INFORMED CONSENT
B.TUJUAN
Keberadaan informed consent sangat penting, karena mengandung ide moral, seperti
tanggung jawab (autonomi tidak terlepas dari tanggung jawab). Jika individu memilih
untuk melakukan sesuatu, ia hanya bertanggung jawab terhadap pilihannya dan tidak bisa
menyalahkan konsekuensi yang akan terjadi. Ide moral lain adalah pembaruan. Tanpa
autonomi, tidak ada pembaruan dan jika tidak ada pembaruan, masyarakat tidak akan maju.
Sehingga tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk
dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti
mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan
sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat
mengambil keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan
dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien. Informed consent mempunyai peran dan
manfaat yang sangat penting dalam penyelenggaraan praktik yaitu :
1. Membantu kelancaran tindakan medis. Melalui informed consent, secara tidak langsung
terjalin kerjasama antara tenaga medis dan klien sehingga memperlancar tindakan yang
akan dilakukan. Keadaan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam upaya
tindakan kedaruratan.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Tindakan
medis yang tepat dan segera, akan menurunkan resiko terjadinya efek samping
dan komplikasi.
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit, karena pasien
memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu ditunjang oleh tindakan yang
lancar, efek samping dan komplikasi yang minim, dan proses pemulihan yang cepat
5. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hukum. Jika tindakan
medis menimbulkan masalah, tenaga medis memiliki bukti tertulis tentang persetujuan
pasien.
B. BENTUK
BENTUK INFORMED CONSENT
Informed consent harus dilakukan setiap kali akan melakukan tindakan medis, sekecil
apapun tindakan tersebut. Menurut depertemen kesehatan (2002), informed consent dibagi
menjadi 2 bentuk :
1.Implied consent
Yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak langsung. Contohnya: saat akan mengukur
tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si ibu dengan membawa sfingmomanometer tanpa
mengatakan apapun dan si ibu langsung menggulung lengan bajunya (meskipun tidak
mengatakan apapun, sikap ibu menunjukkan bahwa ia tidak keberatan terhadap tindakan
yang akan dilakukan bidan).
2.Express Consent
Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau secara
verbal. Sekalipun persetujuan secara tersirat dapat diberikan, namun sangat bijaksana bila
persetujuan pasien dinyatakan dalam bentuk tertulis karena hal ini dapat menjadi bukti
yang lebih kuat dimasa mendatang. Contoh, persetujuan untuk pelaksanaan sesar.
Yang berhak menandatangani informed consent
Pasien dewasa 21 tahun atau sudah menikah dalam keadaan sehat
Keluarga pasien bila umur pasien 21, pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar,atau
pingsan
Pasien < 21 tahun/ sudah menikah dibawah pengampuan dan gangguan mental, persetujuan
diberikan pada wali
Pasien <atau belum menikah dan tidak punya wali/ wali berhalangan, persetujuan
diberikan pada keluarga atau induk semang/ yang bertanggung jawab pada pasien
Dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali/ keluarga terdekat dan dalam keadaan
darurat yang perlu tindakan medik segera tidak dibutuhkan informed consent dari siapapun
Syarat syah informed consent menurut The Medical Denfence Union dalam bukunya
Medicolegal Issues in Clinical Practice yaitu
diberikan secara bebas
diberikan pada orang yang sanggupmemberikan perjanjian
telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien memahami
tindakan itu perlu dilakukan
mengenai sesuatu yang khas
tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama
E.UNSUR
-UNSUR INFORMED CONSENT
Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi minimal
3 (tiga) unsursebagai berikut :
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter
2.Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3.Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam memberikan persetujuan. Jenis tindakan
yang memerlukan informed consent
1.Tindakan
-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan,baik untuk
menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.
2.Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.
3.Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji klinik
(berkaitan dengan bioetika)Hal yang membatalkan informed consent
keadaan darurat medis
ancaman terhadap kesehatan masyarakat
pelepasan hak pemberian consen pada pasien
clinical privilage
pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent