Anda di halaman 1dari 7

DERMATITIS NUMULARIS

I. Sinonim
Eksem numular, ekzem discoid, neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular
diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857.1
II. Definisi
Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang menimbulkan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal yang cenderung residif dan menjadi kronis.2
Dermatitis numularis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu kata nummus yang
berarti coin, dan kata dermatitis yang berarti suatu ekzem, kata-kata yang umum untuk
menggambarkan suatu peradangan pada kulit.1
Dermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem discoid
merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong,
berbatas tegas, dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai vesikel
(papulovesikel), biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya menyerang
daerah ekstremitas.
III.Epidemiologi
Dermatitis numularis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria daripada
wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65 tahun, pada
wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis numularis tidak
biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun,
umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia.1
IV. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Banyak faktor yang ikut berperan. Diduga
stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat
walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak, mungkin juga lewat mekanisme
hipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat di atas 10 juta
kuman/cm2.3

Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus


dermatitis numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi
dengan wol dan sabun.4
Trauma fisis dan kimiawi mungkin juga berperan, terutama bila terjadi di tangan,
dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah kasus, stress
emosional dan minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan eksaserbasi.
Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan.1,3
V. Patogenesis
Patofisiologi tentang dermatitis numularis ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pada kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum
korneum,rendah.5 Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamine dan
mediator inflamasi lainnya dari sel mast yang kemudian berinteraksi dengan serat-saraf-C
yang dapat menimbulkan gatal.
Pada penderita dermatitis numularis, substansi P dan kalsitosin serat peptide
meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi. Neuropeptida ini dapat
menstimulasi pelepasan sitokin lainnya sehingga memicu timbulnya inflamasi. Hal ini
menunjukkan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel
mast.6 Peneliti lain telah menunjukkan bahwa adanya sel mast pada dermis dari pasien
dermatitis numularis menunjukkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya
kemampuan menguraikan neuropeptide dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan
menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.1,6
Dermatitis pada orang dewasa tidak berhubungan dengan gangguan atopi. Pada
anak, lesi numularis terjadi pada dermatitis atopik.1,2
VI. Gambaran Klinis
Keluhan penderita dermatitis numularis dapat berupa gatal yang kadang sangat
hebat, sehingga dapat mengganggu. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 - 1,0
cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping,
membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit
edematosa, dan berbatas tegas.1,3,4 Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian
mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau
lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris
dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai numular, bahkan plakat.7

Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus,
kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada
tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami trauma (fenomena
Kobner).1

Gambar 1. Dermatitis Nummuler pada kaki8


VII.

Predileksi
Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan termasuk
punggung tangan.7

VIII.

Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi

Gambaran Histopatologi Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel


intraepidermal, sebukan sel radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh
darah. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis,
mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas fibrosis, sebukan limfosit
dan makrofag di sekitar pembuluh darah.1,7
IX. Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis dengan timbulnya
lesi yang berbentuk papulovesikel yang bergabung membentuk satu bulatan seperti mata
uang (coin), dan terasa gatal yang timbul pada daerah predileksi. Gambaran histopatologi
juga bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.1,3,7
X. Diagnosis Banding
Sebagai diagnosis banding dari dermatitis numularis antara lain ialah dermatitis
kontak, dermatitis atopik, neurodermatitis sirkumskripta dan dermatomikosis.1,6,7
1. Dermatitik Kontak
Dermatitis Kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat/
bahan tertentu yang menempel pada kulit, dan menyebabkan alergi atau reaksi iritasi.
ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas.
2. Dermatitis Atopik
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal, umumnya terjadi
pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Umumnya pada pasien
dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat membantu jika terdapat
riwayat dermatitis atopik.
3. Neuro Dermatitis Sirkumskripta
Neurodermatitis (Liken Simpleks Kronis) adalah suatu peradangan menahun pada
lapisan kulit paling atas yang menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan
bercak-bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan berwarna lebihi gelap,
dengan bentuk lonjong atau tidak beraturan.

XI. Terapi

Sedapat-dapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi. Bila kulit


kering, diberi pelembab atau emolien. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat
antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus. Bila
lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas
kalikus 1:10.000. Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam
jangka pendek. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya
hidroksisilin HCl.1,2,6,7
XII.

Prognosis
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval
sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk
beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih
dalam pengobatan.1,7

XIII.

Kesimpulan
Dermatitis Numuler adalah suatu peradangan dan ruam menetap yang
menimbulkan gatal, yang ditandai dengan bintik berbentuk uang logam disertai
lepuhan-lepuhan kecil, keropeng dan sisik-sisik.
Penyebab terjadinya penyakit ini belum

jelas

namun

infeksi

mikroorganisme agaknya turut peran. Adanya sensitivits alergi terhadap


mikroorganisme (Stafilokokus dan mikrokokus) ini dapat memperburuk penyakit
ini. Penyakit ini biasanya terjadi di daerah panas. Kebiasaan minum alkohol dan
adanya ketegangan jiwa dapat mempermudah timbulnya penyakit ini. Penyakit ini
biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak pada wanita. Dermatitis
kontak juga mengambil peranan sebagai salah satu factor pencetus, begitupun
dengan trauma fisik dan kimiawi.
Bintik-bintik bulat berawal sebagai beruntusan/jerawat dan lepuhan yang
menyebabkan gatal, yang selanjutnya pecah dan membentuk keropeng. Bintikbintik ini lebih jelas tampak di punggung lengan atau tungkai dan di bokong,
tetapi bisa juga ditemukan pada batang tubuh.
Puncak awitan pada usia 55-65 tahun, baik pria maupun wanita. Dapat
juga ditemukan pada usia 15-25 tahun. Lesi awal kecil berupa vsikel atau
papulovesikel kemudian bergabung membentuk satu bulatan seperti mata uang

(koin), berbatas tegas, sedikit edema dan eritematosa. Diagnosis ditegakkan


berdasarkan gejala-gejalanya. Semakin cepat penanganannya, prognosisnya
semakin bagus.

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Dermatitis Numularis. Dalam : Ilmu Penyakit Kuit dan Kelamin. Edisi
Keenam. Jakarta : FKUI. 2011. H. 148-150
2. Holden AC,Berth-jones J. in : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, Editors.Rooks
textbook of dermatology ; Eczema, prurigo, lichenification, and erithroderma.7 th.Italy :
Blackwell scienc:2004.P. 1741-1743
3. Gudjonsson JE, Elder JT. Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th ed. United
States of America : The McGaw-Hill Medical Companies. 2008; 169-193.
4. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews diseases of the skin clinical dermatology.
10th ed. Canada : Elsev-lahanier Inc. 2006; 193-201.

5. Eczema and dermatitis. Accessed at December 27th, 2014. Available from:


http://dermnetnz.org/dermatitis/dermatitis/html
6. Journal of Pakistan association of dermatology,2006; 62-64.
7. Fitzpatrics Dermatology in General Medicine Vol I & II , 7th Edition . 2008. P 158-160.
8. Dermatitis numularis. Diunduh dari www.google.com. 28 Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai