arteriosclerotic heart
disease (ASHD),
PJK
ischemic heart disease
(IHD),
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Faktor risiko dapat dimodifikasi
1. Peningkatan Umur 1. Serum lipid (total kolesterol > 200 mg/dl, trigliserid
2. Jenis kelamin (peningkatan ≥ 150 mg/dl, kolesterol LDL (Low-density
insiden PJK terjadi pada laki-laki lipoprotein) > 130 mg/dl, kolesterol HDL (High-
dewasa tengah, tetapi laki-laki density lipoprotein) < 40 mg/dl pada laki-laki atau <
diatas 45 tahun dan perempuan 50 mg/dl pada perempuan
diatas 55 tahun risiko PJK 2. Hipertensi
meningkat pada keduanya 3. Diabetes melitus
3. Etnik 4. Merokok
4. Genetik dan Riwayat keluarga 5. Kurangnya aktivitas fisik
dengan penyakit jantung 6. Obesitas: Lingkar pinggang ≥ 102 cm pada pria dan
≥ 88 cm pada wanita
7. Faktor risiko psikososial (cemas dan depresi)
8. Peningkatan level homocysteine
9. Penyalahgunaan zat
Penyakit Jantung Koroner
ST Elevation Myocardial
Angina Pektoris Tidak Stabil Infraction (STEMI)
Non-ST Elevation
Myocardial Infraction
(NSTEMI)
7
Kelas I Aktivitas fisik biasa tidak menyebakan angina, seperti berjalan atau menaiki tangga
Angina terjadi dengan adanya tenaga yang berat seperti mengejan atau aktivitas
berkepanjangan di tempat kerja atau rekreasi
Kelas II Aktivitas fisik biasa yang sedikit terbatas
Angina terjadi saat berjalan atau menaiki tangga dengan cepat
Berjalan menanjak, menaiki tangga setelah makan, kedinginan, atau tetiup angin
Tekanan emosional atau
Beberapa jam setelah bangun
Berjalan lebih dari dua blok pada tingkat yang sama dan menaiki lebih dari satu
tangga dengan kecepatan normal dan dalam kondisi normal
Kelas III Keterbatasan aktivitas fisik biasa
Angina terjadi saat berjalan satu atau dua blok pada tingkat yang sama dan mendaki
satu tangga pada kecepatan normal dalam kondisi normal
Anamnesis Nyeri dada atau lengan kiri yang Nyeri dada atau lengan kiri yang dirasakan Nyeri dada yang dirasakan tidak
dirasakan berulang berulang khas angina
Pasien mempunyai riwayat PJK Pria dengan usia > 70 tahun
sebelumya termasuk infark miokad Memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus
Pemeriksaan Fisik Adanya regurgitasi mitral, adanya Adanya penyakit vaskuler kardiak Nyeri dada yang di rasakan timbul
hipotensi, diaforesis, edema paru atau disetiap palpasi
bunyi suara napas ronkhi
EKG Segmen ST mengalami depresi > 1 Adanya gelombang Q yang menetap Inversi gelombang T atau
mm atau gelomba T inversi yang baru mendatar < 1 mm di sadapan
dibeberapa sadapan perikordial Segmen ST yang mengalami depresi dengan gelombang R yang
0.5 – 1 mm atau inversi gelombang T dominan
> 1 mm
a. Elektrokardiografi (EKG) dan ekokardiografi saat istirahat.: Temuan Elektrokardiografi pada SKA adanya perubahan kompleks QRS, segmen
ST, dan gelombang T. Pada STEMI akan terjadi elevasi segmen ST.
c. Deteksi iskemia dapat menggunakan modalitas non-invasif yaitu uji latih EKG, Stress echocardiography Myocardial perfusion scintigraphy
(Single Photon Emission Computed Tomography- SPECT dan Positron Emission Tomography-PET), Stress Cardiac Magnetic Resonance
(CMR). Modalitas pencitraan untuk menilai arteri koroner adalah Coronary Calcium Scoring (CCS) dan Coronary Computed Tomography
Angiography (CCTA).
e. Pemeriksaan laboratorium seperti hemoglobin terglikasi (HbA1c) dan profil lipid: kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol high-
density lipoprotein (HDL), trigiserida, kreatinin.
f. Pemeriksaan kadar toponin jantung T dan I. Troponin jantung lebih sensitif sebagai biomarker jantung dibanding dengan CK, CKMB, dan
myoglobin.
g. Biomarker aktivasi neurohormonal juga diperiksa secara ekstensif pada PJK contohnya konsentrasi plasma otak (B-type) natriuretic peptide
(BNP).
h. Pemeriksaan lainnya dilakukan oleh APS adalah pengukuran high-sensitivity C-reactive protein (hsCRP) dan biomarker peradangan lainnya
seperti interleukin-6, myeloperoxidase.
