ITP
Oleh:
Desti Diana Sari, S.Ked
Penguji:
dr. Juspeni Kartika, Sp. PD-FINASIM
Alhamdulillaah, puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepanitraan klinik ilmu
penyakit dalam RSUD H. Abdul Moeloek. Kepada dr. Juspeni Kartika, Sp. PD-
segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat penulis susun dengan cukup
baik.
dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis meminta
maaf atas segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan penulis. Selain itu, kritik dan saran dari
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB II PENDAHULUAN.....................................................................................10
3.1 Definisi.......................................................................................................11
3.2 Patofisiologi...............................................................................................12
3.3 Diagnosis...................................................................................................13
3.4 Penatalaksanaan.........................................................................................18
3.5 Prognosis....................................................................................................20
Daftar Pustaka........................................................................................................22
iii
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Bg
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Lampung Selatan
No RM : 55.41.96
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 2 Juli
2018.
Keluhan Utama
Keluar darah dari hidung dan mulut
Keluhan Tambahan
Demam, BAK berdarah, BAB berdarah, muntah darah, muntah darah, perut sakit
Os mengatakan gusi dan lidah berdarah sejak 1 minggu SMRS disertai muntah
berwarna hitam, BAB berwarna hitam dan BAK berwarna merah. Selama dirawat
di RS os mengatakan merasa semakin mual, muntah berwarna merah atau hijau,
BAB terkadang hitam, terkadang coklat, dan BAK selalu berwarna merah. Os
1
juga mengatakan setiap makan atau minum langsung muntah, serta tidak bisa
minum obat oral.
Keluhan tersebut pertama kali dirasakan pada tahun 2014. Os mengatakan keluar
darah dari mulut, hidung, telinga, mata merah, kulit pucat, BAK berdarah, BAB
hitam, dan memar di seluruh tubuh. Os dirawat dirawat di bangsal anak selama ±1
bulan.
Pada tahun 2016, os kembali masuk RSAM dengan keluhan serupa dan dirawat
selama 18 hari.
Pada tahun 2017 os kembali dirawat dengan keluhan keluar darah dari mulut,
mata merah, badan memar. Os dirawat di bangsal penyakit dalam selama 16 hari.
Anamnesis Sistemik
Kulit : kuning
Kepala : dalam batas normal
Mata : kuning
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
2
Mulut : bibir berdarah, gusi berdarah
Tenggorokan : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Dada (Jantung/Paru) : berdebar, batuk
Abdomen (Lambung/Usus) : mual, muntah, nyeri perut, perut membesar,
tinja berdarah
Saluran kemih/Alat kelamin : BAK berdarah
Saraf/otot : otot lemah
Berat badan : turun
Riwayat Hidup
Tempat lahir : RSU
Ditolong oleh : Dokter
Riwayat Imunisasi
- hepapitits (✓)
- BCG (✓)
- Campak (✓)
- DPT (✓)
- Polio (✓)
- Tetanus (✓)
Riwayat Makanan
Frekuensi/hari : 3x
Jumlah/hari : 3 piring besar
Variasi/hari : bervariasi
Nafsu makan : menurun
Pendidikan
SLTA
3
Kesulitan
Tidak ada kesulitan keuangan, pekerjaan, keluarga, dan lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
A. Status umum
a. Keadaan umum : Tampak sakit berat
b. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6
c. Kulit : Akral hangat, turgor cukup
B. Pemeriksaan fisik
1. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 130/50 mmHg
b. Pernafasan : 40 x/menit , reguler
c. Nadi : 120 x/menit , reguler, teraba kuat, isi cukup
d. Suhu : 37,3 0C axila
3. Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar tiroid : Dalam batas normal
JVP : Dalam batas normal
4. Dada (thorax)
Depan Belakang
4
Palpasi - Fremitus taktil teraba Tidak dilakukan
getaran suara dada pemeriksaan
kanan sama dengan
kiri.
5. Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pulsasi di ICS V midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea parasternal dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midclavicula sinistra
Batas pinggang jantung: ICS ll parasternal dextra
Auskultasi : BJ I dan II normal reguler, murmur (-), gallop (-)
6. Abdomen
Inspeksi : cembung, krusta diatas umbilikal
Palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 8 x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 14/07/2018
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9 14,0 – 18,0 g/dL
Leukosit 13.600 4800 – 10.800 /μL
Eritrosit 3,4 4,7 – 6,1 juta/μL
Hematokrit 26 42 – 52 %
Trombosit 18.000 150.000 – 450.000 /μL
MCV 83 79 - 99 fL
5
MCH 27 27 – 31 Pg
MCHC 35 30 – 35 g/dL
Hitung Jenis
- basofil 0 0–1 %
- eosinofil 0 2–4 %
- batang 0 3–5 %
- segmen 89 50 – 70 %
- limfosit 4 25 – 40 %
- monosit 7 2–8 %
LED 39 0 – 10 mm/jam
KIMIA
Natrium 129 135 – 145 mmol/L
Kalium 2,4 3,5 – 5,0 mmol/L
Calsium 8,2 8,6 – 10,0 mg/dL
Chlorida 99 96 – 106 mmol/L
Laboratorium 3/07/2018
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 7,9 14,0 – 18,0 g/dL
Leukosit 26.800 4800 – 10.800 /μL
Eritrosit 3,0 4,7 – 6,1 juta/μL
Hematokrit 25 42 – 52 %
Trombosit 16.000 150.000 – 450.000 /μL
MCV 81 79 - 99 fL
MCH 26 27 – 31 Pg
MCHC 32 30 – 35 g/dL
Hitung Jenis
- basofil 0 0–1 %
- eosinofil 0 2–4 %
- batang 0 3–5 %
- segmen 93 50 – 70 %
- limfosit 5 25 – 40 %
- monosit 2 2–8 %
LED 31 0 – 10 mm/jam
6
Warna Kuning tua Kekuningan
Kejernihan Keruh Jernih
Berat jenis 1,025 1,005 – 1,030
pH 5,0 5,0 – 8,0
Leukosit/Lesis 25 negatif (10 Leuko/ μL)
Nitrit pos negatif
Protein negatif negatif (<30 mg/dl)
Glukose negatif negatif (<30 mg/dl)
Keton 10 negatif (<50 mg/dl)
Urobilinogen negatif (<1 mg/dl)
Bilirubin 4 negatif (<2 mg/dl)
Darah samar 300 negatif (<10 Ery/μL)
Sedimen
- leukosit 5–8 1 – 4/LP 400x/LPB
- eritrosit 10 – 20 0 – 1/LP 400x/LPB
- epitel 4–5 5 – 15/LP/LPB 400x
- bakteri negatif negatif
- kristal negatif negatif
- silinder positif negatif
- lain-lain negatif negatif
KIMIA
Bilirubin total 2,4 0,3 – 1,2 mg/dL
Bilirubin direk 1,1 0,0 – 0,3 mg/dL
Bilirubin indirek 1,3 0,1 – 1,0 md/dL
Ringkasan
Os datang dengan keluhan keluar darah dari gusi dan hidung, disertai demam (+),
lemas (+), memar (+), nyeri perut (+), mual (+), muntah (+), BAK berdarah (+),
BAB berdarah (+), perut sakit (+), kulit kuning (+).
7
Pada pemeriksaan fisik ditemukan: keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran
kompos mentis, TD 130/50 mmHg, N 120 x/m, RR 44 x/m, T 37,3 °C. Kulit
jaundice, sklera ikterik, konjungtiva anemis, krusta pada bibir (+), purpura pada
ekstremitas superior et inferior, nyeri tekan seluruh regio abdomen.
