Anda di halaman 1dari 11

1.

BPH (CA perifer, BPH transisional)


2. Ca Prostat (penurunan BB, nafsu makan turun, sudah lama, trus berdungkul mudah berdarah)
Ax:
 Keluhan LUTS (Frekuensi (kencing sering), Urgensi (harus buru2 kencing), Nocturnal (malam
hari u/ kencing), Inkontinensia (tidak bisa menahan BAK), kencing menetes, rasa tdk puas
stlh kencing, kencing putus2, mengedan saat kencing)

FR:

 Menahan kencing
 Usia tua
 Laki-laki

PEMFIS:

 Head to toe: dbn


 RECTAL TOUCHE:
- Informed consent
- Cuci tangan + handsoon
- Sibakkan pantat pake tangan kiri
- Inspeksi:
Evaluasi daerah anus dan perianal: apakah ada skin tag (kutil)? Massa? Laserasi?
Fissure? Fistula? Kondiloma? Hemorroid? Pruritus? Benjolan lain?
Minta px mengejan: apakah ada prolaps rectum?
- Palpasi:
Telunjuk kanan pakein jelly
Tekan ujung telunjuk pada anus  kasitau px kalo kita mau masukin (relax ya pak)
Masukkan ruas telunjuk: (kalo manekinnya nungging  kita susurin dulu garis anusnya
jari ngadep ke atas, trus pas mau ke prostat, kita puter jari kita jadi ngadep ke bawah)
o Nilai tonus spinchter anus (1 ruas)
o Masukkin lebih dalam lg jari kita  menilai dinding anterior, posterior, lateral
dari rectum  nilai: keadaan mucosa? Massa dinding (deskripsiin)?
o Palpasi kel prostat pada jam 12  raba permukaan prostat rata/tdk?
Konsistensi (keras/kenyal)? Nyeri tekan? Sulcus medianus (cekung N / mendatar
BPH dan Ca)? Lobus lateral? Lobus superior?
- Bulbocavernosus reflex  jari kita ditarik keluar sampe 1 ruas, trus jari telunjuk jempol
tangan kiri pencet glans penis, dinilai tonus spinchter ani nya gmn?
- Keluarin jari kita, dinilai apakah ada feces (warna)? Darah (segar/melena)? Ledir? Pus?
- Bersihkan anus px dengan kassa bersih

PDX:

 DL
 Flowmetri  cek pancaran kencing (lemah/tdk)
 USG Abdomen
 *PSA (N atau BPH: <4 ng/dl)
DX: BPH

DDX: Ca prostat, Prostatitis, Batu saluran kemih

TX:

Selanjutnya untuk tx awal nya kita, pasang kateter dulu…… (pasang kateter deh guys)

Trus abis pasang kateter bilang evaluasi:

- Catet identitas
- Jam pemasangan
- Cek urin brp yg keluar? Warna?
- Jumlah fiksasi  Aquades 10ml
- Yg memasang kateter (kita)

Untuk mengurangi nyerinya, saya resepkan:

R/ Tamsulosin 0.4 mg No. III

S 1 dd 1 tab

3. BATU SALURAN KEMIH

NEFROLITHIASIS URETEROLITHIASIS VESIKOLITHIASIS URETHROLITHIASIS


FR: -Nahan kencing
-Konsumsi as urat tinggi, calcium tinggi (emping/Nangka/BENJOL)
-Minum sedikit

Ax: -Nyeri pinggang/flank -Nyeri pinggang -LUTS Anterior:


-Tdk menjalar -Menjalar: -Berubah posisi Benjolan keras di
-Demam (+/-) baru bisa kencing penis
-Susah kencing Proksimal  Pusat
Medial  Paha, Posterior:
Inguinal Benjolan perineum,
Distal  ujung penis rectum

-Disuria -Mengejan
Pemfis -TTV: demam (tdk khas, tergantung -TTV: demam -TTV: demam
subfebris / Normal lokasi) subfebris / subfebris / Normal
-Head to toe: Normal -Head to toe:
(abdomen) -Head to toe: Nyeri tekan penis?
 Head Nyeri ketok (abdomen)
CVA (+)  Nyeri tekan
 Teraba massa di suprapubis
regio flank (jika
ada
Hidronefrosis)
 Nyeri palpasi
ginjal
PDX:  DL
 UL  sedimentasi/cast
 Profil/Kimia darah (kadar calcium, kadar as. Urat)
 Foto BOF
 Calcium opaque (putih)
 Struvit  opaque (kayak tanduk)
 Semiopaque  harus NCCT
 As. Urat  Non-Opaque  harus NCCT
 USG abdomen  acoustic shadow
 CT Scan Non Kontras Abdomen

TX -PASANG KATETER
-Resep:
R/ Asam mefenamat 500mg tab No. X
S 3 dd 1 tab
-RUJUK

4. Fimosis dan Parafimosis (DDx: Balanitis)

Fimosis Parafimosis
Klinis -Rewel
-Kencing sakit
-Saat kencing penis menggembung
-INDIKASI SIRKUMSISI
-KONTRAINDIKASI SIRKUMSISI:
 Hipospadia, Epispadia (kalo kencing mancur nya ke
depan biasa/bawah/atas)
 Hemofilia (ditanya apakah ada riw perdarahan sulit
berhenti?)
Pemfis -Preputium tdk bisa ditarik -Preputium bisa ditarik tp tdk
-Tampak menggembung bisa dikembalikan
(terperangkap di belakang
glans penis)
-Tampak nekrotik

PDX -
TX Sirkumsisi metode dorsumsisi
Normal saline di glans penisnya
Resep AB:
Gentamisin 0.3% di area jahitan
R/Gentamisin 0.3% ointment tube No. I
S ue

R/Paracetamol 125mg/5ml syr fl No. I


S 3 dd ½ cth
KIE

5. Bidai
1. Cuci tangan
2. Pakai APD
3. Perkenalan
4. PRIMARY SURVEY
 Airway + C-Spine control (pak2 namanya siapa, trus kalo patent udh, pasang
cervical collar + cari jejas di area wajah)
Jika tdk patent  jaw thrust lalu masukkan OPA (ukur dulu dari tragus sampe
sudut bibir, dari bawah auricula sampe submental) teknik diputer gitu
 Breathing and ventilation
 Simetris
 RR
 Jejas/trauma di dada
 JVP
 Deviasi trachea
Jika tdk adekuat  Oksigen NRBM 10lpm
 Circulation and hemorrahge
 HR
 BP
 CRT
 Akral
 Kalo ada perdarahan di bebat tekan
 Pasang double IV line  RL 2 flacon
 Disability
 AVPU (panggil sama teken nyeri di sternum)
 Reflex pupil
 Lateralisasi (yg dideketin trus ntar kaki yg jatoh yg mana)
 Exposure
Buka seluruh baju + logroll + selimutin

5. SECONDARY SURVEY
Allergy
Medication
Past medical history
Last meal
Event (Kapan? Dmn? Bgmn? Tabrakannya apa sama apa? Jatoh dari ketinggian brp?
Jatoh bertumpu pd apa? Pingsan atau tdk?

6. STATUS LOKALIS
 Look  luka (deskripsi: terbuka/tertutup?, pada regio antebrachia/brachii,
ukuran 3-5cm, tepi, dasar: otot, kontaminasi: ringan/sedang/berat), soft tissue
(deformitas: shortening, angulasi, rotasi)
 Feel  tekan di luka (VAS nya brp), NVD (pulsasi: radialis/arteri
poplitea/dorsalis pedis), CRT, sensorik (pak ini saya raba/cubit/pake hammer yg
tajemnya kerasa ga pak?) dan motorik (pak coba gerakin tangannya, jari2nya
bisa ga?)

