Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY.

RT
DI LING. KAMPUS DE LA SALLE MANADO

DISUSUN OLEH :

THALIA F.M SIANGKA (16061061)

ALFIONITA MAKASIHI (16061107)

MERCY TENDAGE (16061174)

MELISA KALUASI (16061084)

CHRISTY SENDOW (16061)

ERIKA KINDANGEN (16061133)

MEGA TANGKA (16061172)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
penyertaan-Nya sehingga kelompok kami sudah bisa menyelesaikan makalah iini
dengan baik dan tepat waktu serta dapat menyelesaikan implementasi keperawatan
pada klien yang kami tangani dengan baik.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak halangan dan tantangan bagi kami
dalam proses penyelesaian tugas ini, tapi kelompok kami bisa menyelesaikannya
dengan baik karena partisipasi dari setiap anggota kelompok sehingga tugas
kelompok kami bisa selesai dengan baik.
Kami juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan mengenai materi
yang disampaikan dalam makalah ini, tapi kami berharap makalah ini dapat berguna
bagi kita sebagai bahan pembelajaran kita mengenai asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami hipertensi.

Manado, 30 April 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 3
1.3. TUJUAN MAKALAH ............................................................................................. 3
BAB II ...................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 1
2.1. PENGERTIAN ......................................................................................................... 1
2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI ................................................................................ 2
2.3. ETIOLOGI ............................................................................................................... 4
2.4. FAKTOR PREDISPOSISI ....................................................................................... 6
2.5. PATOFISIOLOGI .................................................................................................... 7
2.6. MANIFESTASI KLINIS ......................................................................................... 8
2.7. PATHWAY.............................................................................................................. 9
2.8. KLASIFIKASI ....................................................................................................... 10
2.9. KOMPLIKASI ....................................................................................................... 11
2.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG ....................................................................... 12
2.11. PENATALAKSANAAN ................................................................................... 12
2.12. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ............................................. 15
BAB III .................................................................................................................................. 30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R.T ...................................................................... 30
1. PENGKAJIAN ............................................................................................................... 30
BAB IV .................................................................................................................................. 53
PENUTUP.............................................................................................................................. 53
4.1. KESIMPULAN ...................................................................................................... 53
4.2. SARAN .................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 54
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 55

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan

penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat

dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga

membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.

Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya

(kematian) yang tinggi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka

kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian

epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6 % penduduk yang

berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya

kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi

dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya

gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi

seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan

makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan

ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu

sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang

mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara

1
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan

hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda

dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya. Obesitas merupakan ciri

dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah

penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak

obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas

saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.

Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada

gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu,

banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di

masyarakat belum terdiagnosis.

Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30

tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih

awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya pada

situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali ke normal

lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak

pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan

“hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran normal, kita

menyebutnya “hipertensi perbatasan” namun, jika angkanya diatas normal secara

konsisten, penyakitnya telah berkembang ketahap “stabil” hipertensi kronis bisa

memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit

mengetahui orang-orang muda dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari

200/120 samapi 250-140. (Hans p. wolf. 2006 : h 63)

2
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari hipertensi?

2. Apa saja tanda dan gejala dari hipertensi?

3. Apa yang menyebabkan penyakit hipertensi?

4. Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk hipertensi?

5. Bagaimana pengobatan untuk hipertensi?

1.3. TUJUAN MAKALAH

1. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi.

2. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi.

3. Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi.

4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.

5. Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada

populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan

tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer, 2001)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika

tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar

dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg

untuk Diastolik.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih

tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80

mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi

kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan

darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka

beberapa minggu.

1
2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya
terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada
linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri
terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta
dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan
elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki
lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke
jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak sekali cabang
yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan
arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol
mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri menditribusikan
darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang
terdiri dari 3 lapisan yaitu :

2
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan
terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic
dan termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan
ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin, 2006)
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding
arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh
darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila
terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung
dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari
suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-
hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan
yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai
empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem
retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung
dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke
dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ,
terutama dalam vili usus.
f. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna
satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-alat
tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan
3
vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus
yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena
pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang
mengarah ke jantung.

2.3. ETIOLOGI

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara

mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan

penyebab medisnya.Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab

tertentu (hipertensi sekunder).

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa

perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-

10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya

pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor

pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau

norepinefrin (noradrenalin).

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

4
1. Penyakit Ginjal

- Stenosis arteri renalis

- Pielonefritis

- Glomerulonefritis

- Tumor-tumor ginjal

- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal

- Hiperaldosteronism

- Sindroma Cushing

- Feokromositoma

3. Obat-obatan

- Pil KB

- Kortikosteroid

- Siklosporin

- Eritropoietin

- Kokain

- Penyalahgunaan alkohol

- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya

- Koartasio aorta

- Preeklamsi pada kehamilan

- Porfiria intermiten akut

- Keracunan timbal akut

5
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :

1. Peningkatan kecepatan denyut jantung

2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama

3. Peningkatan TPR yang berlangsung lama

2.4. FAKTOR PREDISPOSISI

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal

seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada

penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.

Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya

Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang

olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan

Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang

bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada

saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara

intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan

tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka

kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal

ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat

yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi

Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan

terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

6
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.5. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system

saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi

sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bias terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,

yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air

7
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

2.6. MANIFESTASI KLINIS

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun

secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan

dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud

adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;

yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan

tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

berikut:

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Mual

- Muntah

- Sesak nafas

- Gelisah

- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati

hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

8
2.7. PATHWAY

9
2.8. KLASIFIKASI

The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure membuat suatu klasifikasi baru yaitu :

Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih *


Kategori Sistolik Diastolik
(mmhg) (mmhg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi †
Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik

dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori

yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang

dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih

tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80

mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi

kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan

darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka

beberapa minggu.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau

lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih

dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan

dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;

tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus

10
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan

menurun drastis.

Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan ( pregnancy-induced

hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya

reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi

peningkatan curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah

meningkat secara drastis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah

diakomodasikan oleh penurunan responsifitas vascular terhadap hormon-hormon

vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada

kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi

penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga

peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah jantung dan

tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik yang

mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya bagi wanita dan dapat

menyebabkan kejang,koma, dan kematian.

2.9. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM

POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah

diantaranya:

- Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient

ischemic attack (TIA).

- Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut

(IMA).

- Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.

- Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

11
2.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas

kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi:

- Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi

bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari

penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia

darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL.

- Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat

mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain,

seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan ekordiografi.

- Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM)

kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum

(peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi

pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa

protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)

- Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan

2.11. PENATALAKSANAAN

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena

olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar

peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat

digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke

dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Pengobatan non obat (non farmakologis)

2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

12
Pengobatan non obat (non farmakologis)

Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah

sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya

ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan

non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek

pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.

Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan

ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan

sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem

saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit

sebanyak 3-4 kali seminggu.

5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang

beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

1. Diuretik

13
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya

pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

2. Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf

yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa,

Klonidin dan Reserpin.

3. Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya

pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui

mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah :

Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati,

karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah

turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada

orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga

pemberian obat harus hati-hati.

4. Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi

otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :

Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian

obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

5. Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh

14
obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin

timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

6. Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat

kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :

Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :

sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

7. Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II

pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan

yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang

mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko

terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

2.12. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Aktivitas/Istirahat

Gejala : kelemehan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan

penyakit serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.

Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan

untuk menegakan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin berhubungna dengan

regimen obat ). Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis ; perbedaan

15
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau

brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.

Frekuensi/irama : takikardia berbagai disritmia.

