A. Pengertian
Informed Consent merupakan proses komunikasi antara tenaga kesehatan
dan pasien tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter
atau perawat selaku tenaga medis terhadap pasien yang kemudian dilanjutkan
dengan penandatanganan formulir Informed Consent secara tertulis. Hal ini
didasari atas hak seorang pasien atas segala sesuatu yang terjadi pada
tubuhnya serta tugas utama tenaga kesehatan dalam melakukan upaya
penyembuhan pasien.
1. Threshold elements
2. Information elements
Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan
understanding (pemahaman).
Dalam hal ini, seberapa ”baik” informasi harus diberikan kepada pasien,
dapat dilihat dari 3 standar, yaitu :
b. Standar Subyektif
a. Dinyatakan (expressed)
Meskipun consent jenis ini tidak memiliki bukti, namun consent jenis
inilah yang paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-hari.
c. Proxy Consent
Adalah consent yang diberikan oleh orang yang bukan pasien itu sendiri,
dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara
pribadi, dan consent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan
diberikan oleh pasien (bukan baik untuk orang banyak).
D. Landasan Hukum
Bab II ( Persetujuan)
a. Pasal 2 ayat (1) : Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien harus mendapatkan persetujuan.
b. Pasal 2 ayat (2) : Persetujuan dapat diberikan secara tertulis atau lisan.
c. Pasal 2 ayat (3) : Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan
setelah pasien mendapat informasi yang adekuat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta risiko yang ditimbulkannya.
d. Pasal 2 ayat (4) : Cara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikan
dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.
e. Pasal 3 ayat (1) : Setiap tindakan medis yang mengandung risiko tinggi
harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
Permasalahan yang terjadi adalah apakah isi dari formulir informed consent
itu sudah memenuhi asas konsensualisme dan asas kebebasan berkontrak
serta asas mengikat sebagai undang-undang. Bahwa formulir informed
consent merupakan suatu perjanjian pelaksanaan tindakan medik antara
dokter dengan pasien atau keluarganya. Oleh karena itu, isi dari formulir
informed consent harus memenuhi syarat sahnya perjanjian secara umum
yang diatur di dalam Pasal 1320 KUH Perdata dan juga asas kebebasan
berkontrak.
Hal-hal yang harus dijelaskan oleh tenaga kesehatan
Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
c. Altematif tindakan lain, dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
f. Perkiraan pembiayaan
E. Pembatalan
Pembatalan apabila syarat subyektif tidak terpenuhi mengakibatkan suatu
perjanjian tidak sah secara hukum. Perjanjian akan menjadi batal apabila
salah satu pihak memohon pembatalan.
G. Saran
H. Kesimpulan
4 hal yang harus diperhatikan
a. Tidak adanya paksaan
b. Kecakapan atau tanggapnya pasien terhadap penjelasan
c. Informasi yang cukup
d. Dokumentasi
D. Dokumentasi
Aspek yang juga tak kalah penting adalah pendokumentasian. Hak
memberikan persetujuan juga mencakup menolak dan menerima bahwa
pasien juga dapat megubah pikiran mereka. Segala bentuk kekhawatiran,
persetujuan, penolakan dan pertanyaan pasien harus didokumentasikan.
Selain itu, pada awal 1998 penganjuran untuk adanya pencatatan
pernyataan pemahaman pasien.
Contoh Informed Consent