Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA

RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA


Jl. Dr. Wahidin No. 66A Telp. (0280) 621246 Fax. (0280) 621626
E-mail: rsudutamulya460@gmail.com
Majenang- Cilacap
i
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA
NOMOR : A.023-SK/RSUDM/I/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan farmasi yang


efektif maka perlu menerapkan sistem pengorganisasian di lingkungan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Duta Mulya Majenang;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, maka diperlukan pembagian tugas dalam struktur organisasi
sehingga mempermudah dalam melakukan koordinasi.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun


2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.

3. Keputusan Bupati Cilacap tentang Pemberian Izin RSU Duta Mulya


Majenang nomor : 445/553/15/TAHUN 2015.

4. Keputusan Direktur RSU Duta Mulya Majenang Nomor


A.002/06/RSUDM/1/2018 tentang Pemberlakuan Pedoman
Pengelolaan dan Pelayanan Farmasi.

ii
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA
MAJENANG TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN
PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
UMUM DUTA MULYA MAJENANG.
KESATU : Memberlakukan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Duta Mulya sebagaimana terlampir dalam peraturan ini.
KEDUA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Keputusan ini ditetapkan di : Majenang


Tanggal : 30 Januari 2018
RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA
DIREKTUR

dr. H. Hendi

iii
LEMBAR PENGESAHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DUTA MULYA TENTANG


PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI

Disusun Oleh:
Ka. IFRS

Dina Anggraeni, S.Far.,Apt

Disetujui oleh:
Kendali Dokumen

Hesti Rizki Ayuning A. S.KM

Ditetapkan oleh:
Direktur RSU Duta Mulya

dr. H. Hendi

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa sehingga pada
akhirnya penyusunan buku pedoman pengelolaan dan pelayanan farmasi dapat
terselesaikan dengan baik. Pedoman ini disusun dengan maksud untuk memudahkan dalam
melakukan pengelolaan dan pelayanan farmasi.
Pedoman ini bersifat dinamis dan dapat ditinjau kembali seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyempurnaan peraturan yang
berlaku untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Duta Mulya Majenang.
Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
menyempurnakan pedoman ini.

Majenang,

Tim Penyusun

v
SAMBUTAN DIREKTUR RSU DUTA MULYA MAJENANG

Salam Sehat,
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat Nya
sehingga penyusunan pedoman pengorganisasian instalasi farmasi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Terima kasih dan apresiasi besar kami sampaikan kepada tim penyusun pedoman
pengorganisasian instalasi farmasi yang telah memberikan kontribusi besar terhadap
keberhasilan penyusunan buku pedoman ini.
Kami berharap dengan disusunnya pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pedoman pengorganisasian instalasi farmasi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Duta Mulya.

Rumah Sakit Umum Duta Mulya

Direktur,

dr. H. Hendi

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR............................................................................................................. iii
SAMBUTAN DIREKTUR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RSU DUTA MULYA MAJENANG ................................... 3
A. Deskripsi RSU Duta Mulya Majenang ............................................................................... 3
B. Sejarah RSU Duta Mulya Majenang.................................................................................. 3
BAB III VISI, MISI, DAN MOTTO RSU DUTA MULYA MAJENANG ........................... 5
1. Visi .................................................................................................................................... 5
2. Misi .................................................................................................................................... 5
3. Moto .................................................................................................................................. 5
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSU DUTA MULYA MAJENANG......................... 6
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI ............................................ 7
BAB VI URAIAN JABATAN ................................................................................................ 8
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ................................................................................. 18
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ................................. 19
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI ........................................................................................ 21
BAB X PERTEMUAN ATAU RAPAT ................................................................................. 25
BAB XI PELAPORAN ........................................................................................................... 26

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien meliputi kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan
dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma
baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian
(pharmaceutical care).
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang rasional, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Kegiatan pelayanan farmasi Rumah Sakit yang utama adalah pengelolaan dan penggunaan
perbekalan farmasi yang diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan
bahwa dalam menjalankan praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur
dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tersebut dan perkembangan konsep Pelayanan Kefarmasian, perlu ditetapkan suatu Standar
Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian RSU Duta Mulya Majenang.
Perkembangan di atas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi
apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan pelayanan
kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang bersifat manajerial maupun farmasi
klinik.
Dengan demikian perlu adanya Pedoman Pengorganisasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
sebagai strategi optimalisasi dengan cara memanfaatkan sistem informasi rumah sakit secara
maksimal pada fungsi manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan dengan model ini akan

1
terjadi efisiensi tenaga dan waktu. Efisiensi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk
melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinik secara intensif.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU DUTA MULYA MAJENANG