Bunyi jantung : terdengar S2 pada dasar ; S3 (CHF dini); S4 (pergeseran ventrikel

kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur stenosis valvular.

Ekstremitas ; perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer) ; pengisian

kapiler mungkin melambat /tertunda (vasokonstriksi)

Integritas Ego

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik

(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress multiple (hubungan,

keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)

Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang

meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik

cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.

Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat

penyakit ginjal dimasa lalu)

Makanan/Cairan

Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur); kandungan

tinggi kalori. Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini

(meningkat/menurun).

Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau

tertentu); kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik)

Neurosensori

16
Gejala : keluhan pening/pusing. Berdenyut. Sakit kepala suboksipital (terjadi saat

bangun dan menghilang secara spontan stelah beberapa jam ). Episode

kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan

kabur). Episode epistaksis.

Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses

pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

tangan dan /atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari

sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan

edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya

hipertensi.

Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul

pada tungkai/klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit

kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen/massa

(feokromositoma)

Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea, dispnea

nokturnal paroksismal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. Riwayat merokok.

Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan. Bunyi napas

tambahan (krekles/mengi). Sianosis.

Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan. Episode parestesia unilateral transien.

Hipotensi posturnal.

Pembelajaran/Penyuluhan

17
Gejala : faktor-faktor risiko keluarga :hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,

DM, penyakit serebrovaskular/ginjal.

Faktor-faktor risiko etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia tenggara. Penggunaan

pil KB atau hormone lain; penggunaan obat/alcohol.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan

afterload, vasokontriksi pembuluh darah.

b. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen otak

c. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

d. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia

miokard

e. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan cairan

intravaskular

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

g. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan

dengan Misinterpretasi informasi

i. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia )

j. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan

3. Rencana Keperawatan

TUJUAN DAN KRITERIA


NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 Gangguan perfusi Setelah diberikan asuhan 1. Pantau TD, catat  Normalnya autoregulasi
serebral keperawatan diharapkan adanya hipertensi mempertahankan aliran
berhubungan pasien dapat mencapai atau sistolik secara darah otak yang konstan
dengan penurunan mempertahankan tingkat terus menerus dan pada saat ada fluktuasi TD

18
suplai oksigen umum sadar penuh,bebas dari tekanan nadi yang sistemik. Kehilangan
otak gejala atau komplikasi semakin berat. autoregulasi dapat
neurologis merugikan dengan mengikuti kerusakan
kriteria hasil : kerusakan vaskularisasi
 Pasien 2.
dapat Pantau frekuensi serebral lokal/menyebar.
mendemonstrasikan tanda- jantung, catat  Perubahan pada ritme
tanda vital stabil adanya Bradikardi, (paling sering Bradikardi)
Tacikardia atau dan Disritmia dapat
bentuk Disritmia timbul yang mencerminkan
lainnya. adanya depresi/trauma
pada batang otak pada
pasien yang tidak memiliki
kelainan jantung
3. Pantau sebelumnya.
pernapasan  Napas yang tidak teratur
meliputi pola dan dapat menunjukkan lokasi
iramanya. adanya gangguan serebral
dan memerlukan intervensi
4. Catat status yang lebih lanjut.
neurologis dengan  Pengkajian
teratur dan kecenderungan adanya
bandingkan perubahan tingkat
dengan keadaan kesadaran adalah sangat
normalnya berguna dalam
menentukan lokasi
penyebaran/luasnya dan
perkembangan dari
5. Berikan obat anti kerusakan serebral.
hipertensif misal
diazoksida  Efektif dalam
(hiperstat) dan menurunkan tekanan
hidralazin darah untuk mencegah
(apresolin) krisis hipertensif yang
dapat dihubungkan
dengan intoksifikasi PCP.
2 Perubahan nutrisi : Setelah diberikan asuhan 1. Kaji pemahaman  Kegemukan adalah risiko
lebih dari keperawatan diharapkan pasien tentang tambahan terhadap
kebutuhan tubuh pasien mampu hubungan tekanan darah tinggi
berhubungan mengidentifikasi hubungan langsung antara karena disproporsi antara
dengan masukan antara hipertensi dengan hipertensi dan kapasitas aorta dan
berlebih kegemukan, dengan kriteria kegemukan peningkatan curah
sehubungan hasil : jantungberkaitan dengan
dengan kebutuhan  Pasien menunjukkan 2. Bicarakan peningkatan masa tubuh
metabolik. perubahan pola makan pentingnya  kesalahan kebiasaan
 Mempertahankan berat menurunkan makan menunjang
badan dengan pemeliharaan masuka kalori dan terjadinya aterosklerosis
kesehatan optimal batasi batasan dan kegemukan, yang
 Melakukan/mempertahankan lemak, garam dan merupakan predisposisi
program olahraga yang tepat gula hipertensi. Kelebiah

19
secara individual masukan garam
memperbanyak volume
cairan intravaskuler dan
3. Tetapkan dapat merusak ginjal yang
keinginan pasien lebih memperburuk
untuk menurunkan kondisi
berat badan  motivasi
untuk.menurunkan berat
badan adalah internal.
4. Kaji ulang Individu harus
masukan kalori berkeinginan untuk
harian dan pilihan menurunkan berat badan
diet. bila tidak maka program
tidak akan berhasil
.
 Mengidentifikasi
5. Rujuk ke ahli kekuatan/kelemahan
gizi sesuai indikasi dalam program diet
terakhir.membantu dalam
menentukan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan
 Memberikan konseling
dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan diet
individual
3 Kelebihan volume Setelah diberikan asuhan 1. Awasi denyut  Tacikardi dan hipertensi
cairan keperawatan diharapkan jantung, TD, CVP terjadi karena 1.
berhubungan pasien menunjukkan Kegagalan ginjal untuk
dengan edema keseimbangan masukan dan mengeluarkan urine, 2.
haluaran,BB stabil, tanda Pembatasan cairan
vital dalam rentang normal berlebih selama mengobati
dan tak ada oedema dengan 2. Catat pemasukan hipovolemia/hipotensi
kriteria hasil : dan pengeluaran atau perubahan fase
 Menyatakan pemahaman secara akurat. oliguri gagal ginjal dan 3.
diet individu/pembatasan Perubahan pada renin-
cairan 3. Awasi berat angiotensin.
jenis urine  Perlu untuk menentukan
fungsi gnjal, kebutuhan
4. Timbang tiap penggantian cairan
hari dengan alat
dan pakaian yang  Mengukur kemampuan
sama ginjal untuk
mengkonsentrasikan urine
 Penimbangan berat
badan harian adalah
5. Kaji kulit, wajah pengawasan status cairan
area tergantung terbaru. Peningkatan
untuk edema berat badan lebih dari 0,5
6. Berikan obat kg per hari diduga ada
sesuai indikasi

20
(diuretik) retensi cairan.
 Edema terjadi terutama
pada jaringan yang
tergantung pada tubuh
contoh : tangan, kaki, area
lumbosakral
 Membantu dalam
pengeluaran cairan
4 Nyeri Setelah diberikan asuhan 1. Observasi  Mengetahui derajat nyeri
berhubungan keperawatan diharapkan derajat nyeri yang dirasakan pasien dan
dengan pasien Nyeri terkontrol mempermudah intervensi
peningkatan dengan kriteria hasil : selanjutnya
tekanan vascular  Mengungkapkan 2.
metode Pertahankan
serebral dan yang memberikan tirah baring  Meminimalkan
iskemia miokard pengurangan selama fase akut stimulasi/meningkatkan
 Mengikuti regimen relaksasi
farmakologi yang diresepkan3. Berikan tindakan
 Skala nyri 0-1 nonfarmakologi  Tindakan yang
 Wajah pasien tidak meringis untuk menurunkan tekanan
menghilangkan vaskular serebral dan
sakit kepala atau yang memperlambat/
nyeri dada misal, memblok respon simpatis
kompres dingin efektif dalam
pada dahi, pijat menghilangkan sakit
punggung dan kepala dan komplikasinya.
leher, teknik
relaksasi (
panduan imajinasi,
distraksi ) dan  Aktivitas yang
aktivitas waktu meningkatkan
senggang. vasokontriksi
4. Minimalkan menyebabkan sakit kepala
aktivitas pada adanya penigkatan
vasokontriksi yang tekanan vaskular serebral.
dapat
meningkatkan  Mengetahui keadaan
sakit kepala umum pasien. Peningkatan
misalnya, tanda-tanda vital
mengejan saat mengindikasikan nyeri
BAB, batuk belum dapat terkontrol.
panjang,
membungkuk.  Menurunkan/mengontrol
5. Kaji tanda-tanda nyeri dan menurunkan
vital rangsang sistem saraf
simpatis.
 Dapat mengurangi
6. Kolaborasi :
tegangan dan
- Analgesik
ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stres.

