Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

KUNJUNGAN RS. DAN POLIKLINIK GOTONG ROYONG


FARMASI KLINIK

Oleh: Kelompok B1
Chintia Wijaya

1523011026

Stephanie Pereira

1523011027

Fransiska Indrayani M.

1523011028

Shelin Olivia H.

1523011029

Melissa Irawan

1523011030

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2014

Farmasi rumah sakit sesuai SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


553/MENKES/SK/1994, merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang berada di
bawah pengawasan dan koordinasi wakil direktur penunjang medis dan instalasi.
Instalasi ini merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan peracikan, penyimpanan,
dan penyaluran obat-obatan, bahan kimia, alat kesehatan, dan gas medis.
Pelayanan farmasi di rumah sakit menurut WHO (1989) terdiri dari berbagai
unsur, yang paling utama yaitu: (1) Usaha pengadaan, distribusi, dan pengawasan semua
obat-obatan. (2) Evaluasi dan penyebaran informasi secara luas tentang obat-obatan dan
penggunaannya kepada staf rumah sakit dan pasien.(3) Memantau dan menjamin
kualitas penggunaan obat.
A. Distribusi Pengadaan Obat
A.1. Distribusi Pengadaan Obat di RS Gotong Rotong
Poli
Kamar
obat

Poli
Poli
Setiap

Formulir

Instalasi
Farmasi

Distributor

minggu (hari Senin), dokter-dokter di Poli menulis permintaan obat dan

dikumpulkan kepada staf yang berada dikamar obat. Staf di kamar obat mengisi
formulir permintaan obat/barang yang berisi obat/barang yang dibutuhkan oleh
poli-poli tersebut selama satu minggu, kemudian formulir tersebut disampaikan
kepada bagian instalasi farmasi. Bagian instalasi farmasi bertugas untuk memesan
obat kepada distributor dan membuat rekapan data stok obat.
A.2. Distribusi Pengadaan Obat di Klinik Gotong Royong
Poli anak
Kamar obat

Instalasi farmasi
- Produksi obat

Gudang
besar

Poli gigi
Poli dewasa
& BKIA

Kamar obat di poli anak, dewasa & BKIA (setiap hari Selasa dan Jumat) serta
poli gigi (setiap hari Senin) menulis formulir permintaan obat kepada bagian
instalasi farmasi. Khusus untuk poli yang buka pada hari libur, penulisan formulir
permintaan obat dilakukan setiap hari Kamis. Setiap hari Sabtu, instalasi farmasi

memberikan formulir permintaan obat/barang ke gudang besar dan dapat langsung


menerima obat-obatan atau barang yang diminta. Instalasi farmasi bertugas untuk
memproduksi beberapa obat, menyediakan, dan mendistribusikan obat-obat ke
kamar obat di setiap poli. Penyedian dan pendistribusian obat ke setiap poli dibagi
berdasarkan jam praktek klinik yaitu pagi, sore, dan hari libur.
B. Pelayanan Resep Rawat Inap (RS. Gotong Royong)

Dokter

Resep

Perawat

Pelayanan resep rawat inap

Kamar
Instalasi
Obat
mempunyai farmasi
alur

Kamar
Perawat
sebagaiObatberikut: dokter

memberikan resep kepada perawat. Kemudian perawat memberikan resep tersebut


kepada staf di kamar obat. Jika obat tersebut tersedia di kamar obat, maka perawat
dapat langsung mengambil di kamar obat. Jika obat tersebut tidak tersedia di kamar
obat, maka staf akan menanyakan stok obat tersebut kepada instalasi farmasi. Jika
obat tersebut ada, maka instalasi farmasi akan memberikan obat tersebut kepada staf
kamar obat dan perawat dapat mengambil di kamar obat. Jika obat tersebut juga tidak
tersedia di instalasi farmasi, maka instalasi farmasi akan mencari ke distributor.
C. Pelayanan Resep Rawat Jalan (RS. Gotong Royong)

Dokter

Resep

Pasien

Pembayaran

Pelayanan resep rawat jalan mempunyai

Kamar Obat
Tunggu
alur antrian
sebagai

Pengambilan

berikut: dokter

memberikan resep kepada pasien. Setelah itu, pasien memberikan resep obat tersebut
kepada kamar obat. Di kamar obat, pasien membayar obat terlebih dahulu dan
mendapatkan kuitansi pembayaran. Kemudian pasien menunggu sampai obat selesai
disediakan. Setelah obat selesai disediakan, staf akan memanggil pasien lalu
mencocokan data obat dengan kuitansi pasien. Kuitansi tersebut kemudian distempel
tanda barang tersebut sudah diambil. Staf juga menjelaskan kepada pasien mengenai
kegunaan dan cara meminum obat. Jika obat tidak tersedia, maka pasien diminta
untuk mencari obat tersebut di luar rumah sakit. Jika pasien meminta copy resep, staf
juga akan memberikan salinan resep tersebut.
D. Formularium

Formularium rumah sakit merupakan sarana yang kuat untuk meningkatkan


kualitas dan mengawasi biaya obat yang dipergunakan untuk pengobatan di rumah sakit.
Tujuan utama pembuatan formularium (Anonim, 1990) adalah menyediakan bagi para
staf di RS sarana informasi obat obatan yang telah disetujui penggunaannya oleh RS
dan telah diseleksi oleh para ahli, informasi pengobatan dasar, informasi tentang
kebijakan dan prosedur RS yang mengatur penggunaan obat-obatan, dan informasi yang
khusus seperti peraturan tentang dosis obat, singkatan-singkatan yang bisa digunakan di
RS. Kerugian formularium adalah menghilangkan hak prerogratif dokter terhadap
penulisan resep dan formularium sering tidak sesuai dengan diagnose penyakit tertentu.
Di Klinik Gotong Royong, maupun di RS. Gotong Royong masih belum
mempunyai formularium.
E. Peta Kuman
Penggunaan antibiotika yang tidak rasional baik oleh dokter ataupun masyarakat
umum dapat menyebabkan timbulnya resistensi kuman, meningkatnya efek samping
obat, dan meningkatkan biaya pengobatan. Dalam menggunakan antibiotika hendaknya
didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain: peta medan kuman, spektrum
antibiotika, efektifitas, aspek farmakodinamik serta farmakokinetik, keamanan,
pengalaman klinik sebelumnya, kemungkinan terjadinya resistensi kuman, terjadinya
super infeksi dan harga.
Rs. Gotong Royong dan Klinik Gotong Royong belum memiliki peta kuman.
F. Produksi Obat
F.1. Produksi Obat di RS Gotong Royong
RS. Gotong Royong tidak melakukan produksi obat. Semua obat di RS. Gotong
Royong dibeli dari pabrik obat.
F.2. Produksi Obat di Klinik Gotong Royong
Beberapa preparat obat diproduksi di Klinik Gotong Royong, adalah sebagai
berikut:
-

Potassium Chloride (KCl), untuk mencegah maupun mengobati kondisi

hipokalemia (diare, muntah) dan kembung.


H2O2 yang diencerkan hingga 3%, untuk perawatan luka.
Bedak salicylic acid, untuk gatal-gatal.

Boraks glycerine, untuk mengobati sariawan.


SIN salep
Salep/unguentum 2-4 (untuk dermatitis), levertran (untuk luka bakar), dan
ichtyol (untuk bisul). Preparat ini beli di pabrik dalam jumlah besar lalu dibagi
menjadi preparat kecil.

ANALISIS RESEP
Resep 1 (Chintia Wijaya/ 1523011026)
Administratif
RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG
Jl. Medokan Semampir Indah No. 97 Surabaya
Inscriptio:
tidak
Telp: 031-5939692, 5939693
_______________________________________________
terdapat
nama
Surabaya, 6-2-2015
R/ as. Mefenamat 2 tab
dokter dan bagian
m.f.l.a. pulv. no. XII
3 d.d. I
pelayanan
rumah
________________________________Paraf (x)
R/ Abdelyn syr no. I
sakit.
3 d.d. cth. 1/4
Praescriptio:
________________________________Paraf (x)
Pro
: ***
Jumlah bahan obat
Umur/BB : 1 tahun
Alamat : ***
tidak ditulis dalam
Nama Dokter: (x)
satuan berat.
Signatura: lengkap
Subscriptio: tidak
terdapat

paraf

dokter.
Farmasetik
Asam Mefenamat. Cara kerjanya adalah menghambat sintesa prostaglandin
(COX-1 & COX-2). Obat ini mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan
antipiretik. Indikasi asam mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan
kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan
nyeri pada persalinan. Kontraindikasi pada penderita tukak lambung, radang usus,
gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat. Dosis untuk anak di
atas 14 tahun: dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dianjurkan 250 mg setiap 6

jam. Efek samping adalah pada gangguan cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus,
mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,
vertigo dan dyspepsia. Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau
lebih sehari, asam mefenamat dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia
hemolitik.
Abdelyn syr. abdelyn oral drops memiliki kandungan per ml: Vit A 2,000 iu, Vit
B1 2 mg, Vit B2 3 mg, Vit B6 2 mg, Vit B12 2 mcg, Vit D3 400 iu, nicotinamide 20 mg,
l0lysine HCL 25 mg, d-panthenol 5 mg. Indikiasi pemberian abdelyn oral drops untuk
vitamin tambahan. Kemasan abdelyn drop adalah obat tetes 10 mL. Dosis pada anak
berusia 4-6 tahun diberikan 10-20 tetes sedangkan untuk anak berusia 1-3 tahun
diberikan 5-10 tetes. Untuk bayi berusia kurang dari 1 tahun diberikan 5 tetes.
Klinis
Tidak didapatkan interaksi obat karena asam mefenamat berinteraksi dengan obat yang
terikat pada protein plasma. Asam mefenamat menggeser ikatan dengan protein plasma,
sehingga dapat meningkatkan efek samping seoerti hidantion dan sulfonylurea. Asam
mefenamat juga berikatan dengan obat anti-koagulan & antitrombosis. Asam mefenamat
sedikit memperpanjang waktu prothrombin dan waktu thromboplastin parsial.
Rencana konseling
Datang tepat pada jadwal konsultasi. Apa bila terdapat efek samping, segera datang
kepada dokter.
Rekomendasi
Meclofenate dan asam mefenamat menghambat kedua COX dan fosfolipase A2. Kedua
obat ini jarang digunakan dan keamanan kegunaan pada anak-anak di bawah 14 tahun
belum diketahui dengan pasti. Pemilihan pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid

lainnya yang lebih sering digunakan dan diketahui keamanannya dapat diberikan kepada
anak-anak dibawah 14 tahun.

Resep 2 (Stephanie Pereira/ 1523011027)


POLIKLINIK PRATAMA GOTONG ROYONG I

Administratif

Jl. Manyar Kartika IV/4-6 Surabaya

Surabaya,18-2-20..
R/

Sp

150

institusi, nama dokter dan bagian


pelayanan, tahun penulisan resep, tanda

CT

R/ pada obat kedua (P ).

DX

Inscriptio: tidak terdapat nomor telepon

12p

Praescriptio:

nama

obat

disingkat,

BC

jumlah obat ditulis berdasarkan jumlah

Amb

tablet,

tidak

cara

pembuatan atau bentuk sediaan.


Signatura:

Pro
:Y
Umur : 1th
Alamat:

dicantumkan

tidak

terdapat

aturan

pemakaian obat dan alamat pasien.


Subscriptio: tidak terdapat paraf dokter.

Farmaseutik
Pada resep ini diperkirakan anak Y menderita infeksi saluran pernapasan yang dapat
diketahui dari pilihan obat yang ada dalam resep. Hal ini dapat dilihat dari pilihan obat
seperti Spiramisin sebagaai antibiotiknya, CTM sebagai antialergi, Dexamethasone
sebagai anti radang, vitamin B-complex, dan ambroxol sebagai mukolitik atau
pengencer dahak. Mengenai perkiraan apakah dosis dari obat yang telah dipilih ini
benar atau tidak tidak dapat diketahui karena pada resep ini tidak ada data mengenai
berat badan dari pasien.
Klinis
Untuk obat-obat yang ada dalam resep ini, obat yang dipilih sudah sesuai dan dari
pilihan obat tersebut tidak terdapat interaksi yang perlu diperhatikan karena obat-obat
pilihan dokter yang bersangkutan tersebut sejauh ini termasuk aman untuk anak dan
tidak menyebabkan interaksi satu sama lain.

