DERMATOVENEROLOGI
EFLORESENSI
Makula – Patch
Perubahan warna kulit:
Macula < 1 cm
Patch > 1 cm
Papula – Plaque
Penonjolan kulit Papul plaque
Papula < 1 cm
Plaque > 1 cm
Nodul
peninggian kulit batas
jelas dengan ukuran
>0,5 cm terdapat di
dermis dan subkutis
Vesikel-bula
Penonjolan kulit berisi
cairan
Vesikel < 1cm
Bula > 1cm
Pustula
Penonjolan kulit berisi
nanah
Skuama
pengelupasan stratum korneum
epidermis
Jenis-jenis skuama:
• pitiriasiformis (halus)
Skuama halus
• psoriasiformis (berlapis-
lapis)
• iktiosiformis (seperti ikan)
• kutikular (tipis)
• lamellar (berlapis)
• membranosa atau Skuama
eksfoliativa (lembaran- kasar
lembaran)
• keratorik (terdiri epidermis)
Ekskoriasi
kerusakan kulit sampai Ditemukan pada:
ujung stratum • dermatitis kontak
papilaris sehingga kulit • ektima
tampak merah disertai
bintik-bintik
perdarahan
Krusta
tumpukan cairan yang
mengering / kerak /
keropeng di atas
permukaan kulit
Diskontinuitas jaringan
Fistula : hubungan
abnormal antara dua
tempat yang berepitel
Fistula
Pemeriksaan penunjang:
Test asetat aceto white, Histopatologi: biopsi kulit
Tatalaksana:
Farmakologi Non Farmakologi : Hindari terapi
Awal keratolitik agresif yang menimbulkan nyeri
1st line : kauter kimia: karena veruka dapat resolusi spontan
Asam salisilat 10, 20, 40 % tergantung ukuran dan dalam beberapa bulan
lokasi lesi
2nd line: kauter mekanik:
Cryosurgery
Electrosurgery
Excision hamil
Pemeriksaan penunjang:
Test asetat aceto white, Histopatologi: biopsi kulit
Tatalaksana:
Farmakologi: Non Farmakologi : Hindari seks
1st line : kauter kimia: bebas. Penyakit ini termasuk penyakit
Tingtura podofilin 10-25% akibat hubungan seksual. Transmisi
Trichloroacetic acid (TCA) 80-90% melalui kontak kulit langsung. Hindari
Podofilotoksin 0,5% sex bebas
2nd line : kauter mekanik: (pilihan pertama pada ibu hamil)
Cryosurgery(bedah beku)
Elekrokauter
Pemebedahan (bedah scalpel)
Pemeriksaan
penunjang:Tzank test (sel
datia berinti banyak)
Tatalaksana:
Farmakologi:
Acyclovir 5x800 mg
Valasiclovir 3x1000 mg (5-7 hari)
Komplikasi:
Neuralgia pasca-herpetik (>>pr, prevensi steroid, th/ gabapentin/amitriptilin)
Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum, ditandai dengan gangguan
pendengaran, keseimbangan dan paralisis parsial.
Herpes zoster oftalmikus, dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis,
serta neuritis optik.
Tatalaksana:
Farmako:
Asiklovir 5x200 mg
Valasiklovir 2 x 500 mg
INFEKSI BAKTERI
PIODERMA
Defenisi: penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus b hemolyticus, atau
keduanya
Etiologi: Staphylococcus aureus ( impetigo bulosa, folikulitis, karbunkel, furunkel, pionikia), Streptococcus
b hemolyticus (impetigo krustosa, ektima, selulitis, erysipelas, plegmon)
Tatalaksana:
Lokal
Banyak pus/krusta: kompress dengan PK 1/5000, rivanol 3x sehari @1jam selama keadaan akut
Tidak tertutup pus/krusta: krim mupirosin 2% atau asam fusidat 2% 2x sehari selama 7-10 hari
Sistemik (5-7 hari)
Kloksasilin atau dikloksasilin
4x250-500 mg (dewasa); 50 mg/kg/hari dalam 4 dosis (anak)
Amoxicillin 4x500 mg P.0 (dewasa);25-50 mg/kgBB/hari (anak)
Amoxiclav 3x250-500 mg (dewasa); 25 mg/kg/hari dalam 3 dosis (anak)
Eritromisin 4x250-500mg (dewasa); 20-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis
Insisi dan drainase: Khusus karbunkel yang menjadi abses
JENIS-JENIS PIODERMA
IMPETIGO (4A)
Definisi: pioderma superfisialis (epidermis)
Klasifikasi:
Impetigo Bulosa (vesikobulosa) Impetigo Krustosa (impetigo kontagiosa)
Etiologi: Staphylococcus aureus Etiologi: Streptococcus b hemolyticus
Predileksi: ketiak, dada, punggung Predileksi: Wajah/sekitar hidung/mulut anak
dewasa/anak
Temuan klinis: bula Temuan klinis: krusta
