Pembimbing:
Dr.Iriana Maharani, Sp.THT-KL
SEPTUM NASI
The Paranasal Sinuses
SINUS FRONTALIS
SINUS MAXILLARIS
SINUS ETHMOIDALIS ANT.
SINUS ETHMOIDALIS POST.
SINUS SPHENOIDALIS
Figure 7.11a, b
FISIOLOGI
RHINOSINUSITIS AKUT
DEFINISI
Rhinosinusitis akut inflamasi sinus paranasal dan
cavum nasal yang berlangsung < 4 minggu
Rhinitis viral akut (common cold) hingga
rhinosinusitis bakterial akut
5 dari 1000 common cold diikuti dengan
rhinosinusitis bakterial
Skye EP, Harrison RV, Terrel EL, and Zao DH. Acute Rhinosinusitis in Adults .UMHS Rhinosinusitis
Guideline August 2011
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
Rhinosinusitis akut penyakit infeksi
20-30% kasus rhinosinusitis akut viral
Patogen bakterial tersering Streptococcus pneumoniae
(~20-43%) dan Haemophilus influenzae (~22-35%),
Streptococcus species (3-9%), dan Moraxella catarrhalis
(~2-10%); Staphylococcus aureus (~4%), anaerobes
(~5%), dan Haemophilus species (~8%).
Faktor noninfeksi dalam patogenesis patensi sinus ostia,,
nasal airflow, aktivitas mukosiliaris, imunokompetens, dan
jumlah dan kualitas sekret
Skye EP, Harrison RV, Terrel EL, and Zao DH. Acute Rhinosinusitis in Adults .UMHS Rhinosinusitis
Guideline August 2011
FAKTOR PREDISPOSISI
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
DIAGNOSIS
1. Anamnesis+Pemeriksaan Fisik
Memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dengan > 2
kriteria minor dari gejala konvensional (Benninger &
Stokken, 2015)
Memenuhi kriteria sesuai definisi rinosinusitis (Rosenfeld, et
al., 2015)
Rosenfeld,et al., 2015
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi tidak direkomendasikan, kecuali
terdapat kecurigaan mengarah ke komplikasi (Rosenfeld,et
al.,2015)
Aspirasi dan kultur cairan sinus maksilaris merupakan gold
standar diagnosis, namun jarang digunakan karena invasif.
Lebih sering digunakan pada pasien dengan ABRS persisten
meski telah diterapi antibiotik (Benninger & Stokken, 2015)
TATALAKSANA
Terapi Simtomatis
1. Analgesik : NSAID atau asetaminofen
2. Steroid topikal
3. Irigasi, dekongestan, antihistamin
Antibiotik
(Rosenfeld et al.,2015)
Pilihan Antibiotik untuk Dewasa
Faktor lain
Asma, alergi, penyakit gigi, poliposis, fibrosis
yang kistik, dan sindrom imunodefisiensi.
berhubungan :
Patofisiologi
Patofisiologi penting pada RSK terdiri
dari inadekuat atau terhambatnya
drainase sinus paranasal (SPN) yang
menyebabkan stasis dan/ atau infeksi
sekunder. Tempat yang terhambat
selalu daerah yang digambarkan
sebagai ostiomeatal kompleks
(OMK). Sistem anatomi-fisiologis
normal dari SPN yang berisi udara,
mengalirkan cairan sekret dan
mukusnya melalui ostia kecil ke daerah
yang relatif kecil pada dinding lateral
hidung (Gambar ), dapat cenderung
diserang dan juga secara mudah, oleh
sejumlah faktor host.
Patofisiologi
Meskipun terdapat ketidakpastian dalam hal patofisiologi,
diketahui bahwa gambaran bakteri Staphylococcus aureus,
Enterobacteriaceae spp, dan Pseudomonas spp (terutama
Pseudomonas aeruginosa) mendominasi dalam penyakit ini.
Namun, peran bakteri pada RSK tidak pasti mengingat bahwa
hanya sekitar setengah dari pasien yang menjalani operasi
RSK memiliki hasil kultur bakteri positif (Desrosiers M et al, 2007).
Gambaran klinis
Dua faktor mayor atau satu faktor mayor dan dua faktor
minor yang berlangsung minimal selama 12 minggu
berturut-turut
Faktor Mayor Faktor Minor
Nyeri atau tekanan pada wajah (hal ini saja tidak Nyeri Kepala
mendasari riwayat sugestif untuk rinosinusitis pada
ketiadaan gejala atau tanda hidung mayor lainnya)
Obstruksi atau sumbatan pada hidung Demam (Semua yang non akut)
Kotoran atau purulensi hidung Halitosis
Saluran postnasal yang berubah warna Lelah
Hiposmia atau anosmia Nyeri gigi
Purulensi pada rongga hidung saat pemeriksaan Batuk
Demam (pada sinusitis akut saja tidak mendasari Nyeri, tekanan dan rasa penuh
riwayat sugestif secara kuat untuk rinosinusitis pada telinga
ketiadaan gejala atau tanda hidung mayor lainnya)