RT
DI LING. KAMPUS DE LA SALLE MANADO
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
penyertaan-Nya sehingga kelompok kami sudah bisa menyelesaikan makalah iini
dengan baik dan tepat waktu serta dapat menyelesaikan implementasi keperawatan
pada klien yang kami tangani dengan baik.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak halangan dan tantangan bagi kami
dalam proses penyelesaian tugas ini, tapi kelompok kami bisa menyelesaikannya
dengan baik karena partisipasi dari setiap anggota kelompok sehingga tugas
kelompok kami bisa selesai dengan baik.
Kami juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan mengenai materi
yang disampaikan dalam makalah ini, tapi kami berharap makalah ini dapat berguna
bagi kita sebagai bahan pembelajaran kita mengenai asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami hipertensi.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Saat ini terdapat adanya
dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya
gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu
sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang
1
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan
hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda
dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak
obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas
gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu,
banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di
tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih
awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya pada
situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali ke normal
lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak
pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan
“hipertensi labil”. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran normal, kita
memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit
mengetahui orang-orang muda dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari
2
1.2. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar
dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg
untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
1
2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas kanannya
terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada
linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri
terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta
dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan
elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki
lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung ke
jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak sekali cabang
yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan
arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol
mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri menditribusikan
darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang
terdiri dari 3 lapisan yaitu :
2
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan
terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic
dan termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan
ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin, 2006)
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot dinding
arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh
darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila
terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung
dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka
pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari
suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-
hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan
yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
e. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai
empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel sistem
retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung
dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke
dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.
Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai organ,
terutama dalam vili usus.
f. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara sempurna
satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-alat
tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava dan
3
vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus
yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena
pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang
mengarah ke jantung.
2.3. ETIOLOGI
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
pil KB).
norepinefrin (noradrenalin).
4
1. Penyakit Ginjal
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronism
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
3. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
5
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi.
olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
6
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
2.5. PATOFISIOLOGI
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air
7
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
8
2.7. PATHWAY
9
2.8. KLASIFIKASI
Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik
dan diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori
yang lebih tinggi. berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang
dilakukan pada setiap dua kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
10
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis.
reversible setelah bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi
peningkatan curah jantung dan TPR. Selama kehamilan normal volume darah
vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada
kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi
peningkatan besar volume darah secara langsung meningkatkan curah jantung dan
tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat dari gangguan imunologik yang
mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya bagi wanita dan dapat
2.9. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya:
- Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
11
2.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari
penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia
darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL.
protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)
2.11. PENATALAKSANAAN
olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
12
Pengobatan non obat (non farmakologis)
ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan
ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
1. Diuretik
13
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa,
3. Betabloker
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati,
karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah
turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian
14
obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
1. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
regimen obat ). Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis ; perbedaan
15
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau
brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.
Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik
Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik
Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat
Makanan/Cairan
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur); kandungan
(meningkat/menurun).
Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau
tertentu); kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik)
Neurosensori
16
Gejala : keluhan pening/pusing. Berdenyut. Sakit kepala suboksipital (terjadi saat
Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
tangan dan /atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari
hipertensi.
Nyeri/Ketidaknyamanan
kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen/massa
(feokromositoma)
Pernapasan
Keamanan
Hipotensi posturnal.
Pembelajaran/Penyuluhan
17
Gejala : faktor-faktor risiko keluarga :hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
2. Diagnosa Keperawatan
miokard
intravaskular
3. Rencana Keperawatan
18
suplai oksigen umum sadar penuh,bebas dari tekanan nadi yang sistemik. Kehilangan
otak gejala atau komplikasi semakin berat. autoregulasi dapat
neurologis merugikan dengan mengikuti kerusakan
kriteria hasil : kerusakan vaskularisasi
Pasien 2.
dapat Pantau frekuensi serebral lokal/menyebar.
mendemonstrasikan tanda- jantung, catat Perubahan pada ritme
tanda vital stabil adanya Bradikardi, (paling sering Bradikardi)
Tacikardia atau dan Disritmia dapat
bentuk Disritmia timbul yang mencerminkan
lainnya. adanya depresi/trauma
pada batang otak pada
pasien yang tidak memiliki
kelainan jantung
3. Pantau sebelumnya.
pernapasan Napas yang tidak teratur
meliputi pola dan dapat menunjukkan lokasi
iramanya. adanya gangguan serebral
dan memerlukan intervensi
4. Catat status yang lebih lanjut.
neurologis dengan Pengkajian
teratur dan kecenderungan adanya
bandingkan perubahan tingkat
dengan keadaan kesadaran adalah sangat
normalnya berguna dalam
menentukan lokasi
penyebaran/luasnya dan
perkembangan dari
5. Berikan obat anti kerusakan serebral.
hipertensif misal
diazoksida Efektif dalam
(hiperstat) dan menurunkan tekanan
hidralazin darah untuk mencegah
(apresolin) krisis hipertensif yang
dapat dihubungkan
dengan intoksifikasi PCP.
