Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANGKO BARAT
Jln. Bangko-Kerinci. Km 12 Desa Pulau Rengas kec. Bangko Barat Kode Pos
37315 Tlp/HP : 0822-4672-1053 Email :Pkmbangkobarat12@gmail.com

PANDUAN INFORMED CONSENT PUSKESMAS

BAB 1

PENGERTIAN

Persetujuan tindakan medik atau yang sering disebut informed consent


sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medik dirumah sakit baik
untuk kepentingan dokter maupun pasien.
Menurut jhon M. Echols dalam kamus inggris indonesia (2003),
informed berati telah diberitahukan , telah disampaikan , telah diinformasikan,
sedangkan consent berarti persetujuan yang diberikan kepada seseorang
untuk berbuat sesuatu.
Menurut Jusuf Hanifah (1999), informed consent adalah persetujuan kepada
pasien yang diberikan kepada dokter setelah diberi penjelasan. Dalam
praktiknya, seringkali istilah informed consent disamakan dengan surat izin
operasi (SIO) yang diberikan tenaga kesehatan kepada keluarga sebelum
seorang pasien dioprasi , yang dianggap sebagai persetujuan tertulis. Akan
tetapi perlu diingatkan bahwa informed consent bukan sekedar formulir
persetujuan yang didapat dari pasien, juga bukan sekedar tandatangan
keluarga, namun merupakan proses komunikasi, inti dari informed consent
adalah kesepakatan antara tenaga kesehatan dan klien , sedangkan formulir
hanaya merupakan pendokumentasian hasil kesepakatan. Sehingga secara
keseluruhan dapat diartikan bahwa telah mendapat penjelasan tentang
tindakan apa yang akan dilakukan oleh petugas medic dan telah disetujui oleh
keluarga dengan ditandai oleh penandatanganan surat persetujuan tindakan
medic.
Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien
untuk menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang
lengkap , termasuk resiko terapy dan fakta yang berkaitan dengan terapi
tersebut , telah diberikan oleh dokter. Oleh karna itu persetujuan tindakan
adalah pertukaran antara klien dan dokter . biasanya klien menandatangani
formulir yang disediakan oleh institusi .formulir itu adalah suatu catatan
mengenai persetujuan tindakan , bukan persetujuan tindakan itu sendiri.
Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis dan bedah
spesifik adalah tanggung jawab dokter . meskipun tanggung jawab ini
didelegasikan kepada perawat dibeberapa institusi dan tidak dapat hukum
yang melarang perwat untuk menjadi bagian dalam proses pemberian
informasi tersebut.

TUJUAN
Keberadaan informed consent sangat penting karena mengandung ide
moral , seperti tanggung jawab (autonomi tidak terlepas dari tanggung jawab )
Jika individu memilih untuk melakukan sesuatu , ia hanya bertanggung jawab
terhadap pilihannya dan tidak bisa menyalahkan konsekuensi yang akan
terjadi . ide moral lain adalah pembaruan . tanpa autonomi , tidak ada
pembaruan dan jika tidak ada pembaruan, masyarakat tidak akan maju.
Sehingga tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat
informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang
akan dilaksanakan. Informed consent juga beratimengambil keputusan
bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan
sempurna apabila pasien telah menerima semua informasi yang ia perlukan
sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat. Kecuali dapat dibuat
apabila informasi yang diberikan dapat menyebabkan guncangan psikis pada
pasien.
Inforned consent mempunyai peran dan manfaat yang sangat
penyelenggaraan praktik, yaitu:
1. Membantu kelancaran tindakan medis , melalui informed consent ,
secara tidak langsung terjalin kerjasama antara tenaga medis dan
klien sehingga memperlancar tindakan yang akan dilakukan .
keadaan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam upaya
tindakan kedaruratan.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi .
tindakan medis yang tepat dan segera , akan menurunkan resiko
terjadinya efek samping dan komplikasi.
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan
penyakit ,karena pasien memiliki pemahaman yang cukup terhadap
tindakan yang dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu di tunjang oleh
tindakan yang lancar , efek samping dan komplikasi yang minim,
dan proses pemulihan yang cepat.
5. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hukum. Jika
tindakan medis menimbulkan masalah ,tenaga medis memiliki bukti
tertulis tentang persetujuan pasien

BAB II

BENTUK-BENTUK INFORMED CONSENT


Informed consent harus dilakukan setiap kali akan melakukan tindakan
medis , sekecil apapun tindakan tersebut .menurut departemen kesehatan
(2002) infoormed consent dibagi menjadi 2 bentuk:
1. Imlied consent
Yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak langsung. Contohnya,
saat akan mengukur tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si ibu
dengan membawa sfingmomanometer tanpa mengatakan apapun
dan si ibu langsung menggulung lengan bajunya ( meskipun tidak
mengatakan apapun , sikap ibu menunjukan bahwa ia tidak
keberatan terhadap tindakan yang akan dilakukan bidan).
2. Exprest consent
Expres consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam
bentuk tulisan atau secara verbal. Sekalipun persetujuan secara
tersirat dapat diberikan , namun sangat bijaksana bila persetujuan
pasien dinyatakan dalam bentuk tertulis karena hal ini dapat
menjadi bukti yang lebih kuat dimasa yang mendatang. Contoh;
persetujuan untuk pelaksanaan operasi caesar.
Yang berhak menandatangani informed consent
1. Pasien dewasa 21 tahun atau sudah menikah dengan keadaan
sehat atau sudah menikah dalam keadaan sehat.
2. Keluarga pasien apabila pasien usia 21 , pasien dengan gangguan
jiwa , tidak sadar atau pingsan.
3. Pasien <21 tahun / sudah menikah dibawah pengampunan dan
gannguan mental persetujuan diberikan kepada wali.
4. Pasien < atau belum menikah dan tidak punya wali / wali
berhalangan , persetujuan diberikan kepada keluarga atau induk
semang/yang bertanggung jawab pada pasien
5. Dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali / keluarga
terdekat dan dalam keadaan darurat yang perlu tindakan medik
segera tidak dibutuhkan informrd consent dari siapapun.

Syaratsyah informed consent menurut The Medichal Denfence Union dalam


bukunya Medicolegal issues in Clinical Practice yaitu:

1. Diberikan secara bebas


2. Diberikan kepada orang yang sanggup memberikan perjanjian
3. Telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga
pasien memahami tindakan itu perlu dilakukan
4. Mengenai sesuatu yang khas
5. Tindakan itu juga dilakukan pda situasi yang sama
BAB III

TATA CARA INFORMED CONSENT


Permenkes RI NO 585/MENKESH/PER/IX/1989
1. Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
2. Tidak ada unsur dipengaruhi /mengrahkan pasien pada tindakan tertentu,
semua putusan diserahkan pada pasien dan dokter hanya menyarankan
dan menjelaskan.
3. Menanyakan kembali apakah sudah mengerti
4. Lembar informed consen diisi oleh pasien /keluarga/ wali

Persetujuan atau kesepakatan antara tenaga kesehatan dan klien harus


mencakup:
1. Memberi penjelasan yaitu tenaga kesehatan.
2. Penjelasan yang akan disampaikan yang memuat 5 hal yaitu ;
a. Tujuan tindakan medis yang akan dilakukan
b. Tatacara tindakan yang akan dilakukan
c. Resiko yang mungkin dihadapi
d. Altarnetif tindakan medik dari setiap alternatif tindakan
e. Prognosis ,bila tindakan itu dilakukan atau tidak.
3. Cara penyampaian penjelasan
4. Pihak yang berhak menyatakan persetujuan yaitu pasien, tanpa paksaan
dari pihak manapun.
5. Cara menyatakan persetujuan (tertulis atau lisan). Dalam praktiknya,
consent dapat diberikan oleh pasien secara langsung atau oleh
keluarga /pihak yang mewakili pasien dalam keadaan darurat
BAB IV

UNSUR-UNSUR INFORMED CONSENT


Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi inimal
3 unsur sebagai berikut;
1. Keterbukaan informasi yang cukup diberikan oleh dokter
2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3. Kesukarelaan ( tanpa paksaan atau tekanan) dan memberikan
persetujuan.

Jenis tindakan yang memerlukan informed consent


1. Tindakan-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan
pembiusan , baik untuk menegakkan diagnosis maupun tindakan yang
bersifat terapeutik.
2. Tindakan pengobatan khusus , misalnya radiotherapy untuk kanker
3. Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran
ataupun uji klinik ( berkaitan dengan bioetika)

Hal yang membatalkan informed consent


1. Keadaan darurat medis
2. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat
3. Pelepasan hak pemberian consen pada pasien
4. Clinical privilage
5. Pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent
BAB V

SANKSI HUKUM TERHADAP INFORMED CONSENT


1. Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa
persetujuan pasien dipersamakan dengan adanya penganiayaan yang
dapat dijerat pasal 351 KUHP
2. Sanksi pradata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan kerugian
dapat digugat dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHP
3. Sanksi administratif
Pasal 13 pertindik mengatur bahwa:
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan
pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa
pencabutan izin praktik.

BAB VII
BILA TERJADI PENOLAKAN INFORMED CONSENT
Dalam pelaksanaan tidak selamanya pasien atau keluarga setuju
dengan tindakan medic yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian
kalangan dokter maupun tenaga kesehatan lainnya harus memahami bahwa
pasien atau keluarga mempunyai hak menolak usul tindakan yang akan
dilakukan. Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti
anjuran , walaupun dokter menganggap penolakan bisa berakibat gawat atau
kematian pada pasien.
Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien pada alternatif tindakan
yang diperlukan , maka untuk keamanan dikemudian hari , sebaiknya dokter
atau rumah sakit meminta pasien atau keluarga menandatangani surat
penolakan terhadap anjuran tindakan medis yang diperlukan .
Ditetapkan di, Bangko Barat

Kepala Puskesmas Bangko Barat

ASWADI, AMK
PENATA/IIIc

NIP. 19721220 200604 1007

Anda mungkin juga menyukai