A. Deskripsi RSU Duta Mulya Majenang


Rumah Sakit Umum (RSU) Duta Mulya Majenang dari waktu kewaktu dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan berjalan dengan lancar dan semakin mendapat
kepercayaan dari berbagai pihak. Kondisi ini tidak terlepas dari konsistensi RSU Duta Mulya
Majenang terhadap upaya pengembangan Rumah Sakit dengan berlandaskan pada visi RSU
Duta Mulya Majenang: “Menjadikan RSU Duta Mulya sebagai Rumah Sakit Unggulan
diwilayah Cilacap barat ditahun 2020 dengan slogan Rumah Sakit Yang Ramah, Nyaman,
Sehat, Bersih, Komunikatif dan Profesional” RSU Duta Mulya Majenang adalah rumah sakit
Type D dengan jumlah tempat tidur sebanyak 47 buah. Berdasarkan letak geografis diatas
maupun faktor lainnya, RSU Duta Mulya Majenang berada dalam posisi yang strategis
sehingga kepercayaan terhadap RSU Duta Mulya Majenang dari masyarakat sebagai
pelanggan terus meningkat.
Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana di berbagai bidang secara menyeluruh
disesuaikan dengan standar yang disyaratkan oleh Tim Akeditasi. RSU Duta Mulya Majenang
terletak di kawasan kota Majenang tepatnya di Jalan Dr. Wahidin No. 66 A Majenang.
B. Sejarah RSU Duta Mulya Majenang
a. Tahun 2000 – 2004
Praktek dokter kandungan yang beralamat di Jl. Dr. Soetomo sebelah barat RSU Duta
Mulya Majenang. Hanya melayani kuretase dan partus, jumlah pegawai 5 orang.
b. Tahun 2004
RSB Duta Mulya yang berbentuk yayasan yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin No. 66A
Majenang. Pelayanan sudah bertambah meliputi operasi sectio caesaria dan
operasipenyakit kandungan. Jumlah pegawai 15 orang.
c. Tahun 2008
Dari yayasan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan jumlah pegawai 30
orang.
d. Tahun 2010
Mengalami pelebaran bangunan ke arah barat.
e. Tahun 2012 – 2015

3
Perubahan dari RSB menjadi RSIA dengan jumlah karyawan 42 orang. Dan sedang
mengajukan perubahan menjadi RSU tipe D.
f. Tahun 2015 – sekarang
RSU Duta Mulya sudah menjadi RSU tipe D dan mengalami perkembangan baik
fasilitas maupun tenaga ahli, fasilitas pelayanan poli rawat jalan dan rawat inap yaitu
poli obgyn, poli bedah, poli anak, dan poli dalam dengan dokter spesialis yang
berkompeten dibidangnya sehingga jumlah total karyawan sampai dengan sekarang 114
orang.

4
BAB III
VISI, MISI, DAN MOTTO RSU DUTA MULYA MAJENANG

A. Visi
Rumah Sakit Umum Duta Mulya menjadi rumah sakit unggulan di wilayah Cilacap.
B. Misi
1. Mengutamakan kepuasan pasien.
2. Terjangkau dan profesional.
3. Mengembangkan dan memajukan Rumah Sakit.
4. Memberikan pelayanan yang lengkap dan menyeluruh sesuai kebutuhan pasien.
C. Motto
‘’ Ramah, Nyaman, Sehat, Bersih, Komunikatif dan Profesional”.

5
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RSU DUTA MULYA MAJENANG

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

Kepala Instalasi Farmasi


Dina Anggraeni S.Far.,Apt
Administrasi
Nur Azizah

Apoteker Penanggung jawab ApotekerKoordinator


Penanggung Jawab Pengendalian Mutu
Pengelola Perbekalan Farmasi Farmasi
Farmasi
Rawat
Klinik
Jalan Siti Nurrohmah
Mufti Kharismawati S.Farm.,Apt Heni
Uswatun
SilfiaKhasanah
Andriani S.Farm.,Apt
S.Farm.,Apt Muh. Hakim Iqbal

Asisten Apoteker Asisten Apoteker


Sulis Apri Anggara Elis Wahyuningsih

7
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI FARMASI


1.1 Tujuan jabatan
Perencanaan, mengarahkan, memimpin tim agar pelayanan kefarmasianberjalan dengan
benar sesuia tujuan perusahaan.

1.2 Tanggung Jawab


Ka. Instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap aspek hukum dan peraturan
kefarmasian, yang terkait dalam penetapan kebijakan, pedoman dan standar prosedur
operasional (SPO) pelayanan, pengadaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik,
komunikasi informasi dan edukasi mengenai obat dan pelayanan pengobatan, monitoring/
pemantauan terapi obat, pengembangan kompetensi ketenagaan instalasi farmai serta
evaluasi dan pengendalian mutu.

1.3 Kewenangan
1. Menetapkan praktik kefarmasian secara legal sesuai peraturan yang berlaku
2. Komunikasi dengan pasien/tenaga kesehatan dan secara tertulis
3. Melakukan konseling/ konsultasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Melakukan penilaian resep dan telaah resep
5. Menyiapakan dan menyerahkan obat yang diresepkan
6. Melakukan pengkajian penggunaan obat yang rasional
7. Melakukan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
8. Melakukan Monitoring terhadap Medication Error (KNC dan KTD) serta
menindaklanjutinya
9. Melakukan pemantauan penggunaan antiobitika
10. Memberikan Pelayanan Informasi Obat

1.4 Uraian Tugas


1. Merencanakan dan memimpin staf dengan memberi pengarahan, pengawasan, tracking
dan coaching guna memastikan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada

8
memiliki kompetensi dan ketrampilan yaang memadai agar dapat melaksakan tugas dan
tanggung jawab yang dipersyaratkan di Instalasi farmasi
2. Melakukan analisa ketesediaan obat berdasarkan distribusi farmasi dan mengetahui
berita terbaru tentang status perbekalaan farmasi dari Distributor atau Principal (pabrik
obat) serta mengawasi ketepatan waktu distribusi perbekalaan farmasi masing- masing
unit di rumah sakit untuk menjamin kelancaran pelayanan farmasi/ operasional rumah
sakit
3. Mengkoordinir alur pelayanan farmasi rawat jalan dan rawat inap, serta pengawasan
obat dengan memastikan tidak ada obat yang kadaluarsa di Instalasi farmasi, ketepatan
pembacaan resep, persiapan obat, pemberian obat dan dosis bagi pasien yang dilakukan
oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (TTK) yang kompeten dan tersedianya
obat- obat emergency serta floor stock unit dengan kondisi baik dan siap pakai untuk
menjamin keselamatan pasien/ konsumen obat- obatan dari Instalasi farmai. Melakukan
monitoring dan evaluasi atau stock perbeklanan farmasi yang tersedia dan proses
pelayanan yang berlangsung berkala.
4. Melakukan penilaian prestasi kerja atas konduite para bawahannya langsung, serta
memberikan persetujuan lembur, insentif dan mengusulkan kenaikan gaji, promosi,
mutasi dan demosi serta pengembangan bawahan.
5. Memberi pengarahan/ nasehat/ teguran lisan kepada bawahannya
6. Memastikan ketersediaan perbekalan farmasi melalui :
a. Pengecekan ketersediaan obat- obat kategori fast moving
b. Memperhatikan stock obat- obat kategori slow moving dan dead stock
c. Melakukan pengecekan terhadap pengisian kartu stok perbekalan farmasi agar
berjalan sesuai ketentuan yang berlaku
7. Mengontrol masa kadaluarsa obat 1 tahun, 6 bulan dan mendekati waktu expired date
serta penghapusannnya.
Memberi pertesujuan pada usulan/ permintaan dari unit mengenai ketenagaan,
peralatan/ fasilitas serta prosedur dan sistem yang berlaku
8. Memberikan usulan penetapan harga penjualan perbekalan farmasi kepada bagian
keuangan melalui rapat koordinas untuk medukung keberhasilan pencapaian pendapat
Instalasi farmasi

9
9. Membuat laporan bulanan bulanan yang terdiri dari laporan pengeluaran dan
pendapatan serta laporan mengenai obat- obat narkotika dan psikotropika online ke
Kemenkes sesuai dengan Undang- undang yang berlaku
10. Memastikan semua kegiatan terdokumentasi dengan lengkap dan benar sesuai ketentuan
11. Melakukan monitoring dan evaluasi atas stock perbekalan farmasi yang tersedia dan
proses pelayanan yang berlangsung secara berkala.
12. Bertanggung jawab membuat, merevisi, serta mensosialisasikan Standar Prosedur
Operasional (SPO) untuk memastikan kinerja yang terstandarisasi dan berkualitas di
Instalasai Farmasi.
13. Memastikan semua petugas Instalasi Farmasi menjalanan tugas dan tanggung jawabnya
sesuai dengan kebijakan, Pedoman dan SPO yang berlaku di Instalasi Farmasi.
14. Menyusun Rencana Kerja Tahunan beserta Rencana Anggaran Instalasi Farmasi dengan
melakukan estimasi biaya atas kegiatan-kegiatan unit serta melaksanakan, memonitor,
dan mengevaluasi efektivitasnya di lapangan agar dapat mendukung implementasi
rencana Kerja Pelayanan Medik.
15. Mengusulkan program-program yang berkaitan dengan pelayanan dan pengembangan
Instalasi Farmasi kepada senoir manajer penunjang medik.
16. Memastikan pelaksanaan stock opname perbekalan farmasi baik di internet unit maupun
stock opname tahunan yang dilakukan bersama dengan Unit Akutansi.
17. Melakukan supervisi atas pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan farmasi.