Buat sensorik:
N. tibialis  calcaneus
N. peroneus superficial  dorsum pedis
N. proneus profunda  antarajari jempol dan telunjuk

N. Radialis  punggung tangan jempol, telunjuk, ½ jari tengah


N. Ulnaris  punggung tangan ½ jari manis + kelingking
N. Medianus  telapak tangan

 Move  pak coba digerakkan (aktif), kita gerakkan (pasif) spt false movement,
krepitasi, nyeri?

7. TATALAKSANA AWAL
BIDAI
o Wound toilet  diguyur NS, trus tutup kassa yg dibasahi NS (pada luka yg
terbuka) sama bisa kassa dibikin donat (kalo tulang mencuat)
o Pasang bidai, prinsip:
 Melewati 2 sendi
 Pakai 3 padding
 Diikat 3 sisi = 3 mitela (tdk boleh terlalu longgar/terlalu ketat)
o Pasang 3 papan bidai:
1. Traksi (saya lakukan traksi dulu yg dibantu oleh asisten)  kayak ditarik
2. Pasang bidai yg bawah dulu
3. Pasang bidai kanan kiri
4. Tali di lateralnya (si simpulnya)
5. Setelah dipasang cek NVD, CRT, sama sensorik lagi (pak masih bisa gerak? Sakit ga pak?)

Selanjutnya saya berikan obat:

- Antibiotik profilaksis broad spectrum (Cephazolin 1g IV)


- Analgetik (Ketorolac 30 mg IV (VAS<5), Tramadol 100mg Iv (VAS 5-7), Morfin sulfat 0.05 mg
kgBB (VAS >7)
- Ranitidin 50mg IV
- Antitetanus (Tetagam 250 IU/IV)  utamain buat luka terbuka/kotor

BANDAGE
Pak ini saya bebat pake perban ya pak suapay ga nyeri, nanti kalo kekencengan atau
kelonggaran bilang ya pak..

TERUS RICE (Rest, Ice, Compress dingin, Elevation)  untuk Sprain (ligament) sama
Strain (otot)

Pak ini sudah saya pasang bidai udh saya kasih obat antinyeri selanjutnya akan saya lakukan
pemeriksaan penunjang Foto Polos (ex: cruris AP/Lateral Dextra). Layak dibaca/tdk jika:

 Identitas
 Diliat densitas (bisa membedakan logam/udara/bone)
 Meliputi 2 sendi
 Posisi (sesuai yg diminta, min. 2 posisi ex: AP Lateral)
 Marker

8. BACA X-RAY

Sebutin dulu:

Jadi dari foto ini, saya mendapatkan fraktur 1/3 distal os … sinistra dengan:

A (Alignment) : angulasi? shortening? rotasi? transalasi?

B (Bone) :

1/3 proximal/distal shaft os …. Complete/incomplete,


Transverse/Oblique/Spiral/Comminutive/Compression, Displaced/Undisplaced,
Open/Closed fracture

C (Cartilage) : Pelebaran celah sendi, subluksasi, dislokasi?

S (Soft tissue) : swelling, diskontinuitas jaringan?

DX: Open/Closed fracture 1/3 distal/proximal os …. Sinistra/Dextra (kalo open: baru


grade nya brp  gustillo Anderson)

9. LEPAS HANDSCOON sama CUCI TANGAN

10. KIE
BIDAI:
Jadi, pak saya diagnosis dengan patah tulang di tangan/kaki bapak. Ini sdh saya
bersihkan lukanya dan sudah saya pasang bidai untuk menurunkan rasa nyeri dan
menghentikan perdarahan, dan untuk imobilisasi/mengurangi pergerakan tulang yang
patah pak. Ini akan saya kasih obat anti nyeri untuk mengurangi rasa nyeri dan antibiotik
untuk mengurangi rasa nyeri. Tapi, ini bersifat sementara. Untuk terapi utamanya akan
saya rujuk ke dokter tulang ya pak untuk penanganan lebih lanjut berupa operasi
dikarenakan kalo tidak dioperasi bisa terjadi komplikasi jangka pendek (perdarahan, tdk
sadarkan diri) serta jangka panjang (tdk bisa nyatu tulangnya, infeksi, nyeri pucat kram
hebat.