21
- Antiansietas
mis, lorazepam,
diazepam
5 Intoleransi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon  Menyebutkan parameter
aktivitas keperawatan diharapkan pasien terhadap membantu dalam mengkaji
berhubungan pasien dapat berpartisipasi aktivitas, respons fisiologi terhadap
dengan Kelemahan dalam aktivitas yang perhatikan stres aktivitas dan bila
umum dan diinginkan/diperukan dengan frekuensi nadi ada, merupakan indikator
ketidakseimbangan kriteria hasil : lebih dari 20 kali dari kelebihan kerja yang
antara suplai dan  Melaporkan peningkatan per menit di atas berkaitan dengan tingkat
kebutuhan oksigen dalam toleransi aktivitas frekuensi istirahat, aktivitas
yang dapat diukur peningkatan
 Menunjukkan penurunan tekanan darah
dalam tanda-tanda intoleransi yang nyata selama
fisiologi /sesudah aktivitas,
dpsnea atau nyeri
dada, keletihan  Teknik menghemat energi
dan kelemahan mengurangi pengguanan
yang berlebihan, energi, juga membantu
diaforesis, pusing keseimbangan antara
atau pingsan suplai dan kebutuhan
oksigen
2. Instruksikan
pasien tentang
teknik
penghematan  Mengidentifikasi sejauh
energi , misalnya mana kemampuan pasien
menggunakan dalam melakukan aktivitas
kursi saat mandi, dan perawatan diri.
duduk saat
menyisir rambut  Kemajuan aktivitas
atau menggosok bertahap mencegah
gigi, melakukan peningkatan kerja jantung
aktivitas dengan tiba-tiba. Memberikan
perlahan bantuan hanya sebatas
3. Kaji sejauh kebutuhan hanya akan
mana aktivitas mendorong kemandirian
yang dapat dalam melakukan
ditoleransi aktivitas.

4. Berikan
dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawata
n diri bertahap jika
dapat ditoleransi
6 Ansietas Setelah diberikan asuhan 1. Observasi  Ansietas ringan dapat
berhubungan keperawatan diharapkan tingkah laku yang ditunjukkan dengan peka
dengan perubahan pasien tampak rileks menunjukkan rangsang dan insomnia.

22
kondisi kesehatan Kriteria hasil: tingkat ansietas Ansietas berat yang
 Melaporkan cemas berkembang kedalam
berkurang sampai hilang keadaan panik dapat
 Mampu mengidentifikasi menimbulkan perasaan
cara hidup yang sehat untuk 2. Tinggal bersama terancam,
membagikan perasaannya pasien, ketidakmampuan untuk
mempertahankan berbicara dan bergerak.
sikap yang tenang.  Menegaskan pada pasien
Mengakui atau atau orang terdekat bahwa
menjawab walaupun perasaan pasien
kekhawatirannya diluar kontrol
dan mengizinkan lingkungannya tetap aman
perilaku pasien
yang umum.
 Memberikan informasi
3. Jelaskan yang akurat yang dapat
prosedur, menurunkan kesalahan
lingkungan interpretasi yang dapat
sekeliling atau berperan pada reaksi
suara yang ansietas
mungkin didengar
oleh pasien  Rentang perhatian
mungkin menjadi pendek,
4. Bicara singkat konsentrasi berkurang
dengan kata yang membatasi
sederhana. kemampuan untuk
menerima informasi.

5. Kurangi  Menciptakan lingkungan


stimulasi dari luar yang terapiutik
: tempatkan pada
ruangan yang
tenang, kurangi
lampu yang terlalu
terang, kurangi
orang jumlah
orang yang
berhubungan
dengan pasien
7 Koping individu Setelah diberikan asuhan 1. kaji keefektifan  Mekanisme adaptif perlu
tidak efektif keperawatan diharapkan strategi koping untuk mengubah pola
berhubungan pasien mampu dengan hidup seseorang,
dengan Krisis mengidentifikasi perilaku mengobservasi mengatasi hipertensi
situasional koping efektif dengan kriteria perilaku misal, kronik dan
hasil : kemampuan mengintegrasikan terapi
 Menyatakan kesadaran menyatakan yang diharuskan ke dalam
kemampuan koping/kekuatan perasaan dan kehidupan sehari-hari
pribadi perhatian,
 Mengidentifikasi potensial keinginan dalam
situasi stres dan mengambil partisipasi dalam  Manifestasi mekanisme

23
langkah untuk menghindari rencana koping maladaptif
atau mengubahnya. pengobatan mungkin merupakan
 Mendemonstrasikan 2. Bantu pasien indikator marah yang
pengguanaan keterampilan untuk ditekan dan diketahui
atau metode koping efektif mengidentifikasi telah menjadi penentu
stresor spesifik utama TD diastolik
dan kemungkinan  Keterlibatan memberikan
strategi untuk pasien perasan kontrol
mengatasinya diri yang berkelanjutan,
memperbaiki keterampilan
3. Libatkan pasien koping, dan dapat
dalam meningkatkan kerja sama
perencanaan dalam regimen terapeutik
perawatan dan beri
dorongan
partisipasi  Fokus perhatian pasien
maksimum dalam terhadap realitas situasi
rencana yang ada relatif terhadap
pengobatan pandangan pasien tentang
apa yang diinginkan.

4. Dorong pasien  Perubahan yang perlu


untuk harus diprioritaskan
mengevaluasi secara realistik untuk
prioritas/tujuan menghindari rasa tidak
hidup. Tanyakan ” menentu dan tidak
apakah yang anda berdaya.
lakukan
merupakan apa
yang anda
inginkan?”
5. Bantu pasien
utuk
mengidentifikasi
dan mulai
merencanakan
perubahan hidup
yang perlu. Bantu
untuk
menyesuaikan
daripada
membatalkan
tujuan
diri/keluarga
8 Kurang Setelah diberikan asuhan 1. Kaji kesiapan  Kesalahan konsep dan
pengetahuan keperawatan diharapkan dan hambatan menyangkal
mengenai kondisi pasien menyatakan dalam belajar. diagnosakarena perasaan
dan rencana pemahaman tentang proses Termasuk orang sejahtera yang sudah lama
pengobatan penyakit dan regimen terdekat dinikmati mempengaruhi
berhubungan pengobatan dengan kriteria minat pasien/orang