kendur (hipopion), dasar kekuningan seperti madu (honey
eritem (kolerat), sering colored crust), terjadi pada anak
terjadi pada neonatus (bayi)
Komplikasi:
- Glomerulonephritis (2-5%)
FURUNKEL (4A)
Definisi: radang folikel rambut dan sekitarnya (<5cm)
Etiologi: Staphylococcus aureus
Predileksi: tempat yang banyak friksi (axila, bokong)
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Benjolan, Nyeri (+) Nodus eritomatous
berbentuk kerucut,
ditengahnya terdapat
pustul
KARBUNKEL (4A)
Definisi: radang folikel rambut dan sekitarnya
Etiologi: Staphylococcus aureus
Predileksi: tempat yang banyak friksi (axila, bokong)
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Benjolan, Nyeri (+) Nodus eritomatous
berbentuk kerucut,
ditengahnya terdapat
pustul berisi pus
Memecah menjadi fistel
ERISIPELAS (4A)
SELULITIS (4A)
Definisi: Infeksi bakteri yang melibatkan dermis (subkutan) dan pembuluh limfatik dalam
Etiologi: Streptococcus B hemolyticus
Predileksi: ekstremitas bawah
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Perubahan warna kulit Patch eritema berwarna
menjadi kemerahan, Nyeri merah cerah tidak
(+), demam (+), berbatas tegas
Tanda inflamasi (+)
PHLEGMON (4A)
Definisi: Selulitis yang mengalami supurasi
Etiologi: Streptococcus b hemolyticus
Predileksi: ekstremitas bawah
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Perubahan warna kulit Selulitis yang sudah
menjadi kemerahan, sangat terdapat pus yang
Nyeri (+), demam (+), terakumulasi,
Tanda inflamasi (+)
Fluktuasi (+)
Pem. Penunjang:
Lampu wood merah bata (coral red)
Tatalaksana:
Topikal: asam fusidat, Sistemik: Eritromisin/tetrasiklin
PENYAKIT TB KULIT
SKROFULODERMA (4A)
Etiologi: M. Tuberculosis
Tatalaksana:
Rujuk ke Rumah Sakit
Klasifikasi:
Tatalaksana:
INFEKSI JAMUR
Definisi: Infeksi yang disebabkan oleh jamur
Klasifikasi:
Pem.penunjang:
KOH 20% : kepala dan kaki
KOH 10% : selainnya
Temuan klinis:
Gatal (+)
Ruam: lesi plaque eritem dengan Makula Hipopigmentasi di tengah (Central healing)
Pem. Penunjang:
KOH 20% : kepala dan kaki
KOH 10% : selainnya
Hasil : hifa bersekat dan panjang/hifa sejati dan spora
Lampu wood “kuning kehijauan”
Tatalaksana:
Topikal: seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafin diberikan hingga lesi hilang dan
Tinea Kapitis
Definisi: Dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala
Klasifikasi dan diagnosis:
Tinea lainnya:
P.penunjang :
Borrow ink test
Defenitif: kerokan kulit S.scabei (+)
Tatata laksana:
PEDICULOSIS (4A)
Etiologi: Pediculus capitis (head lice), Pediculus corporis (body lice), and Pthirus pubis (pubic lice).
Klasifikasi: Pediculosis Kapitis (kepala), Pediculosis pubis (kemaluan), pediculosis corporis (badan)
Transmisi: kontak fisik/seksual
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Gatal pada kepala/pubis/tubuh
Dijumpai makula/patch hiperpigmentasi blue dots /
sky dots (makula serulae)
Tatata laksana:
Non Farmakologi: Cuci dgn air hangat 5 mnt, obati sekeluarga
Tatata laksana:
Farmakologi Cholerethilspray + albendazole 1x400mg (3hr), atau ivermectin 2x6mg, atau kortikosteroid
topikal
Nonfarmako menggunakan sendal
Pem. Penunjang:
D. rutin: eosinofil meningkat, ice cube test urtikaria
(+)
IgE serum : meningkat, skin prick/patch test (+)
Tatatalaksana:
– Antihistamin H1
• Bila gagal ganti/ naikkan dosis/ kombinasi
– Kortikosteroid, indikasi
• Angioedema (+)
• Refractory effect of antiH1
Tatatalaksana:
kortikosteroid oral, simtomatik (antihistamin H1 oral – salicyl talc 2% / menthol 0,5-1%)
SJS-NET (3B)
Diagnosis:
Temuan Klinis:
SJS : kulit (eritem, vesikel,
bula), mukosa mata (konj),
mulut dan genital, <10%
tubuh. KU sedang.
Komplikasi : syok,
Bronkopneumonia
NET : ada epidermolisis dan
seluruh tubuh (>30%).
Nikolsky sign (+). KU jelek.
