Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

INFORMED CONSENT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK(RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT


KABUPATEN PASAMA BARAT
TAHUN 2020
BAB I
DEFENISI

PANDUAN INFORMED CONSENT


A. PENGERTIAN
Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent
sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk
kepentingan dokter maupun pasien. Menurut john M. echols dalam kamus inggris –
Indonesia(2003), informed berarti telah diberitahukan, telah disampaikan, telah
diinformasikan.sedangkan consent berarti persetujuan yang diberikan kepada seseorang
untuk berbuat sesuatu.
Menurut Jusuf Hanifah (1999), informed consent adalah persetujuan yang
diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan. Dalam praktiknya,
seringkali istilah informed consent disamakan dengan surat izin operasi (SIO) yang
diberikan oleh tenaga kesehtan kepada keluarga sebelum seorang pasien dioperasi,
dan dianggap sebagai persetujuan tertulis. Akan tetapi, perlu diingatkan bahwa
informed consent bukan sekedar formulir persetujuan yang didapat dari pasien, juga
bukan sekedar tanda tangan keluarga, namun merupakan proses komuniksi. Inti dari
informed consent adalah kesepakatan antara tenaga kesehatan dan klien, sedangkan
formulir hanya merupkan pendokumentasian hasil kesepakatan. sehingga secara
keseluruhan dapat diartikan bahwa telah mendapat penjelasan tentang tindakan apa
yang akan dilakukan oleh petugas medic dan telah disetujui oleh keluarga dengan
ditandai oleh penandatanganan surat persetujuan tindakan medic.
Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien untuk
menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk
risiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut, telah diberikan oleh
dokter. Oleh karena itu, persetujuan tindakan adalah pertukaran antara klien dan
dokter. Biasanya, klien menandatangani formulir yang disediakan oleh institusi.
Formulir itu adalah suatu catatan mengenai persetujuan tindakan,bukan persetujuan
tindakan itu sendiri.Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis dan bedah
spesifik adalah tanggung jawab dokter. Meskipun tanggung jawab ini didelegasikan
kepada perawat di beberapa institusi dan tidak terdapat hukum yang melarang
perawat
untuk menjadi bagian dalam proses pemberian informasi tersebut.

B.TUJUAN
Keberadaan informed consent sangat penting, karena mengandung ide moral, seperti
tanggung jawab (autonomi tidak terlepas dari tanggung jawab). Jika individu memilih
untuk melakukan sesuatu, ia hanya bertanggung jawab terhadap pilihannya dan tidak bisa
menyalahkan konsekuensi yang akan terjadi. Ide moral lain adalah pembaruan. Tanpa
autonomi, tidak ada pembaruan dan jika tidak ada pembaruan, masyarakat tidak akan maju.
Sehingga tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk
dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti
mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan
sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat
mengambil keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan
dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien. Informed consent mempunyai peran dan
manfaat yang sangat penting dalam penyelenggaraan praktik yaitu :
1. Membantu kelancaran tindakan medis. Melalui informed consent, secara tidak langsung
terjalin kerjasama antara tenaga medis dan klien sehingga memperlancar tindakan yang
akan dilakukan. Keadaan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam upaya
tindakan kedaruratan.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Tindakan
medis yang tepat dan segera, akan menurunkan resiko terjadinya efek samping
dan komplikasi.
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit, karena pasien
memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu ditunjang oleh tindakan yang
lancar, efek samping dan komplikasi yang minim, dan proses pemulihan yang cepat
5. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hukum. Jika tindakan
medis menimbulkan masalah, tenaga medis memiliki bukti tertulis tentang persetujuan
pasien.
B. BENTUK
BENTUK INFORMED CONSENT
Informed consent harus dilakukan setiap kali akan melakukan tindakan medis, sekecil
apapun tindakan tersebut. Menurut depertemen kesehatan (2002), informed consent dibagi
menjadi 2 bentuk :
1.Implied consent
Yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak langsung. Contohnya: saat akan mengukur
tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si ibu dengan membawa sfingmomanometer tanpa
mengatakan apapun dan si ibu langsung menggulung lengan bajunya (meskipun tidak
mengatakan apapun, sikap ibu menunjukkan bahwa ia tidak keberatan terhadap tindakan
yang akan dilakukan bidan).
2.Express Consent
Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau secara
verbal. Sekalipun persetujuan secara tersirat dapat diberikan, namun sangat bijaksana bila
persetujuan pasien dinyatakan dalam bentuk tertulis karena hal ini dapat menjadi bukti
yang lebih kuat dimasa mendatang. Contoh, persetujuan untuk pelaksanaan sesar.
Yang berhak menandatangani informed consent
Pasien dewasa 21 tahun atau sudah menikah dalam keadaan sehat
Keluarga pasien bila umur pasien 21, pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar,atau
pingsan
Pasien < 21 tahun/ sudah menikah dibawah pengampuan dan gangguan mental, persetujuan
diberikan pada wali
Pasien <atau belum menikah dan tidak punya wali/ wali berhalangan, persetujuan
diberikan pada keluarga atau induk semang/ yang bertanggung jawab pada pasien
Dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali/ keluarga terdekat dan dalam keadaan
darurat yang perlu tindakan medik segera tidak dibutuhkan informed consent dari siapapun
Syarat syah informed consent menurut The Medical Denfence Union dalam bukunya
Medicolegal Issues in Clinical Practice yaitu
 diberikan secara bebas
 diberikan pada orang yang sanggupmemberikan perjanjian
 telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien memahami
tindakan itu perlu dilakukan
 mengenai sesuatu yang khas
tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

