Anda di halaman 1dari 3

PENULISAN RESEP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


085/IF/RSUDM/II/2018 - 1/3
RSU DUTA MULYA
Jl. Dr. Wahidin No.66A,
Majenang
Ditetapkan
STANDAR DIREKTUR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
241 Februari 2018
OPERASIONAL

dr. H. Hendi
PENGERTIAN Resep adalah Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electonic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku.
Penulisan resep di Rumah Sakit Umum Duta Mulya digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan.
TUJUAN 1. Agar dapat menjamin pelayanan obat/BHP yang diresepkan
sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan Formularium
rumah sakit.
2. Memenuhi kebutuhan terapi/tindakan pasien yang diresepkan
oleh dokter di RSU Duta Mulya Majenang.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : A.045/66/RSUDM/I/2018 tentang
Kebijakan Penulisan Resep RSU Duta Mulya Majenang.
PROSEDUR 1. Penulisan resep dapat dilakukan oleh dokter umum, dokter
spesialis, dokter interensif dan dokter residen
2. Penulisan resep sesuai dengan nama dokter yang
bersangkutan
3. Penulisan resep harus jelas, lengkap dan bisa terbaca,
apabila tidak jelas, lengkap dan bisa terbaca farmasi wajib
menanyakan kepada penulis resep.
4. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat
kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker
haruss memberitahukan kepada dokter penulis resep.
Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dokter yang
bersangkutan ( dokter wajib menyatakan secara tertulis atau
mebubuhkan tanda tangan diatas resep)
5. Resep dibuat dengan sistem One Daily Dose (untuk 1X 24
jam), kecuali untuk resep pulang pasien
6. Penulisan resep “bila perlu” atau p.r.n mka harus
mencantumkan maksimal pemberian
7. Penulisan obat khusus (narkotika,psikotropika dan
prekursor) terdapat batasan khusus :
a. Penulisan Obat Kemoterapi diresepkan oleh dokter
konsultan onkologi;
b. Obat narkotik injeksi hanya dapat diresepkan oleh
dokter anastesi dan dokter DPJP ( dokter penanggung
jawab pasien)
c. Obat narkotik oral/patch, obat psikotropik dapat
diresepkan oleh dokter umum, dokter interensif dan
dokter residen di bawah tanggung jawab DPJP
8. Lembaran Resep obat dan BHP dibuat
terpisah dengan memberikan satuan dosis obat, signa/
aturan pakai yang jelas untuk masing-masing obat dan
singkatan yang disesuaikan dengan kaidah penulisan resep
9. Untuk resep yang terdapat BHP, dapat diberikan
sejumlah yang diminta dalam resep
10. Untuk pemberian spuit disesuaikan dengan jumlah
injeksi dengan jenis yang berbeda
11. Untuk infus dengan volume 500 ml atau lebih, jika
tidak disebutkan dengan keterangan lain hanya akan
diberikan maksimal 3 kolf
12. Untuk infus yang mengandung nutrisi hanya dapat
diberikan maksimal 1 unit Resep.

UNIT KERJA 1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit.


2. Dokter umum, Dokter DPJP, Dokter interensif.
3. Bagian Keperawatan/Bangsal.

Anda mungkin juga menyukai