Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ISU-ISU, STRATEGI DAN KEGIATAN PROMOSI


KESEHATAN PADA LANSIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

THALIA F.M SIANGKA (16061061)

REYNALDI T. RUMAGIT (16061137)

JULIET G MANGUANDE (16061131)

MELISA REMBAEN (16061134)

SANLY LALAMENTIK (16061165)

DEMIANA SERIN (16061019)

MELFI ASENG (16061122)

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan perkenanan-Nya,
sehingga kelompok kami sudah bisa menyelesaikan makalah tentang Isu-isu, strategi dan
kegiatan promosi kesehatan pada lansia ini dengan baik dan tepat waktu.

Kelompok kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan materi
maupun isi materi yang disajikan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kelompok kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan makalah-
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat maupun kita
sebagai mahasiswa keperawatan.

Manado, 21 Februari 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………....……………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….…….………ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………...…1

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………..…1

B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………….….…1

C. TUJUAN ……………………………………………………………………………….…..2

D. MANFAAT …………………………………………………………………………….…..2

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….…3

A. PENGERTIAN GERIATRI ……………………………………………………….…….…3

B. ISSU DAN KECENDERUNGAN MASALAH KESEHATAN GERONTIK


………………………………………….…………………………………………………....4

C. STRATEGI UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA


………………………………………….………………………………………………..…..7

D. DUKUNGAN KELUARGA …………………………………………………………..…...22

BAB 3 PENUTUP ……………………….………………………………………………….….........27

A. KESIMPULAN ……………………….………………………………………..…………..27

B. SARAN ……………………….……………………………………………….……….…..27

DAFTAR PUSTAKA ……………………….……………………………….………………….…..28

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi
adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?
2. Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
3. Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2. Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
3. Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

D. Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan
pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu –
isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang
bahagia dan berguna (DEPKES RI, 2000)

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan
dan lail-lain. (DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

2
1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari
penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric


baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

 Masalah kehidupan sexual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami
ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik
dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.

 Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya :
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak

3
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.

 Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang
lain.
 Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung
dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi
untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga
diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi
urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada
lansia.
 Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.
 Kesehatan mental

4
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.

 Hukum dan etik dalam perawatan gerontik


Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada :
1. Pasal 27
 Segala W.N. bersama kedudukannya didalam hokum dan
pemerintahan dan wajib menjunjungnya hokum dan pemerintahannya
itu dengan tidak ada kecualinya.
 Tiap-tiap W.N. berhak atas pekerjaannya dn penghidupannya yang
layak bagi kemanusiaan
2. Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Berpedoman pada hokum tersebut, sebagai perawat kesehatan masyarakat


bertanggung jawab dalam mencegah penganiayaan. Penganiayaan yang
dimaksud dapat berupa : penyia-nyiaan, penganiayaan yang disengaja dan
eksploitasi. Sedangkan pencegahan yang dapat dilakukan adalah berupa :
perlindungan dirumah, perlindungan hokum dan perawatan dirumah.
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

 Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa


memeperhatikan suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status social,
masalah kesehatan.
 Menjaga rahasia klien
 Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak
etis, praktek illegal
 Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya
 Perawat menjaga kompetensi keperawatan
 Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi
individu serta kualifikasi dalam memberikan konsultasi
 Berpartisipasi aktif dalam kelanjutannya perkembangan body of
knowledge
 Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar professional

5
 Berpartisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang
salah dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat.
Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau
ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhakan
oleh masyarakat termasuk pada lansia.

 JPKM lansia
Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada
dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya
keluarga yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang khusus.
Perkembangan yang terjadi tersebut tentunya menuntut perawat memberikan
pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya tidak
berlebihan sebab hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dibidang kesehatan
untuk membangun “Indonesia Sehat 2010” yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini
diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang baik dan perhatian yang
selayaknya

C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


 Masyarakat sehat 2010 dan lansia
Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu
meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga
Amerika ( USDHHS, 1998 ). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek
terpenting dalam promosi kesehatan lansia adalah mempertahankan kesehatan
dan kemandirian fungsional. Banyak tujuan yang ditetapkan untuk masyarakat
sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang dicakupkan ke dalam tujuan Masyarakat
sehat 2010. Ketika merencanakan program promosi kesehatan untuk
komunitas lansia perawat komunitas harus memasukkan area prioritas dan
tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat 2010. Salah satu tujuan
masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah meningkatkan
setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang telah
berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi
kesehatan terorganisasi.

1. Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas


Lansia
6
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu
masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah
melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi
dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia
harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi
kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam
masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai
pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif
dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar
– benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang
disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS,
1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney,
1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus
mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

2. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu
atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan
dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan
yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan.
Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat
keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam
intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu
dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan

7
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal
atau bantuan rumah tangga )
j. Makanan yang dikirimkan ke rumah
k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah

3. Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia
yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah
meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap pelayanan
gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas.
Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di
komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan
pada masyarakat lansia
 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month ( bulan lansia Amerika )
 Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah
 Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
 Aktivitas pencegahan kejahatan
 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

4. Kemitraan dengan Komunitas Lansia

8
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru
dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi
meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan
yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan
tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam
merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah
hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi
kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian
mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan /
atau pengeras suara yang adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman
hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang memengaruhi lansia

5. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas


a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan
kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam

9
hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari
intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler,
dan diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada
( pendidikan kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen
medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya
( termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare
Managed Care, asuransi Medicare tambahan, dan program
asuransi kesehatan spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses
lansia pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi
kesehatan, pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di
komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan
swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat
merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di komunitas
(Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya ).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu
lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian
nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning
Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians,
American Dietetic Association, dan National Council on Aging
( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi

10
yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang
kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
c. “Makan sehat dan enak!”
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada
nutrisi dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah
lemak, rendah gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan
terhadap diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk
mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran
kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan
berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan
memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan
yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah
yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan
hadiah kepda lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk
kertas, makaronidan makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan
bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan makanan. Tantangan
terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program
outreach.
d. Olahraga dan Kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan
dan status fungsionalnya. Di bawah ini adalah beberapa bentuk
program olahraga kebugaran.
 “DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK
LANSIA”
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah
dipusat nutrisi lansia, perawat mengobservasi bahwa
pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka
mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang
dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka bermain permainan
meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas fisik mereka

11
sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat menanyakan
tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan memperoleh
informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman untuk
berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum
mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi
kebutuhan terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang
dapat dilakukan di kursi,suatu program dikembangkan dan
beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga. Rogram
tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga
untuk Lansia”. Dengan bimbingan sukarelawan instruktur
olahraga, program telah dimasukkan secara nyata ke dalam
jadwal aktivitas sehari-hari.
 Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin
hendak membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional
dan ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh
pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin
saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang
mengahadiri kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para
lansia tersebut berada di rumahanya karena meraka takut jatuh
jika mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat memberikan
koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat
melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara
untuk mencegah jatuh dan memberikan konseling individual
mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh. Proyek
kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar
terhadap masalah yang terkadang mengakibatkan lansia
kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat membawa
kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini
serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,
demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki
formulir pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes
keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.
 Keamanan komunitas