24
dengan hasil : terdekat untuk
Misinterpretasi  Mengidentifikasi efek mempelajari penyakit,
informasi samping obat dan kemajuan dan prognosis.
kemungkinan komplikasi Bila pasien tidak
yang perlu diperhatikan menerima realitas bahwa
 Mempertahankan TD dalam2. Tetapkan dan membutuhkan pengobatan
parameter normal nyatakan batas TD kontinu, maka perubahan
normal. Jelaskan perilaku tidak akan
tentang hipertensi dipertahankan.
efeknya pada  Pemahaman bahwa
jantung, pembuluh tekanan darah tinggi
darah, ginjal dan dapat terjadi tanpa gejala
otak. adalah untuk
3. Hindari memungkinkan pasien
mengatakan TD ” melanjutkan pengobatan
normal ” dan meskipun ketika merasa
gunakan istilah ” sehat.
terkontrol dengan  Karena pengobatan untuk
baik ” saat hipertensi adalah
menggambarkan sepanjang kehidupan,
TD pasien dalam maka dengan
batas yang penyampaian ide
diinginkan. ”terkotrol” akan
4. Bantu pasien membantu pasien untuk
dalam memahami kebutuhan
mengidentifikasi untuk melanjutkan
faktor-faktor risiko pengobatan/medikasi.
kardiovaskuler  Faktor-faktor risiko ini
yang dapa diubah telah menunjukkan
misal, obesitas, hubungan dalam
diet tinggi lemak menunjang hipertensi dan
jenuh dan penyakit kardiovaskular
kolesterol, pola serta ginjal.
hidup
monoton,merokok,
minum alkohol,
pola hidup penuh
stres.  Dengan mengubah pola
5. Atasi masalah perilaku yang
dengan pasien ”biasa/memberikan rasa
untuk aman”akan sangat
mengidentifikasi menyusahkan. Dukungan,
cara dimana petunjuk dan empati dapat
perubahan gaya meningkatkan
hidup yang tepat keberhasilan pasien dalam
dapat dibuat untuk menyelesaikan tugas
mengurangi  Nikotin meningkatkan
faktor-faktor pelepasan ketokolamin,
penyebab mengakibatkan
Hipertensi peningkatan frekuensi

25
6. Bahas jantung, TD, dan
pentingnya vasokontriksi, mengurangi
menghentikan oksigenasi jaringan, dan
merokok dan meningkatkan beban kerja
bantu pasien miokardium.
dalam membuat
rencana untuk
berhenti merokok.

9 Risiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Pantau TD. Ukur  Perbandingan dari
penurunan curah keperawatan diharapkan pada kedua tekanan memberikan
jantung pasien mampu berpartisipasi tangan/ paha untuk gambaran yang lebih
berhubungan dalam aktivitas yang evaluasi awal. lengkap tentang
dengan menurunkan tekanan darah/ Gunakan ukuran keterlibatan/ bidang
Peningkatan beban kerja jantung dengan manset yang tepat masalah vaskular.
afterload, criteria hasil : dan teknik yang Hipertensi diklasifikasikan
vasokontriksi  Mempertahankan tekanan akurat. pada orang dewasa
pembuluh darah. darah dalam rentang individu sebagai peningkatan
yang dapat diterima tekanan diastolik sampai
 Memperlihatkan irama dan 130, hasil pengukuran
frekuensi jantung yang stabil diastolik di atas 130
dalam rentang normal pasien dipertimbangkan sebagai
peningkatan pertama,
kemudian maligna.
Hipertensisistolik juga
merupakan faktor risiko
2. Catat yang ditentukan untuk
keberadaan, penyakit serebrovaskular
kualitas denyutan dan penyakit iskemi
sentral dan perifer jantung bila tekanan
diastolik 90-115.
 Denyutan karotis
,jugularis,radialis dan
3. Auskultasi tonus femoralis mungkin
jantung dan bunyi terpalpasi. Denyut pada
nafas tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari
vasokontriksi (
peningkatan SVR ) dan
kongesti vena
4. Amati  S4 umum terdengar pada
warnakulit, pasien hipertensi berat
kelembaban, suhu karena adanya hipertrofi
dan masa atrium. Adanya krakel,
pengisian kapiler mengi dapat
mengindikasikan kongesti
paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal
5. Pertahankan jantung kronik
pembatasan  Adanya pucat, dingin,

26
aktivitas seperti kulit lembab dan masa
istirahat di tempat pengisian kapiler lambat
tidur/ kursi, jadwal mungkin berkaitan dengan
periode istirahat vasokontriksi atau
tanpa gangguan, mencerminkan
bantu pasien dekompensasi/penurunan
melakukan curah jantung.
aktivitas  Menurunkan stres dan
perawatan diri ketegangan yang
sesuai kebutuhan mempengaruhi tekanan
6. Berikan darah dan perjalanan
lingkungan penyakit hipertensi
tenang, nyaman,
kurangi aktivitas /
keributan
lingkungan.Batasi
jumlah  Membantu untuk
pengunjung dan menurunkan rangsang
lamanya tinggal. simpatis; meningkatkan
7. Kolaborasi : relaksasi.
- Berikan obat-
obat sesuai
indikasi seperti
Diuretik tiazid dan  Tiazid mungkin
vasodilator digunakan sendiri atau
dicampur dengan obat lain
untuk menurunkan TD
pada pasien dengan fungsi
ginjal yang relatif normal.
Diuretik ini memperkuat
agen-agen antihipertensi
lain dengan membatasi
retensi cairan. Vasodilator
menurunkan aktivitas
kontriksi arteri dan vena
pada ujung saraf simpatik.
10 Risiko Setelah diberikan asuhan 1. Jauhkan dari  Meminimalkan risiko
injuri/cedera keperawatan diharapkan benda-benda tajam cedera
berhubungan pasien tidak mengalami suatu
dengan injury dalam perawatan di 2. Berikan  Meminimalkan terjadinya
penglihatan ganda rumah sakit maupun di penerangan yang benturan
( diplopia ) rumah dengan kriteria hasil : cukup  Meminimalkan klien
- Pasien tidak mengalami 3. Usahakan lantai jatuh
cedera. tidak licin dan  Menghindari klien
basah terjatuh pada saat
4. Pasang side rail istirahat
5. Anjurkan pada  Untuk
keluarga klien meningkatkan menjaga
untuk selalu keamanan
menemani klien

27
dalam beraktivitas

4. Evaluasi

Dx 1: Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil

Dx 2: Pasien menunjukkan perubahan pola makan

Mempertahankan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal

Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual

Dx 3: Pasien menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran,BB stabil, tanda

vital dalam rentang normal dan tak ada oedema

Menyatakan pemahaman diet individu/pembatasan cairan

Dx.4: Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

Skala nyri 0-1

Wajah pasien tidak meringis

Dx.5:Pasien tampak rileks

Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

Dx.6 : Pasien tampak rileks

Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

Dx.7 : Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi

Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk menghindari

atau mengubahnya.

Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan atau metode kopi

Dx.8 : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu

diperhatikan

28
Mempertahankan TD dalam parameter normal

Dx.9 : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam rentang normal pasien

Dx.10 : Pasien tidak mengalami cedera

29
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R.T

1. PENGKAJIAN

TglPengkajian : 23-04-2019

WaktuPengkajian : 17:00

Auto Anamnese :√

AlloAnamnese :√

I. IDENTIFIKASI
A. Klien
Nama Initial : Ny. R.T
Tempat/tgl.Lahir (umur) : Sangihe, 20 September 1975(43 thn)
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak : 4 (empat)
Agama/suku : Kristen/Sangihe
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga
AlamatRumah : Jl. Kampus Delasalle Manado

B. PenanggungJawab
Nama : Tn. P.S
Alamat : Jl. Kampus Delasalle
Hubungan dengan klien : Suami

30
II. DATA MEDIK
A. Dikirim oleh : -
B. Diagnosa Medik :
 Saat Masuk : Hipertensi
 Saat pengkajian : Hipertensi
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Keluhan utama : pusing, sakit kepala, tegang diarea
belakang leher
Riwayat Penyakit Sekarang : pusing, sakit kepala, tegang diarea
belakang leher dan mudah lelah
Klien tampak sakit : ringan/ sedang/ berat/ tidaktampaksakit.
Alasan :Tak bereaksi/ baring lemah/ duduk/ aktif/
gelisah/ posisitubuh/ pucat, sianosis, sesaknafas
Penggunaan alat medik : tidak ada
B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
 Kualitatif : Compos Mentis
 Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : - ResponMotorik :6
- ResponBicara :5
- ResponMembukamata :4
+
Jumlah : 15
Kesimpulan : Pasien dalam keadaan sadar penuh
 Flapping Tremor/asterixis : Negatif
2. TekananDarah : 130/80 mmHg
MAP : 97 mmHg
Kesimpulan : tidak ada gangguan perfusi jaringan
3. Suhu : 36 0C □ Axilla
4. Nadi 90 x/menit
5. Pernafasan : Frekuensi 20 x/menit
Irama: Teratur
Jenis: Dada
31
C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 26 cm 3. Tinggi badan : 150 cm
2. Lipat kulit triceps :…..cm 4. Berat badan : 55 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 24,4 kg/m2
Kesimpulan : tergolong dalam kategori normal

D. GENOGRAM

√ √

8
8
8

Keterangan :
: pria
: wanita
/ : meninggal
: pasien
/ : memiliki riwayat hipertensi
: tinggal serumah
Kesimpulan : penyakit yang diderita klien adalah penyakit keturunan yang
diperoleh dari orang tuanya, klien tinggal serumah dengan suami, ayah
mertua dan dua orang anaknya.

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit, sebelum sakit klien jarang memeriksakan
diri ke dokter atau puskesmas
32
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sejak sakit sering merasakan pusing dan mudah lelah.
Klien mengatakan mengkonsumsi obat amlodipine setiap hari tapi kalau
kehabisan obat tersebut klien mengkonsumsi obat herbal berupa rebusan
daun papaya.

2. Data Objektif
Observasi
 Kebersihan rambut : agak berminyak
 Kulit kepala : agak berminyak
 Kebersihan kulit : berminyak
 Hygiene rongga mulut : bersih
 Tanda / scar vaksinasi : Cacar

B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan makan 3 kali/hari dengan jenis makanan nasi, ikan
dan sayur. Porsi makan dihabiskan. Minum 4-5 gelas/hari, klien kurang
mengkonsumsi air putih . Klien mengatakan sering terlambat makan
dan sering makan makanan berlemak
b. Keadaan sejak sakit
Sejak sakit, klien mengatakan makan 3 kali/hari dengan jenis makanan:
nasi, ikan dan sayur dengan porsi dihabiskan. Minum 7-8 gelas/hari.
Klien mengatakan masih sering terlambat makan dan sudah tidak
mengonsumsi daging dan susu

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
 Keadaan rambut : agak berminyak
 Hidrasi kulit : baik

33
 Palpebrae : tidak ada edema……………….konjungtiva :
anemis
 Sclera : anikterik
 Hidung : bersih
 Rongga mulut : bersih Gusi : tidak ada luka
 Gigi geligi : bersih Gigi palsu :tidak ada
 Kemampuan mengunyah keras : tidak bisa mengunyah keras
 Lidah : simetris Tonsil : tidak ada kelainan
 Pharing : tidak ada kelainan
 Kelenjar getah bening leher : tidak ada edema
 Kelenjar parotis : tidak ada edema
 Kelenjartiroid : tidak ada edema
 Abdomen
Inspeksi : Bentuk : simetris dan lemas
Bayangan vena : tidak kelihatan
Benjolan vena : tidak kelihatan
Auskultasi : peristaltic : tidak dikaji
Palpasi : Tandanyeriumum : tidak ada
Massa : tidak ada
Hidrasikulit : baik
Nyeri tekan : tidak ada
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembengkakan
Perkusi
Ascites : Negatif
Kelenjar limfe inguinal
Kulit :
Spider naevi : Negatif
Eremic frost : Negatif
Edema : Negatif
Icteric : Negatif
Tanda radang : tidak ada radang
Lesi : tidak ada lesi

34
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subjektif 0 :mandiri
a. Keadaan sebelum sakit : 1 :bantuanalat
BAB : 1 kali sehari bentuk lembek
2 :bantuan orang lain
BAK : 4-5 kali sehari
3 :bantuan orang danalat
b. Keadaan sejak sakit :
BAB : 1 kali sehari sekali BAB 4 :bantuanpenuh
BAK : 5-6 kali sehari

2. Data Objektif
a. Observasi :
BAB dan BAK secara mandiri tanpa bantuan orang lain
b. Pemeriksaan fisik
 Palpasi supra pubica : kandung kemih: kosong
Nyeri ketuk, ginjal : Kiri :Negatif
Kanan:Negatif
c. Pemeriksaan diagnostic
 Laboratorium : -

D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara
mandiri tanpa bantuan orang lain dan jarang berolahraga
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan bisa melakukan kegiatan sehari-hari namun
terganggu karena merasa pusing dan sakit kepala. Klien mengatakan
sulit berkonsentrasi

2. Data objektif
a. Observasi
 Aktivitasharian
Makan :2

35
Mandi :2
Berpakaian :2
Kerapian :2
Buang Air Besar :2
Buang Air Kecil :2
Mobilisasi di tempat tidur :2
Ambulasi : mandiri / tongkat / kursiroda/
tempattidur
 Postur tubuh : berisi
 Gaya jalan : tidak ada masalah
 Anggota gerak yang cacat : tidak ada
 Fiksasi : tidak ada
 Tracheostomic : tidak ada
b. PemeriksaanFisik
 JVP :……cm H2O (tidak dikaji)
 Kesimpulan : -
 Perfusi pembuluh perifer kuku : < 2 detik
 Thoraksdanpernapasan
Inspeksi :
bentuk thoraks : simetris
Stridor : negative
Dyspnea d’ effort : negative
Sianosis : negative
 Jantung
Inspeksi : ictus cordis : ICS 5 linea midclavicularis kiri,
tidak terlihat
Klien menggunakan alat pacu jantung : negative
Palpasi : ictus cordis
Thrill : negative
Auskultasi :
Murmur : negative
HR : 90 x/menit
Bruit Aorta : Negatif

36
A. Renalis : Negatif
A. Femoralis : Negatif
 Lengan dan tungkai
Atrofiotot : negative
Rentanggerak : tidak ada
Matisendi : tidak ada
Kakusendi : tidak ada
Ujikekuatanotot :
kiri :
1 2 3 4 5

Kanan : 1 2 3 4 5

Refleksfisiologik :
Reflekspatologik :Babinski, kiri : negative
Kanan : negative
ClubingJari-jari: Negatif
VaricesTungkai: Negatif

 Columna vertebralis

Inspeksi : kelainan bentuk: tidak ada


Palpasi : nyeritekan : negative
Kakukuduk : tidak ada
E. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Data Subjektif

 Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidur selama 6-7 jam di malam hari, tidur nyenyak
dan tubuh terasa segar ketika bangun dipagi hari. Klien mengatakan
sering bangun pagi untuk berbelanja ke pasar

 Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari

2. Data Objektif

37
a. Observasi
Expresiwajahmengantuk : Negatif
Banyakmenguap : Negatif
Palpebrae inferior berwarnagelap : Negatif

F. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan penglihatannya baik dan pendengaran masih baik.
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan penglihatan dan pendengaran baik dan tidak ada
kelainan. Klien mengatakan merasa khawatir terhadap kondisi
kesehatannya

2. Data Objektif
a. Observasi
Klien mampu berbicara dengan baik dengan respon verbal, dank lien
menggunakan kacamata
b. PemeriksaanFisik
 Penglihatan
o Cornea : normal
o Pupil : normal
o Tekanan Intra Ocular : tidak ada peningkatan tekanan intra
okular
 Pendengaran
o Pina : bersih dan tidak ada benjolan
o Canalis : bersih
o Membran Tympani : normal
 Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai : baik
 NI : normal
 N II : penglihatan baik
 N V Sensorik : klien mampu menggerakkan rahang
atas dan bawah

38
 N VIII ;Pendengaran : normal
 Tes Romberg : negative

G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan mengetahui tentang dirinya dan keluarganya, klien
sangat semangat dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari dilingkungan
keluarga dan masyarakat
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan agak terganggu saat melakukan aktivitas karena
merasa pusing dan mudah lelah
2. Data Objektif
a. Observasi
 Kontak mata : baik
 Rentang perhatian : baik
 Suara dan cara bicara : klien bicara dengan baik
 Postur tubuh : berisi
b. Pemeriksaan Fisik
Kelainanbawaan yang nyata : tidak ada
 Abdomen :Bentuk : simetris, lemas
BayanganVena : tidak terlihat
Bayangan massa : tidak ada
 Kulit :LesiKulit : terdapat lesi pada kaki sebelah kiri
 Pengguna protesa : tidak ada

H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
masyarakat
b. Keadaan sejak sakit

39
Klien mengatakan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
dapat mengontrol dirinya
2. Data Objektif
Observasi
Klien tampak memberi respon yang baik pada perawat saat dikaji
I. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan menggunakan KB suntik setiap tiga bulan
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan menggunakan KB suntik setiap tiga bulan

J. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakit


klien mengatakan dapat mengontrol dirinya, keluarga membantunya
mengatasi masalah
b. Keadaan sejak sakit
klien mengatakan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
penyakitnya
2. Data Objektif
a. Observasi
Ekspresi wajah tampak lelah
K. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakit


Klien mengatakan sering beribadah di kelompok kaum ibu dan
beribadah di gereja pada hari minggu, klien juga mengatakan sering
berdoa dan membaca alkitab

b. Keadaan sejak sakit


Klien mengatakan masih melaksanakan kegiatan keagamaan dengan
baik seperti bisanya

40
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengatakan sering merasa 1. Klien tampak lelah karena
tegang di area belakang leher melakukan pekerjaan di rumah
2. Klien mengatakan sering merasa 2. Klien tampak marah-marah
sakit kepala 3. Klien tampak menunjukkan daerah
3. Klien mengatakan dada klien sering nyeri
nyeri 4. Klien tampak gelisah
4. Klien mengatakan sering merasa 5. Klien tampak cemas
pusing dan mual 6. Klien tampak tegang
5. Klien mengatakan mudah lelah 7. Klien tampak tidak mampu
6. Klien mengatakan memiliki riwayat menjalankan perilaku hidup sehat
penyakit maag 8. TD : 130/80 mmHg
7. Klien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi bawaan keluarga (kedua
orang tua klien)
8. Klien mengatakan jarang
memeriksakan diri ke
dokter/puskesmas
9. Klien mengatakan pertama kali
mengetahui bahwa dirinya menderita
penyakit hipertensi saat berumur 41
tahun, saat pergi ke dokter untuk
memeriksa penyakit maagnya
10. Klien mengatakan mengkonsumsi
obat darah tinggi secara rutin baru
sekitar 1 minggu terakhir
11. Klien mengatakan sebelum rutin
mengkonsumsi obat darah tinggi
klien hanya mengkonsumsi rebusan
daun pepaya yang sudah kuning
untuk menurunkan tekanan darah dan
gejala yang dirasakan, saat obat dari
dokter sudah habis
12. Klien mengatakan kurang
menkonsumsi air putih
13. Klien mengatakan sulit
berkonsentrasi
14. Klien mengatakan merasa khawatir
terhadap kondisi kesehatannya
15. Klien mengatakan jarang olahraga
16. Klien mengatakan pola makan tidak
teratur (sering terlambat makan)
17. Klien mengatakan masih
mengkonsumsi makanan yang
berlemak

41
ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS :
1. Klien mengatakan Ketidakmampuan Pemeliharaan kesehatan
jarang memeriksakan mengatasi masalah tidak efektif
diri ke individu
dokter/puskesmas
2. Klien mengatakan
jarang olahraga
3. Klien mengatakan
pola makan tidak
teratur (sering
terlambat makan)
4. Klien mengatakan
masih mengkonsumsi
makanan yang
berlemak
DO :
1. Klien tampak tidak
mampu menjalankan
perilaku hidup sehat
2. TD : 130/80 mmHg
DS :
1. Klien mengatakan Gejala Penyakit Gangguan rasa nyaman
sering merasa tegang
di area belakang leher
2. Klien mengatakan
sering merasa sakit
kepala
3. Klien mengatakan
dada klien sering nyeri
4. Klien mengatakan
sering merasa pusing
dan mual
5. Klien mengatakan
mudah lelah
DO :
1. Klien tampak
menunjukkan daerah
nyeri
2. Klien tampak lelah
karena melakukan
pekerjaan di rumah
3. Klien tampak marah-
marah
4. Klien tampak gelisah
5. Klien tampak cemas

42
6. TD : 130/80 mmHg

DS :
1. Klien mengatakan Krisis Situasional Ansietas
sulit berkonsentrasi
2. Klien mengatakan
merasa khawatir
terhadap kondisi
kesehatannya
DO :
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak cemas
3. Klien tampak tegang
4. TD : 130/80 mmHg

43
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA PERENCANAAN
HARI/TGL
KEPERAWATAN HASIL INTERVENSI RASIONAL
Selasa/23 Pemeliharaan kesehatan tidak Setelah dilakukan intervensi Mandiri : Mandiri :
April 2019 efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam
ketidakmampuan mengatasi kepada Ny.R.T diharapkan 1. Anjurkan klien untuk 1. Menerapakan pola
masalah individu yang ditandai masalah pemeliharaan menerapkan pola hidup sehat hidup sehat dapat
dengan : kesehatan tidak efektif dapat meminimalisir
DS : teratasi dengan kriteria hasil : terjadinya
1. Klien mengatakan jarang 1. Klien rutin penyakit yang
memeriksakan diri ke memeriksakan beresiko
dokter/puskesmas kesehatannya ke 2. Ajarkan klien cara mencuci 2. Mencuci tangan
2. Klien mengatakan jarang dokter/puskesmas tangan bersih bersih merupakan
olahraga 2. Klien rutin salah satu perilaku
3. Klien mengatakan pola berolahraga hidup bersih dan
makan tidak teratur 3. Pola makan klien sehat , sehingga
(sering terlambat makan) teratur klien dapat
4. Klien mengatakan masih 4. Klien mengurangi menerapkan cara
mengkonsumsi makanan konsumsi makanan mencuci tangan
yang berlemak yang berlemak yang baik untuk
5. Klien mengatakan 5. Klien mengkonsumsi meminimalisir
kurang mengkonsumsi air putih 8 gelas /hari terkenanya kuman
air putih dan bakteri di
DO : tangan
1. Klien tampak tidak 3. Anjurkan klien untuk 3. Makanan
mampu menjalankan mengurangi konsumsi berlemak dapat
perilaku hidup sehat makanan yang berlemak memicu terjadinya
2. TD : 130/80 mmHg penyakit yang
beresiko

44
4. Anjurkan klien untuk rutin 4. Rutin
melakukan pemeriksaan memeriksakan
kesehatannya ke kesehatan ke
dokter/puskesmas dokter/puskesmas
dapat mengetahui
kondisi kesehatan
5. Anjurkan klien untuk 5. Konsumsi air
mengkonsumsi air putih 8 putih dengan baik
gelas/ hari dapat
memperlancar
filtrasi darah di
ginjal
6. Berikan pendidikan 6. Penggunaan obat
kesehatan mengenai herbal dapat
penggunaan obat herbal membantu
penyembuhan
penyakit, tapi
perlu konsultasi
dengan dokter
mengenai
manfaatnya

Selasa/23 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan intervensi Mandiri : Mandiri :


April 2019 berhubungan dengan gejala keperawatan selama 3x24 jam
penyakit yang ditandai dengan: kepada Ny.R.T diharapkan 1. Observasi tekanan darah 1. Mengetahui
DS : gangguan rasa nyaman dapat tekanan darah
1. Klien mengatakan sering teratasi dengan kriteria hasil : klien
merasa tegang di area 1. Klien sudah tidak lagi 2. Anjurkan klien untuk 2. Istirahat yang
belakang leher merasa tegang di area beristirahat yang cukup cukup dapat
2. Klien mengatakan sering belakang leher

45
merasa sakit kepala 2. Sakit kepala klien menimbulkan
3. Klien mengatakan dada teratasi perasaan yang
klien sering nyeri 3. Nyeri dada teratasi 3. Anjurkan klien untuk rileks
4. Klien mengatakan sering 4. Pusing dan mual menciptakan lingkungan 3. Lingkungan yang
merasa pusing dan mual teratasi yang tenang tenang dapat
5. Klien mengatakan 5. Klien tidak merasa menciptakan
mudah lelah lelah
kenyamanan
DO : 6. Tekanan darah klien
1. Klien tampak dalam batas normal
menunjukkan daerah
nyeri
2. Klien tampak lelah
karena melakukan
pekerjaan di rumah
3. Klien tampak marah-
marah
4. Klien tampak gelisah
5. Klien tampak cemas
6. TD : 130/80
Selasa/ 23 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Mandiri : Mandiri :
April 2019 krisis situasional yang ditandai keperawatan selama 3x24 1. Observasi tekanan darah
dengan : kepada Ny.R.T diharapkan klien 1. Mengetahui hasil
DS : ansietas dapat teratasi, dengan tekanan darah
1. Klien mengatakan sulit kriteria hasil : klien
berkonsentrasi 1. Klien dapat 2. Instruksikan klien untuk 2. Teknik relaksasi
2. Klien mengatakan berkonsentrasi menggunakan teknik Tarik nafas dalam
merasa khawatir 2. Klien tidak lagi relaksasi Tarik nafas dalam dapat mengurangi
terhadap kondisi merasa khawatir kecemasan dan
kesehatannya 3. Klien tidak lagi
gelisah
DO : merasa gelisah

46
1. Klien tampak gelisah 4. Kecemasan teratasi
2. Klien tampak cemas 5. Klien tidak lagi
3. Klien tampak tegang merasa tegang
4. TD : 130/80 mmHg 6. Tekanan darah klien
dalam batas normal

47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Inisial Klien : Ny. R.T


HARI/TGL. DX. TUJUAN & KRITERIA HASIL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa, 23 I Setelah dilakukan intervensi 17.00 Mandiri : Rabu, 24 April 2019
April 2019 keperawatan selama 3x24 jam 1. Menganjurkan klien untuk (Pkl. 08.00)
kepada Ny. R.T diharapkan menerapkan pola hidup sehat S:
masalah pemeliharaan kesehatan Hasil : klien menerima anjuran 1. Klien mengatakan sudah
tidak efektif dapat teratasi dengan yang telah disampaikan mulai membiasakan diri
kriteria hasil : 2. Mengajarkan klien cara mencuci untu melakukan pola hidup
1. Klien rutin memeriksakan tangan bersih sehat
kesehatannya ke Hasil : klien dapat melakukan cara 2. Klien mengatakan sudah
dokter/puskesmas mencuci tangan bersih mulai melakukan cuci
2. Klien rutin berolahraga 3. Menganjurkan klien untuk tangan bersih
3. Pola makan klien teratur mengurangi konsumsi makanan 3. Klien mengatakan sudah
4. Klien mengurangi konsumsi yang berlemak mulai membatasi makanan
makanan yang berlemak Hasil : klien menerima anjuran yang berlemak
5. Klien mengkonsumsi air yang diberikan 4. Klien mengatakan akan
putih 8 gelas/hari 4. Menganjurkan klien untuk rutin mencari waktu luang untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan memeriksakan kesehatan
ke dokter/puskesmas ke dokter/puskesmas
Hasil : klien menerima anjuran 5. Klien mengatakan sudah
yang diberikan dan akan mulai meningkatkan
melaksanakannya konsumsi air putih
5. Menganjurkan klien untuk O:
mengkonsumsi air putih 8 gelas/hari 1. Klien tampak mulai
Hasil : klien menerima anjuran melakukan perubahan gaya
yang diberikan dan mulai hidup

48
melaksanakannya A:
6. Memberikan pendidikan kesehatan Masalah pemeriksaan kesehatan
mengenai penggunaan obat herbal tidak efektif teratasi
Hasil : klien mengatakan sudah P:
mengerti penjelasan yang diberikan Intervensi dilanjutkan oleh
dan akan berkonsultasi dengan klien
dokter mengenai obat herbal yang
digunakan

Selasa, 23 II Setelah dilakukan intervensi 17.00 Mandiri : Rabu, 24 April 2019


April 2019 keperawatan selama 3x24 jam 1. Mengobservasi tekanan darah (Pkl. 08.00)
kepada Ny. R.T diharapkan Hasil : 130/80 mmHg S:
gangguan rasa nyaman dapat 2. Menganjurkan klien untuk istirahat 1. Klien mengatakan masih
teratasi dengan kriteria hasil : yang cukup merasa tegang di area
1. Klien sudah tidak lagi merasa Hasil : klien menerima anjuran belakang leher
tegang di area belakang leher yang disampaikan 2. Klien mengatakan sakit
2. Sakit kepala klien teratasi 3. Menganjurkan klien untuk kepala masih hilang timbul
3. Nyeri dada teratasi menciptakan lingkungan yang 3. Klien mengatakan nyeri
4. Pusing dan mual teratasi tenang dada berkurang
5. Klien tidak merasa lelah Hasil : klien menerima anjuran 4. Klien mengatakan masih
6. Tekanan darah klien dalam yang disampaikan sering pusing dan mual
batas normal O:
1. Klien tampak memegang
daerah nyeri
2. Tekanan Darah klien
140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan
rasa nyaman belum teratasi
P:

49
Intervensi dilanjutkan

Selasa, 23 III Setelah dilakukan intervensi 17.00 Mandiri : Rabu, 24 April 2019
April 2019 keperawatan selama 3x24 jam 1. Mengobservasi tekanan darah klien (Pkl. 08.00)
kepada Ny. R.T diharapkan Hasil : 130/80 mmHg
ansietas dapat teratasi dengan 2. Menginstruksikan klien untuk S:
kriteria hasil : menggunakan teknik relaksasi tarik 1. Klien sudah mulai bisa
1. Klien dapat berkonsentrasi nafas dalam berkonsentrasi
2. Klien tidak lagi merasa Hasil : Klien menuruti instruksi 2. Kekhawatiran klien mulai
khawatir yang diberikan berkurang
3. Klien tidak lagi merasa 3. Kegelisahan klien mulai
gelisah berkurang
4. Kecemasan teratasi 4. Kecemasan berkurang
5. Klien tidak lagi merasa 5. Tegang yang dirasakan
tegang klien mulai berkurang
6. Tekanan darah klien dalam O:
batas normal 1. Klien tampak lebih tenang
2. Tekanan darah : 140/90
mmHg
A:
Masalah keperawatan ansietas
teratasi
P:
Intervensi relaksasi dilanjutkan
klien.