BANDAGE:
Pak, ini kaki bapak udh saya perban untuk penekanan pada ototnya sehingga tdk terjadi
pergerakan pada oto yg membuat nyeri. Ini hanya untuk penanganan sementara ya pak,
untuk selanjutnya akan saya rujuk ke dokter spesialis orthopedi.

6. PEMERIKSAAN TIROID & KGB


AX:
a. Tirotoksikosis
Gejala :
- Berdebar
- Berkeringat
- Tremor
- Merasa panas/gerah
- Makan banyak tp BB turun
b. Keganasan
Gejala : (3D)
- Disfonia
- Disfagia
- Dipsnea

FR :

- Makanan berpengawet, seperti : sarden, fast food


- Makanan asin
- Riwayat penyakit di colli
- Riwayat pengangkatan kelenjar tiroid

Pemfis :

- TTV :
- Head to toe
Ext : Resting tremor
Inspeksi colli (depan dan samping)
 Warna kulit : sewarna kulit/tidak, jejas (+/-), venektasi (+/-), krusta/luka
 Pembesaran KGB dan tiroid
 Pulsasi
 Melihat pergerakan saat menelan (ikut bergerak saat menelan  kelainan pada
tiroid)
 Minta pasien untuk menjulurkan lidah jika saat menjularkan lidah ikut
bergerak maka menunjukkan perbesaran KGB
Palpasi (depan dan samping) SAMPAIKAN KE PENGUJI

 Posisi pemeriksa di belakang lalu pasien diminta untuk fleksi kepala sedikit
sambil cek tiroid dan KGB  nilai LUJBK PMN
 L (lokasi)
 U (ukuran)
 J (jumlah)  uni/multi nodusa
 B (batas) tegas/tidak
 K (konsistensi) padat keras (maligna), kenyal
 P (permukaan) rata/berdungkul
 M (mobilitas)  fixed/tidak
 N (nyeri tekan)
 Cek pulsasi dan suhu

DX :

Diagnosa haru smmenuhi 3 hal :

- Kelainan anatomi : multinodular, unimodular, difus


- Kelainan fungsional : hipotiroid , eutiroid, hipertiroid
- Neoplasma : susp benign atau maligna

PDx :

- USG colli
- Faal tiroid  TSH , FT4
- FNAB/biopsy

DDx : Tiroiditis, Ca Tiroid, Grave’s disease

TX : sama yaa

a) Hipertiroid
R/PTU 100mg tab no.IX
S 3 dd I tab
b) Hipotiroid
R/Levotiroksin 50ug tab no.II
S 1 dd I tab

KIE :

Pak saya rujuk ya. Iya.

Sesuai faktor risiko.

7. APENDISITIS
AX :
- Nyeri perut yang migrasi dari tengah ke titik mc burney
- Hilang timbul
- Nyeri tajam (VAS 8 -9)
- Dibuat membungkuk sakit
- Membaik dengan istirahat dan menekuk kaki
- RPD : rekuren
- RPS : suka nahan BAB (fecal stasis), makan kurang serat

Pemfis : (KAKI DITEKUK YA!!)