2 Perubahan nutrisi : Setelah diberikan asuhan 1. Kaji pemahaman Kegemukan adalah risiko
lebih dari keperawatan diharapkan pasien tentang tambahan terhadap
kebutuhan tubuh pasien mampu hubungan tekanan darah tinggi
berhubungan mengidentifikasi hubungan langsung antara karena disproporsi antara
dengan masukan antara hipertensi dengan hipertensi dan kapasitas aorta dan
berlebih kegemukan, dengan kriteria kegemukan peningkatan curah
sehubungan hasil : jantungberkaitan dengan
dengan kebutuhan Pasien menunjukkan 2. Bicarakan peningkatan masa tubuh
metabolik. perubahan pola makan pentingnya kesalahan kebiasaan
Mempertahankan berat menurunkan makan menunjang
badan dengan pemeliharaan masuka kalori dan terjadinya aterosklerosis
kesehatan optimal batasi batasan dan kegemukan, yang
Melakukan/mempertahankan lemak, garam dan merupakan predisposisi
program olahraga yang tepat gula hipertensi. Kelebiah
19
secara individual masukan garam
memperbanyak volume
cairan intravaskuler dan
3. Tetapkan dapat merusak ginjal yang
keinginan pasien lebih memperburuk
untuk menurunkan kondisi
berat badan motivasi
untuk.menurunkan berat
badan adalah internal.
4. Kaji ulang Individu harus
masukan kalori berkeinginan untuk
harian dan pilihan menurunkan berat badan
diet. bila tidak maka program
tidak akan berhasil
.
Mengidentifikasi
5. Rujuk ke ahli kekuatan/kelemahan
gizi sesuai indikasi dalam program diet
terakhir.membantu dalam
menentukan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan
Memberikan konseling
dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan diet
individual
3 Kelebihan volume Setelah diberikan asuhan 1. Awasi denyut Tacikardi dan hipertensi
cairan keperawatan diharapkan jantung, TD, CVP terjadi karena 1.
berhubungan pasien menunjukkan Kegagalan ginjal untuk
dengan edema keseimbangan masukan dan mengeluarkan urine, 2.
haluaran,BB stabil, tanda Pembatasan cairan
vital dalam rentang normal berlebih selama mengobati
dan tak ada oedema dengan 2. Catat pemasukan hipovolemia/hipotensi
kriteria hasil : dan pengeluaran atau perubahan fase
Menyatakan pemahaman secara akurat. oliguri gagal ginjal dan 3.
diet individu/pembatasan Perubahan pada renin-
cairan 3. Awasi berat angiotensin.
jenis urine Perlu untuk menentukan
fungsi gnjal, kebutuhan
4. Timbang tiap penggantian cairan
hari dengan alat
dan pakaian yang Mengukur kemampuan
sama ginjal untuk
mengkonsentrasikan urine
Penimbangan berat
badan harian adalah
5. Kaji kulit, wajah pengawasan status cairan
area tergantung terbaru. Peningkatan
untuk edema berat badan lebih dari 0,5
6. Berikan obat kg per hari diduga ada
sesuai indikasi
20
(diuretik) retensi cairan.
Edema terjadi terutama
pada jaringan yang
tergantung pada tubuh
contoh : tangan, kaki, area
lumbosakral
Membantu dalam
pengeluaran cairan
4 Nyeri Setelah diberikan asuhan 1. Observasi Mengetahui derajat nyeri
berhubungan keperawatan diharapkan derajat nyeri yang dirasakan pasien dan
dengan pasien Nyeri terkontrol mempermudah intervensi
peningkatan dengan kriteria hasil : selanjutnya
tekanan vascular Mengungkapkan 2.
metode Pertahankan
serebral dan yang memberikan tirah baring Meminimalkan
iskemia miokard pengurangan selama fase akut stimulasi/meningkatkan
Mengikuti regimen relaksasi
farmakologi yang diresepkan3. Berikan tindakan
Skala nyri 0-1 nonfarmakologi Tindakan yang
Wajah pasien tidak meringis untuk menurunkan tekanan
menghilangkan vaskular serebral dan
sakit kepala atau yang memperlambat/
nyeri dada misal, memblok respon simpatis
kompres dingin efektif dalam
pada dahi, pijat menghilangkan sakit
punggung dan kepala dan komplikasinya.
leher, teknik
relaksasi (
panduan imajinasi,
distraksi ) dan Aktivitas yang
aktivitas waktu meningkatkan
senggang. vasokontriksi
4. Minimalkan menyebabkan sakit kepala
aktivitas pada adanya penigkatan
vasokontriksi yang tekanan vaskular serebral.
dapat
meningkatkan Mengetahui keadaan
sakit kepala umum pasien. Peningkatan
misalnya, tanda-tanda vital
mengejan saat mengindikasikan nyeri
BAB, batuk belum dapat terkontrol.
panjang,
membungkuk. Menurunkan/mengontrol
5. Kaji tanda-tanda nyeri dan menurunkan
vital rangsang sistem saraf
simpatis.
