Anda di halaman 1dari 12

I.

DEFINISI
Dermatitis nummular (=Discoid eczema , nummular neurodermatitis,
nummular eczema) adalah suatu

penyakit kulit yang belum diketahui pasti

penyebabnya, yang memiliki gambaran morfologi tunggal yang nonspesifik yaitu


plak lingkaran atau oval yang gatal dan eksem yang berbentuk vesikular dan
krusta dengan tepi berbatas jelas yang bewarna merah atau merah muda. Arti
numular yaitu coin-shaped /mata uang koin.1,2
Tersering pada dewasa, pria lebih banyak, tersering pada usia 50-65 tahun di
kedua jenis kelamin, pada wanita puncaknya pada 15-25 tahun. Jarang pada bayi
dan anak-anak,puncak pada anak-anak di usia 5 tahun.1
Biasanya dermatitis nummular ini biasanya muncul pertama kali pada
tungkai bawah, bagian dorsum tangan dan bagian permukaan ekstensor tangan.
Lesi berukuran 20 sampai 40 mm (2-4 cm) diameternya, dan lesi mungkin dapat
terbentuk setelah terjadi trauma (Fenomena Koebner). Pada suatu kasus yang
berat, lesi mungkin dapat menyebar menjadi seukuran telapak tangan atau suatu
patches yang lebih besar.3
II. ETIOLOGI
Penyebab dari dermatitis nummular tidak diketahui. Tetapi banyak faktor
yang dihubungkan dengan terjadinya penyakit ini. Penelitian yang dilakukan oleh
Sukhum menunjukkan ada beberapa faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi dermatitis nummular diantaranya :4
1. Faktor internal
Penelitian yang dilakukan oleh Sukhum menunjukkan ada beberapa faktor
internal yang mempengaruhi dermatitis nummular diantaranya :
1.

Riwayat atopi, dari penelitian didapatkan 50 dari 100 pasien memiliki

riwayat atopi dengan rhinitis alergi yang paling mendominasi. 4


2. Kulit yang kering, dari penelitian didapatkan 67% dari pasien melaporkan
kulit yang kering dapat memperburuk penyakit ini. 4
3. Stress emosional, penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan stres
dan eksaserbasi penyakit ini dilihat dari skala stres yang dan peristiwa
besar yang dialami terjadi selama 6 bulan sebelumnya. Hasil penelitian
menunjukkan, 31 % pasien mengaku ada hubungan antara stress
emosional dan keadaan penyakitnya. 4
2. Faktor Eksternal
1.

Reaksi eczematous terhadap bakteri; Staphylococcus dan micrococcus


mungkin

menjadi

penyebab

langsung

atau

menginduksi

reaksi

hipersensitivitas.4,5
2. Variasi cuaca , penyakit ini bertambah buruk pada cuaca dingin ketika
hidrasi rendah yang membuat stratum korneum menjadi lebih kering.5
3.
Adanya Alergen, pada peneilitian dari Sukhum dan Chinmanat
menunjukkan dari hasil tes patch, nikel adalah alergen yang umum
menyebabkan keadaan ini, dengan presentasi 63%.5
4.
Mengkonsumsi minuman alkohol,
beberapa pasien mengakui
mengkonsumsi minuman alkohol dapat memperburuk penyakit ini.4,5
II PATOGENESIS
Patofisiologi dari nummular eczema atau dermatitis nummular belum
diketahui dengan baik. kulit xerotik, iritan, reaksi atopi pada kulit, kehilangan
integritas kulit yang dialami seseorang mungkin dapat memberi titik terang akan
penyebab dari dermatitis nummular ini.6
Kulit xerotik atau kulit kering yang bersisik pada orang-orang usia bisa
menyebabkan terjadinya fissura pada permukaan kulit lanjut, khususnya pada
musim dingin. Kekeringan dan kerusakan kulit inilah yang menghasilkan gatal
atau pruritus yang menyebabkan pasien sering menggaruk

hingga dapat

memperburuk keadaan integritas jaringan kulit, sehingga alergen dari lingkungan


bisa masuk dan menembus kulit, khusunya bagian stratum korneum. Penetrasi

dari alergen inilah yang menyebabkan karakteristik ekzem pada dermatitis


numular.6
Kulit penderita dermatitis nummularis cenderung kering, hidrasi stratum
korneum rendah, jumlah SP (substance P), VIP (vasoactive intestinal polypeptide)
dan CGRP (calcitonin genrelated peptide) meningkat di dalam serabut dermal
saraf sensoris kulit, sedang pada serabut epidermal meningkat SP dan CGRP. Hal
ini menunjukkan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses
degranulasi sel mast yang akan menghasilkan histamin, serotinin, dan bahan lain
yang disintesis oleh sel mast.7
Trauma fisis dan kimia mungkin juga berperan, terutama bila terjadi di
tangan, dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah
kasus, stress emosional dan minuman mengandung alkohol dapat menyebabkan
timbulnya eksaserbasi.

