OLEH:
SRI FITRIYANI
NIM: 211030121549
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa dan
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Husada Tangerang.
bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada
2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tangerang.
5. Siti Novy Romlah, SST., M.Epid. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi
Tangerang.
6. Ida Listiana S.ST., M.Kes. selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
pembimbingII
Tangerang.
8. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini.
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan laporan penelitian ini.
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
keperawatan khususnya.
Pamulang,
Sri Fitriyani
NIM. 211030121549
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani and Kurniawan
2018).
memanggil ibunya. Kedua, Tahap Putus Asa, tahap ini anak mengalami
ketegangan, lebih pendiem, tidak berkomunikasi, putus asa, sedih dan apatis.
kembali oleh anak dengan orang yang baru dikenal (Kudus et al., 2017).
tingkat kesembuhan anak saat dirumah sakit. Stress yang dirasakan seorang
Angka rawat inap 0-17 tahun pada tahun 2019 3,84%, 2020 3,94% dan 2021
2,03%. Dan angka tertinggi rawat inap yaitu anak umur 0-4 tahun yaitu
4,47%, persentase anak umur 0-4 tahun di daerah perkotaan 5,20% yang
pernah rawat inap dalam setahun terakhir lebih besar daripada didaerah
Dari anak 0-4 tahun yang pernah rawat inap, sebanyak 43,69 persen
anak umur 0-4 tahun pernah rawat inap di RS swasta, dan 30,81 persen
pernah rawat inap di RS pemerintah. Tempat rawat inap yang paling sedikit
berekspresi dan mencoba sesuatu hal yang baru, selain itu dengan terapi
penyebab bergesernya gaya hidup anak dari yang awalnya bergaya hidup
mandiri dan menjunjung tinggi nilai tradisional menjadi hedonis dan lebih
menyukai hal yang serba modern (Astuti, 2018). Permainan tradisional
sakit antara lain bola, puzzle, musik, play dough, menggambar dan mewarnai.
adalah congklak. Permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh anak usia
dini ini memiliki fungsi dalam mengembangkan kemampuan dasar anak dan
sikap positif. Ibu yang bersikap positif mempunyai resiko 3,501 kali dalam
dengan responden yang bersikap negatif (Rivanica & Riyanti, 2017). Perilaku
sakit/nyeri, dan beberapa akibat dari dampak hospitalisasi tersebut ialah anak
merasa putus asa, menimbulkan reaksi protes, tidak kooperatif, depresi
Sakit Melati”.
B. Perumusan Masalah
ketika berada ditempat dimana dia merasa tidak berdaya dan cemas.
sebagai berikut :
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi
2. Tujuan Khusus
congklak.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi responden
keperawatan anak.