Dapat mengurangi
6. Kolaborasi :
tegangan dan
- Analgesik
ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stres.
21
- Antiansietas
mis, lorazepam,
diazepam
5 Intoleransi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon Menyebutkan parameter
aktivitas keperawatan diharapkan pasien terhadap membantu dalam mengkaji
berhubungan pasien dapat berpartisipasi aktivitas, respons fisiologi terhadap
dengan Kelemahan dalam aktivitas yang perhatikan stres aktivitas dan bila
umum dan diinginkan/diperukan dengan frekuensi nadi ada, merupakan indikator
ketidakseimbangan kriteria hasil : lebih dari 20 kali dari kelebihan kerja yang
antara suplai dan Melaporkan peningkatan per menit di atas berkaitan dengan tingkat
kebutuhan oksigen dalam toleransi aktivitas frekuensi istirahat, aktivitas
yang dapat diukur peningkatan
Menunjukkan penurunan tekanan darah
dalam tanda-tanda intoleransi yang nyata selama
fisiologi /sesudah aktivitas,
dpsnea atau nyeri
dada, keletihan Teknik menghemat energi
dan kelemahan mengurangi pengguanan
yang berlebihan, energi, juga membantu
diaforesis, pusing keseimbangan antara
atau pingsan suplai dan kebutuhan
oksigen
2. Instruksikan
pasien tentang
teknik
penghematan Mengidentifikasi sejauh
energi , misalnya mana kemampuan pasien
menggunakan dalam melakukan aktivitas
kursi saat mandi, dan perawatan diri.
duduk saat
menyisir rambut Kemajuan aktivitas
atau menggosok bertahap mencegah
gigi, melakukan peningkatan kerja jantung
aktivitas dengan tiba-tiba. Memberikan
perlahan bantuan hanya sebatas
3. Kaji sejauh kebutuhan hanya akan
mana aktivitas mendorong kemandirian
yang dapat dalam melakukan
ditoleransi aktivitas.
4. Berikan
dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawata
n diri bertahap jika
dapat ditoleransi
6 Ansietas Setelah diberikan asuhan 1. Observasi Ansietas ringan dapat
berhubungan keperawatan diharapkan tingkah laku yang ditunjukkan dengan peka
dengan perubahan pasien tampak rileks menunjukkan rangsang dan insomnia.
22
kondisi kesehatan Kriteria hasil: tingkat ansietas Ansietas berat yang
Melaporkan cemas berkembang kedalam
berkurang sampai hilang keadaan panik dapat
Mampu mengidentifikasi menimbulkan perasaan
cara hidup yang sehat untuk 2. Tinggal bersama terancam,
membagikan perasaannya pasien, ketidakmampuan untuk
mempertahankan berbicara dan bergerak.
sikap yang tenang. Menegaskan pada pasien
Mengakui atau atau orang terdekat bahwa
menjawab walaupun perasaan pasien
kekhawatirannya diluar kontrol
dan mengizinkan lingkungannya tetap aman
perilaku pasien
yang umum.
Memberikan informasi
3. Jelaskan yang akurat yang dapat
prosedur, menurunkan kesalahan
lingkungan interpretasi yang dapat
sekeliling atau berperan pada reaksi
suara yang ansietas
mungkin didengar
oleh pasien Rentang perhatian
mungkin menjadi pendek,
4. Bicara singkat konsentrasi berkurang
dengan kata yang membatasi
sederhana. kemampuan untuk
menerima informasi.
23
langkah untuk menghindari rencana koping maladaptif
atau mengubahnya. pengobatan mungkin merupakan
Mendemonstrasikan 2. Bantu pasien indikator marah yang
pengguanaan keterampilan untuk ditekan dan diketahui
atau metode koping efektif mengidentifikasi telah menjadi penentu
stresor spesifik utama TD diastolik
dan kemungkinan Keterlibatan memberikan
strategi untuk pasien perasan kontrol
mengatasinya diri yang berkelanjutan,
memperbaiki keterampilan
3. Libatkan pasien koping, dan dapat
dalam meningkatkan kerja sama
perencanaan dalam regimen terapeutik
perawatan dan beri
dorongan
partisipasi Fokus perhatian pasien
maksimum dalam terhadap realitas situasi
rencana yang ada relatif terhadap
pengobatan pandangan pasien tentang
apa yang diinginkan.
24
dengan hasil : terdekat untuk
Misinterpretasi Mengidentifikasi efek mempelajari penyakit,
informasi samping obat dan kemajuan dan prognosis.
kemungkinan komplikasi Bila pasien tidak
yang perlu diperhatikan menerima realitas bahwa
Mempertahankan TD dalam2. Tetapkan dan membutuhkan pengobatan
parameter normal nyatakan batas TD kontinu, maka perubahan
normal. Jelaskan perilaku tidak akan
tentang hipertensi dipertahankan.
efeknya pada Pemahaman bahwa
jantung, pembuluh tekanan darah tinggi
darah, ginjal dan dapat terjadi tanpa gejala
otak. adalah untuk
3. Hindari memungkinkan pasien
mengatakan TD ” melanjutkan pengobatan
normal ” dan meskipun ketika merasa
gunakan istilah ” sehat.
terkontrol dengan Karena pengobatan untuk
baik ” saat hipertensi adalah
menggambarkan sepanjang kehidupan,
TD pasien dalam maka dengan
batas yang penyampaian ide
diinginkan. ”terkotrol” akan
4. Bantu pasien membantu pasien untuk
dalam memahami kebutuhan
mengidentifikasi untuk melanjutkan
faktor-faktor risiko pengobatan/medikasi.
kardiovaskuler Faktor-faktor risiko ini
yang dapa diubah telah menunjukkan
misal, obesitas, hubungan dalam
diet tinggi lemak menunjang hipertensi dan
jenuh dan penyakit kardiovaskular
kolesterol, pola serta ginjal.
hidup
monoton,merokok,
minum alkohol,
pola hidup penuh
stres. Dengan mengubah pola
5. Atasi masalah perilaku yang
dengan pasien ”biasa/memberikan rasa
untuk aman”akan sangat
mengidentifikasi menyusahkan. Dukungan,
cara dimana petunjuk dan empati dapat
perubahan gaya meningkatkan
hidup yang tepat keberhasilan pasien dalam
dapat dibuat untuk menyelesaikan tugas
mengurangi Nikotin meningkatkan
faktor-faktor pelepasan ketokolamin,
penyebab mengakibatkan
Hipertensi peningkatan frekuensi
25
6. Bahas jantung, TD, dan
pentingnya vasokontriksi, mengurangi
menghentikan oksigenasi jaringan, dan
merokok dan meningkatkan beban kerja
bantu pasien miokardium.
dalam membuat
rencana untuk
berhenti merokok.
9 Risiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1. Pantau TD. Ukur Perbandingan dari
penurunan curah keperawatan diharapkan pada kedua tekanan memberikan
jantung pasien mampu berpartisipasi tangan/ paha untuk gambaran yang lebih
berhubungan dalam aktivitas yang evaluasi awal. lengkap tentang
dengan menurunkan tekanan darah/ Gunakan ukuran keterlibatan/ bidang
Peningkatan beban kerja jantung dengan manset yang tepat masalah vaskular.
afterload, criteria hasil : dan teknik yang Hipertensi diklasifikasikan
vasokontriksi Mempertahankan tekanan akurat. pada orang dewasa
pembuluh darah. darah dalam rentang individu sebagai peningkatan
yang dapat diterima tekanan diastolik sampai
Memperlihatkan irama dan 130, hasil pengukuran
frekuensi jantung yang stabil diastolik di atas 130
dalam rentang normal pasien dipertimbangkan sebagai
peningkatan pertama,
kemudian maligna.
Hipertensisistolik juga
merupakan faktor risiko
2. Catat yang ditentukan untuk
keberadaan, penyakit serebrovaskular
kualitas denyutan dan penyakit iskemi
sentral dan perifer jantung bila tekanan
diastolik 90-115.
Denyutan karotis
,jugularis,radialis dan
3. Auskultasi tonus femoralis mungkin
jantung dan bunyi terpalpasi. Denyut pada
nafas tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari
vasokontriksi (
peningkatan SVR ) dan
kongesti vena
4. Amati S4 umum terdengar pada
warnakulit, pasien hipertensi berat
kelembaban, suhu karena adanya hipertrofi
dan masa atrium. Adanya krakel,
pengisian kapiler mengi dapat
mengindikasikan kongesti
paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal
5. Pertahankan jantung kronik
pembatasan Adanya pucat, dingin,
26
aktivitas seperti kulit lembab dan masa
istirahat di tempat pengisian kapiler lambat
tidur/ kursi, jadwal mungkin berkaitan dengan
periode istirahat vasokontriksi atau
tanpa gangguan, mencerminkan
bantu pasien dekompensasi/penurunan
melakukan curah jantung.
aktivitas Menurunkan stres dan
perawatan diri ketegangan yang
sesuai kebutuhan mempengaruhi tekanan
6. Berikan darah dan perjalanan
lingkungan penyakit hipertensi
tenang, nyaman,
kurangi aktivitas /
keributan
lingkungan.Batasi
jumlah Membantu untuk
pengunjung dan menurunkan rangsang
lamanya tinggal. simpatis; meningkatkan
7. Kolaborasi : relaksasi.
- Berikan obat-
obat sesuai
indikasi seperti
Diuretik tiazid dan Tiazid mungkin
vasodilator digunakan sendiri atau
dicampur dengan obat lain
untuk menurunkan TD
pada pasien dengan fungsi
ginjal yang relatif normal.
Diuretik ini memperkuat
agen-agen antihipertensi
lain dengan membatasi
retensi cairan. Vasodilator
menurunkan aktivitas
kontriksi arteri dan vena
pada ujung saraf simpatik.