2. APOTEKER PENANGGUNG JAWAB FARMASI KLINIS


2.1 Tujuan Jabatan
Mengatur dan mengkoordinir tim agar pelayanan kefarmasian berjalan dengan benar.

2.2 Tanggung Jawab


Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam mendukung pelayanan farmasi, melalui
ketersediaan layanan perbekalan farmasi yang meliputi obat, alat kesehatan/ alkes dan
barang-barang medis disposible serta pelayanan staf farmasi yang cepat, ramah, dan
menjungjung tinggi nilai-nilai etika kerja untuk menciptakan pelayanan Instalasi Farmasi
yang dapat diandalkan oleh pasien.

10
2.3 Kewenangan
1. Mampu menerapkan praktik kefarmasian secara legal
2. Mampu komunikasi dengan pasien/ tenaga kesehatan dan secara tertulis
3. Melakukan konesling/konsultasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Mampu melakukan penilaian resep dan telaah resep
5. Mampu menyiapkan dan menyerahkan obat yang diresepkan
6. Mampu melakukan pengkajian penggunaan obat yang rasional
7. Mampu melakukan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
8. Melakukan pemantauan terhadap Medication Error (KNC dan KTD) serta menindak
lanjutinya
9. Mampu melakukan pemantauan penggunaan antibiotika
10. Mampu memberikan Pelayanan Informasi Obat.

2.4 Uraian Tugas


1. Membantu memastikan ketersediaan perbekalan farmasi melalui pengecekan stock dan
pemesanan ke Gudang Farmasi, untuk menjamin kelancaran pelayanan farmasi
2. Membantu mengkoordinir pelayanan dan pengawasan obat pasien dengan memastikan
tidak ada obat yang kadaluarsa serta ketepatan pembacaan resep, persiapan obat,
pemeberian obat dan dosis obat di bagian pelayanan, untuk menjamin keselamatan
pasien/konsumen.
3. Bersama-sama Kepala Instalasi Farmasi memberikan usulan penetapan harga penjualan
perbekalan farmasi kepada Direktur Keuangan melalui rapat koordinasi untuk
mendukung keberhasilan pencapaian pendapatan Instalasi Farmasi
4. Membantu Kepala Instalasi Farmasi membuat laporan-laporan bulanan yang terdiri dari
laporan pengeluaran dan pendapatan untuk Unit Finance & Accounting serta laporan
mengenai obat-obat narkotika dan psikotropika ke Dinas Kesehatan sesuai dengan
Undang-Undang Kesehatan RI.
5. Memberi saran dan masukan kepada atasan dalam penyusunan atau revisi SPO dan
membantu sosialisasinya untuk memastikan kerja yang terstandarisasi dan berkualitas di
pelayanan farmasi rawat jalan.
6. Memberi saran dan masukan kepada atasan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan
beserta Rencana Anggaran Instalasi Farmasi dengan mengumpulkan data-data untuk
estimasi biaya atas kegiatan-kegiatan unit serta melaksanakan, memonitor, dan

11
mengevaluasi efektivitasnya di lapangan agar dapat mendukung implementasi rencana
kerja Pelayanan Medik.
7. Menggantikan peran dan fungsi Ka.Instalasi Farmasi ketika tidak ditempat untuk
seluruh tanggung jawabnya untuk menjamin adanya kesinambungan peran
kepemimpinan di Instalasi Farmasi.
8. Menjalankan tugas kefarmasian lainnya yang terkait dengan kompetensinya sebagai
Apoteker diantaranya melakukan telaah resep, pengecekan dosis/jumlah peracikan obat,
pengecekan ketepatan obat yang disiapkan, menyerahkan obat dan pemberian
informasimengenai pengobatan sesuai kebutuhan.
9. Menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Kebijakan, Pedoman dan
SPO yang berlaku di Instalasi Farmasi.
10. Melakukan supervisi atas pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan farmasi.

3. APOTEKER PENANGGUNG JAWAB PERBEKALAN FARMASI


3.1 Tanggung Jawab
Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam mendukung pelayanan farmasi melalui
pengadaan perbekalan farmasi yang meliputi obat, alat kesehatan/alkes dan barang-
barang medis disposible serta pelayanan floor stock yang cepat, tepat di Instalasi Farmasi
dan menunjang tinggi nilai-nilai etika kerja untuk menciptakan pelayanan farmasi yang
dapat diandalakan oleh pasien maupun unit terkait.

3.2 Uraian Tugas


1. Membantu memastikan ketersediaan perbekalan farmasi melalui pengecekan stock dan
pemesanan ke Suplier, untuk menjamin kelancaran pelayanan farmasi.
2. Membantu mengkoordinir pengawasan obat dengan memastikantidak ada obat yang
kadaluarsa yang beredar dilingkungan rumah sakit.
3. Memastikan bahwa pemesanan floor stock unit dapat terpenuhi dengan tepat sesuai
kebutuhan yang diajukan unit melalui pemeriksaan penerimaan pesanan, persiapan,
pendistribusian dan dosis/jumlah yang tepat.
4. Memastikan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.

