolologi TTNA menunjukkan eritrosit tersebar serta sel-sel radang tersebar terdiri atas neutrofil, limfosit dan
makrofag tanpa keberadaan sel ganas.
Kesimpulan
CT-guided TTNA dengan Rapid On-site Evaluation (ROSE) pada massa regio pulmo dekstra: Tidak didapatkan sel ganas
Pendapat : Tumor mesenkimal dari golongan fibroblastik
PEMERIKSAAN PENUNJANG- FNAB / AJH Deep (Organ Dalam)
dengan Tindakan di RSUP Sardjito (ROSE-22-233), 22 Juni 2022
Uraian
Makroskopik : Dilakukan CT Guided TTNA dengan Rapid on Site Evaluation (ROSE) pada regio pulmo dextra.
Didapatkan aspirat lebih kurang 0,7 cc berwaran kuning, keruh. Dibuat sediaan apus sebanyak 2 slide dan dicat
Kwik Diff.
Mikroskopik : Sediaan sitologi menunjukan sebaran sel radang tersebar berupa banyak neutrofil disertai limfosit
dan makrofag. Latar belakang berupa eritrosit tersebar dan debris nekrotik luas. Diantaranya didapatkan
gambaran granula sulfur.
Tidak didapatkan sel ganas.
Kesimpulan
Sitologi CT Guided TTNA dengan Rapid on Site Evalution (ROSE) pada regio pulmo dextra : Tidak didapatkan sel
ganas
Pendapat : Abses paru dengan kausa Actinomyces sp. (Actinomycosis)
IDENTIFIKASI TEMUAN BERMAKNA
Tn. S, 53 tahun
ANAMNESIS
KU: Nyeri dada kanan
Assessment:
Riwayat Penyakit Sekarang 1. Abses Paru ec Pulmonary
Pasien kemudian memutuskan untuk berobat ke Poli Paru RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan semakin memberat. Sesak
nafas(+) semakin memberat. Batuk berdahak kuning kehijauan (+), sesak nafas (+), penurunan berat badan 7 kg dalam 2 bulan terakhir (+), Actynomycosis
demam (-), keringat malam hari (-). Kemudian dilakukan CT scan thorax ulang dan pemeriksaan AJH. Pada pemeriksaan AJH ditemukan nanah
kemudian disarankan untuk dirawat inap di RSS untuk penanganan lebih lanjut. 2. Anemia Mikrositik
Hipokromik ec defisiensi besi
PEMERIKSAAN FISIK
KU: CM, BB: 64 Kg
Kepala: Konjungtiva pucat (+), sklera ikterik (-)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, lnn.ttb
3. Hipertensi dalam terapi
sedang TB: 162 cm Thorax:
TD: 161/74 BMI: 24.4 I : Retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-)
mmHg
P : fremitus taktil (+/+ meningkat SIC V kebawah)
N: 90 x/menit,
reg
P : sonor +/ redup pulmo dextra setinggi SIC V ke bawah
RR: 26 x/menit A : Vesikuler +/menurun pulmo dextra SIC V ke bawah, RBB sulit dinilai, RBK (-/-)
T: 36.5 wheezing (-/-)
Spo2: 99% RA
90
Batuk dahak warna 96
Batuk dahak warna 94
hijau berkurang (+)
hijau (+) sesak (+) Batuk dahak warna
80 sesak berkurang
Ves menurun /+ hijau jarang (+)
(+)
Ves menurun /+ sesak (-)
Ves menurun /+
60
20 96 97 97
Oksigenasi Oksigenasi dan 96 96
Oksigenasi dan Oksigenasi dan
dan Terapi dengan an- Terapi dengan
Terapi dengan tibiotic : Terapi dengan
antibiotic : antibiotic : BLPL
antibiotic : Meropenem 1gr/ Meropenem 1gr/
Meropenem 8jam Meropenem
8jam 1gr/8jam dan
0 1gr/8jam
29 Juni 30 Juni 1 Juli 2 Juli rencana BLPL 3 Juli
Limfosit % 16.2 19.4 14.5 % 18.0 - 42.0 • Cek Morfologi darah tepi
Monosit % 5.8 7.1 5.4 % 2.0 - 11.0 dan profil besi
• Transfusi PRC sd Hb 10
Eosinofil % 12.1 3.3 1.8 % 1.0 - 3.0
Pada pasien mendapat
Basofil % 0.1 0.1 1.1 % 0.0 - 2.0 transfuse 4 kolf
• Raber HOM untuk BMP
Followup Pasien dengan Hipertensi
180
160
Terapi hipertensi
140
-Amlodipine
120 1x5mg
-Candesartan
100
160/76 156/74 158/78 1x8mg
152/66 160/64
80
60
40
20
0
29 Juni 30 Juni 1 Juli 2 Juli 3 Juli
Sistole Diastole
Pendekatan Diagnosis
Dari Gejala dan Tanda
Aspirasi (lung insult)
Limfosit % 16.2 19.4 14.5 % 18.0 - 42.0 • Cek Morfologi darah tepi
Monosit % 5.8 7.1 5.4 % 2.0 - 11.0 dan profil besi
• Transfusi PRC sd Hb 10
Eosinofil % 12.1 3.3 1.8 % 1.0 - 3.0
Pada pasien mendapat
Basofil % 0.1 0.1 1.1 % 0.0 - 2.0 transfuse 4 kolf
• Raber HOM untuk BMP
Clinical approach anemia
d
NILAI SATUAN RUJUKAN
• Kesan eritrosit
Anisositosis, dominasi normosit, mikrosit, sferosit, sedikit sel sigar, sel target, sedikit sel teardrop, sedikit sel burr, fragmentosit,
normohipokromik
• Kesan leukosit
Jumlah cukup, sebagian granulasi toksik netrofil, vakuolisasi netrofil,limfosit reaktif, vakuolisasi monosit.
Diff manual: segmen 70%, limfosit 24%, monosit 4%, eosinofil 2%.
• Kesan Trombosit
Jumlah meningkat, persebaran meningkat, tidak ditemukan clumps, ditemukan trombosit besar, tidak ditemukan giant pletelet.
• Kesan :
Anemia dengan kelainan morfologi eritrosit
Netrofilia relatif, reaktivitas netrofil, limfosit dan monosit
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI.2014. Halaman 2596
Pendekatan Diagnosis
Hb 6.4 Konjungtiva
anemia
• The organism is not virulent and only invades the body to cause deeper infections
when there is tissue injury and a subsequent break in the normal mucosal barrier.
Infection is mostly polymicrobial, with as many as 5 to 10 other bacterial species
present.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482151/#_NBK482151_pubdet
Patogenesis Dimulainya gangguan akibat aspirasi paru (lung insult) bisa disebabka
oleh injuri langsung bahan kimia dari asam lambung yang teraspirasi, ata
pada daerah obstruksi yang disebabkan oleh unsur lain seperti makanan
yang akan disusul dengan infeksi sekunder oleh bakteri dan terbawany
organisme virulen yang akan menyebakan terjadinya infeksi pada daera
distal obstruksi tersebut. Bila bakteri yang masuk banyak/virulen ata
Aspirasi (lung insult) mekanisme pertahanan seperti mukosilier dan makrofag alveola
memungkinkan, infeksi dapat terjadi tanpa didahului oleh lung insult.
Imunosupresi, imunodefisensi
Pneumonia, bronkiektasis
Kanker paru
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI
Gejala dan Tanda
Lambat atau mendadak (akut)
Akut 4-6 minggu, Kronik > 6 minggu
• Lemah • Sputum bau amis 🡪 bakteri
• Tidak nafsu makan anaerob
• Penurunan BB • Nyeri dada
• Batuk kering, dahak purulen hingga • Gejala abdomen (komplikasi
darah infeksi subdiafragma)
• Keringat malam • Kejang, akibat abses otak karena
bakteremia
• Demam
• Abses paru dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yaitu:Kelompok bakteri anaerob merupakan
etiologi terbanyak abses paru (bisa mencapai 89%) terutama pada orang immunocompetent dan biasanya
diakibatkan oleh pneumonia aspirasi.
• Bacteriodes melaninogenus, Bacteriodes fragilis, Peptostreptococcus species Bacillus intermedius, Prevotella
melaninogenica, Fusobacterium nucleatum, Microaerophilic streptococcus, Clostridium perfringens, Clostridium
barati.
• Bakteri anaerobik meliputi 89% penyebab abses paru dan 85 - 100% dari spesimen yang didapat melalui
aspirasi transtrakheal. Kelompok bakteri aerob, predominan pada orangdengan immunocompromised : Gram
positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi. Staphylococcus aureus ⁰ Streptococcus microaerophilic,
Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumonia, Streptococcus viridans, Streptococcus milleri,
Actynomicetemcomitans.
• Gram negatif: Klesiella pneumonia, Psedomonas Auruginosa, E.coli
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482151/#_NBK482151_pubdet
Diagnosa
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482151/#_NBK482151_pubdet
Differensial Diagnosa
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482151/#_NBK482151_pubdet
Komplikasi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482151/#_NBK482151_pubdet
Pencegahan
• Perhatian khusus ditujukan kepada kebersihan mulut. Kebersihan mulut yang jelek dan penyakit-
penyakit periodontal bisa menyebabkan kolonisasi bakteri patogen orofaring yang akan
menyebabkan infeksi saluran napas sampai dengan abses paru. Setiap infeksi paru akut harus
segera diobati sebaik mungkin terutama bila sebelumnya diduga ada faktor yang memudahkan
terjadinya aspirasi seperti pasien manula yang dirawat di rumah, batuk yang disertai muntah,
adanya benda asing, kesadaran yang menurun dan pasien yang memakai ventilasi mekanik.
Prognosis
• Prognosis abses paru simpel terutama tergantung dari respon inflamasi dan keadaan umum
pasien, letak abses serta luasnya kerusakan paru yang terjadi, dan respons pengobatan yang
kita berikan.Angka mortalitas pasien abses paru pada era preantibiotika mencapai 33%-40%
namun separuh dari pasien yang bisa terus hidup akan mengalami komplikasi paru termasuk
infeksi berulang dan abses, empiema dan perlengketan pleura, bronkitis kronik dan bronkiektasis.
Pada era antibiotika angka mortalitas abses paru anaerob paru kurang dari 10%, dan kira-kira 10-
15% memerlukan operasi. Di zaman era antibiotika sekarang angka penyembuhan mencapai 90-
95% (Bartley, 1992).
• Bila pengobatan diberikan dalam jangka waktu cukup lama angka kekambuhannya
rendah.Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi jelek adalah kavitas yang besar (lebih dari
5-6 cm), penyakit dasar atau penyakit penyerta yang berat, status immunocompromised, umur
yang sangat tua, empiema, nekrosis paru yang progresif, lesi obstruktif pada saluran napas misal
sekunder oleh karena karsinoma, abses yang disebabkan bakteri aerob (termasuk Staylococcus
aureus dan basil Gram negatif), dan abses paru yang belum mendapat pengobatan dalam jangka
waktu yang lama. Angka mortalitas pada pasien-pasien ini bisa mencapai 65% -75% dan bila
sembuh maka angka kekambuhannya tinggi.
MOHON ARAHANNYA
TERIMA KASIH