Resep 3 (Fransiska Indrayani Marpaung/ 1523011028)


RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG
Jl. Medokan Semampir Indah No. 97 Surabaya
Telp: 031-5939692, 5939693
_______________________________________________
Surabaya, 6-2-2015
R/ CTM
Codein
Dexametazon
m.f.l.a. da in cap dtd No. XV
3 d.d. I
______________________________________Paraf
Pro
: Y***
Umur/BB : 69 tahun
Alamat : M***
Nama Dokter: P***

Administratif
Inscriptio:
Praescriptio:
Signatura:
Subscriptio:

Resep 4 (Shelin Olivia H. / 1523011029)


RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG
Jl. Medokan Semampir Indah No. 97 Surabaya
Telp: 031-5939692, 5939693
_______________________________________________
Surabaya, 6/2 2015
R/
Ventolin Nebule No. I
(x)
__________________________________Paraf (x)
R/ (x) Amlodipin 5 mg No. XXX
1 d.d. I
__________________________________Paraf (x)
R/ (x) Captopril 250 mg No. XX
2 d.d. 1/2
__________________________________Paraf (x)
Pro
: dr. S***
Umur/BB
: (x)
Alamat
: (x)
Nama Dokter : (x)

Administratif
Inscriptio: tidak terdapat
nama dokter dan bagian
pelayanan rumah sakit.
Praescriptio: tidak terdapat
jumlah

obat

ventolin

nebule.
Signatura: tidak terdapat
identifikasi penderita.
Subscriptio: tidak terdapat
paraf dokter.

Farmaseutik
a. Ventolin nebules (antiasma dan preparat COPD)
Indikasi: penanganan dan pencegahan serangan asma, Penanganan spasme
bronkus kronis yang tidak berespon pada terapi konvensional, asma akut parah
(status asmatikus).
Dosis-regimen: dewasa & anak: 2,5 mg hingga 5 mg; hingga 4 kali sehari.
Kontraindikasi: wanita hamil pada trimester 1 dan 2, wanita yang sedang dalam
perawatan plasenta previa, perdarahan ante-partum dan kehamilan toksemia.
Interaksi obat: Salbutamol dan non-selective B blocker (propanolol dan MAOIs)
Kategori keamanan pada kehamilan: C
b. Amlodipine (anti-angina, Calsium antagonists)
Indikasi: hipertensi, iskemia miokardium
Dosis-regimen: 2,5 mg hingga 10 mg; sehari sekali; dengan atau tanpa makanan
Kontraindikasi: dihydropyridines

Interaksi obat: Kategori keamanan pada kehamilan: C


c. Captopril (ACE inhibitors/direct renin inhibitors)
Indikasi: hipertensi dan gagal jantung
Dosis-regimen:dewasa: 12,5 mg hingga 450 mg; 2-3 kali sehari.
Kontraindikasi: kehamilan
Interaksi obat: diuretik hemat kalium, lithium, antihipertensi, indomethacin,
salicylates dan NSAID.
Kategori keamanan pada kehamilan: D
Klinis
Terdapat kemungkinan interaksi obat antara Amlodipine dan Captopril (perlu
evaluasi kondisi klinis pasien).
Rencana Konseling
Rekomendasi

Resep 5 (Melissa Irawan/ 1523011030)


Administratif
RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG
Jl. Medokan Semampir Indah No. 97 Surabaya
Inscriptio: tidak terdapat bagian
Telp: 031-5939692, 5939693
_______________________________________________
pelayanan rumah sakit.
Surabaya, 6-2-2015
R/ INH 300 mg No. X
Praescriptio: lengkap.
1-0-0 1 jam p.c.
________________________________Paraf
Signatura: lengkap.
R/ Rifampicin 450 mg No. X
0-1-0 1 jam p.c.
________________________________Paraf
Subscriptio: paraf dokter tidak
R/ Ethambutol 500 mg No XV
lengkap.
0-0-11/2 tab. p.c.
________________________________Paraf (x)
Farmasetik
R/ Pyrazinamide 500 mg No. XX
1-0-1 p.c.
________________________________Paraf
Pengobatan
TBC
dibagi
R/ Nervex No. X
menjadi 2 fase yaitu fase
0-1-0
________________________________Paraf (x) intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Untuk

Pro
: Suw***
Umur/BB : 59 tahun/ 53 kg
Alamat : Panj*** J***
Nama Dokter: P***

pasien baru, panduan obatnya


yang

ialah

2HRZE/4H3R3.