12
5. Mengontrol dan memberikan laporan bulanan yang meliputi laporan obat katagori slow
moving dan dead stock serta masa kadaluarsa obat (1 tahun, 6 bulan dan mendekati
expired).
6. Membantu Kepala Instalasi Farmasi membuat laporan bulanan mengenai pemakaian
floor stock dan distribusi perbekelan farmasi dari gudang kepelayanan farmasi untuk
Unit Finance dan Accounting.
7. Membantu Kepala Instalasi Farmasi membuat laporan-laporan seperti laporan
pengeluaran pendapatan untuk Unit Finance & Accounting serta laporan mengenai obat-
obat narkotika dan psikotropika ke Departemen Kesehatan sesuai dengan Undang-
Undang Kesehatan RI.
8. Memberi saran dan masukan kepada Kepala Instalasi Farmasi dalam penyusunan atau
revisi SPO dan membantu sosialisasinya untuk memastikan kinerja yang terstandarisasi
dan berkualitas pada pengendalian inventori perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi
9. Memberi saran dan masukan kepada Kepala Instalasi Farmasi dalam penyusunan
Rencana Kerja Tahunan beserta Rencana Anggaran Instalasi Farmasi dengan
mengumpulkan data-data untuk estimasi biaya atas kegiatan-kegiatan unit serta
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi efektivitasnya di lapangan agar dapat
mendukung implementasi rencana kerja Pelayanan Medik.
10. Bertanggung jawab menggantikan peran dan fungsi Ka.Instalasi Farmasi ketika tidak di
tempat untuk seluruh tanggung jawab terkait inventory untuk menjamin adanya
kesinambungan peran kepemimpinan di Instalasi Farmasi.
11. Menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan Kebijakan, Pedoman dan SPO
yang berlaku di Instalasi Farmasi.
12. Melakukan supervisi atas pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan farmasi.

4. TENAGA TEKNIK KEFARMASIAN


4.1 Tanggung Jawab
Membantu Supervisior Pelayanan Farmasi dan memastikan tersedianya perbekalan
farmasi melalui pengadaan dan pendistribusian perbekalan farmasi yang meliputi obat,
alat kesehatan/alkes dan barang-barang medis disposible yang dibutuhkan serta tertib
administrasi melalui sistem pelayanan farmasi yang cepat, tepat sesuai kebutuhan dan
standar prosedur yang berlaku serta dapat diandalkan oleh pasien rawat inap.

13
4.2 Uraian Tugas
1. Memastikan terlaksannya sistem administrasi stock barang dengan melakukan
pengecekan batas minimum dan maksimum barang, status kadaluarsa barang, pencatatan
keluar masuk barang pada kartu stock maupun sistem komputer serta membantu
permintaan perbekalan farmasi ke Gudang Farmasi untuk menjamin ketersediaan
barang.
2. Memastikan pelaksanaan pelayanan farmasi dengan cepat, tepat sesuai prosedur yang
berlaku dengan melakukan proses pelayanan meliputi:
a. Penerimaan resep;
b. Memverifikasi resep (termasuk konfirmais ke dokter yang meresepkan bila
diperlukan);
c. Mengecek ketersediaan barang (kondisi dan status kadaluarsa);
d. Melakukan order entry resep pada menu penjualan resep;
e. Mempersiapkan obat sesuai dengan resep yang ada;
f. Melakukan pengecekan obat yang telah diresepkan;
g. Melakukan penyerahan/distribusi obat dan pemberian informasi obat (sesuai dengan
kompetensinya).
3. Melaksanakan stock opname perbekalan farmasi dalam periode yang ditentukan dengan
melakukan pengumpulan dan pengelompokkan masing-masing jenis obat, memisahkan
obat yang kadaluarsa, menghitung dengan manual, pencatatan, membandingkan hasil
perhitungan dengan catatan stock dan membuat berita acara untuk memastikan
keakuratan data dengan fisik barang yang ada.
4. Menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Kebijakan, Pedoman dan SPO
yang berlaku di Instalasi Farmasi.
A. Tugas Teknis:
1. Membuat analisis dan usulan kebutuhan obat-obatan, bahan habis pakai dan perbekalan
farmasi lainnya kepada Direktur.
2. Membuat analisis dan usulan kebutuhan tenaga kepada Direktur.
3. Mengatur dalam membuat prosedur kerja dan mengawasi kegiatan pelayanan yang
meliputi: penerimaan, penyimpanan, penyaluran, peracikan agar berjalan sesuai
ketentuan.
4. Melakukan Supervisi, pengkajian dan pengujian proses pelayanan kefarmasian.
5. Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan agar pelayanan tidak terganggu.

