Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN

IMPLEMENTASI KOMUNITAS POPULASI


TERLANTAR
( TPA SUMOMPO )
Selasa 23 April 2019

DISUSUN OLEH :

THALIA F.M SIANGKA (16061061)

MAYOR J.R LAFINA (16061079)

TITANIO KALANGI

SANLY LALAMENTIK

RESA MANAJANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena berkat dan

penyertaan-Nya sehingga kelompok kami sudah boleh menyelesaikan implementasi

kepada masyarakat populasi terlantar dengan baik dan tepat waktu.

Kami juga berterimakasih kepada dosen pembimbing yang sudah

membimbing kami dengan baik sehingga kami sudah boleh menyelesaikan tugas

kami dengan baik di masyarakat.

Segala masukan dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari

berbagai pihak untuk perbaikan program dan tindakan keperawatan yang kami

laksanakan di masyarat. Kami mohon maaf atas segala kekurangan yang masih

terjadi dan terdapat dalam laporan ini. Terimakasih.

Manado , 28 April 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 3
1.3. TUJUAN .......................................................................................................... 3
1.4. MANFAAT .................................................................................................... 4
BAB II.......................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 6
2.1 KONSEP TATANAN ................................................................................. 6
2.2 TATANAN PHBS ....................................................................................... 6
2.3 TUJUAN PHBS ......................................................................................... 13
2.4 MANFAAT PHBS ..................................................................................... 13
2.5 STRATEGI PHBS .................................................................................... 13
2.6 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MELAKUKAN PHBS
................................................................................................................................ 15
2.7 SASARAN PHBS MENURUT TATANAN ........................................... 16
2.8 ATURAN ATAU KEBIJAKAN MENGENAI PHBS ................................ 16
2.9 10 INDIKATOR PHBS DI DALAM RUMAH TANGGA ...................... 17
BAB III ...................................................................................................................... 20
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN ........................................................ 20
3.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 20
3.2. MAKSUD & TUJUAN KEGIATAN ......................................................... 20
3.3. DESKRIPSI KEGIATAN ........................................................................... 21
3.4. KEGIATAN ................................................................................................ 21
3.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS (TERLAMPIR) ... 21
3.6. SAP/ SATUAN ACARA PENYULUHAN (TERLAMPIR) .................... 21
3.7. ANGGARAN PENGELUARAN IMPLEMENTASI ( ABDIMAS )
TERLAMPIR ......................................................................................................... 21

ii
3.8. DOKUMENTASI KEGIATAN (TERLAMPIR) ....................................... 21
BAB IV ...................................................................................................................... 22
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 22
4.1. PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................................. 22
4.2. KENDALA ................................................................................................. 22
4.3. SARAN KEDEPAN.................................................................................... 22
BAB V ....................................................................................................................... 23
PENUTUP ................................................................................................................. 23
5.1. KESIMPULAN ........................................................................................... 23
5.2. SARAN ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010:10).

Kesehatan masyarakat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu,

kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta

diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan,

dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan

lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk

menghasilkan kemandirian dibidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga,

yang artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan

informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah

kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah

tangga agar dapat dijalankan secara efektif (Machfoedz, 2005).

Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat

yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan

anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta

1
murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan

kesehatan cukup mahal.

Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat

agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu, manusia wajib peduli terhadap

lingkungan dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan kemauan

terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan wahana dimana

mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.

Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen

untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih

Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan

pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat

menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat.Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan.Perilaku hidup yang bersih

dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga.Peranan

keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan

2
sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,

Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.

Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka otomatis akan

lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Karena kondisi

sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan

menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,

dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua

pihak secara keseluruhan (totalitas).

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?

2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?

4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?

5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat

(PHBS)?

6. Apa saja cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)?

7. Apa saja indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

8. Apa indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing komponen?

1.3. TUJUAN

1. Tujuan Umum

3
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini, ialah untuk mengetahui dan

memahami konsep dasar serta aplikasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).

4. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

5. Untuk mengetahui manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih

Sehat (PHBS).

6. Untuk mengetahui cara yang di tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS).

7. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

8. Untuk mengetahui indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-

masing komponen.

1.4. MANFAAT

1. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terkait perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS).

2. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai apa yang di sebut dengan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manfaat dari Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat(PHBS).