10 Risiko Setelah diberikan asuhan 1. Jauhkan dari Meminimalkan risiko
injuri/cedera keperawatan diharapkan benda-benda tajam cedera
berhubungan pasien tidak mengalami suatu
dengan injury dalam perawatan di 2. Berikan Meminimalkan terjadinya
penglihatan ganda rumah sakit maupun di penerangan yang benturan
( diplopia ) rumah dengan kriteria hasil : cukup Meminimalkan klien
- Pasien tidak mengalami 3. Usahakan lantai jatuh
cedera. tidak licin dan Menghindari klien
basah terjatuh pada saat
4. Pasang side rail istirahat
5. Anjurkan pada Untuk
keluarga klien meningkatkan menjaga
untuk selalu keamanan
menemani klien
27
dalam beraktivitas
4. Evaluasi
atau mengubahnya.
Dx.8 : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu
diperhatikan
28
Mempertahankan TD dalam parameter normal
Dx.9 : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam rentang normal pasien
29
BAB III
1. PENGKAJIAN
TglPengkajian : 23-04-2019
WaktuPengkajian : 17:00
Auto Anamnese :√
AlloAnamnese :√
I. IDENTIFIKASI
A. Klien
Nama Initial : Ny. R.T
Tempat/tgl.Lahir (umur) : Sangihe, 20 September 1975(43 thn)
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak : 4 (empat)
Agama/suku : Kristen/Sangihe
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga
AlamatRumah : Jl. Kampus Delasalle Manado
B. PenanggungJawab
Nama : Tn. P.S
Alamat : Jl. Kampus Delasalle
Hubungan dengan klien : Suami
30
II. DATA MEDIK
A. Dikirim oleh : -
B. Diagnosa Medik :
Saat Masuk : Hipertensi
Saat pengkajian : Hipertensi
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Keluhan utama : pusing, sakit kepala, tegang diarea
belakang leher
Riwayat Penyakit Sekarang : pusing, sakit kepala, tegang diarea
belakang leher dan mudah lelah
Klien tampak sakit : ringan/ sedang/ berat/ tidaktampaksakit.
Alasan :Tak bereaksi/ baring lemah/ duduk/ aktif/
gelisah/ posisitubuh/ pucat, sianosis, sesaknafas
Penggunaan alat medik : tidak ada
B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : - ResponMotorik :6
- ResponBicara :5
- ResponMembukamata :4
+
Jumlah : 15
Kesimpulan : Pasien dalam keadaan sadar penuh
Flapping Tremor/asterixis : Negatif
2. TekananDarah : 130/80 mmHg
MAP : 97 mmHg
Kesimpulan : tidak ada gangguan perfusi jaringan
3. Suhu : 36 0C □ Axilla
4. Nadi 90 x/menit
5. Pernafasan : Frekuensi 20 x/menit
Irama: Teratur
Jenis: Dada
31
C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 26 cm 3. Tinggi badan : 150 cm
2. Lipat kulit triceps :…..cm 4. Berat badan : 55 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 24,4 kg/m2
Kesimpulan : tergolong dalam kategori normal
D. GENOGRAM
√ √
√
8
8
8
Keterangan :
: pria
: wanita
/ : meninggal
: pasien
/ : memiliki riwayat hipertensi
: tinggal serumah
Kesimpulan : penyakit yang diderita klien adalah penyakit keturunan yang
diperoleh dari orang tuanya, klien tinggal serumah dengan suami, ayah
mertua dan dua orang anaknya.
2. Data Objektif
Observasi
Kebersihan rambut : agak berminyak
Kulit kepala : agak berminyak
Kebersihan kulit : berminyak
Hygiene rongga mulut : bersih
Tanda / scar vaksinasi : Cacar
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan rambut : agak berminyak
Hidrasi kulit : baik
33
Palpebrae : tidak ada edema……………….konjungtiva :
anemis
Sclera : anikterik
Hidung : bersih
Rongga mulut : bersih Gusi : tidak ada luka
Gigi geligi : bersih Gigi palsu :tidak ada
Kemampuan mengunyah keras : tidak bisa mengunyah keras
Lidah : simetris Tonsil : tidak ada kelainan
Pharing : tidak ada kelainan
Kelenjar getah bening leher : tidak ada edema
Kelenjar parotis : tidak ada edema
Kelenjartiroid : tidak ada edema
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : simetris dan lemas
Bayangan vena : tidak kelihatan
Benjolan vena : tidak kelihatan
Auskultasi : peristaltic : tidak dikaji
Palpasi : Tandanyeriumum : tidak ada
Massa : tidak ada
Hidrasikulit : baik
Nyeri tekan : tidak ada
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembengkakan
Perkusi
Ascites : Negatif
Kelenjar limfe inguinal
Kulit :
Spider naevi : Negatif
Eremic frost : Negatif
Edema : Negatif
Icteric : Negatif
Tanda radang : tidak ada radang
Lesi : tidak ada lesi
34
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subjektif 0 :mandiri
a. Keadaan sebelum sakit : 1 :bantuanalat
BAB : 1 kali sehari bentuk lembek
2 :bantuan orang lain
BAK : 4-5 kali sehari
3 :bantuan orang danalat
b. Keadaan sejak sakit :
BAB : 1 kali sehari sekali BAB 4 :bantuanpenuh
BAK : 5-6 kali sehari
2. Data Objektif
a. Observasi :
BAB dan BAK secara mandiri tanpa bantuan orang lain
b. Pemeriksaan fisik
Palpasi supra pubica : kandung kemih: kosong
Nyeri ketuk, ginjal : Kiri :Negatif
Kanan:Negatif
c. Pemeriksaan diagnostic
Laboratorium : -
2. Data objektif
a. Observasi
Aktivitasharian
Makan :2
35
Mandi :2
Berpakaian :2
Kerapian :2
Buang Air Besar :2
Buang Air Kecil :2
Mobilisasi di tempat tidur :2
Ambulasi : mandiri / tongkat / kursiroda/
tempattidur
Postur tubuh : berisi
Gaya jalan : tidak ada masalah
Anggota gerak yang cacat : tidak ada
Fiksasi : tidak ada
Tracheostomic : tidak ada
b. PemeriksaanFisik
JVP :……cm H2O (tidak dikaji)
Kesimpulan : -
Perfusi pembuluh perifer kuku : < 2 detik
Thoraksdanpernapasan
Inspeksi :
bentuk thoraks : simetris
Stridor : negative
Dyspnea d’ effort : negative
Sianosis : negative
Jantung
Inspeksi : ictus cordis : ICS 5 linea midclavicularis kiri,
tidak terlihat
Klien menggunakan alat pacu jantung : negative
Palpasi : ictus cordis
Thrill : negative
Auskultasi :
Murmur : negative
HR : 90 x/menit
Bruit Aorta : Negatif
36
A. Renalis : Negatif
A. Femoralis : Negatif
Lengan dan tungkai
Atrofiotot : negative
Rentanggerak : tidak ada
Matisendi : tidak ada
Kakusendi : tidak ada
Ujikekuatanotot :
kiri :
1 2 3 4 5
Kanan : 1 2 3 4 5
Refleksfisiologik :
Reflekspatologik :Babinski, kiri : negative
Kanan : negative
ClubingJari-jari: Negatif
VaricesTungkai: Negatif
Columna vertebralis
Klien mengatakan tidur selama 6-7 jam di malam hari, tidur nyenyak
dan tubuh terasa segar ketika bangun dipagi hari. Klien mengatakan
sering bangun pagi untuk berbelanja ke pasar
2. Data Objektif
37
a. Observasi
Expresiwajahmengantuk : Negatif
Banyakmenguap : Negatif
Palpebrae inferior berwarnagelap : Negatif
2. Data Objektif
a. Observasi
Klien mampu berbicara dengan baik dengan respon verbal, dank lien
menggunakan kacamata
b. PemeriksaanFisik
Penglihatan
o Cornea : normal
o Pupil : normal
o Tekanan Intra Ocular : tidak ada peningkatan tekanan intra
okular
Pendengaran
o Pina : bersih dan tidak ada benjolan
o Canalis : bersih
o Membran Tympani : normal
Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai : baik
NI : normal
N II : penglihatan baik
N V Sensorik : klien mampu menggerakkan rahang
atas dan bawah
38
N VIII ;Pendengaran : normal
Tes Romberg : negative
39
Klien mengatakan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
dapat mengontrol dirinya
2. Data Objektif
Observasi
Klien tampak memberi respon yang baik pada perawat saat dikaji
I. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan menggunakan KB suntik setiap tiga bulan
b. Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan menggunakan KB suntik setiap tiga bulan
40
KLASIFIKASI DATA
41
ANALISA DATA
42
6. TD : 130/80 mmHg
DS :
1. Klien mengatakan Krisis Situasional Ansietas
sulit berkonsentrasi
2. Klien mengatakan
merasa khawatir
terhadap kondisi
kesehatannya
DO :
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak cemas
3. Klien tampak tegang
4. TD : 130/80 mmHg
43
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA PERENCANAAN
HARI/TGL
KEPERAWATAN HASIL INTERVENSI RASIONAL
Selasa/23 Pemeliharaan kesehatan tidak Setelah dilakukan intervensi Mandiri : Mandiri :
April 2019 efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam
ketidakmampuan mengatasi kepada Ny.R.T diharapkan 1. Anjurkan klien untuk 1. Menerapakan pola
masalah individu yang ditandai masalah pemeliharaan menerapkan pola hidup sehat hidup sehat dapat
dengan : kesehatan tidak efektif dapat meminimalisir
DS : teratasi dengan kriteria hasil : terjadinya
1. Klien mengatakan jarang 1. Klien rutin penyakit yang
memeriksakan diri ke memeriksakan beresiko
dokter/puskesmas kesehatannya ke 2. Ajarkan klien cara mencuci 2. Mencuci tangan
2. Klien mengatakan jarang dokter/puskesmas tangan bersih bersih merupakan
olahraga 2. Klien rutin salah satu perilaku
3. Klien mengatakan pola berolahraga hidup bersih dan
makan tidak teratur 3. Pola makan klien sehat , sehingga
(sering terlambat makan) teratur klien dapat
4. Klien mengatakan masih 4. Klien mengurangi menerapkan cara
mengkonsumsi makanan konsumsi makanan mencuci tangan
yang berlemak yang berlemak yang baik untuk
5. Klien mengatakan 5. Klien mengkonsumsi meminimalisir
kurang mengkonsumsi air putih 8 gelas /hari terkenanya kuman
air putih dan bakteri di
DO : tangan
1. Klien tampak tidak 3. Anjurkan klien untuk 3. Makanan
mampu menjalankan mengurangi konsumsi berlemak dapat
perilaku hidup sehat makanan yang berlemak memicu terjadinya
2. TD : 130/80 mmHg penyakit yang
beresiko
44
4. Anjurkan klien untuk rutin 4. Rutin
melakukan pemeriksaan memeriksakan
kesehatannya ke kesehatan ke
dokter/puskesmas dokter/puskesmas
dapat mengetahui
kondisi kesehatan
5. Anjurkan klien untuk 5. Konsumsi air
mengkonsumsi air putih 8 putih dengan baik
gelas/ hari dapat
memperlancar
filtrasi darah di
ginjal
6. Berikan pendidikan 6. Penggunaan obat
kesehatan mengenai herbal dapat
penggunaan obat herbal membantu
penyembuhan
penyakit, tapi
perlu konsultasi
dengan dokter
mengenai
manfaatnya
45
merasa sakit kepala 2. Sakit kepala klien menimbulkan
3. Klien mengatakan dada teratasi perasaan yang
klien sering nyeri 3. Nyeri dada teratasi 3. Anjurkan klien untuk rileks
4. Klien mengatakan sering 4. Pusing dan mual menciptakan lingkungan 3. Lingkungan yang
merasa pusing dan mual teratasi yang tenang tenang dapat
5. Klien mengatakan 5. Klien tidak merasa menciptakan
mudah lelah lelah
kenyamanan
DO : 6. Tekanan darah klien
1. Klien tampak dalam batas normal
menunjukkan daerah
nyeri
2. Klien tampak lelah
karena melakukan
pekerjaan di rumah
3. Klien tampak marah-
marah
4. Klien tampak gelisah
5. Klien tampak cemas
6. TD : 130/80
Selasa/ 23 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Mandiri : Mandiri :
April 2019 krisis situasional yang ditandai keperawatan selama 3x24 1. Observasi tekanan darah
dengan : kepada Ny.R.T diharapkan klien 1. Mengetahui hasil
DS : ansietas dapat teratasi, dengan tekanan darah
1. Klien mengatakan sulit kriteria hasil : klien
berkonsentrasi 1. Klien dapat 2. Instruksikan klien untuk 2. Teknik relaksasi
2. Klien mengatakan berkonsentrasi menggunakan teknik Tarik nafas dalam
merasa khawatir 2. Klien tidak lagi relaksasi Tarik nafas dalam dapat mengurangi
terhadap kondisi merasa khawatir kecemasan dan
kesehatannya 3. Klien tidak lagi
gelisah
DO : merasa gelisah
46
1. Klien tampak gelisah 4. Kecemasan teratasi
2. Klien tampak cemas 5. Klien tidak lagi
3. Klien tampak tegang merasa tegang
4. TD : 130/80 mmHg 6. Tekanan darah klien
dalam batas normal
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
48
melaksanakannya A:
6. Memberikan pendidikan kesehatan Masalah pemeriksaan kesehatan
mengenai penggunaan obat herbal tidak efektif teratasi
Hasil : klien mengatakan sudah P:
mengerti penjelasan yang diberikan Intervensi dilanjutkan oleh
dan akan berkonsultasi dengan klien
dokter mengenai obat herbal yang
digunakan
49
Intervensi dilanjutkan
Selasa, 23 III Setelah dilakukan intervensi 17.00 Mandiri : Rabu, 24 April 2019
April 2019 keperawatan selama 3x24 jam 1. Mengobservasi tekanan darah klien (Pkl. 08.00)
kepada Ny. R.T diharapkan Hasil : 130/80 mmHg
ansietas dapat teratasi dengan 2. Menginstruksikan klien untuk S:
kriteria hasil : menggunakan teknik relaksasi tarik 1. Klien sudah mulai bisa
1. Klien dapat berkonsentrasi nafas dalam berkonsentrasi
2. Klien tidak lagi merasa Hasil : Klien menuruti instruksi 2. Kekhawatiran klien mulai
khawatir yang diberikan berkurang
3. Klien tidak lagi merasa 3. Kegelisahan klien mulai
gelisah berkurang
4. Kecemasan teratasi 4. Kecemasan berkurang
5. Klien tidak lagi merasa 5. Tegang yang dirasakan
tegang klien mulai berkurang
6. Tekanan darah klien dalam O:
batas normal 1. Klien tampak lebih tenang
2. Tekanan darah : 140/90
mmHg
A:
Masalah keperawatan ansietas
teratasi
P:
Intervensi relaksasi dilanjutkan
klien.
50
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA II
51
Hasil : klien menerima anjuran yang dirasakan
disampaikan 2. Klien mengatakan sakit kepala
3. Menganjurkan klien untuk menciptakan berangsur-angsur pulih
lingkungan yang tenang 3. Klien mengatakan pusing mulai
Hasil : klien menerima anjuran yang berkurang bahkan hilang
disampaikan O:
1. Tekanan Darah klien 120/80
mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman teratasi
P:
Intervensi dihentikan
52
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
4.2. SARAN
Kita sebagai petugas pemberi layanan kesehatan harus lebih sigap dan lebih
memperhatikan masyarakat disekitar kita, khususnya yang mengalami hipertensi agar
kita bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat waktu. Kita juga harus lebih
sering memberikan penkes pada masyarakat mengenai penyakit hipertensi agar risiko
dari komplikasi hipertensi dapat berkurang.
Kami menyadari masih banyak kekurangan mengenai isi materi makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
53
DAFTAR PUSTAKA
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
:EGC
54
LAMPIRAN
Bagi penderita hipertensi, boleh mengkonsumsi air perasan daun pepaya atau
dau pepayanya langsung. Karena dalam daun pepaya memiliki manfaat sebagai
pengontrol tekanan darah tinggi pada seseorang. Daun pepaya banyak mengandung
getah putih seperti susu yang mengandung antioksida, walau dimasak dengan cara
apapun, getah tersebut tetap ada saat dikonsumsi sehingga manfaatnya tetap bisa
dirasakan bagi orang.
55
sehingga bagi sebagian orang yang memiliki kulit sensitif, akan menyebabkan
kerusakan jaringan dan dapat melukai komponen kulit.
Guna memetik beragam manfaat daun pepaya di atas, berikut beberapa saran
penyajiannya:
Jus
Masukkan 10 lembar daun pepaya, tambahkan air secukupnya lalu blender hingga
teksturnya lembut, segera minum. Bila Anda tak ingin mengonsumsinya dengan
segera, maka simpan jus daun pepaya dalam lemari es. Jus pepaya bisa bertahan
hingga 4 hari setelah dibuat. Anda boleh menambahkan gula bila rasanya terlalu pahit.
Teh
Ambil 10 lembar daun pepaya, cuci bersih, lalu keringkan. Robek-robek daun, dan
didihkan bersama 2 liter air hingga airnya berkurang 50%. Saring lalu
segera konsumsi, atau simpan dalam kulkas. Sama seperti jus, teh daun pepaya bisa
bertahan hingga 4 hari, dan boleh disajikan dengan menambah gula atau madu.
Masker
Siapkan 2-4 lembar daun pepaya, jemur di bawah matahari. Tumbuk, tambahkan
sedikit madu, lalu aplikasikan pada kulit atau wajah. Diamkan selama 20 menit,
setelah itu bilas dengan air dingin.
56
STANDAR OPERASIONAL PRAKTEK (SOP)
TUJUAN :
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui / Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menegakkan Diagnosa
KEBIJAKAN :
Mengukur Tekanan Darah dilakukan oleh Dokter, perawat dan bidan.
PROSEDUR :
A. Persiapan
Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukuan, posisi pasien diatur
sesuai kebutuhan
Persiapan Alat
- Tensimeter
- Stetoscope
- Alat tulis
B. Pelaksanaan :
- Memberitahu Pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
- Mencuci Tangan
- Menyinsingkan lengan baju pasien
- Memasang manset tidak terlalu erat atau terlalu longgar
- Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa
- Menutup sekrup balon karet
- Mencuci Reservoir
- Letak tensimeter harus datar
- Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah
- Meletakkan bagian diafragma stetoscope tepat diatasnya
- Memompa balon sehingga udara masuk kedalam manset sampai detak arteri tidak
terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai sistolik.
- Membuka sekrup balon perlahan – lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik
sambil melihat skala dan mendengarkan bunyi detik pertama (Sistolik) dan detik
terakhir (Diastole)
- Pada waktu melihat skala, mata setinggi skala tersebut
57
- Bila hasilnya meragukan perlu diulang kembali ( tunggu 30 detik )
- Menurunkan air raksa sampai dengan nol dan mengunci reservoir
- Membuka pipa penghubung
- Melepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal di dalam
manset
- Menggulung manset dan memasukkan ke dalam tensimeter.
- Merapikan pasien
- Mengembalikan alat pada tempatnya
- Mencuci tangan
- Mencatat pada lembar catatan yang ada
- Membuat grafik / kurve pada lembaran status pasien dengan tepat dan benar
- Menggunakan waktu dengan efektif dan hemat energi.
C. Hal – hal yang perlu diperhatikan
- Mengukur tekanan darah dapat di laksanakan pada :
* Pasien dengan kelainan tekanan darah
* Pasien sebelum dan sesudah pembedahan
* Pasien dengan kehamilan
* Pasien dengan perdarahan
* Pasien dengan syok / coma
* Pasien baru.
- Sikap :
* Gunakan komunikasi yang terapeutik
* Bekerja dengan hati – hati dan sopan sehingga tensimeter tidak terjatuh
* Tidak ragu dan tergesa – gesa
* Mendengarkan bunyi sistolik dan diastole serta mencatat hasil dengan tepat dan benar
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Ruang KIA/KB
3. Unit Medical Register
58
59
DOKUMENTASI KEGIATAN
60
61