Lingkungan dengan kelembaban rendah juga dapat

memicu kekambuhan.7
IV. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
-

Adanya pruritus yang bervariasi, dari normal hingga ke berat dan mungkin
memburuk di malam hari yang mungkin bisa menyebabkan insomnia dan

irritabel.5
Patches yang kelihatan dorman biasanya menjadi lesi yang aktif kembali.5
Setelah lesi primer muncul biasanya setelah 10 atau beberapa bulan, maka
biasanya akan timbul lesi sekunder pada bagian sisi tubuh yang
berlawanan dari lesi primer.5

2. Pemeriksaan Fisik

Gambar 1. Dermatitis
nummular. Plakat eczema yang
bulat pada tungkai.8

Gambar 3 .Dermatitis nummular,


dengan plakat berbentuk uang
koin dengan erosi dan eskoriasi. 1

Gambar 2 Dermatitis
nummular dengan ukuran
bervariasi.8

Gambar 4. Dermatitis nummular


pada anak dengan plakat yang
berkrusta. 1

Effloresensi : Plak berwarna

merah yang yang berbentuk oval atau bundar, seperti koin dengan papul dan
vesikel yang berkrusta.2 Fase akut lesi warna merah gelap, bentuk polimorf ,
kulit sekitarnya normal tetapi kadang-kadang kering. Kadang-kadang
terlihat seperti penyembuhan dibagian tengah dan membentuk anular1

Plakat kronis kering, berskuama dan likenifikasi.1,5


Ukurannya biasanya 1- 5 cm.8
Lesi bisa terbentuk setelah trauma (fenomena koebner).3

Biasanya mengenai ekstremitas atas dan bawah , lokasi tersering bagian


ekstremitas sisi ekstensor. Pada wanita lebih sering mengenai
ekstremitas atas termasuk tangan sisi bawah.10

Adanya pruritus yang mungkin memburuk di malam hari yang mungkin


bisa menyebabkan insomnia dan kadang-kadang terdapat ekskoriasi.5

3. Pemeriksaan penunjang
- Patch test
Dilakukan pada kasus kronis untuk menyingkirkan dermatitis kontak.
penelitian dari Sukhum dan Chinmanat menunjukkan dari hasil tes patch ,
nikel adalah alergen yang umum menyebabkan keadaan ini, dengan
presentasi 63%. 4
- Histopatologi :

Gambar 5: Gambar histopatologi dari dermatitis


nummular. Adanya parakeratosis yang terdiri atas
plasama dan neutrofil. Terlihat hiperplasia epidermis
dengan spongiosis.1

Acanthosis atau penebalan dan hiperplasia dari stratum spinosum pada

epidermis yang sedang sampai moderate.1,2


Spongiosis yang ringan sampai moderat, dimana spongiosis disini berarti
edema interselular yang menyebabkan bertambahnya celah antar sel

menjadi seperti spons.1


Fokal parakeratosis adalah pembentukan abnormal dari sel tanduk pada
epidermis yang disebabkan oleh pembentukan keratin yang tidak selesai,
dan pembengkakkan sel tanduk, karena adanya plasma dan neutrophil. Hal

ini dikenali dengan pembentukkan sisik. 1


Seiring dengan berjalannya waktu , lesi biasanya bisa menjadi udem dan

berkrusta.5
Adanya limfosit, makrofag dan eosinofil di daerah perivascular.1

V. Diferensial Diagnosis
1. Tinea Korporis
Tinea Korporis adalah infeksi oleh dermatofit yang mengenai badan dan
ekstremitas kecuali pada rambut, kuku, telapak tangan , telapak kaki dan lipatan
paha. Infeksi umumnya terbatas pada stratum korneum dan umumnya pada kulit
yang terekspos dan bisa muncul di bagian tubuh manapun. Infeksi menyebar
secara sentrfifugal ke arah kulit yang normal dengan

central healing, yang

kemudian tampak sebagai lesi anular, oval dan arcuata dengan ukuran bervariasi.10

Gambar 5. Tinea Korporis yang


anular pada bagian paha.Perhatikan
adanya lesi anular yang multipel
yang bersisik dan vesikular pada
bagian pinggirnya. 1
\
2. Dermatitis Kontak alergi

Gambar 6. TInea Korporis dengan


konfigurasi ring-worm.2

Tanda dan gejala DKA sangat tergantung pada


alergen, tempat dan durasi pemaparan serta
faktor individu. Gambaran klasik dermatitis
kontak adalah eritematosa vesikuler yang
berbatas tegas / patch atau plak yang bersisik
dengan pinggir yang tegas
Gambar 7. Gambar DKA
yang terjadi karena
balsam.1

sesuai dengan

daerah kontak.11

3. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah suatu pemyakit eczema

pruritus yang kronik yang

dimulai pada masa kanak-kanak dan bisa


terjadi remisi seumur hidup.