4
4. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai Strategi Pengembangan

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

5. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manajemen pengembangan

manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

6. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai cara yang d tempuh untuk

memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator- indikator Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

8. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing komponen.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TATANAN

Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat dan sistem sosial di mana ia

melakukukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan faktor-faktor individu, lingkungan fisik

dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak pada kesehatan. Sebab itu dapat di

katakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat di mana manusia secara aktif memanipulasi

lingkungan, sehingga sekaligus menciptakan.

2.2 TATANAN PHBS

Tatanan adalah tempat di mana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi

dan lain-lain.

PHBS berada di lima tatanan yakni:

1. Tatanan rumah tangga

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk

memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan

perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah

ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai

kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu

"kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.

Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

6
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan

dan mencegah infeksi neonatus.

b. Memberi Asi esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak

hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20

persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.

c. Menimbang balita setiap bulan.

Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan penimbangan.

Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita, dengan

melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita

serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.

d. Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang

digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang

digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan

sederhana.

e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan

suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran

penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B,

HIV/AIDS.

f. Menggunakan jamban sehat.

7
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain

tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara

langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan

sebagainya.

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu

sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-

jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat

genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan

mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan

otot dan menyehatkan badan.

j. Tidak merokok di dalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya,

untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

8
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila

digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat

masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu

burung dll.

b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM)

yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk

kesehatan atau tidak.

c. Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan

pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman

penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan

dan kebakaran.

d. Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang

lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih

baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.

e. memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di

lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit

DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali

9
seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan

mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.

f. Tidak merokok.

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit

kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak,

kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.

Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti

menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.

g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan

anak dapat berkembang secara optimal.

h. Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya

tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak mengundang datangnya

serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus,

cacingan dll.

3. Tatanan tempat kerja

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah

masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

10
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar

dan buang air kecil

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6. Menggunakan air bersih.

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis

pekerjaan.

4. Tatanan tempat umum

PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan

pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan

berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.

Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta

atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,

transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

a. PHBS di Pasar

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak

merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

b. PHBS di tempat Ibadah

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak

merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

c. PHBS di Rumah Makan

11
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci

tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan

minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak

merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan

Manfaat:

a. Bagi masyarakat:

Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan

lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang

dihadapi

b. Bagi tempat umum

Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum,

Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya

kunjungan pengguna tempat-tempat umum

c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota

Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah

kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain

dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum

5. Tatanan fasilitas kesehatan

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain: :

1. menggunakan air bersih,

12
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,

3. membuang sampah pada tempatnya,

4. tidak merokok,

5. tidak meludah sembarangan,

6. memberantas jentik nyamuk.

2.3 TUJUAN PHBS

Tujuan PHBS (DepKes RI 1997) adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan

dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan

dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2.4 MANFAAT PHBS

- Setiap anggota keluarga menjadi sehat

- Anak tumbuh sehat dan cerdas

- Anggota keluarga giat bekerja

- Pengeluaran biaya rumah tangga dapat di tunjukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan

dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2.5 STRATEGI PHBS

Strategi PHBS, yaitu:

a. Gerakan Pemberdayaan

13
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu

menjadi mau (aspek attitude), dan dari

mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang di perkenalkan (aspek practice).

b. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosialyang mendorong individu

anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan. Tiga pendekatan dalam

bina suasana:

1) Pendekatan individu

2) Pendekatan kelompok

3) Pendekatan masyarakat umum

C. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait

ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan

pemerintah dan menyandang dana pemerintah.

Adapun tahap-tahap advokasi, yaitu:

1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah

2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah

3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecah

masalah.

14
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecah masalah

5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

2.6 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MELAKUKAN PHBS

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada

tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan PHBS, yaitu:

1. Faktor Pemuda (Predisposising factor)

Faktor ini mencangkup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap PHBS. Di mana faktor

ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi

tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial

ekonomi

2. Faktor Pemungkin (enambling factor)

Faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan

terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

anak-anak. Misalnya, air bersih, tempat pembuangan sampah jamban, ketersediaan makanan

bergizi dan sebagainya.

Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya PHBS.

3. Faktor Penguat (reinforcing factor)

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.

Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orang tua yang

merupakan tokoh yang di percaya atau di panuti anak-anak.

15
2.7 SASARAN PHBS MENURUT TATANAN

Sasaran Keluarga Inst. Tempat Kerja Sekolah Tempat Umum

Kesehatan

Primer  Individu  Pasien  Karyawan  Siswa  Pengunjung

 Pengantar/  Masyarakat

Keluarga Umum

 Keluarga

Pasien

Sekunder  KK  Petugas Kes  Manager  Guru  Pegawai

 Ortu/  Kader Kes  Serikat  BK  Karyawan

Mertua Buruh  Karyawan  Manager

 Kader  Organisasi  Osis

Profesi

Tersier  KK  Pimp.  Direktur  Kepsek  Direksi

 Ket RT Institusi di  Pemilik  Pemilik  Pemilik

 Ket RW Institusi

Kesehatan
 Kades

2.8 ATURAN ATAU KEBIJAKAN MENGENAI PHBS

Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-

Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

16
a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.

b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.

c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan

Mengenai Desa dan Kelurahan.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar

Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.

g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang

Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang

Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.

i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang

Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

2.9 10 INDIKATOR PHBS DI DALAM RUMAH TANGGA

Terdapat 10 indikator Phbs di dalam rumah tangga, yaitu:

1. Pesalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

Yang di maksud tenaga kesehatan di sini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis

lainnya. hal ini di karenakan karena masih banyak masyarakat yang masih mengandalkan tenaga

nun medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan
17
penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi i Inpun di khawatirkan beresiko

besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.

2. Memberi bayi ASI Esklutif

Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Ekslutif yakni pemberian ASI tanpa

makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan

3. Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan balita setiap bulan di maksud untuk membantu pemantauan pertumbuhan

balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini di lakukan di posyiandu setelah itu di catat di buku

KMS (Kartu menuju sehat).

4. Penggunaan air bersih

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan

berbagai macam penyakit.

5. Mencuci tangan pakai sabun

Mencuci tangan pada air yang sedang mengalir dan menggunakan sabun dapat

menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoron yang menempel di tangan sehingga tangan

bersih dan bebas kuman.

6. Gunakan jamban sehat

Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak

berbau, tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitaranya mudah

di bersikan dan aman di gunakan, di lengkapi dengan dinding dan atap pelindung, penerangan

dan ventilasi darah yang cukup, lantai kedap air, dll

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

18
Lakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB) di lingkungan rumah. PJB adalah pemeriksaan

tempat perkembang biakan nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi, WC, vas bunga,

tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang di lakukan secara teratur setiap

minggu.

8. Makan buah dan sayur setiap hari

Buah dan sayur banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi

tubuh.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Melakukan aktivitas fisik angan penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental agar

tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Di dalam satu puntung rokok yang di hisap terdapat lebih dari 4000 bahan kimia

berbahay, di antaranya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO).

19
BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN

3.1. LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk miskin di Sulut per September 2018 dengan persentase 7,59 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Atteng Hartono mengatakan, jumlah penduduk

miskin di Sulut yang pengeluaran per kapitanya di bawah Garis Kemiskinan mencapai 189 ribu

orang dari total penduduk. Selasa (15/1/2019).

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous (rakyat, berarti penduduk). Didalam

pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita

membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan

batas – batas waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang

hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Latar belakang kami melaksanakan kegiatan ini adalah salah satu bentuk tugas dari mata

kuliah Keperawatan Komunitas , dan berdasarkan Pravelensi orang terlantar di Sulawesi utara

mencapai 7,59%. Pendidikan Kesehatan dan pemeriksaan Tekanan Darah gratis menjadi

landasan kegiatan yang kami laksanakan di Lokasi TPA Sumumpo.

3.2. MAKSUD & TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan ini kami laksanakan atas dasar kepedulian kami terhadap masyarakat yang

tinggal di TPA Sumumpo dengan melihat kondisi latar belakang mereka. Kami memberikan

sejumlah informasi kesehatan terkait perilaku hidup bersih & sehat , Pemeriksaan tekanan darah

gratis dan cara mencuci tangan yang baik dan benar.

20
3.3. DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Abdimas ini dilaksanakan oleh kelompok 7 dengan tugas Populasi terlantar,

kami melaksanakan kegiatan ini pada hari/tanggal 23 April 2019 jam 17.00 – Selesai.

Kegiatan ini di hadiri oleh kurang lebih 20 orang dengan 8 Kepala keluarga. Pendidikan

kesehatan mengenai pola hidup bersih sehat (PHBS) , Cuci tangan yang baik & benar serta

pemeriksaan tekanan darah gratis menjadi acuan kami untuk melaksanakan kegiatan ini.

3.4. KEGIATAN

o Tempat Pelaksanaan : TPA Sumumpo, Buha MapangeT, Sulawesi Utara

o Waktu pelaksanaan : 17.00 Wita - Selesai

o Jumlah Peserta : 20 Orang ( Termasuk 8 KK )

o Jumlah Panitia : 5 Orang

3.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS (TERLAMPIR)

3.6. SAP/ SATUAN ACARA PENYULUHAN (TERLAMPIR)

3.7. ANGGARAN PENGELUARAN IMPLEMENTASI ( ABDIMAS ) TERLAMPIR

3.8. DOKUMENTASI KEGIATAN (TERLAMPIR)

21
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Abdimas ini dilaksanakan oleh kelompok 7 dengan tugas Populasi terlantar, kami
melaksanakan kegiatan ini pada hari/tanggal 23 April 2019 jam 17.00 – Selesai. Kegiatan ini di
hadiri oleh kurang lebih 20 orang dengan 8 Kepala keluarga. Pendidikan kesehatan mengenai
pola hidup bersih sehat (PHBS) , mengajarkan cara mencuci tangan yang baik & benar(enam
langkah mencuci tangan bersih) serta pemeriksaan tekanan darah gratis bagi semua peserta
kegiatan abdi masyarakat di TPA Sumompo yang kami selenggarakan.

4.2. KENDALA

Ada beberapa kendala yang kelompok kami hadapi saat pelaksanaan kegiatan abdi
masyarakat di TPA Sumompo seperti : lokasi pelaksanaan kegiatan yang agak mengganggu(
terdapat banyak tumpukan sampah yang berbau tidak sedap dan lokasi yang becek) dan juga ada
beberapa masyarakat yang tidak tertarik untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan pendidikan
kesehatan yang kami laksanakan.

4.3. SARAN KEDEPAN

Saran kami, kami berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat-masyarakat


terlantar yang ada di Indonesia khususnya di daerah kita di Sulawesi Utara ini yang semakin
meningkat. Seperti keadaan yang sudah kelompok kami lihat sendiri yaitu di TPA sumompo
yang terdapat masyarakat yang menetap disana dengan kondisi yang bisa dibilang tidak layak
untuk ditinggali. Tapi karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan dan tingkat pendidikan
yang rendah membuat mereka terpaksa harus tinggal disana. Kami mengharapkan perhatian dari
pemerintah terhadap masalah tersebut. Kami juga berharap, ada berbagai organisasi masyarakat
maupun kesehatan untuk lebih sering memberikan bantuan baik materi maupun pendidikan
kesehatan agar mereka bisa lebih tahu bagaimana cara meningkatkan taraf kehidupan merekan
dan mempertahankan derajat kesehatan mereka.

22
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Jumlah penduduk miskin di Sulut per September 2018 dengan persentase 7,59 persen. Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Atteng Hartono mengatakan, jumlah penduduk miskin di
Sulut yang pengeluaran per kapitanya di bawah Garis Kemiskinan mencapai 189 ribu orang dari
total penduduk.

Masyarakat yang ada di TPA Sumompo menjadi sasaran utama kelompok kami dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai pola hidup bersih sehat karena kondisi
lingkungan mereka yang berada disekitar banyaknya timbunan sampah dapat memicu terjadinya
banyak penyakit. Oleh karena itu, kelompok kami melaksanakan pendidikan kesehatan mengenai
PHBS untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
menerapkan pola hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan diri
dan keluarga.

5.2. SARAN

Kelompok kami berharap kedepannya pemerintah bisa lebih memperhatikan masyarakat


populasi terlantar yang ada disekitar kita. Kita sebagai petugas kesehatan juga harus lebih
memperhatikan masyarakat tersebut terlebih dengan lebih sering memberikan pendidikan
kesehatan kepada mereka untuk menambah pengetahuan mereka mengenai pentingnya menjaga
kesehatan agar tidak terserang penyakit.

Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan yang ada dalam makalah ini, kami
selalu mengharapkan berbagai masukan dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah-
makalah selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi
Kesehatan .Departemen Kesehatan RI Tahun 2004

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat
Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005

Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan. Kesehatan Masyarakat
Tahun 2000/2001

DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI .

Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 15 Desemeber 2014)

Mahyuliansyah. 2010. Penerapan PHBS di Sekolah.


http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/05/penerapan-phbs-di-
sekolah.html/09/06/phbsperilaku-hidup-bersih-dan-sehat(Diakses 15 Desemeber 2014)

24
Lampiran I : Implementasi Komunitas

NO MASALAH TUJUAN KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ

1 Defisit kesehatan Meningkatkan 1. Melaksanakan 1. Masyarakat 17.00 Wita Didepan Rp.127.000 Semua
komunitas status kesehatan kegiatan pendidikan
TPA – Selesai. halaman Rumah Panitia
masyarakat dan kesehatan mengenai
Sumumpo Warga TPA pelaksana:
kesadaran untuk pola hidup bersih
melaksanakan pola dan sehat. Sumumpo. 1. Thalia
hidup sehat Dengan hasil :
2.Jimmy
Masyarakat dapat
3. Titanio
menerima dan
mendengarkan 4. Sanly
materi Pendidikan
5. Resa
kesehatan yang di
sampaikan.

2. Mengajarkan Cara
Mencuci tangan
yang baik & Benar.
Dengan hasil :
Masyarakat terlihat
mengikuti gerakan

25
cuci tangan yang di
peragakan.
3. Melaksanakan
Pemeriksaan
tekanan darah
gratis.
Dengan hasil :
Masyarakat tampak
antusian dalam
memeriksa tekanan
darah mereka.

26
Lampiran II :

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT(PHBS)

Topik : Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Hari/tanggal : Selasa, 23 April 2019

Waktu Pelaksanaan : 17.00 WITA - selesai

Pembicara : Mahasiswa Fakultas Keperawatan Unika Delasalle

Manado

Peserta/Sasaran : Masyarakat TPA

Jumlah : 20 orang

Tujuan Umum :

Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami tentang perilaku

hidup bersih sehat

Tujuan Khusus :

Pada akhir pertemuan, peserta dapat :

 Mengetahui dan mengerti tentang definisi perilaku hidup bersih sehat (PHBS)

 Mengetahui dan mengerti tentang komponen terkait perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS)

 Mengetahui dan mengerti tentang manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat(PHBS)

 Mengetahui dan mengerti tentang indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di masing-masing komponen.

Metode : Ceramah, Tanya Jawab

27
Media : LCD,Laptop , Leaflet, Poster

KEGIATAN

No. Materi Kegiatan

1. Pembukaan 1. Menjelaskan pertemuan dan mengucapkan

(5 Menit) salam.

2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus

pertemuan ini.

3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu yang

akan digunakan dan mendiskusikannya.

2. Proses Isi Materi Penyuluhan

(15 Menit )  Menjelaskan tentang pengertian PHBS

 Menjelaskan tentang komponen terkait

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

 Menjelaskan tentang manfaat dari Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)

 Menjelaskan tentangindikator Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing

komponen

3. Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta secara

( 7 Menit ) bergantian.

2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

bertanya.

3. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan

28
yang telah disampaikan.

4. Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas

( 3 Menit ) perhatian peserta.

2. Mengucapkan salam penutup

EVALUASI

1. Apa itu perilaku hidup bersih sehat?

2. Apa saja manfaat dari perilaku hidup bersih sehat?

3. Sebutkan dan jelaskan salah satu contoh indicator perilaku hidup bersih sehat!

29
Lampiran III : Anggaran Dana Implementasi ( Abdimas )

o Sumber Dana : ( Panitia Pelaksana ) Rp. 15.000/org. ( 15x5 ) = 75.000

o Roti 6 Packet : Rp.42.000

o Aqua Gelas : ( 1 Karton ). Sponsor Dari FCLCU.

o Kertas A4 : 1 Plastik ( Rp.10.000 )

o Total Keseluruhan : Rp.127.000

o Saldo Terakhir : Rp.22.000

30
Lampiran IV : Dokumentasi Kegiatan

31

Anda mungkin juga menyukai