50
CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA II

HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Rabu, 24 April 2019 08.00 Mandiri : Kamis, 25 April 2019
1. Mengobservasi tekanan darah (Pkl. 08.00)
Hasil : 140/90 mmHg S:
2. Menganjurkan klien untuk istirahat yang 1. Klien mengatakan tegang di area
cukup belakang leher mulai berkurang
Hasil : klien menerima anjuran yang 2. Klien mengatakan sakit kepala
disampaikan masih hilang timbul
3. Menganjurkan klien untuk menciptakan 3. Klien mengatakan masih agak
lingkungan yang tenang pusing
Hasil : klien menerima anjuran yang O:
disampaikan 1. Klien tampak memegang daerah
nyeri
2. Tekanan Darah klien 120/80
mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Kamis, 25 April 2019 08.00 Mandiri : Kamis, 25 April 2019
1. Mengobservasi tekanan darah (Pkl. 17.00)
Hasil : 120/90 mmHg S:
2. Menganjurkan klien untuk istirahat yang 1. Klien mengatakan tegang di area
cukup belakang leher sudah tidak

51
Hasil : klien menerima anjuran yang dirasakan
disampaikan 2. Klien mengatakan sakit kepala
3. Menganjurkan klien untuk menciptakan berangsur-angsur pulih
lingkungan yang tenang 3. Klien mengatakan pusing mulai
Hasil : klien menerima anjuran yang berkurang bahkan hilang
disampaikan O:
1. Tekanan Darah klien 120/80
mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman teratasi
P:
Intervensi dihentikan

52
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

4.2. SARAN

Kita sebagai petugas pemberi layanan kesehatan harus lebih sigap dan lebih
memperhatikan masyarakat disekitar kita, khususnya yang mengalami hipertensi agar
kita bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat waktu. Kita juga harus lebih
sering memberikan penkes pada masyarakat mengenai penyakit hipertensi agar risiko
dari komplikasi hipertensi dapat berkurang.

Kami menyadari masih banyak kekurangan mengenai isi materi makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta

:EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II. pdf diakses


tgl 30-04-2019 Pada pukul 19.37 WITA

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah

54
LAMPIRAN

MANFAAT DARI PERASAN AIR DAUN PEPAYA BAGI PENDERITA


HIPERTENSI

Hipertensi atau darah tinggi terjadi karena meningkatnya tekanan darah.


Asupan wajib bagi penderita hipertensi yaitu makanan yang mengandung kalium,
salah satunya ada daun pepaya. Daun pepaya ukuran sedang memiliki kalium
sebanyak 781 mg. Dengan kalium sebanyak ini sudah bisa membantu mencukupi
kebutuhan kalium harian tubuh kita sebanyak 16 persen, dengan begitu
mengkonsumsi daun pepaya dapat menjaga tekanan darah agar tetap stabil sehingga
risiko hipertensi bisa ditekan dan dikurangi.

Bagi penderita hipertensi, boleh mengkonsumsi air perasan daun pepaya atau
dau pepayanya langsung. Karena dalam daun pepaya memiliki manfaat sebagai
pengontrol tekanan darah tinggi pada seseorang. Daun pepaya banyak mengandung
getah putih seperti susu yang mengandung antioksida, walau dimasak dengan cara
apapun, getah tersebut tetap ada saat dikonsumsi sehingga manfaatnya tetap bisa
dirasakan bagi orang.

Efek Samping dari Daun Pepaya

Meski daun pepaya bermanfaat untuk penderita hipertensi, ternyata memiliki


efek samping juga bagi orang-orang yang mengkonsumsi terlalu berlebihan.

1. Menimbulkan alergi. Enzim papain dapat menimbulkan alergi seperti mata


pedas dan hidung berair.
2. Berbahaya bagi ibu hamil. Ibu hamil lebih disarankan tidak mengkonsumsi
daun pepaya karena enzim papain bisa bersifat racun bagi janin sehingga
berimbas pada keguguran.
3. Daun pepaya mengandung vitamin C tinggi dan gas yang jika dikonsumsi
dalam jumlah banyak, akan menjadi penyebab perut kembung dan begah
4. Senyawa yang terkandung juga dalam daun pepaya seperti getah bisa
merangsang terjadinya gastritis (radang dinding lambung) berat, memicu
asma, juga rhinitis.
5. Daun pepaya memiliki sifat toksitas. Mengandung getah yang banyak dan
berlebihan ternya bersifat irritant, vesicant, dan dermatogenic terhadap kulit

55
sehingga bagi sebagian orang yang memiliki kulit sensitif, akan menyebabkan
kerusakan jaringan dan dapat melukai komponen kulit.

Cara Mengonsumsi Daun Pepaya

Guna memetik beragam manfaat daun pepaya di atas, berikut beberapa saran
penyajiannya:
 Jus

Masukkan 10 lembar daun pepaya, tambahkan air secukupnya lalu blender hingga
teksturnya lembut, segera minum. Bila Anda tak ingin mengonsumsinya dengan
segera, maka simpan jus daun pepaya dalam lemari es. Jus pepaya bisa bertahan
hingga 4 hari setelah dibuat. Anda boleh menambahkan gula bila rasanya terlalu pahit.
 Teh

Ambil 10 lembar daun pepaya, cuci bersih, lalu keringkan. Robek-robek daun, dan
didihkan bersama 2 liter air hingga airnya berkurang 50%. Saring lalu
segera konsumsi, atau simpan dalam kulkas. Sama seperti jus, teh daun pepaya bisa
bertahan hingga 4 hari, dan boleh disajikan dengan menambah gula atau madu.
 Masker

Siapkan 2-4 lembar daun pepaya, jemur di bawah matahari. Tumbuk, tambahkan
sedikit madu, lalu aplikasikan pada kulit atau wajah. Diamkan selama 20 menit,
setelah itu bilas dengan air dingin.

56
STANDAR OPERASIONAL PRAKTEK (SOP)

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

TUJUAN :
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui / Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menegakkan Diagnosa

KEBIJAKAN :
Mengukur Tekanan Darah dilakukan oleh Dokter, perawat dan bidan.

PROSEDUR :
A. Persiapan
Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukuan, posisi pasien diatur
sesuai kebutuhan
Persiapan Alat
- Tensimeter
- Stetoscope
- Alat tulis
B. Pelaksanaan :
- Memberitahu Pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
- Mencuci Tangan
- Menyinsingkan lengan baju pasien
- Memasang manset tidak terlalu erat atau terlalu longgar
- Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa
- Menutup sekrup balon karet
- Mencuci Reservoir
- Letak tensimeter harus datar
- Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah
- Meletakkan bagian diafragma stetoscope tepat diatasnya
- Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detak arteri tidak
terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai sistolik.
- Membuka sekrup balon perlahan – lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik
sambil melihat skala dan mendengarkan bunyi detik pertama (Sistolik) dan detik
terakhir (Diastole)
- Pada waktu melihat skala, mata setinggi skala tersebut

57
- Bila hasilnya meragukan perlu diulang kembali ( tunggu 30 detik )
- Menurunkan air raksa sampai dengan nol dan mengunci reservoir
- Membuka pipa penghubung
- Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal di dalam
manset
- Menggulung manset dan memasukkan ke dalam tensimeter.
- Merapikan pasien
- Mengembalikan alat pada tempatnya
- Mencuci tangan
- Mencatat pada lembar catatan yang ada
- Membuat grafik / kurve pada lembaran status pasien dengan tepat dan benar
- Menggunakan waktu dengan efektif dan hemat energi.
C. Hal – hal yang perlu diperhatikan
- Mengukur tekanan darah dapat di laksanakan pada :
* Pasien dengan kelainan tekanan darah
* Pasien sebelum dan sesudah pembedahan
* Pasien dengan kehamilan
* Pasien dengan perdarahan
* Pasien dengan syok / coma
* Pasien baru.

- Sikap :
* Gunakan komunikasi yang terapeutik
* Bekerja dengan hati – hati dan sopan sehingga tensimeter tidak terjatuh
* Tidak ragu dan tergesa – gesa
* Mendengarkan bunyi sistolik dan diastole serta mencatat hasil dengan tepat dan benar

UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Ruang KIA/KB
3. Unit Medical Register

58
59
DOKUMENTASI KEGIATAN

60
61

Anda mungkin juga menyukai