14
6. Mengadakan rapat rutin dengan staf, membimbing dan menilai mutu pelayanan.
7. Mengawasi dan menilai mekanisme kerja karyawan dengan memeriksa hasil kerja
karyawan.
8. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit lain di RSU Duta Mulya majenang.
9. Melakukan bimbingan dan penyegaran ilmu pengetahuan secara berkelanjutan kepada
seluruh karyawan dan bimbingann praktek kerja untuk siswa SMF.
10. Mengawasi ketertiban, keamanan, ketertiban, dan keindahan di Instalasi Farmasi untuk
kenyamanan dalam pelaksanaan tugas.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur.
I. TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit atas terselenggaranya tugas
Instalasi Farmasi dan pengembangan sumber daya & pelayananan kefarmasian di RSU
Duta Mulya .
2. Kebenaran dan ketepatan rencana kerja, serta kelancaran kerja di Instalasi Farmasi.
3. Kebenaran dan ketepatan dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan penggunaan
fasilitas dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian.
4. Kebenaran dan keobjektifan penilaian kinerja karyawan.
5. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala, usulan tenaga Instalasi Farmasi.
6. Terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja karyawan selama melaksanakan tugas.
7. Kebenaran dan ketelitian usulan permintaan pelayanan farmasi.
8. Kelancaran mekanisme kerja di lingkungan Instalasi Farmasi.
9. Ketepatan koordinasi dengan unit/ satuan kerja yang terkait.
10. Ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan Instalasi Farmasi.
II. WEWENANG
1. Meminta data dan informasi yang dibutuhkan.
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas karyawan.
3. Memberikan penilaian kinerja karyawan.
4. Mengkoordinasikan, memantau, mengawasi dan mengendalikan penggunaan
fasilitas dan kegiatan di Instalasi Farmasi.
5. Menanda-tangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala
Instalasi Farmasi.
6. Mengkoreksi usulan bila terdapat kekeliruan.
7. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

15
III. KRITERIA JABATAN
1. Pendidikan formal: Apoteker
2. Pendidikan non formal: sudah pernah mengikuti Pelatihan Manajemen Farmasi Rumah
Sakit serta pelatihan lainnya yang berkaitan dengan pelayanan farmasi.
IV. PERSYARATAN JABATAN
1. Mempunyai kemampuan di Bidang Manajerial sesuai tugas/ persyaratan yang telah
digariskan oleh Depkes RI dalam mengelola Instalasi Farmasi secara keseluruhan.
2. Menguasai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang Farmasi.
3. Berprestasi baik, berdedikasi tinggi, loyal dan tidak tercela.
4. Berwibawa, dapat diteladani, jujur, arif, dan bijaksana.
5. Mempunyai SIK dan berpengalaman di instalasi Farmasi Rumah Sakit minimal 3 tahun.

ADMINISTRASI INSTALASI FARMASI


I. URAIAN TUGAS
A. Tugas Umum:
1. Menyelenggarakan surat menyurat sehubungan dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab
IFRS
2. Mengarsipkan surat- surat dan memelihara dokumen sebagai data pendukung untuk
kelancaran tugas dan fungsi IFRS.
3. Membuat laporan berkala kegiatan Instalasi Farmasi.
B. Tugas Teknis:
1. Melakukan kegiatan supervisi rutin, menghimpun, menyusun dan membuat laporan
hasil kerja instalasi Farmasi secara rutin dan berkala.
2. Membuat dan menyusun usulan kebutuhan ATK , obat- obatan dan perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan Kebijakan Kepala Instalasi Famasi.

II. TANGGUNGJAWAB
1. Kelancaran tata kerja kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi.
2. Kebenaran dan ketepatan laporan rutin dan laporan berkala Instalasi Farmasi.
III. WEWENANG
1. Mengkoordinasikan, memantau dan mengendalikan penggunaan fasilitas dan kegiatan
administrasi Instalasi Farmasi.
2. Meminta data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan penyusunan laporan.

16
3. Berkoordinasi dengan bagian keuangan dan bagian Sub Pelayanan Medik dalam
pengajuan SPJ.
4. Mengkoreksi usulan bila terdapat kekeliruan.
5. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
IV. KRITERIA JABATAN
1. Pendidikan: Minimal SMA.
2. Pendidikan non formal: pernah mengikuti pelatihan administrasi farmasi.
3. Berpengalaman minimal 5 tahun di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
V. PERSYARATAN JABATAN
1. Memiliki kemampuan di bidang administrasi farmasi.
2. Memiliki kewibawaan, jujur, tekun, teliti dan mampu bekerja keras.
3. Memiliki prestasi yang baik, berdedikasi, loyal dan tidak tercela.

