Seorang laki-laki,35 tahun pekerja pabrik datang ke poli THT dengan keluhan tuli sejak
6 bulan yang lalu yang semakin berat disertai mendengung.
||
|
1.p aki-laki
2.p 35 tahun
3.p Pekerja pabrik
4.p Tuli sejak 6 bulan yang lalu : Semakin memberat
5.p Mendengung
|||
|
1.p Anatomip
Secara anatomi, telinga dibagi menjadi 3 :
a.p Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
sampai membran timpani. Telinga luar atau pinna
merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi
kulit. iang telinga berbentuk huruf S dengan tulang
rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua
pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 2 ½-3 cm. Membran timpani
atau gendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya,
umbo, mengarah ke medial. Membran timpani pada umumnya bulat. Penting untuk
disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang
mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membran
timpani, dan bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melalui batas atas
membran timpani.
b.p Telinga tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan :
-p Batas luar : membran tympani
-p Batas depan : tuba eustachius
-p Batas bawah : vena jugularis ( bulbus jugularis )
-p Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
-p Batas atas : tegmen tympani
-p Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window)
dan promotorium.
Tuba eustakius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Bagian
lateral tuba eustakius adalah yang bertulang sementara duapertiga bagian medial
bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor timpani terletak di sebelah atas bagian
bertulang sementara kanalis karotikus terletak dibagian bawahnya. Bagian bertulang
rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring diatas otot konstriktor
superior. Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot levator
palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus faringealis dan
saraf mandibularis. Tuba eustakius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara
pada kedua sisi membran timpani.
c.p Telinga dalam
Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut sebagai labirin.
Derivat vesikel otika membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin membran yang
terisi endolimfe. abirin membran dikelilingi oleh cairan perilimfe yang terdapat
dalam kapsula otika bertulang. abirin tulang dan membran memiliki bagian
vestibular dan koklear. Bagian vestibularis (pars superior) berhubungan dengan
keseimbangan, sementara bagian koklearis (pars inferior) merupakan organ
pendengaran kita. Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu setengah
putaran. Aksis dari spiral tersebut dikenal sebagai modiolus, berisi berkas saraf dan
suplai arteri vertebralis. Serabut saraf kemudian berjalan menerobos suatu lamina
tulang yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai sel-sel sensorik organ corti. Organ
corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar
(12000). Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus dan kanalis
semisirkularis.
2.p Fisiologi organ pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran
dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar
yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan, tingkap
lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibula bergerak. Getaran diteruskan melalui
membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif
antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik
yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi pengelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke
dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
dilanjutkan ke nukleus auditorius, sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus
temporalis.
3.p Mekanisme tinitus
Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan
perasaan adanya bunyi, Namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang
ditransformasikan,melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien
sendiri. Tinitus dapat terjadi dalam beberapa intensitas,tinitus dengan nada rendah seperti
bergemuruh atau nada tinggi seperti berdengung. Tinitus terbagi atas 2, yaitu:
1)p Tinitus objektif,bila suara dapat didengar juga oleh pemeriksa atau dengan auskultasi
di sekitar telinga.Bersifat vibratorik,berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler
atau kardiovaskuler di sekitar telinga.Disebabkan karena kelainan vaskuler sehingga
tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung.
2)p Tinitus Subjektif,bila suara hanya didengar oleh pasien sendiri .Bersifat non-
vibratorik,disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan degeneratif traktus
auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf pendengar.
p ?
(pengangkatan tulang stapes dan penggantian dengan )
p ?
(pembuatan lubang pada tulang stapes untuk memasukkan protese).
ºika penderita enggan menjalani pembedahan, bisa digunakan alat bantu dengar.
|
5. http://www.irwanashari.com/2009/12/presbikusis.html
6. http://www.kalbe.co.id/files/
7. http://www.scribd.com/doc/20427048/Tinnitus