14
PERAWATAN KOLABORATIF PJK
APTS/NSTEMI STEMI
Terapi obat intensif akut: Nitroglycerin, antiplatelet (ASA, 1. Terapi obat bersamaan Antiplatelet,
clopidogrel, glycoprotein IIb/IIIa inhibitors), terapi antikoagulan Antikoagulan
(heparin, direct thrombin inhibitors) 2. Reperfusi emergensi: PCI,
Angiografi koroner: PCI Trombolitik, pembedahan bypass
jantung.
15
KOMPLIKASI
Komplikasi dari PJK adalah (1) Disritmia, (2) Gagal jantung, (3) Shock
kardiogenik, (4) Disfungsi otot papilari, (5) Aneurisme ventrikuler, (6)
Perikarditis
ASUHAN KEPERAWATAN 16
Informasi Penting Riwayat kesehatan saat ini: Riwayat keluarga dengan penyakit jantung; gaya hidup; penggunaan tembakau
Kesehatan Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat PJK, angina, infark miokard, aorta sebelumnya, stenosis, gagal jantung, atau kardiomiopati;
hipertensi; diabetes; anemia; penyakit paru-paru; hiperlipidemia
Obat-obatan: Penggunaan ASA (Aspirin), nitrat, β adrenergik bloker, penghambat saluran kalsium, penghambat Angiotensin
converting enzyme, obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, vitamin atau suplemen herbal
Gejala Nyeri atau tekanan dada substernal (meremas, menyempit, nyeri, tajam, kesemutan), kemungkinan radiasi ke rahang, leher, bahu,
punggung, atau lengan
Tanyakan pada pasien tentang nyeri yang dirasakan termasuk tipe, lokasi, durasi, dan beratnya nyeri. Nyeri dikaji menggunakan
Data Subjektif PQRST sebagai berikut:
P: faktor presipitasi: apa yang pasien lakukan saat nyeri datang?apa yang membuat nyeri makin lebih baik?
Q: kualitas nyeri: dapatkah pasien menjelaskan nyeri yang dirasakan seperti apa
R: Region, radiasi: dimana lokasi nyeri? apakah itu sakit ditempat lain?
S: Keparahan, gejala: dapatkah pasien menyebutkan nyeri menggunakan skala 0-10. Adakah gejala lainnya (nausea, diaphoresis)
T: Time: kapan nyeri itu dimulai? Berapa lama nyeri berkurang?
Gangguan pencernaan, mulas, mual, bersendawa, muntah
Palpitasi, dispnea, pusing, kelemahan
Kelelahan, kecemasan, takut yang akan datang
Kardiovaskular Takikardia atau bradikardia, pulsus alternans (detak jantung lemah dan kuat bergantian), disritmia (terutama ventrikel), S3, S4, tekanan
darah lebih tinggi atau lebih rendah, murmur
Data Objektif
Kemungkinan temuan Peningkatan atau tidak peningkatan kadar penanda jantung serum, peningkatan kadar lipid serum; peningkatan jumlah sel darah putih; hasil
positif dari tes stres latihan dan pemindaian talium; abnormalitas segmen ST dan gelombang T pada EKG; pembesaran jantung, kalsifikasi,
atau kongesti paru pada radiografi dada; bukti gerakan dinding abnormal pada ekokardiogram stres; temuan positif pada angiogram koroner
Diagnosa keperawatan
Penurunan curah jantung (berhubungan dengan gangguan kontraktilitas jantung dan gangguan 17
denyut dan irama jantung yang dibuktikan dengan penurunan tekanan darah, dispnea, disritmia,
edema perifer, edema pulmonal)
Pantau tanda-tanda vital sesering mungkin untuk menentukan perubahan-perubahan yang Nyeri akut berhubungan dengan injuri agen biologi (ketidakseimbangan suplai dan
sedang berlangsung. kebutuhan oksigen) yang dibuktikan dengan adanya laporan karakteristik nyeri
Pantau adanya disritmia jantung, termasuk gangguan irama dan konduksi, untuk
mengidentifikasi dan mengobati disritmia yang signifikan. Hasil yang diharapkan
Pantau status pernapasan untuk gejala gagal jantung untuk mempertahankan tingkat
Adanya laporan pengurangan nyeri
oksigenasi yang tepat dan untuk mendeteksi tanda-tanda edema paru.