17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker yang membawahi Apoteker sebagai pemberi
pelayanan farmasi rawat jalan, dan Apoteker sebagai pemberi layanan farmasi rawat inap, tenaga
teksis Kefarmasian yang membantu apoteker dalam melakukan pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi rawat jalan rawat inap serta tenaga administrasi dengan tata
hubungan kerja sebagai berikut:
A. Tata hubungan kerja internal
- Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada Direktur.
- Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penunjang Medik.
- Kepala Instalasi Farmasi mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja Apoteker
dan TTK sebagai pelaksana teknis pelayanan kefarmasian.
- Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan unit kerja lain di lingkungan
Rumah Sakit.
- Kepala Unit bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi.
- Kepala Unit mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja penanggung jawab setiap
bagian.
- Koordinator Pelayanan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi
- Koordinator Pelayanan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
- Koordinator Pelayanan bagian melakukan koordinasi dengan Koordinator Pelayanan
lain .
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal dan sektor terkait
Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan beberapa sektor terkait di
lingkungan RS dalam melaksanakan Pelayanan Farmasi.

18
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Kualifikasi Personil
• Kualifikasi dan Standar Kompetensi SDM di Instalasi Farmasi meliputi:
a. Untuk pekerjaan kefarmasian yaitu : Apoteker dan Asisten Apoteker (AMF, SMF), yang
sudah teregistrasi
b. Untuk pekerjaan administrasi yaitu : operator/teknisi komputer, akuntansi keuangan
dan tenaga administrasi, yang memahami kefarmasian.
c. Untuk pekerjaan teknis pengelolaan perbekalan farmasi meliputi Asisten Apoteker dan
tenaga umum non farmasi (pekarya).
• Kompetensi Yang Dipersyaratkan
1. Apoteker
a. Sebagai Pimpinan :
1) Mempunyai kemampuan untuk memimpin.
2) Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan pelayanan
farmasi.
3) Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri.
4) Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain.
5) Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan memecahkan
masalah.
b. Sebagai Tenaga Fungsional
1) Mampu memberikan pelayanan kefarmasian.
2) Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian.
3) Mampu mengelola manajemen praktis farmasi.
4) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
5) Mampu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan.
6) Dapat mengoperasionalkan computer.
7) Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang farmasi klinik.
2. Asisten Apoteker:
1) Mampu melakukan pekerjaan teknis kefarmasian termasuk menyiapkan, meracik dan
memberikan informasi dasar penggunaan obat dibawah supervisi apoteker.

19
2) Mampu mengelola perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3) Dapat mengoperasionalkan computer.
4) Dapat berkomunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.
3. Tenaga non kefarmasian: mampu mendukung terlaksananya pelayanan kefarmasian
yang bermutu, efektif dan efisien.
B. Pola Ketenagaan
NO Nama SDM Standar Jumlah Pendidikan
SDM yang
ada
1 Apoteker 3 Minimal S1
a. Dina Anggraeni, S.Far.,Apt Apoteker
b. Mufti Kharismawati, S.Farm.,Apt
c. Heni Silfia A, S.Farm.,Apt
2 Asisten Apoteker Berdasarkan 5 Minimal
a. Elis Wahyuningsih beban kerja D3/SMF
b. Muh. Hakim Iqbal
c. Nur Azizah
d. Siti Nurrohmah
e. Sulis Apri Anggara

20
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi dilakukan pada pegawai IFRS baru.


KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI KHUSUS INSTALASI FARMASI
A. Pendahuluan
Orientasi pegawai dilaksanakan untuk pegawai baru agar bisa memberikan gambaran
tentang dunia kerja pada umumnya dan pada instalasi farmasi pada khususnta sehingga
pegawai baru mampu meradaptasi dengan lingkungan kerja.
B. Latar Belakang
Tahap orientasi bagi SDM Baru di Instalasi farmasi diberlakukan secara wajib untuk
memberi peluang bagi SDM yang bersangkutan melakukan orientasi tugas sesuai
dengan bidang pekerjaan / keahliannya, dan sebagai upaya untuk memberikan gambaran
secara menyeluruh tentang peran dan fungsi instalasi dalam sistem pelayanan
kesehatan, serta untuk mengenal lingkungan kerjanya.
C. Tujuan
a. Umum :
 Membantu SDM baru untuk melakukan pemahaman tentang peran dan fungsi Instalasi
Farmasi dalam sistem pelayanan kesehatan terpadu.
b. Khusus:
 Membantu SDM baru untuk melakukan pelayanan kefarmasian.
 Membantu SDM baru untuk melakukan pengelolaan perbekalan farmasi.
 Meningkatkan prestasi SDM baru terhadap pentingnya suatu Team Work dalam setiap
pelaksanaan tugas di Instalasi Farmasi.
D. Kegiatan Pokok , Rincian Kegiatan dan Skedul Pelaksanaan
1. Asisten Apoteker
No KEGIATAN Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Ket.
1 Umum
 Pemahaman struktur organisasi
Instalasi Farmasi
 Pemahaman berbagai prosedur
tetap yang ada diInstalasi Farmasi