- TTV : subfebris/febris, RR naik


- Head to toe :
Abd : nyeri tekan abdomen
a. Mc burney nyeri
b. Rebound bersamaan dengan Mc Burney, nyeri jika ditekan lalu lepas secara cepat
c. Rovsing  tekan perut kiri bawah trs kanan sakit
d. Psoas sign pasien diposisikan miring lalu kaki kanan di ekstensikan ke belakang (nyeri +)
e. Obturator  fleksi panggul, knee internal rotation (nyeri +)

PDX :

- DL (leukositosis, shift to the left (neutrofilia))


- USG Abdomen (N/doughnut sign)

DDX : nephrolithiasis, ureterolithiasis, PID, KET

TX :

(Poli)  rujuk IGD

(IGD)  tentukan derajat keparahan

Complicated : perforasi  sepsis, peritonitis (defans muscular (+)), appendicular abscess

- Posisi anti Trendelenburg


- O2
- NGT
- Kateter
- Cairan 20cc/kgBB selama 1 jam
- Evaluasi hemodinamik
- Analgetik dan antibiotik boleh diberikan jika diagnosis sudah tegak

R/Ciprofloxacin inj

Uncomplicated : Rujuk!!

KIE :

- Pak/Bu ini saya curiga infeksi usus buntu sehingga harus saya rujuk ke RS yang memadai
untuk di operasi karena tidak ada pemberian obat khusus yang diberikan selain operasi dan
tidak berguna jika diberikan
- Jika tidak ingin dirujuk maka bisa menyebabkan infeksi usus dan perforasi pada usus
8. HEMORROID
AX :
- BAB berdarah (darah menetes merah segar)
- Keluhan ada benjolan dari anus yang tidak bisa kembali sendiri
- Pasien bisa memiliki keluhan gatal pada anus

FR : pekerjaan (angkat beban berat), dietary lifestyle, mengejan saat BAB

Pemfis :

a. TTV : dbn
b. Head to toe :
- K/L : anemis (+/-)
- Anus :
 Inspeksi  benjolan dan darah
 RT : di dapatkan benjolan, darah

PDX :

- DL

DDX : Fissura ani, Fistula ani, Prolaps recti, Ca rectum

TX :

(Non farmako)

- Dietary modification (banyak makan tinggi serat), banyak minum air putih
- Jangan menahan BAB
- BAB  disarankan posisi jongkok, jika mengharuskan dengan posisi duduk maka dikasi kursi
kecil untuk menyangga kaki agar otot relax
- Jangan mengangkat benda berat
- Sitz bath  merendam pantat di air hangat

(farmako)

R/Diosmin hesperidin 500mg tab no.XXIV

S 6 dd I tab (untuk 4 hari)

KIE : perbanyak minum air, makan makanan yang berserat sayur (bayam, brokoli, sawi) dan buah,
hindari mengangkat beban2 berat

9. OMFALITIS
AX :
- Tali pusar kehitaman
- Ada pus dari sisa umbilicus berbau
- Eritema di umbilicus yang dapat disertai perdarahan dari sisa umbilicus
- Demam  bayi berisiko sepsis
FR : infeksi tali pusar setelah lahir  pemotongan tali pusar tidak sepsis, rawat luka tidak baik

PX : febris, RR naik, HR naik, status lokalis ada tali pusar yang inflamed

DDX : granuloma umbilikalis, polip umbilikus

PDX : DL, kultur pus (meong) terdapat staph aureus

TX :

- Bersihkan dengan larutan antiseptic (povidone iodine) 8x/hari sampai nanah gaada
- Oleskan antibiotic gentamycin ointment 0,3% 3 x 1

R/Kloksasilin 125mg

mfla pulv dtd No. XII

S 4 dd 1 pulv

R/ Na Fusidat 2% cream tube No. I

S 3 dd ue

10. ILEUS PARALITIK


AX :
- Perut membesar
- Mual muntah
FR : usus malas gerak biasanya karena infeksi atau peritonitis
PX :
- Abdominal distension
- Bising usus menurun
- Metallic sound
- Perkusi timpani
- RT dbn
PDX :
- DL
- BOF 3 posisi (supine, semi erect, left lateral decubitus)  tidak khas, ada pelebaran di usus2,
step ladder sign
DDX : ileus obstrukstif, peritonitis
TX :
- Fasting
- Infus
- Rehidrasi
- Dekompresi

Anda mungkin juga menyukai