Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “Acute Myocardial Infarction”. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu referensi, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
mambantu dan mendukung menyelesaikan makalah ini, dan terima kasih kepada
semua pihak. penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
1. Kesimpulan ................................................................................................ 27
2. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Infark miokard apabila tidak segera ditangani atau dirawat dengan cepat
dan tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok
kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian, dan apabila sembuh akan
terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokardium yang mati.
Apabila jaringan parut cukup luas maka kontraktilitas jantung menurun secara
permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium atau
anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat
dan tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan
tepat. Untuk memberikan pelayanan tersebut diperlukan pengetahuan serta
keterampilan yang khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan
klien dan diwujudkan dengan pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan
usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Infark miokard akut adalah penyebab utama morbiditas maupun mortalitas
di seluruh dunia (Takii, 2009). Laju mortalitas awal yaitu 30 hari pada pasien
IMA sebesar 30% dengan lebih dari separuh terjadi kematian sebelum pasien
mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas menurun yaitu sebanyak 30%
dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 diantara 25 pasien yang tetap hidup pada
perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA (Alwi, 2009).
Infark miokard akut merupakan penyakit yang diagnosis rawat inapnya tersering
pada negara maju (Alwi, 2009).
IMA ialah penyebab tunggal kematian di negara industri dan risikonya
meningkat secara progresif seumur hidup. Pasien yang terkena IMA diperkirakan
1,5 juta orang dengan kematian sekitar 500.000 pasien setiap tahunnya di Amerika
Serikat. Usia yang sering menderita IMA berkisar antara 45 dan 54 tahun dan
laki-laki memiliki kemungkinan terkena IMA empat sampai lima kali
dibandingkan perempuan. Risiko penyakit menjadi setara pada kedua jenis
kelamin setelah usia 80 tahun untuk penyakit sistemik secara umum (Robbins et
al., 2007).
Infark miokard akut menyebabkan kematian setelah keluar rumah sakit
sebanyak 72%. Sedangkan 21% disebabkan oleh serangan jantung dan 6%
kematian mendadak disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui. Peneliti
mengidentifikasi 31.777 pasien IMA yang terdiri dari 19.058 pasien yang dirawat
di rumah sakit (60%) dan 12.719 pasien (40%) keluar dari rumah sakit meninggal di
Belanda pada tahun 2000 (Koek et al., 2007). Infark miokard akut adalah masalah
kesehatan di masyarakat dan merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
1
Angka fatalitas kasus atau case fatality rate (CRF) IMA adalah tertinggi dibandingkan
penyakit jantung lainnya yaitu 16,6% pada tahun 2002 dan 14,1% pada tahun 2003
berdasarkan statistik rumah sakit di Indonesia (Delima et al., 2009).
2. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian infark miokard akut
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat
disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan
kebutuhan darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 2013)
2
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Smetzler Suzanne C & Brenda G. Bare, 2012)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah
ke otot jantung terganggu. (M. Black, Joyce, 2014)
Infark miokardium akut merupakan blok total yang mendadak dari arteri
koroner besar atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi
dan bergantung kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat.
Infark myocardium dapat berakibat nekrosis karena parut atau fibrosis, dan
mendatangkan kematian mendadak. (Barbara C. Long, 568 : 1996)
2. ETIOLOGI
A. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
• Aterosklerosis.
• Spasme
• Arteritis
2. Faktor sirkulasi :
• Hipotensi
• Stenosos aurta
• Insufisiensi
3. Faktor darah :
• Anemia
3
• Hipoksemia
• Polisitemia
• Aktifitas berlebihan
• Emosi
• Hypertiroidisme
• Kerusakan miocard
• Hypertropimiocard
• Hypertensi diastolic
Faktor predisposisi :
1. Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain : menimbulkan
aterosklerosis; peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi; peningkatan
tekanan darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung,
dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang rokok atau
lebih dalam sehari bisa meningkatkan resiko 2-3 kali dibanding yang tidak
merokok.
2. Konsumsi alcohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol dosis rendah hingga
moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen, mengurangi adhesi
platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, akan tetapi semuanya
masih controversial. Tidak semua literature mendukung konsep ini, bahkan
peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas cardiovascular
karena aritmia, hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.
4
3. Infeksi
4. Hipertensi sistemik
5. Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan darah,
peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan tingkat aktivitas
yang rendah.
6. `Kurang olahraga
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung
koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
7. Penyakit Diabetes
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM sebesar 2-4
lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Hal ini berkaitan dengan adanya
abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik, peningkatan
trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan
trombogenesis).
Merupakan factor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu di
antaranya:
• Usia
Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun (umumnya
setelah menopause).
• Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali lebih
besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen yang
5
bersifat protective pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat
dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki-laki pada wanita setelah masa
menopause.
• Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70 tahun
merupakan factor resiko independent untuk terjadinya PJK. Agregasi PJK
keluarga menandakan adanya predisposisi genetic pada keadaan ini. Terdapat
bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset penderita PJK
pada keluarga dekat.
3. KLASIFIKASI
1. Infark Miokard Subendokardial
Pada lebih dari 90% pasien infark miokard transmural berkaitan dengan trombosis
koroner. Trombosis sering terjadi di daerah yang mengalami penyempitan
arteriosklerosik. (Rendy & Margareth, 2012)
4. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA berasal dari iskemia otot
jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi. Manifestasi klinis utama
dari IMA adalah nyeri dada yang serupa dengan angina pectoris tetapi lebih parah
dan tidak berkurang dengan nitrogliserin. Nyeri dapat menjalar ke leher, rahang,
bahu, punggung atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di dekat
epigastrium, menyerupai nyeri pencernaan. IMA juga dapat berhubungan dengan
manifestasi klinis yang jarang terjadi berikut ini. (M.Black, Joyce, 2014)
6
e. Palpitasi, kringat dingin, pucat Wanita yang mengalami IMA sering kali datang
dengan satu atau lebih manifestasi yang jarang terjadi di atas. (M.Black, Joyce,
2014)
5. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi akibat dari akut miokard infark, yaitu :
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena
pulmonal sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan
merembes keluar.
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi
yang menyertai kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial
dan intravesikular
Disritmia
Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi
miokadium lain yang menyebabkan otot jantung melemah.
7
6. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
- Anatomi
8
Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik
kanan serta serambi dan bilik kiri (triscupid dan mitral). Sedangkan dua buah
yang lain mengatur aliran darah keluar jantung dari bilik kiri dan kanan (aorta
dan pulmonary). Klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah
dalam rongga jantung agar mengalir ke satu arah dan mencegah terjadinya
arus balik menurut irama yang teratur.
Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinatrial node dan
Atrioventricular node serta serabut saraf yaitu suatu kelompok jaringan
khusus yang secara periodik dan teratur mencetuskan dan menyebarkan
aliran-aliran listrik yang berfungsi mengatur irama jantung dan pengantar
rangsangan listrik yang menyebabkan jantung berdenyut secara otomatis dan
teratur.
- Fisiologi
1. Proses Memompa Darah
Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan
paru-paru mengikuti urutan sebagai berikut :
a. Pada saat jantung sedang relaks (diastole), darah kurang oksigen dari vena
tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi
dengan darah kaya oksigen dari paru-paru.
b. Pusat listrik yang ada di serambi kanan menembakkan impuls listrik yang
menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serentak. Pada saat yang
sama, katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan
darah mengalir ke dalam bilik.
c. Tahap berikutnya adalah pemompaan darah dari bilik. Pada tahap ini sinyal
listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik mengkerut secara
serempak. Ini mendorong darah yang kurang oksigen dari ke paruparu.
Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak ke dalam arteri utama yang
disebut aorta dan dari sini darah disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Klep-
klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik ke serambi.
d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur dan memungkinkan serambi
terisi darah sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.
Untuk ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang
istirahat.
2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia
Sistem pembuluh dan peredaran darah merupakan suatu jaringan
pembuluh nadi (arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar
terdiri tiga sistem alirah darah, yaitu :
a. Sirkulasi Pulmonal
Dari bilik jantung (ventrikel) darah mengalir ke paru-paru melalui klep
pulmonik untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbodioksida
(CO2) kemudian masuk ke serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini
9
berfungsi membersihkan darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh
memasuki serambi jantung kanan dengan kadar O2 yang rendah antara
60-70% dan kadar CO2 yang tinggi antara 40-45%. Setelah beredar
melalui kedua paru-paru, kadar zat O2 meningkat menjadi kira-kira 96%
serta CO2 menurun. Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru
berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang
halus dan berdinding sangat tipis dimana gas O2 dari udara diserap oleh
komponen sel darah merah. Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian
melalui udara pernafasan. Dengan demikian darah yang memasuki
serambi kanan dikatakan darah kotor karena kurang O2 sedangkan darah
yang memasuki serambi kiri disebut darah bersih yang kaya O2.
b. Sirkulasi Sistemik
Darah kaya O2 dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral
untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh dan membawa zat O2
serta bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel dari alat-alat tubuh
kita. Darah ini dipompakan keluar dari bilik kiri dan melewati klep aorta
serta memasuki pembuluh darah utama dan selanjutnya melalui cabang-
cabang pembuluh ini disalurkan ke seluruh bagian tubuh.
c. Sirkulasi Koroner
Pembuluh koroner utama dibagi menjadi Right Coronary Artery (RCA),
Left Coronary Artery (LCA), left arterior descending artery dan circum
flexi artery. Artinya, khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung yaitu
melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang
kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan.
Melalui sistem peredaran darah koroner ini, jantung mendapatkan O2, zat
makanan serta zat-zat lain agar dapat menggerakkan jantung sesuai
dengan fungsinya.
7. PATOFISIOLOGI
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih
faktor resiko seperti : obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor-faktor ini
disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang
dapat menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera
endotel pembuluh darah korner.Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan
akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa.
10
Asam laktat yang meningkat menyebabkan nyeri dan perubahan pH
endokardium yang menyebabkan perubahan elektro fisiologi endokardium, yang
pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung
mengalami disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan
kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).
Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi
dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel
ke pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot
jantung yang infark mengalami perubahan selama penyembuhan.
Mula-mula otot jantung yang mengalami infark tampak memar dan siarotik
karena darah di daerah sel tersebut berhenti. Dalam jangka waktu 2 4 jam timbul
oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan yang disertai infiltrasi leukosit.
Infark miokardium akan menyebabkan fungsi vertrikel terganggu karena otot
kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya juga mengalami
gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding
abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume
akhir sistolik dan penurunan volume akhir diastolik vertrikel.
11
8. PATOFLOW
PATHWAY INFARK MIOKARD
12
Infark Miokard
Infark Miokard Akut Lumen Sempit &
Kaku
COP
Metabolisme An -
Kebutuhan O2 Ke Kontraksi Miokard
Aerob
Jantung Aliran Darah
Tersumbat
Kontraktilitas
jantung
Dispnea
14
9. PROGNOSIS
Prognosis infark miokard akut (acute myocardial infarct) tergantung luasnya
nekrosis pada miokardium, dan tata laksana reperfusi. Mortalitas pasien STEMI
dalam 30 hari pertama dapat mencapai 11%.[17] Angka keselamatan (survival
rate) di Indonesia belum tersedia namun pada penelitian di beberapa negara
menyebutkan beberapa faktor prognostik antara lain:
1. Umur, mortalitas paling tinggi pada pasien berumur 55-64 tahun dan
berkurang pada umur yang lebih tua, kecuali pada laki-laki dimana risiko justru
meningkat setelah umur 75 tahun.
15
- Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
- Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Memantau karakteristik nyeri catat laporan verbal, petunjuk nonverbal,
dan respons hemodinamik (contoh: meringis, gelisah, berkeringat,
mencengkram dada, napas cepat, tekanan darah/frekuensi jantung
berubah).
Memberikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai
indikasi.
Menganjurkan klien istirahat, batasi aktivitas pada dasar nyeri atau respon
hemodinamik, berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
Menganjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh
mengejan saat defekasi.
Memantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia melalui telemetri.
Memberikan makanan kecil/mudah dikunyah. Batasi asupan kafein,
contoh: kopi, coklat.
Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler
16
segmen-T selanjutnya terbentuk gelombang Q yang patologis disertai
elevasi segmen-ST.
Ekokardiografi sangat berguna di dalam ruangan Coronary Care
Unit (CCU) karena dapat mendiagnosa dengan cepat dan tepat adanya
iskemia miokard terutama bila elektrokardiogram penderita tidak jelas dan
kadar enzim jantung belum meningkat. Ciri khas adanya nekrosis miokard
ekokardiografi adalah adanya abnormalitas pergerakan dinding ventikel.
3. Arteriografi Koroner
Dengan kateter khusus melalui cara kateterisasi perkutan,
disuntikkan zat kontras ke dalam arteri koroner yang hendak diperiksa.
Dengan cara ini tampaklah arteri koroner yang menyempit dan beratnya
stenosis dapat pula dinilai.
4. Radioisotop
Pemeriksaan sistem kardiovaskular dengan radionuklear dilakukan
dengan menyuntikkan zat radioaktif secara intravena, kemudian zat
tersebut dideteksi di dalam tubuh manusia. Zat-zat yang biasa digunakan
adalah thallium dan technetium 99m (Tc-99m).
17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airways
- Sumbatan atau penumpukan secret
- Wheezing atau krekles
2. Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
- Ronchi, krekles
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
- Nadi lemah , tidak teratur
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
18
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus
(disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema
umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau
bibir
3. Integritas ego
Gejala : Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit
atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja ,
keluarga
4. Eliminasi
Tanda : Normal, bunyi usus menurun.
19
Tanda : Penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
6. Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk
atau istrahat )
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti
dapat dilihat
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri
paling buruk yang pernah dialami.
9. Pernafasan:
Gejala :
20
10. Interakasi sosial
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal :
penyakit, perawatan di RS
Tanda :
Dispnea berat
Gelisah
Sianosis
Perubahan GDA
Hipoksemia
21
tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan
umum
6. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas
biologis
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
fungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan
yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan
pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya
kompliksi yang dapat dicegah
- Intervensi Keperawatan
2 Ukur dan catat tanda vital tiap supply O2 koroner yang adekuat dapat
jam. dimanifestasikan dengan kestabilan
tanda vital.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat
hari dan saat nyeri dada timbul. nyeri dada timbul berguna untuk
mendiagnosa luasnya infark.
22
NO INTERVENSI RASIONAL
3 Beri kesempatan pada pasien Umpan balik positif dari pasien dan
untuk bertanya tentang hal-hal keluarga menjadi tolak ukur sikap
yang belum dimengerti. kooperatif pasien.
4 Ukur dan catat tand vital Efek dari aktivitas terhadap sirkulasi
sebelum dan sesudah aktivitas. sistemik dan koroner dapat
ditunjukkan dalam peningkatan tanda
vital.
23
NO INTERVENSI RASIONAL
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Ukur dan catat tanda vital tiap Penurunan curah jantung dapat
jam. dimanifestasikan dengan peningkatan
nadi, TD, HR.
24
NO INTERVENSI RASIONAL
ginjal.
25
NO INTERVENSI RASIONAL
rehabilitasi di rumah.
3. EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan :
1. Pasien menunjukan pengurangan nyeri
2. Tidak menunjukan kesulitan dalam bernapas
3. Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
4. Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
5. Mematuhi program perawatan diri
6. Tidak menunjukan adanya komplikasi
26
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9321965/LAPORAN_PENDAHULUAN_AKUT_MI
OKARD_INFARK_AMI
28