21
 Hubungan Interpersonal
 Pemahaman area pelayanan
cakupan Instalasi farmasi
2 Khusus
 Pemahaman peraturan undang-
undang narkotika dan psikotropika
 Melaksanakan prosedur permintaan
stok habis
 Melakukan pengarsipan resep
 Melayani resep kerja sama
 Melakukan pelayanan resep
 Pemberian Informasi obat

2. Apoteker
KEGIATAN ORIENTASI
No KEGIATAN Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Ket.
1 Umum
 Pemahaman struktur organisasi
 Instalasi Farmasi
 Pemahaman berbagai prosedur
tetap yang ada di Instalasi Farmasi
 Hubungan Interpersonal
 Pemahaman area pelayanan
cakupan Instalasi farmasi
2 Khusus
 Pemahaman peraturan undang-
undang narkotika dan
psikotropika
 Melakukan telaah resep
 Melakukan rekonsiliasi obat
 Memahami prosedur pelayananan
resep kerja sama

22
 Melakukan pelayanan resep
 Pemberian Informasi obat
 Melakukan konseling obat
 Melakukan edukasi obat ke
pasien rawat inap
 Melakukan supervisi
pelayanan farmasi

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


 Secara garis besar materi orientasi meliputi:
 Bidang tugas pekerjaan/keahlian yang bersangkutan
1. Bidang lingkungan kerja Instalasi Farmasi.
2. Bidang sarana kerja terutama peralatan yang akan digunakan dalam
melaksanakan tugas pokok.
3. Bidang peraturan dan ketentuan yang diberlakukan di Instalasi Farmasi.
 Kegiatan Orientasi
1. Hari pertama
Orientasi karyawan baru dilaksanakan oleh Bagian SDM RSU Duta Mulya Majenang.
Berisi orientasi umum tentang:
a. Sejarah Rumah Sakit;
b. Visi misi rumah sakit;
c. Organisasi RS dan staffing;
d. Budaya kerja;
e. Wajib simpan rahasia RS;
f. Tata kelola farmasi;
g. Infeksi nosokomial;
h. Pelayanan profesional dan islami;
i. Peraturan kepegawaian;
j. Pengenalan lingkungan rumah sakit;
k. Pengenalan pejabat RS.
2. Hari kedua
Pada hari kedua orientasi karyawan baru di unit kerja masing-masing dan
dilakukan orientasi khusus.

23
Orientasi di bidang administrasi:
a. Orientasi prosedur tetap pelayanan farmasi.
b. Orientasi sistem administrasi instalasi farmasi.
c. Orientasi sistem pengelolaan perbekalan farmasi.
d. Orientasi jadwal shift kerja harian.
e. Orientasi Lingkungan kerja Instalasi farmasi.
3. Dalam menjalankan masa orientasi, SDM yang bersangkutan akan mendapatkan
supervise dari Koordinator Pelayanan yang ditunjuk oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
4. Karyawan baru menjalani pre test dan post test.
5. Selama masa orientasi SDM yang bersangkutan terikat secara penuh dengan
disiplin kerja yang berlaku di Instalasi Farmasi RSU Duta Mulya Majenang.
F. Sasaran
Semua pegawai baru di lingkungan Instalasi Farmasi.
G. Jadwal Pelaksanaan (tertuang di tabel diatas)
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Setelah mengikuti orientasi pegawai membuat laporan pelaksanaan orientasi kepada
Kepala Instalasi Farmasi dengan tembusan kepada Kepala Bidang Pelayanan dan
Kepegawaian.
I. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Selesai masa orientasi, koordinator pelayanan memberikan laporan hasil orientasi SDM
yang bersangkutan kepada Kepala Instalasi Farmasi untuk penilaian.
2. Laporan hasil orientasi karyawan baru dilaporkan ke Bidang Pelayanan dan
Kepegawaian.
3. Pengangkatan dan penetapan status karyawan.

24
BAB X
PERTEMUAN ATAU RAPAT

Rapat rutin IFRS dilakukan setiap bulan sekali.

BAB XI
PELAPORAN

1. Laporan bulanan
a. Laporan narkotika;
b. Laporan Psikotropika.
2. Laporan triwulan
a. Pencatatan resep rawat jalan;
b. Pencatatan resep rawat inap;
c. Laporan pembelian;
d. Laporan pelaksanaan pelayanan.
3. Laporan Tahunan
a. Review penggunaan obat;
b. Laporan pelaksanaan program kerja.

25

Anda mungkin juga menyukai