Daftar Masalah:
1. Perdarahan (ekimosis, epistaksis, hematuria, melena, purpura, hemoptoe),
jaundice, demam, perut sakit, lemas
2. Pemeriksaan fisik: sklera ikterik, konjungtiva anemis, kulit jaundice, purpura,
krusta pada bibir, nyeri tekan abdomen
3. Pemeriksaan penunjang: anemia, trombositopenia, bilirubin meningkat
Diagnosis Kerja
ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) + anemia + hematemesis melena
Rencana Pengelolaan
Rdx/:
Konsul supervisor
Cek darah setiap habis transfusi
o Trombosit
o HB
o Bilirubin
USG Abdomen
RTh/:
Non Farmakologi
o Tirah baring
o Pasang jalur IV
o Oksigenasi
o Hindari trauma/benturan
o Diet lambung
o Transfusi PRC, TC, FFP
Farmakologi
o Demam : PCT 500 mg
o Mual, muntah : Omeprazole, sucralfat syr
o Perdarahan : Asam traneksamat, vit K
8
o Steroid :
Prognosis
Qua ad vitam : dubia ad malam
Qua ad sanationam : dubia ad malam
Qua ad fungsionam : dubia ad malam
9
BAB II
PENDAHULUAN
Insiden ITP pada anak antara 4,0-5,3 per 100.000, ITP akut umumnya
terjadi pada anak-anak usia antara 2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan ITP
akut akan berkembang menjadi kronik. Insiden ITP kronik pada anak
diperkirakan 0,46% per 100.000 anak per tahun. Insiden ITP dewasa adalah
58-66% kasus baru per satu juta populas per tahun di Amerika dan serupa
yang ditemukan di Inggris. Pada orang dewasa, ITP krinik menyerang usia
40-45 tahun. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1:1 pada ITP akut,
sedangkan pada ITP kronik adalah 2-3:1.3
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Immune Thrombocytopenia (ITP) adalah suatu penyakit kelainan darah yang
ditandai dengan jumlah platelet (trombosit) di bawah nilai normal atau
<100.000/mm3, purpura, gambaran darah tepi yang umumnya normal, dan
tidak ditemukan penyebab trombositopeni yang lainnya 4,5,6
11
kurang atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan
kronik bila lebih dari 6 bulan (umumnya terjadi pada orang dewasa).3
3.2 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya trombositopenia pada ITP ternyata lebih kompleks
dari yang semula diduga. Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan
autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat pada membran trombosit.
Sehingga terjadi penghancuran terhadap trombosit yang diselimuti antibodi
(antibody-coated platelets) oleh makrofag yang terdapat pada limpa dan
organ retikuloendotelial lainnya.Megakariosit dalamsumsum tulang bisa
normal atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar trombopoitin dalam
plasma yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit
mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis.5,1
12
terhadap trombosit. Saat ini telah diidentifikasi beberapa jenis glikoprotein
permukaan trombosit pada ITP, di antaranya GP IIb- IIa, GP Ib, dan GP V.1
3.3 Diagnosis
Pada umumnya pasien ITP tampak sehat, namun tiba-tiba mengalami
perdarahan pada kulit (petekie atau purpura) atau pada mukosa hidung
(epistaksis).Perlujuga dicari riwayat tentang penggunaan obat atau bahan
lain yang dapat menyebabkan trombositopenia. Riwayat keluarga umumnya
tidak didapatkan.Padapemeriksaan fisik biasanya hanya didapatkan bukti
adanya perdarahan tipe trombosit (platelet-type bleeding), yaitu petekie,
purpura, perdarahan konjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus lain-
nya.Perlu dipikirkan kemungkinan suatu penyakit lain, jika ditemukan
adanya pembesaran hati dan atau limpa, meskipun ujung limpa sedikit
teraba pada lebih kurang 10% anak dengan ITP.
Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang pada anak dengan dugaan ITP, masih
menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli.Umumnya
pemeriksaan ini dilakukan pada kasus-kasus yang meragukan,namun tidak
pada kasus-kasus denganmanifestasi klinis yang khas.
13
Pemeriksaan sumsumtulang dianjurkan pada kasus-kasus yang tidak khas,
misalnya pada:
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang tidak umum, misalnya
demam, penurunan berat badan, kelemahan, nyeri tulang,
pembesaran hati dan atau limpa.
Kelainan eritrosit dan leukosit pada pemeriksaan darah tepi.
Kasus yang akan diobati dengan steroid, baik sebagai pengobatan
awal atau yang gagal diterapi dengan imunoglobulin intravena.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan pada penderita ITP adalah mengukur
antibodi yang berhubungan dengan trombosit (platelet-associated antibody)
dengan menggunakan direct assay. Namun pemeriksaan ini juga belum
dapat membedakan ITP primer dengan sekunder, atau anak yang akan
sembuh dengan sendirinya dengan yang akan mengalami perjalanan
menjadi kronis.
14
Obat yang dapat meningkatkan destruksi trombosit
Sulfonamid
Quinidine
Quinine
Carbamazepin
Asam valproat
Heparin
Digoksin
Obat yang berhubungan dengan perubahan fungsi trombosit
Aspirin
Dipiridamol
Lokasi Simtom
Kulit Ptekie, purpura, ekimosis, hematom
subkutan
Mukosa Perdarahan gusi, epistaksis,
perdarahan konjungtiva, hematuria,
perdarahan gastrointestinal
Internal Intracranial hemorrhage,
perdarahan pada organ lain seperti
hati, limpa
Perubahan hemostatik Perdarahan yang lama setelah
trauma, perdarahan yang lama
setelah ekstraksi gisi, atau
perdarahan post pastum
15
Tidak ada standar baku dalam mendiagnosis ITP.9 Diagnosis ITP secara
umum dapat ditegakan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang berupa apusan darah tepi.6,7
Anamnesis
Lamanya perdarahan dapat membantu untuk membedakan ITP akut dan
kronik, serta tidak terdapatnya gejala sistemik dapat membantu untuk
menyingkirkan bentuk sekunder dan diagnosis lain. Penting untuk
menanyakan penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan
karena trombosit yang rendah.3
Pemeriksaan fisik
Dapat dijumpai splenomegali ringan, tidak ada limfadenopati. Terdapat
manifestasi trombositopenia berupa perdarahan mukokutan seperti ptekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, dan lain-lain.
16
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis ITP antara
lain:6,7
Hematologi dan Apusan Darah Tepi
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk melihat adanya
kemungkinan kelainan sel darah merah lainnya seperti sel darah
merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit). Anemia dapat terjadi
akibat perdarahan masif seperti epistaksis atau menorrhagia, namun
dapat juga menjadi indikasi anemia hemolitik atau Evan’s syndrome.
Apusan darah tepi menunjukkan penurunan jumlah trombosit.
Trombosit yang terlihat sering berukuran besar. Tidak didapatkan
kelainan pada sel lainnya.10 Selain itu, apusan darah tepi dapat
menapis kelainan darah lain seperti leukimia, osteoporosis, TTP, dan
HUS.
Viral Studies
Anti HIV dan HCV
Immunoglobulin Quantitation
Dilakukan sebelum pasien mendapatkan terapi IVIG
17
Evaluation for Platelet Antibodies
3.4 Penatalaksanaan
Tata laksana ITP pada anak meliputi tindakan suportif dan terapi
farmakologis. Tindakan suportif merupakan hal yang penting dalam
penatalaksanaan ITP pada anak, di antaranya membatasi aktifitas fisik,
mencegah perdarahan akibat trauma, menghindari obat yang dapat
menekan produksi trombosit atau merubah fungsinya, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah memberi pengertian pada pasien dan atau orang tua
tentang penyakitnya.
Sebagian besar kasus ITP pada anak tidak perludirawat di rumah sakit,
oleh karena dapat sembuh sempurna secara spontan dalam waktu kurang
dari 6 bulan.Pada beberapa kasus ITP pada anakdidapatkan perdarahan
kulit yang menetap, perdarahan mukosa, atau perdarahan internal yang
mengancam jiwa yang memerlukan tindakan atau pengobatan
segera.Transfusi trombosit jarang dilakukan danbiasanya tidak efektif,
karena trombosit yang ditransfusikan langsung dirusak.
18
mempertimbangkan risiko-risiko tersebut agar tidak merugikan pasien
(primum non nocere).
Pada usia dewasa, ITP adalah suatu penyakit kronik yang dapat mengalami
remisi dan relaps sepanjang waktu. Banyak pasien tidak membutuhkan
terapi; keputusan memulai terapi bersifat individual, tergantung jumlah
trombosit, ada/tidaknya perdarahan, dan gaya hidup pasien yang
berhubungan dengan risiko perdarahan. Pada pasien- pasien ITP dengan
jumlah trombosit >30.000/μL, mortalitas sehubungan dengan
trombositopenianya tidak meningkat.2
19
remisi lebih baik. Dua clinical trials mengombinasi rituximab dan
HDD pada pasien ITP dibandingkan HDD dosis tunggal
menunjukkan hasil remission rate yang tinggi pada pasien dengan
terapi kombinasi setelah 6 bulan terapi.7,12
3.5 Prognosis
Respon komplit didefinisikan sebagai pencapaian jumlah trombosit diatas
100.000 sel/mm3. Pada pasien anak-anak, 1/3 akan membaik dalam 6
minggu setelah diagnosis, 1/3 lainnya dalam 6 bulan, 1/3 sisanya akan
20
menjadi kronik ITP. Pada pasien dewasa memiliki risiko tinggi untuk
menjadi kronik. 1/3 pasien dewasa mengalami remisi dalam 5 tahun setelah
diagnosis, sementara 2/3 nya akan membutuhkan re-treatment selama 5
tahun.6
21
Daftar Pustaka
22