12
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap
kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu
bekerja sama dengan lembaga penegak hukum setempat untuk
mengembangkan program komunitas. Prototipe program
meliputi neighborbood crime watch program, citizens on patrol
dan program keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Lansia membutuhkan pendidikan yang mencakup program
pertahan diri, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Kampanye media di masyarakat harus berkonsentrasi pada
upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia terhadap tipe – tipe
kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan
waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk
menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.
 Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di
amerika, jumlah pengendara lansia juga semakin banyak.
Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar mengemudi
kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular
dan sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara
lansia dianjurka untuk mengevaluasi kemabli secara periodik
kemampuan mereka dalam mengemudi, termasuk pemerikasaan
penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik lainnya
dapat mempengaruhi mereka dalam berkendara. AARP
mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving Program untuk
membantu pengendara yang berusia lanjut meningkatkan
kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan dan
menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP
juga menerbitkan Older Driver Assesment and Resource Guide (
panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang
disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus
mengacu kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di
komunitas.
 LEGISLASI SIGNIFIKAN DAN LANSIA AMERIKA
Akhirnya, beberapa bagian legislasi yang penting patut
untuk didiskusikan. Dua bagian penting dari legislasi yang
13
mempengruhi kehidupan lansia di amerika adalah Social
Security Act tahun 1935 dan Older Americans Act (OAA) tahun
1965. Social Security Act berisi banyak program bagi para
lansia, termauk bantuan finansial dan pelayana kesehatan.
Ketentuan utamanya adalah meningkatkan sistem tunjangan
bagi lansia dan memungkinkan negara untuk memberikan
santunan kepada tunanetra, masyarakat yang sudah tua, serta
anak – anak cacat dan terlantar. Undang – undang ini
membentuk Social Security Board (badan pengaman social) dan
mekanisme untuk meningkatkan uang pensiun dan tunjangan
kesejahteraan. Satu amandemen paling signifikan muncul pada
tahun 1965, yang ditandai dengan berdirinya program asuransi
kesehatan Medicare dan Medicaid. OAA mengarahkan atensi
negara kepaa kebutuhan lansia dan mengesahkan the
Administration On Aging Within The Department Of Health
And Human Services. OAA mendanai riset serta pelatihan
gerontologi dan memfasiltasi program lokal, negara, dan
nasional guna meningkatkan kualitas hidup lansia. Selama
bertahun – tahun, OAA telah menetapkan bermacam – macam
pelayanan untuk lansia, termasuk lembaga yang melayani
lansia, pusat multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program
relawan, pendidikan kesehatan, pelayanan transportasi,
pelayanan kesehatan dirumah, dan aktivitas kesehatan preventif.
Legislasi lain yang membantu peningkatan kualitas hidup lansia
adalah The Age Discrimonation Act tahun 1974 yang mencegah
diskriminasi pada lansia dalam pekerjaan dan mencegah pensiun
yang dipaksakan ; research on aging act tahun 1974, yang
membentuk National Institute Of Aging dalam The National
Institute Of Health dan American Disabilities Act tahun 1990
yang menjamin hak – hak warga amerika yang mengalami
kecacatan.

6. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

14
Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan
pada saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di
kalangan lansia – penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari
gaya hidup yang kurang sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk
lansia yang kurang gerak, lansia yang mengalami penyakit kronis secara
bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti masa tua dengan penuh
kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap proses
penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya penundaan awitan terjadinya
penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan ).
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak
dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat
profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan
komponen penting dalam perawatan kesehatan.

7. Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan


Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi
kesehatan dan banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku
promosi kesehatan daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika
ditanyakan perilaku apakah yang mereka inginkan untuk mempertahankan atau
meningkatkan kesehatannya lansia menyebutkan hal – hal seperti tetap aktif
dan memelihara pandangan positif terhadap kehidupan olahraga, nutrisi,
istirahat dan relaksasi memantau tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan dan
disiplin diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak terlalu berat. Hal – hal
tersebut sebenarnya mewakili suatu kombinasi perilaku promosi kesehatan dan
perlindungan kesehatan ( pencegahan ) Menurt pender promosi kesehatan
adalah pola multidimensional dari tindakan dan persepsi yang berasal dari
dalam diri sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan
kesehatan aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku –
perilaku tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur
memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara
jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan
karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan seseorang.
Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau
ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut.
15
Promosi kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan
meminimalkan efek penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat
untuk lansia adalah aktifitas fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi
adekuat, pengendalian berat badan dan menejemen stres.
Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi
keperawatan. Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dalam porsi yang penting bagi populasi dengan menggunakan
kerangaka kerja promosi kesehatan untuk mengorganisasikan dan memberikan
asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini mendorong perawat untuk
memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi dan membangun
kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah. Periilaku
perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi
resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya
pemeriksaan kesehatan secara teratur dan penggunaan obat – obatan secara
tepat merupakan perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang
termasuk promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga
secara teratur merupakan perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan
untuk mengurangi resiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler,
depresi, diabetes melitus pada saat dewasa akibat obesitas dan osteoporosis.
Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat
merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan melawan penyakit
kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang
perlindungan kesehatan terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada
lansia

8. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that
Have Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan
(independence), partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan
kehormatan.

16
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to
the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung
dan tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan
mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan
untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang prilaku hidup mereka.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai


berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi
jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah,
meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.