Hal ini

disebabkan karena hubungan yang kompleks


antara lingkungan, sistem imun. genetik dan
faktor farmakologi. Infeksi, stress psikologi,
perubahan iklim , iritan dan allergen dapat
memperburuk

keadaan.

Karakteristik

penyakit ini bervariasi pada setiap umur,


infant mengalami eksema pada wajah dan
Gambar 8. Lesi eczematous
yang berkrusta pada anak
dengan dermatitis atopik.1

VI. PENGOBATAN

seluruh tubuh, anak-anak dan orang dewasa


eksema yang muncul terdapat pada area
fleksural dan tangan.12

Bila kulit kering diberi pelembab atau emolient.7


Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat anti inflammasi, misalnya

preparat ter, glukokortikoid, takrolimus atau pimekrolimus. .9


Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan

refrakter dalam jangka pendek. .7


Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan

larutan permanganan kalikus 1:1000. .7


Kalau ditemukan infeksi baketerial, diberikan antibiotik spektrum luas

seperti oxitetrasiklin dan eritromisin.5


Pruritus dapat diobati dengan anti histamin golongan H1, misalnya
hidroksisin yang diberikan pada malam hari untuk mencegah pasien

menggaruk pada malam hari dan tidak menggganggu tidur pasien.7,3


Menghindari iritant , istirahat total dan menghindari stress ,berada di
tempat dengan humiditas yang rendah juga diperlukan.5

DAFTAR PUSTAKA
1.

Burgin S. Nummular eczema and Lichen Simplex Chronicus/ Prurigo


Nodular. In: Wolff.K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS et

al. Fitzpatricks Dermatology in General medicine. 7th ed. New York: Mc


2.

Graw-Hill; 2008. p. 158-162.


Hood AF. Intraepidermal vesicular dan pustular dermatitis. In : Grant-kels
JM, editor. Color atlas of dermatopathology. New York: Informa

3.

Healthcare USA,inc.;2007. p. 41-55.


Atopic dermatitis, eczema, and noninfectious immunodeficiency disorders.
In: James WD, Berger TG, Elston DM, editors. Andrew's Diseases of the

4.

skin: clinical dermatology. 10th ed. Canada : Elsevier inc.; 2006. p. 69-90.
Jiamton S, Tangjaturonrusamee C, Kulthanam K. Clinical features and
aggravating factors in nummular eczema in Thais.

APJAI [Internet].

March 2013. (cited 2013 Feb 24); 31(1): [about 36 p.] Available from:
5.

apjai.digitaljournals.org/index.php/apjai/article/download/899/1090
Berth-Jones J. Eczema, lichenification, prurigo and erythroderma. In:
Burns T, Breathnach S,Cox N, Griffiths C. Rook's Textbook of
dermatology. 8th ed. Singapore: Blackwell Publishing Ltd; 2010. p. 23.1-

6.

23.50.
Farage AM, Miller WK, Berardesca E, Maibach HI. Non-neoplastic
disorders of the aging skin. In: Farage AM, Miller Wk, Maibach HI,

7.

editors. Textbook of aging skin. Springer; 2010. p. 527-41.


Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
editors. Ilmu penyakit dan kelamin. Ed.5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

8.

2008. p. 148-150.
Eczema and hand dermatitis. In: Habif TP. Clinical Dermatology. 5th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc; 2010. p. 56-110.

9.

Fritsch PO, Reider N. Other eczematous eruption,

In: Bolognia JL,

Jorizzo JL, Rapini RL, Callen JP, Horn TD, Mancini JA, et. al., editors.
Dermatology. Spain : Elsevier limited; 2008. p. 649-736.
10. Sobera OJ, Elewski BE.Fungal disease. In: Bolognia JL, Jorizzo JL,
Rapini RL, Callen JP, Horn TD, Mancini JA, et. al. , editors. Dermatology.
Spain: Elsevier limited; 2008. p. 3287 -3377.
11. Mowad CM, Marks JG.Allergic comtact dermatitis. In: Bolognia JL,
Jorizzo JL, Rapini RL, Callen JP, Horn TD, Mancini JA, et. al. , editors.
Dermatology. Spain : Elsevier limited; 2008. p. 692-736.

12. Atopic dermatitis. In: Habif TP. Clinical Dermatology. 5th ed.
Philadelphia; Elsevier Inc; 2010. p. 157-191.

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFERAT KECIL
FEBRUARI 2013

DERMATITIS NUMMULARIS

OLEH :

Farina Dwinanda Faisal


C11109887
PEMBIMBING :
dr. Maarifah Nadjar

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama

: Farina Dwinanda Faisal

NIM

: C11109887

Fakultas : Kedokteran
Universitas

: Hasanuddin

Judul Referat

: Dermatitis Nummularis

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Univeritas Hasanuddin
Makassar, 25 Februari 2013

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Maarifah Nadjar

Anda mungkin juga menyukai