Komplikasi : Syok, sepsis
Tatatalaksana: resusitasi, inj kortikosteroid sistemik, lnj antihistamin (AH1), AB, simtomatik
DERMATITIS
DERMATITIS KONTAK (3A-4A)
Etiologi: Kontak dengan allergen (+)
Klasifikasi:
Dx Penyebab Ruam Patofisiologi
D. Kontak Kontak langsung dengan bahan Polimorfik setelah Substansi iritan
Iritan (4A) iritan/korosif. Cth : Asam basa kuat, terpapar < 12 jam Prostaglandin dan
detergen inflamasi lokal
Pem. Penunjang: skin patch test ditempatkan di punggung, diangkat stlh 48 jam, nilai reaksi 72-96 jam
Tatatalaksana: Kortikosteroid (potensi rendah: hidrocortison salep)
Pem. Penunjang:
eusinofil tinggi
IgE serum tinggi
skin prick test (+)
AKNE (4A)
Etiologi: Hormon androgen produksi sebum meningkat, hiperkeratinisasi pada folikel
(komedo, papul, nodul, eritem, pustul, scar), infeksi Propionibacterium acne
MILIARIA (4A)
Defenisi: kelainan kulit akibat retensi keringat yang ditandai oleh adanya vesikel milier.
Sinonim untuk penyakit ini adalah biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat.
Klasifikasi:
- Miliaria kristalina: vesikel miliar (1-2 mm), sub korneal tanpa tanda inflamasi,
mudah pecah dengan garukan, dan deskuamasi dalam beberapa hari.
- Milaria rubra: vesikel miliar atau papulo vesikal di atas dasar eritematosa sekitar
lubang keringat, tersebar diskret.
Diagnosis:
Temuan klinis:
Papul jumlah banyak gatal (+)
Farmakoterapi :
o Topikal : bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain spt mentol dan
kamfora, 2x sehari. Bedak salisil 2%.
o Sistemik : antihistamin, seperti cetirizine 1 x 10 mg
Non farmakoterapi: Modifikasi gaya hidup
– Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat
– Menghindari panas dan kelembapan yang berlebihan
– Menjaga kebersihan kulit – Usahakan ventilisasi yang baik
LESI ERITRO-SQUAMOSA
PSORIASIS (3A)
Defenisi: Hiperproliferasi jaringan epitel (autoimun)
Diagnosis:
Temuan klinis
Th/ simtomatik, antipruritus seperti bedak asam salisilat 1-2% atau mentol 0.25- 0.5%.
KELAINAN PIGMENTASI
VITILIGO (3A)
Defenisi: Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik yang didapat dan ditandai dengan adanya
makula putih (depigmentasi) yang bisa meluas
Patogenesis >> kombinasi faktor autoimun, genetik dan lingkungan
Klasifikasi:
Vitiligo lokalisata
• Fokal : terdapat satu atau lebih makula pada satu area tetapi tidak segmental.
MELASMA (3A)
Faktor resiko: Hormon estrogen tinggi
Patogenesis >> Dipicu oleh paparan sinar matahari
Temuan klinis: Makula hiperpigmentasi pada wajah, pada wanita yang
sering terpapar sinar matahari, wanita subur (+)
RAMBUT
ALOPESIA (2)
Defenisi: Inflamasi perifolikular yang menyebabkan transisi premature dari fase anagen ke
fase catagen dan telogen pada pertumbuhan rambut
Temuan klinis: kebotakan fokal, circular (licin)
Pemeriksaan Lup Exclamation Mark (!)
Th/ Rujuk
KEGANASAN KULIT
BCC: Basal Cell Carcinoma / Rodent Ulcer type / ulkus rodent / basalioma (2)
Defenisi: Inflamasi perifolikular yang menyebabkan transisi premature dari fase anagen ke
fase catagen dan telogen pada pertumbuhan rambut
Predileksi: wajah, leher, telinga
Temuan klinis:
Ulkus berbentuk tidak rata
Bergaung : mudah berdarah
Berbentuk seperti bunga kol
BB turun: riw. Karsinogenik (+)
Sering ditemukan dalam bentuk lanjut, jarang metastase tp sangat destruktif thd jaringan
sekitar
UKDI CORNER Preparation | “The Secret of UKMPPD” 164
Klasifikasi:
Tipe nodulo ulseratif: nodus dgn permukaan ulkus tdk rata, tepi papul
berkilat spt mutiara (pearly border).
Tipe berpigmen: BSC tipe nodulo ulseratif yang berpigmen.
Tipe superfisial: plak berbatas tegas dg peraly border tersusun linear
menimbul dgn permukaan eritem, erosi, skuama, ulkus, krusta.
Tipe morfea: makula / plak padat karena fibrosis, batas tdk tegas,
permukaan licin, warna kekuningan.
Tipe fibroepitelioma: nodus agak bertangkai warna kemerahan, jarang
dijumpai
Limfogranuloma Venerum
Etiologi: Chlamydia trachomatis
• Inkubasi: 5-20 hari
Temuan klinis:
– Vesikel pada penis/vagina transien >> jarang disadari
– 2-6 minggu setelah vesikel hilang >> bubo inguinal >> radang (+),
sangat nyeri – Demam, menggigil