D.TATA CARA INFORMED CONSENT


Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989
1.Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien
2.Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu, semua putusan
diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan menjelaskannya
3.Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti
4.Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali Persetujuan atau kesepakatan
antara tenaga kesehatan dan klien harus mencakup:
1. pemberi penjelasan, yaitu tenaga kesehatan.
2.penjelasan yang akan disampaikan yang memuat lima hal yaitu:
a.Tujuan tindakan medis yang akan dilakukan,
b.Tata cara tindakan yamg akan dilakukan,
c.Resiko yang mungkin dihadapi,
d.Alternatif tindakan medik dari setiap alternatif tindakan,
e.Prognosis, bila tindakan itu dilakukan atau tidak.
3. Cara menyampaikan penjelasan .
4. Pihak yang berhak menyatakan persetujuan yaitu pasien, tanpa paksaan dari pihak
manapun.
5. Cara menyatakan persetujuan (tertulis atau lisan). Dalam praktiknya, consent
dapat diberikan oleh pasien secara langsung atau oleh keluarga/ pihak yang
mewakili pasien dalam keadaan darurat.

E.UNSUR
-UNSUR INFORMED CONSENT
Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi minimal
3 (tiga) unsursebagai berikut :
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter
2.Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3.Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam memberikan persetujuan. Jenis tindakan
yang memerlukan informed consent
1.Tindakan
-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan,baik untuk
menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.
2.Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.
3.Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji klinik
(berkaitan dengan bioetika)Hal yang membatalkan informed consent
keadaan darurat medis
ancaman terhadap kesehatan masyarakat
pelepasan hak pemberian consen pada pasien
clinical privilage
pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent

F.SANKSI HUKUM TERHADAP INFORMED CONSENT


1.Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa persetujuan pasien
dipersamakan dengan adanya penganiayaan yang dapat dijerat Pasal 351 KUHP
2.Sanksi perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan kerugian dapat digugat dengan
1365, 1367, 1370, 1371 KUHP
3.Sanksi administrative Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :Terhadap dokter yang melakukan
tindakan medis tanpa persetujuan pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi
administratif berupa pencabutan izin praktik.
G.BILA TERJADI PENOLAKAN INFORMED CONSENT
Dalam pelaksanaanya tidak selamanya pasien atau keluarga setuju dengan tindakan
medic yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian kalangan dokter maupun tenaga
kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau keluarga mempunyai hak
menolak usul tindakan yang akan dilakukan.Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa
pasien mengikuti anjuran, walaupun dokter menganggap penolakan bias berakibat gawat atau
kematian pada pasien. Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien pada alternative tindakan
yang diperlukan, maka untuk keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah sakit
meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan
medic yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai