dermatitis numularis
Disusun oleh:
Zia faradila
19174043
Pembimbing : dr. Zikri Adriman M.ked (DV) Sp. DV
Dermatitis
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau
faktor endogen, menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal
Dermatitis Numularis
Adalah pembagian dermatitis berdasarkan bentuk. Dermatitis numularis adalah peradangan kulit yang
bersifat kronis, ditandai dengan lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas,
dengan efloresensi berupa papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga membasah
(oozing).
Latar belakang
01 03 05 07 08
02 04 06
09 10 11 12
Definisi
Neurodermatitis
02
Epidemiologi
● Puncak insiden : Pada usia 50-65 tahun, dan 15-25 tahun pada wanita.
● jarang ditemukan pada anak-anak, dan kalau ditemukan puncak awitan pada
usia anak-anak adalah 5 tahun.
Etiologi
● Tidak diketahui
Infeksi, seperti pada gigi dan saluran pernafasan ditemukan sekitar 68% dari pasien
DN.
Peran allergen lingkungan, seperti tungau debu rumah dan Candida Albicans juga
diduga berpengaruh,
Penggunaan obat-obatan juga diduga menjadi salah satu faktor etiologi DN. Kejadian
DN ditemukan pada pasien yang menggunakan terapi isotretinoin dan emas.
Patogenesis
● Sampai saat ini patogenesis dari DN masih belum diketahui secara pasti
Kulit kering → terbentuk fisura → alergen masuk → terjadi p roses inflamasi/ peradngan
pada kulit
Pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya berasal dari cell mast berinteraksi
dengan c-neural fibers → meninmbulkan reaksi gatal
Substansi P dan kalsitonin yang terikat pada rantai peptide meningkat pada daerah
lesi → menstimulasi pelepasan sitokin sehingga timbul inflamasi
Cell mast pada dermis → menurunkan aktifitas enzim chymase → sehingga gagal
menekan proses inflamasi
05
Manifestasi klinis
● Lesi kulit berupa : berupa papul erimatosa + gatal, lesi melebar menyerupai koin atau
uang logam berbatas tegas
● Lesi plak pada kulit terdiri dari papul dan vesikel ( papulovesikel) yang bergombrol →
lambat laun lesi pecah → terjadi eksudasi → lesi akan mngering → muncul krusta yang
kekuningan → kulit disekitar lesi bisa normal dan juga mengering
● Pada fase yang kronis, lesi berupa plak kering, berskuama dan berlikenifikasi.
● Jumlah dari pada lesi bisa tunggal dan juga multipel yang tersebar pada ekremitas dan
simetris. Ukuran dari plak sekitar 1-3 cm
● Predileksi : bagian ekstensor eksremitas atas, pada wanita biasanya bagian ekremitas
atas yaitu bagiann punggung tangan ( bagian dorsal)
● Keluhan subjektif yaitu pruritus dapat bervariasi dari ringan sampai berat
05
Gambar 2 yaitu lesi berbentuk koin pada bagian lengan, pada gambar terihat krusta yang melapisi
lesi
1. Tes laboratorium
Patch tes atau juga disebut dengan tes temple berguna untuk kasus yang kronis yang tidak kunjung
sembuh dan mengenyampingkan dermatitis kontak sebagai diagnosis banding. Pada dermatitis
numularis IgE cenderung nomal.
3. Tes histoptologi
Pada lesi akut Pada lesi sub akut Pada lesi kronik
Diagnosis
● Bedasarkan :
1. Anamnesis
Pasien akan mengeluhkan gatal dari yang ringan sampai berat, berulang pada waktu
malam hari. Sedangkan pada pasien atopi lebih sering pada wanita muda dengan DN
ditangan.
2. Pemeriksaan Fisik
Tampak lesi kulit dengan fluoresensi papulovesikel, lesi plak seukuran koin kira-kira 1-3
cm, vesikel berdinding tipis pada dasar erimatosus.
Pada fase akut lesi berwarna merah gelap, bentuk polimork, kulit disekitarnya normal
kadang-kadang kering. Penyembuhan ditengah dapat berbentuk anular.
Pada fase kronis plak akan kering, berskuama dan likenifikasi.
DIAGNOSIS
Dermatitis atopik
Dermatitis stasis
● >pr
● sangat gatal sekali, bila timbul malam hari dapat menganggu tidur.
Penderita merasa enak setelah digaruk.
Tinea corporis
● infeksi superficial jamur dermofita, yang menyerang kulit pada stratum
corneum.
● Lesi yang timbul berbentuk bulat dan lonjong, berbatas tegas terdiri dari
eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul ditepi.
Psoriasis
● Lesi yang timbul yaitu berupa bercak bersisik mengenai bagian tubuh
terutama bagian ekstensor dan kulit kepala, disertai rasa gatal.
● Lesi terlokalisir, biasanya menyerang : siku, lutut atau kulit kepala (skalp)
atau menyerang hampir 100% luas tubuh.
09
Penatalaksanaan
NON-MEDIKAMENTOS
Penatalaksanaan
MEDIKAMENTOSA
● Prinsip terapi yaitu bersifat kausatif dan/atau simtomatis sesuai dengan manifestasi klinis.
1. Topikal
Kompres pada lesi yang masih eksudatif atau akut, misalnya dengan solusio permanganas
kalikus
Pilihan utama : kortikosteroid topikal potensi sedang hingga kuat, sediaan krim atau salap.
Pada lesi yang kronik penggunaan sedian salap lebih efektif.
Pilihan lainnya: inhibitor kalsineurin seperti takrolimus dan pimekrolimus, atau preparat tar
09
Penatalaksanaan
2. Sistemik
kortikosteroid sistemik
Pada anak dapat diberikan metotreksat dengan dosis 5-10 mg/ minggu
Komplikasi
Prognosis
● Dermatitis numularis biasanya berulang, dan lesi timbul di tempat yang sama
● Dari suatu penelitian, sejumlah penderita yang diikuti berbagai interval sampai dua
tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali dalam masa pengobatan.
Kesimpulan
● DN peradangan kulit yang bersifat kronis, Lesi berupa plak berukuran 1-3 cm
berbentuk koin yang terbentuk dari konfluensi papul dan papulovesikel.
○ Pada fase akut terdapat vesikel, erosi dan eksudasi membentuk lesi yang
basah(oozing), serta krusta pada dasar eritema.
● DN sering menyerang orang dewasa, lk>pr dengan kisaran usia 50-65 tahun, dan
15-25 tahun pada wanita
12
Kesimpulan
● Terapi medikamentosa, yaitu dapat dikompres pada lesi yang akut, kemudian
dapat menggunakan kortikosteroid topical potensi sedang hingga kuat.
Kemudian dapat diberikan antihistamin oral untuk meredakan gatal. Pada kasus
DN yang berat dan refrakter baru boleh diberikan kortikosteroid sistemik.