Pantau keseimbangan cairan (mis., asupan dan haluaran, berat badan harian) untuk Intervensi keperawatan dan rasional
memantau perfusi ginjal dan amati adanya cairan yang tersimpan
Atur waktu latihan dan istirahat untuk mencegah kelelahan dan menurunkan kebutuhan Perawatan jantung
oksigen pada miokardium
Evaluasi nyeri dada (PQRST) untuk keakuratan evaluasi, pengobatan, dan mencegah
iskemia lebih lanjut
Monitoring tanda-tanda vital sebagai gambaran dasar dan mengetahui perubahan
pasien
Pasang EKG 12 lead selama episode nyeri untuk membantu mengetahui angina dari
infark miokard atau perikarditis
Manajemen nyeri
Adanya laporan tentang penurunan kecemasan, dan peningkatan rasa terhadap kontrol diri Diagnosa keperawatan
Intervensi keperawatan dan rasional Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi fisik (penurunan curah
jantung, kurangnya perfusi paru-paru) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, dan
Pengurangan kecemasan denyut jantung yang tidak normal untuk aktivitas)
Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan Hasil yang diharapkan
Identifikasi perubahan tingkat kecemasan karena kecemasan meningkatkan
kebutuhan oksigen Mencapai program aktivitas realistis yang menyeimbangkan aktivitas fisik dengan
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan agar tidak meningkatkan aktivitas hemat energi
kecemasan pasien
Intervensi keperawatan dan rasional
Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi (relaksasi pernapasan, imagery) untuk
meningkatkan kontrol diri pasien Perawatan Jantung
Anjurkan libatkan keluarga mendampingi pasien untuk memberikan kenyamanan
Anjurkan verbalisasi perasaan, dan ketakutan untuk mengurangi kecemasan dan • Pantau respons pasien terhadap obat antidisritmia sebelum beraktivitas
stress karena obat ini memengaruhi tekanan darah dan nadi.
Berikan informasi faktual tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis, untuk • Atur waktu latihan dan istirahat untuk mencegah kelelahan dan untuk
mengurangi rasa takut akan hal yang tidak diketahui meningkatkan toleransi aktivitas tanpa meningkatkan secara cepat beban
kerja jantung.
Peningkatan koping
Manajemen energi
Berikan pasien pilihan yang realistik tentang aspek keperawtan tertentu untuk
mendukung pengambilan keputusan • Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi (misalnya,
Bantu pasien dalam mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan persyaratan untuk aktivitas terbatas) untuk mempromosikan
dan mengelola gaya hidup atau peran yang dibutuhkan dalam perubahan penyembuhan dengan menghemat energi.
Bantu pasien untuk mengatasi berduka dan kehilangan akibat penyakit kronis untuk • Ajarkan pasien dan orang terdekat teknik perawatan diri yang akan
memberikan dukungan meminimalkan konsumsi oksigen (mis., teknik pemantauan diri untuk
kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari) untuk mempromosikan
kemandirian sebagai serta meminimalkan konsumsi O2.
Diagnosa keperawatan
Menjelaskan faktor risiko, proses penyakit, dan kegiatan rehabilitasi diperlukan untuk mengelola
rejimen terapi
Motivasi kepada pasien dan keluarga serta penyedia perawatan terkait harapan yang realistik
untuk meningkatkan dalam membuat keputusan yang realistik
Instruksikan pasien dan keluarga tentang kepatuhan dalam minum obat untuk meningkatkan
kepatuhan terhadap rejimen obat
Instruksikan pasien dan keluarga terhadap modifikasi faktor risiko jantung (merokok, diet,
latihan fisik) untuk meningkatkan kontrol penyakit
Instruksikan pasien dalam perawatan diri terhadap nyeri dada (minum nitrogliserin sublingual
setiap 5 menit tiga kali; jika nyeri dada tidak berkurang, dan mencari perawatan medis darurat)
Instruksikan pasien dan keluarga tentang peningkatan kesehatan pasien setelah tindakan bedah
dan non invasif
Intruksikan pasien dan keluarga tentang akses ke layanan darurat yang tersedia di komunitas
untuk memungkinkan untuk mendapatkan perawatan segera jika diperlukan.
THANK YOU