Berdasarkan resep disamping,


kemungkinan pasien ini adalah
pasien

baru

yang

memulai

pengobatan fase intensif.

No.

Nama Obat

Dosis Resep

Dosis Literatur
(40-60 kg)

Kesimpulan

(PDP, 2011:21)

Isoniazid (H)

Rifampicin (R)

Etambutol (E)

Pirazinamid (Z)

1x sehari 1 tablet
(sediaan 300 mg)
1 x sehari 1 tablet
(sediaan 450 mg)
1 x sehari 1,5 tab
(sediaan 500 mg)
2 x sehari 1 tab
(sediaan 500 mg)

300 mg

Sesuai

500 mg

Sesuai

1000 mg

Dosis kurang

1000 mg

Sesuai

Isoniazid: Kontraindikasi pada hipersensitivitas isoniazid dan penyakit hati. Efek


samping adalah mual, muntah, konstipasi, reaksi hipersensitifitas, autoimun, hepatitis,
neuropati. Isoniazid harus digunakan 1 jam a.c. atau 2 jam p.c.
Rifampicin:

Kontraindikasi

pada

hipersensitivitas

rifampicin,

jaundice,

penggunaan bersama amprenavir/rotonavir. Efek samping adalah gangguan saluran


cerna, sakit kepala, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, flusing, urtikaria, myopati,
gangguan fungsi liver. Rifampicin digunakan 1 jam a.c. atau 2 jam p.c.
Etambutol:. Efek samping yang utama adalah neuritis optik dan buta warna
merah/hijau. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. Absorbsi menurun jika
digunakan bersama antasida. Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 13 tahun.
Pirazinamid: Kontraindikasi pada hipersensitif terhadap Pirazinamid, gangguan
fungsi hati dan ginjal, hiperurisemia, gout, hipoglikemia, penderita diabetes, wanita
hamil. Efek samping yang sering terjadi adalah hepatitis-drug induced dan gout.
Absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan.
Klinis
Rifampicin (enzim inducer) dan isoniazid (enzim inhibitor) dapat berinteraksi
dengan berberapa obat. Penggunaan kombinasi HRZE tidak terdapat interaksi.
Kombinasi ini berfungsi untuk meningkatkan daya bunuh bakteri dan mencegah
resistensi. Nervex merupakan vitamin B complex, yang berperan untuk mengatasi efek
samping dari isoniazid (neuropati).
Rencana konseling
(1) Penggunaan isoniazid dan rifampicin sebaiknya 1 jam sebelum makan atau 2
jam sesudah makan. (2) Beberapa obat TB bersifat hepatotoksik (H,R,Z) sehingga
diperlukan cek fungsi hati secara periodik. (3) Hindari penggunaan alkohol karena dapat
meningkatkan hepatotoksisitas. (4) Jika ada gangguan pengelihatan (efek samping
ethambutol) segera konsultasi ke dokter.(5) Pengobatan dilakukan dalam jangka panjang
sehingga diperlukan kepatuhan pasien dan PMO (pengawas minum obat).

Rekomendasi
Sebaiknya

menggunakan fixed dose combination (FDC) WHO yaitu 4 obat

antituberkulosis dalam satu tablet (rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400
mg dan etambutol 275 mg). Penggunaan FDC ini mempunyai keunggulan yaitu
mengurangi kesalahan dalam peresepan, lebih mudah diawasi, lebih murah, dan
meningkatkan kepatuhan penderita. Untuk pasien baru fase intensif dengan berat badan
38-54 kg (pasien ini 53 kg) dibutuhkan 3 tablet 4FDC/ hari. Paket obat TB tersebut
disediakan secara gratis melalui institusi kesehatan milik pemerintah.

Sumber:
Anonim. Pedoman Tata Laksana Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Sutomo. Surabaya, 1990.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2005.
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis.
https:// www. mims.com/
Katzung BG. Farmakologi Dasar & Klinik. Ed.10. In: Nirmala WK, Yesdelita N,
Susanto D, Dany F, editors. Jakarta: EGC.; 2010.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Di Indonesia.
World Health Organization., The Asean Technical Cooperation on Pharmaceuticals
Under The Specific Activity. Dalam Development of Hospital Pharmacy
Management, Guidelines or Manual for Good Hospital Pharmacy Practises and
Management. Thailand; Bangkok, 1989.

Anda mungkin juga menyukai