17
 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.
 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan
bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah,
meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan
berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan
obat-obatan.
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik


perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara
sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang
sesuai, dan banyak minum (sebaiknya air putih).
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
 Meminum obat sesuai anjuran dokter.
 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


 A-Atur makanan yang seimbang.
 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan
situasi menegangkan.
 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan
kegiatan atau hobi yang bermanfaat.
 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
18
 I-Ikuti nasihat dokter.
 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif
 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum
beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram,
papsmear, gigi mulut dan lain-lain.
 Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan
ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1)
perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat
jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi
ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.
D. Dukungan keluarga
19
1. Pengertian keluarga
Badan sensus Amerika mendefinisikan keluarga secara tradisional yaitu
keluarga terdiri dari orang-orang yang tergabung karena hubungan pernikahan,
hubungan darah, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah
(Friedman, 2003). Menurut Dep Kes R.I (1998, dalam Achjar, 2010) keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan
dalam kelompoknya sendiri. Duvall dan Logan (1986) mengatakan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional
serta sosial individu yang ada didalamnya. Sedangkan Bailon dan Maglaya
(1978) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karna hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

2. Komponen-komponen dukungan keluarga


Dukungan dapat berarti bantuan atau sokongan yang diterima seseorang
dari orang lain. Dukungan biasanya diterima dari lingkungan sosial yaitu
orang-orang yang dekat, termasuk didalamnya adalah anggota keluarga, orang
tua dan teman (Marliyah, 2004).
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal
yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk. Menurut Friedman
(1998, dalam Wijayanto, 2008), ikatan keluarga adalah orang yang paling
dekat hubungannya dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran
penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang-orang yang hidup
dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari
pada mereka yang tidak memiliki keluarga.
Sarafino (1994, dalam Marliyah, 2004) menjelaskan bahwa keluarga
memiliki beberapa bentuk dukungan, yaitu:
1) Dukungan informasional

20
Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi tentang suatu pengetahuan
terhadap anggota keluarga. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat
menahan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek
dukungan ini berupa nasehat, usualan saran, perunjuk dan informasi.
2) Dukungan penilaian
Dapat berwujud pemberian penghargaan atau pemberian penilaian yang
mendukung perilaku atau gagasan individu dalam bekerja maupun peran
sosial yang meliputi pemberian umpan balik, informasi, atau penguatan.
3) Dukungan instrumental
Merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya dapat
berwujud barang, pelayanan dukungan, keuangan, dan menyediakan
peralatan yang yang dibutuhkan. Memberi bantuan dan melaksanakan
aktivitas, memberi peluang waktu, serta modifikasi lingkungan.
4) Dukungan emosional
Merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kelekatan,
kepedulian, dan ungkapan simpati sehingga timbul keyakinan bahwa
individu yang bersangkutan diperhatikan.
3. Peran anggota keluarga terhadap lansia
Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga
diantaranya menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja,
kesempatan untuk sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan kesehatan,
memasak dan menyediakan makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga
janji, mengawasi, melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-
obatan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal
yang dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia
antara lain melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan
keluarga, membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia, membantu
dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati, mintalah
nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam acara-acara
keluarga, membantu mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap
mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara
teratur.

21
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan
lansia, keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang
mempengaruhi kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu
(Lueckenotte, 2000) :
1) Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa
merawat lansia lebih sedikit.
3) Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan
perawatan primer adalah wanita.
4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan
dengan keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan
menimbulkan konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena
berbedanya pandangan antara saudara kiri.
Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas
perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan
pasangan, pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan untuk
memahami eksistensi usia lanjut

4. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga menurut Friedman (2003) yaitu:
1) Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik
senamg maupun sedih, dengan melihat bagaimana keluarga
mengekspresikan kasih sayang.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada
anak, membentuk nilai dan norma. Bagaimana keluarga produktif terhadap
sosial.
3) Fungsi perawatan kesehatan

22
Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan
fisisk, spiritual, mental dengan cara merawat dan memelihara anggota
keluarga serta mengenali kondisi sakit setiap anggota kelarga.
4) Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan
dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
5) Fungsi biologis
Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6) Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan, mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
7) Fungsi psikologis
Terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga (Achjar, 2010).

5. Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia


Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang


mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan
kami mohon maaf yang sebesar – besarnya. Kami juga memohon untuk saran dan
kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan

DAFTAR PUSTAKA

24
Sumber buku :

Mubarak,Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika

Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi


2.Jakarta:ECG

Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta: EGC

Sumber jurnal :

http://media.neliti.com>publikation : diakses pada tanggal 21 Febbruari 2019 pada jam 18:26

http://jurnal.abdihusada.ac.id/indeks.php/jurabdi/article/view/28 : diakses pada tanggal 21 Febbruari


2019 pada jam 18:26

25

Anda mungkin juga menyukai