To Do List:
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler Menentukan P(x) Penunjang Rujuk
Menurut dokter Afifah, soal OSCE nyeri dada kasusnya lebih ke nyeri kardiak (yang disebabkan
gangguan pada jantung)
OUTLINE:
Miokarditis TB paru
Endokarditis
Valvular
disease
*yang dibold adalah penekanan
NYERI DADA
Sifat Nyeri
Dada:
Intensitas
Anamnesis
Durasi
Lokasi
Penjalaran
Pemeriksaan fisik
Perubahan
dengan posisi
gerak
Pengaruh intake
5 ANAMNESIS
NO CHECK LIST KETERANGAN
Berdasarkan DD nyeri kardiak terutama
Sindrom Koroner Akut
(Unstable angina, NSTEMI, STEMI)
1. Menyapa pasien
“Selamat pagi, Pak. Saya dr.... yang
berjaga hari ini”
2. Menanyakan identitas
Nama, usia, alamat, pekerjaan
3. Keluhan Utama Nyeri dada
“ada yang bisa saya bantu? Apa
yang bapak rasakan?”
4. Lokasi Nyeri muncul di substernal/retrosternal,
“Nyerinya di sebelah mana, Pak?” precordial. Pasien biasanya tidak dapat
“Nyerinya menjalar tidak?” menunjukkan lokasinya dengan jari, tapi bisa
dengan telapak tangan.
Nyeri bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang
bawah, punggung, perut.
6 PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik umum (TANDA VITAL: tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan,
suhu, kesadaran, TB, BB) lakuin aja
2. Pemeriksaan Thorax (Jantung dan Paru-paru) LAKUKAN CEPAT TAPI JANGAN
TERLEWAT. JANGAN TERLALU BANYAK NARASI.
Prinsip umum:
- Informed consent
- Persiapan pasien: pasien diminta membuka baju sampai pinggang.
- Menjaga privasi
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan.
- Melakukan pemeriksaan secara legeartis.
a. Pemeriksaan fisik jantung
Pemeriksaan fisik jantung meliputi:
1. Inspeksi
Meminta pasien untuk berbaring terlentang dan membuka baju daerah dada sd pusar
untuk pasien pria.(Pasien Wanita dengan perlakuan khusus/ payudara tetap tertutup
bra) Melakukan inspeksi dada pasien dari sisi kanan pasien. (bentuk dada, orthopneu,
mencari ictus cordis, scars) Pada IMA ictus cordis tidak tampak
3. Perkusi
Right border : tentukan batas paru-hepar. Perkusi dari SIC 2 Linea midclavicula
dextra ke bawah sampai tedengar bunyi pekak (biasanya di SIC 5 linea midclavicula
dextra). Setelah ditemukan, naik 1 SIC (SIC 4), kemudian perkusi ke medial sampai
terdengar redup, kemudian lanjutkan perkusi secara pararel ke atas, di tiap SIC
lakukan teknik yang sama sampai terdengar perubahan bunyi.
Upper Border : Perkusi dari SIC 1 linea parasternal sinistra ke bawah sampai
terdengar perubahan bunyi. (Normal : SIC 3 linea parasternal dextra).
Left Border : Perkusi dilakukan di SIC dimana denyut Apex terpalpasi, jika tidak
terdeteksi dapat dimulai dari SIC 5 Linea axillaris anterior. Perkusi ke arah medial
sampai terdengar perubahan bunyi. Batas kiri relative biasanya ditemukan di SIC 5
(1,5 cm medial dari linea midclavicularis sinistra).
Waist of the Heart : setelah ditemukan batas kiri jantung lakukan perkusi ke atas di
SIC 4-3 linea midclavicula sinistra ke arah medial. (Normal : SIC 4 atau 3 linea
parasternal sinistra)
4. Auskultasi
Meminta pasien untuk bernafas biasa dalam suasana rileks, untuk memperjelas
suara bisa dengan posisi left lateral decubitus (LLD)
Melakukan auskultasi bersamaan dengan mempalpasi a.carotis untuk
membedakan S1 dan S2 (Normal nya bunyi S1 bersamaan dengan denyut
a.carotis)
auskultasi jantung pada SIC II parasternal dextra katup aorta
auskultasi jantung pada SIC II parasternal sinistra katup pulmonal
Melakukan auskultasi jantung pada SIC III-IV sepanjang garis parasternal
sinistra katup trikuspid
Melakukan auskultasi apex jantung pada SIC IV-V liniea midclavicula sinistra
katub bikuspid/mitral
Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung (S1 dan S2), baru perhatian
pada suara tambahan jantung
b. Pemeriksaan fisik paru cepat saja. Mulai dari anterior dalam kondisi berbaring
dan posterior posisi duduk.
Pemeriksaan fisik paru anterior meliputi:
1. Inspeksi
Melakukan inspeksi dari sisi anterior, untuk melihat: bentuk toraks, mata anemis
napas cuping hidung, sianosis hidung/bibir, pembesaran KGB leher: colli,
submandibula, supraclavicula, deviasi trakea, clubbing finger, pelebaran
pembuluh vena cava di dada (vena cava syndrome), tumor, retraksi
supraclavicula dan intercostal, Perubahan pola nafas.
2. Palpasi
Melakukan palpasi, untuk mengamati: tumor, benjolan, rasa nyeri di tempat
tertentu, limfonodi, fraktur iga, gerakan, excursion dinding dada, deviasi trakea,
pembesaran limfonodi supraclavicula, para tracheal, dan aksilaris
Emfisema subkutis.
Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua telapak
tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk mengucapkan
kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran suara pada dinding
toraks, seperti “sembilan puluh sembilan” (atas, tengah, bawah)
3. Perkusi
Melakukan perkusi pada isthmus Kronig, untuk mengetahui apex pulmonum.
Perkusi dilakukan pada supraclavicula, dimulai dari sisi lateral (pundak) ke
medial sampai terdengar suara sonor (diberi tanda), kemudian dari medial (leher)
ke lateral sampai terdengar suara sonor (diberi tanda). Isthmus Kronig adalah
area yang berada di antara ke-2 tanda tersebut.
Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kiri
dan kanan
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – jantung
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar
Melakukan perkusi untuk menentukan peranjakan paru
4. Auskultasi
Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah, depan dan belakang,
membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masing-masing pada satu
siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi).
1. Inspeksi
Sebelumnya meminta pasien untuk duduk
Melakukan inspeksi dari sisi posterior, untuk melihat: bentuk toraks, tumor
2. Palpasi
Melakukan palpasi, untuk menilai: tumor, benjolan rasa nyeri di tempat tertentu
fraktur iga, gerakan, excursion dinding dada, Emfisema subkutis, Perkusi.
Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua telapak
tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk mengucapkan
kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran suara pada dinding
toraks, seperti “sembilan puluh sembilan” (atas, tengah, bawah)
3. Perkusi
Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kiri
dan kanan. Perkusi dilakukan di paravertebra, pada sela iga yang tertutup os
scapula.
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – ginjal
4. Auskultasi
Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah, depan dan belakang,
membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masing-masing pada satu
siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG biasanya dikasih lembar EKG nya. Harus bisa interpretasi.
1) Cara pasang EKG
- Persiapan alat dan menjaga privasi pasien
- Mencuci tangan secara WHO
- Cek kaliberasi
- Persiapan penderita
- Oleskan jelly pada tempat pemasangan elektrda
- Pasang elektrode pada kulit extremitas:
e. Echocardiografi
Untuk mengetahui apakah terdapat kelainan struktural dan fungsional jantung dan untuk
mengetahui fraksi ejeksi pada jantung (Normal >55%)