PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Asystole adalah garis mendatar yang melintang pada layar monitor EKG.
Asystole adalah suatu keadaan dimana tidak ada aktivitas listrik. Secara klinis, pasien
dalam keadaan tidak sadar, apnea dan tanpa nadi. Asystole dan VF (Ventricular
fibrillation) sulit dibedakan tanpa pembacaan telemetri. Walaupun begitu,
pengobatannya sangat berbeda. Klinisi selalu memverifikasi ritme ini pada lead
kedua. Pada pemeriksaan EKG, menunjukkan tidak ada HR, ritme, gelombang P,
interval PR, lebar GRS maupun gelombang ST-T.
Asistol merupakan keadaan pada saat jantung berhenti berkontraksi. Keadaan
ini merupakan puncak dari perjalanan henti jantung. Pada VT, VF dan PEA jantung
masih dapat bergerak walaupun tidak dapat memompa darah, tetapi pada asistol
jantung benar-benar berhenti total. Penyebab keadaan ini adalah sama dengan
penyebab henti jantung lainya.
Asystole adalah garis mendatar yang melintang pada layar monitor EKG.
Asystole adalah suatu keadaan dimana tidak ada aktivitas listrik. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan asystole, diantaranya kekurangan metabolik yang berat, gagal
nafas akut, dan kerusakan miokardium yang luas atau rupturnya aneurisma
ventrikular. Dan juga ada penyebab lain yang dapat menyebabkan asistol. Adapun
tanda-tanda klinis dari asystole adalah pasien tidak sadar, dengan tidak terdeteksi nadi
dan napas. Atau sering disebut dengan cardiac arrest. Dan ada pula tanda-tanda
lainnya penyebab dari asistole.
Asistol adalah keadaan dimana tidak terdapatnya depolarisasi ventrikel
sehingga jantung tidak memiliki cardiac output. Asistol dapat dibagi menjadi 2 yaitu
asistol primer (ketika sistem elektrik jantung gagal untuk mendepolarisasi ventrikel)
dan asistol sekunder (ketika sistem elektrik jantung gagal untuk mendepolarisasi
seluruh bagian jantung). Asistol primer dapat disebabkan iskemia atau degenerasi
(sklerosis) dari nodus sinoatrial (Nodus SA) atau sistem konduksi atrioventrikular
(AV system) (Caggiano, 2009).
2.2 Etiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan asystole, diantaranya kekurangan
metabolik yang berat, gagal nafas akut, dan kerusakan miokardium yang luas atau
rupturnya aneurisma ventrikular. Selain itu juga asystole disebabkan karena adanya:
Trauma, sidosis, hipoksia, keracunan, hipotermia, hipoglisemia, obat dosis tinggi,
cardiac tamponade, hiper/hipokalemia, tension pneumotoraks, myocardial infarction
akibat thrombosis, pulmonary embolisma akibat dari thrombosis.
1. Akhir dari kehidupan (kematian).
2. Iskemia/hipoksia dari banyak penyebab.
3. Gagal nafas akut (tidak ada oksigen, epnea, asfiksia).
4. Kejut listrik tingkat tinggi (kematian karena listrik, tersambar petir).
5. Dapat menunjukkan “pinsan jantung” segera setelah defibrilasi (pemberian kejut
yang mengeliminasi VF), sebelum dimulainya irama spontan.
2.3 Patofisiologi
Asistol dapat menyebabkan anemia sel sabit atau sickle cell anemia (SCA).
Asistol adalah keadaan dimana tidak terdapatnya depolarisasi ventrikel sehingga
jantung tidak memiliki cardiac output. Asistol dapat dibagi menjadi 2 yaitu asistol
primer (ketika sistem elektrik jantung gagal untuk mendepolarisasi ventrikel) dan
asistol sekunder (ketika sistem elektrik jantung gagal untuk mendepolarisasi seluruh
bagian jantung). Asistol primer dapat disebabkan iskemia atau degenerasi (sklerosis)
dari nodus sinoatrial (Nodus SA) atau sistem konduksi atrioventrikular (AV system)
(Baggiano, 2009).
2.4 Tanda dan gejala
Tanda-tanda klinis dari asystole adalah pasien tidak sadar, dengan tidak
terdeteksi nadi dan napas. Atau sering disebut dengan cardiac arrest. Secara awam
akan dikatakan orang tersebut adalah mengalami kematian. Tapi secara medis orang
tersebut bila dipasang monitor jantung akan terlihat iramanya. Keadaan ini ditandai
dengan tidak terdapatnya aktivitas listrik pada jantung, dan pada monitor irama yang
terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera
diambil adalah CPR.
Asistol atau leih tepat asistol ventrikel secara klinis ditampilkan sebagai suatu
“garis datar”; secara virtual tidak ada kriteria penentu.
1. Kecepatan: tidak terlihat adanya aktivitas ventrikel atau ≤ 6 komplek per menit; apa
yang dinamakan “ asistol gemlombang P” terjadi dengan hanya terdapat impuls
atrium (gelombang P).
2. Irama: tidak terlihat adanya aktivitas ventrikel atau ≤ 6 komplek QRS per menit.
3. PR: tidak dapat ditetapkan; terkadang terlihat adanya gelombang P, tetapi
berdasarkan definisinya gelombang R harus tidak tampak.
4. Komplek QRS: tidak terlihat defleksi yang konsisten dengan suatu komplek QRS.
Gambar 2.4. EKG pada Asistol
1. Fokus pengkajian
a. Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal
olahraga tidak teratur.
Tanda : Takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat IMA sebelumnya penyakit arteri koroner GJK, masalah TD, DM.
Tanda :
1) TD : dapat normal atau naik atau turun, perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri.
2) Nadi : dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengiriman kapiler lambat, tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktibilitas atau komplain ventrikel
4) Murmur : bila ada menunjukkan gagal katub atau disfungsi otot papilar
5) Friksi : dicurigai perikarditis
6) Irama jantung : dapat teratur atau tidak teratur
7) Edema : distensi vena juguler, edema dependen atau perifer, edema umum krekels
mungkin dapat gagal jantung atau ventrikel.
8) Warna : pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar pada membran mukosa.
c. Integritas ego
Gejala :
1) Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi
2) Takut mati, perasaan ajal sudah dekat
3) Marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu
4) Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan
Tanda :
1) Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata
2) Gelisah, marah, perilaku menyerang
3) Fokus pada diri sendiri atau nyeri
d. Eliminasi
Tanda : Normal atau bunyi usus menurun.
f. Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
Tanda : Perubahan mental, kelemahan
2.5 Prosedur diagnostik
a. Elektrokardiogram
b. Echokardiogram
2.6 Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan asistol meliputi RJP, intubasi, adrenalin dan atropin. Juga
dilakukan pemberian atropin yang diberikan secara rutin pada asistol jika pemberian
adrenalin tidak berhasil.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : .....................
Umur : .....................
Suku / Bangsa : .....................
Agama : .....................
Pendidikan : .....................
Alamat : .....................
b. Penanggung Jawab Biaya
Nama : ...................
Alamat : .....................
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien dengan gangguan asistol yaitu Gagal nafas
akut (tidak ada oksigen, epnea, asfiksia) dan tidak sadar karena tidak terdapatnya
depolarisasi ventrikel sehingga jantung tidak memiliki cardiac output.
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tidak sadar karena tidak terdapatnya depolarisasi ventrikel sehingga jantung
tidak memiliki cardiac output.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien asistol dengan riwayat penyakit iskemia atau degenerasi (sklerosis) dari nodus
sinoatrial (Nodus SA) atau sistem konduksi atrioventrikular (AV system).
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga dengan riwayat penyakit jantung bawaan
4. Pengkajian : Pola Gordon , NANDA
Pengkajian pola Gordon
1. Fokus pengkajian
a. Aktivitas
Gejala : Tidak sadar
Tanda : Hipoksia, nadi tidak teraba
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat penyakit iskemia atau degenerasi (sklerosis) dari nodus sinoatrial
(Nodus SA)
Tanda : tidak ditemukan gambar irama EKG, pucat atau sianosis atau kulit abu-abu,
kuku datar pada membran mukosa, nadi tidak teraba
c. Integritas ego
Tidak terjadi reaksi apapapun karena pasien tidak sadar
d. Eliminasi
Tanda : tidak terjadi eliminasi
e. Makanan atau cairan
Gejala : Cairan hanya melalui infus
Tanda : Penurunan turgor kulit, kulit kering
f. Neurosensori
Gejala : Tingkat kesadaran koma
Tanda : tidak ada respon terhadap rangsangan
5. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi: Denyutan dan bendungan arteri leher (karotid) tidak terlihat ; pucat atau
sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar pada membran mukosa,
b) Palpasi: Denyutan arteri karotid tidak terba,denyutan nadi tidak teraba
c) Perkusi : Penurunan reflek tendon dalam
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien asistol adalah:
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan CO₂.
- Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
- Penurunan curah jantung berhubungan perubahan frekuensi atau irama jantung
- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan perubahan
tingkat kesadaran.
7. Perencanaan keperawatan NOC
Intervensi:
a. Pantau frekuensi pernafasan, irama dan kedalaman pernafasan.
b. Angkat kepala tempat tidur sesuai aturan (ekstensi), posisi miring sesuai indikasi.
c. Lakukan RJP jika pasien tidak ada nafas
d. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara tambahan
yang tidak normal.
e. Kolaborasi pemberian oksigen
Kriteria hasil: TTV dalam rentang normal, dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan, tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites, tidak ada penurunan
kesadaran.
Intervensi:
a. Evaluasi adanya nyeri dada
b. Catat adanya disritmia jantung
c. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
d. Monitor status kardiovaskuler
e. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
f. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
g. Monitor balance cairan
h. Monitor adanya perubahantekanan darah
i. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
j. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari tekanan
k. Monitor toleransi aktivitas pasien
l. Monitor adanya dyspneu, fantigue, takipneu, dan ortopneu
m. Anjurkan menurunkan stress
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi