Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai

penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya


teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan
gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja
karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja,
mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa
kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk
pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan
baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis, dan
sosial (Widianti, 2007).
Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia
tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10-19 tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa
atau 19,61% dari jumlah penduduk. Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia
diperkirakan sudah mencapai 62 juta jiwa (BPS, 2008).
Remaja sering dianggap sebagai periode yang paling sehat dalam siklus
kehidupan. Akan tetapi pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat akan
sangat mempengaruhi pola tingkah laku dan jenis penyakit golongan usia remaja
seperti kecelakaan, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akibat hubungan
seksual, penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang yang semuanya akan
menentukan kehidupan pribadi serta dapat menjadi masalah bagi keluarga maupun
bangsa dan negara di masa yang akan dating (Soelaryo dkk, 2006).
Ketika masih kanak-kanak organ reproduksi belum dipahami sebagaimana
mestinya melainkan dianggap sebagai alat ekskresi. Kesadaran akan peran seksual
baru muncul ketika mulai akil balik, oleh karena itu persiapan harus dimulai sejak

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

kecil agar masing-masing mengenal dirinya itu sebagai seorang pria/wanita. Hal
ini dilakukan lewat pemberian nama, pakaian, mainan, perlakuan, kebiasaan dan
lain-lain.
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang
dapat menolong remaja untuk mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan
seksual. Tujuan dari pendidikan seksual bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu
dan rasa ingin mencoba hubungan seksual antar remaja, tetapi ingin menyiapkan
agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat- akibatnya bila dilakukan tanpa
mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan
material seseorang
Survei oleh WHO tentang pendidikan seks membuktikan, pendidikan seks
bisa mengurangi atau mencegah perilaku hubungan seks sembarangan yang
berarti pula mengurangi tertularnya penyakit akibat hubungan seks bebas.
Pendidikan seks yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia,
juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan di dalamnya sehingga akan
merupakan pendidikan akhlak dan moral.
Pendidikan seks di Indonesia masih menjadi kontroversi, masih banyak
anggota masyarakat yang belum menyetujui pendidikan seks di rumah maupun di
sekolah. Banyak dampak yang dapat ditimbulkan, antara lain dalam memilih
tontonan yang berbudaya barat yang digambarkan dalam film ataupun video
sering kali menunjukan kehidupan seks bebas dikalangan remaja, itu bukan
semata-mata karena ketagihan tetapi timbul karena adanya persepsi bahwa
melakukan hubungan seksual sudah merupakan hal yang biasa. Sebab itu
pendidikan seks hendaknya menjadi bagian penting dalam pendidikan di sekolah
maupun di rumah oleh orang tua.
Dalam rangka pendidikan seksualitas ini, dimasukkan pula norma, nilainilai susila, sopan santun, menghargai diri-sendiri, dan orang lain, dengan
demikian diharapkan tumbuh kepribadian yang matang dengan kemampuan untuk
mengendalikan diri sehingga kelak mampu mengendalikan dorongan nafsu seks.
Mampu berperan dan berperilaku seksual yang normal yang akan menjadi modal
untuk mencapai kehidupan sosial yang bahagia. Selain orang tua, para pendidik
mempunyai peran dalam penyuluhan mengenai informasi kehidupan seksual.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

Sebagai narasumber yang benar dan bertanggung jawab agar mereka tidak
mencari informasi dari sumber yang kurang bertanggung jawab.
1.2

Tujuan
- Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,
mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan
-

masalah seksual pada remaja.


Mengurangi ketakutan dan

kecemasan

sehubungan

dengan

perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggung


-

jawab).
Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam

semua manifestasi yang bervariasi.


Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat

membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.


Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang
esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat

keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.


Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan
seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi

yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.


Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak

rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.


Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu
melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai
peran, misalnya sebagai istri atau suami, orangtua, anggota
masyarakat.

1.3

Manfaat
- Mengerti dan memahami peran jenis kelaminnya sehingga dapat
-

tumbuh dan berkembang sesuai dengan jenis kelaminnya.


Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa

adanya.
Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat dan mendapatkan
informasi yang salah dari teman sebayanya, orang lain, maupun media

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

massa.
Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya.
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman
dengan dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah
mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian
tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang

tidak boleh dilakukan.


Seorang anak akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta,
setelah mempelajari pendidikan seks karena anak telah mengetahui
bahwa

tujuan

diciptakannya

organ

reproduksi

adalah

untuk

mendapatkan keturunan.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Remaja dan Permasalahannya


Masa remaja atau masa adolesence adalah suatu fase tumbuh kembang

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Tercapainya tumbuh kembang
remaja yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya
potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi faktor genetik dan
lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbedabeda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja.
Masih terdapat berbagai pendapat tentang umur kronologis berapa seorang
anak dikatakan remaja. Menurut WHO, remaja adalah bila anak telah mencapai
umur 10-19 tahun. Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai
kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun
dan belum menikah. Menurut Undang-Undang Perburuhan, anak dianggap remaja
bila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat
tinggal sendiri. Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, anak
dianggap remaja bila sudah cukup matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk
anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menganggap remaja bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan
saat lulus dari sekolah menengah (Dhamayanti, 2007).
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 1218 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan
batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa
remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yaitu masa remaja awal (1014 tahun), menengah (15-16 tahun), dan akhir (17-20 tahun). Masa remaja awal
ditandai dengan peningkatan cepat pertumbuhan dan pematangan fisik. Masa

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

remaja menengah ditandai dengan hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas,


timbulnya keterampilan-keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan
terhadap datangnya masa dewasa, dan keinginan untuk memapankan jarak
emosional dan psikologis dengan orangtua. Masa remaja akhir ditandai dengan
persiapan untuk peran sebagai orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan
pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi (Dhamayanti, 2007).
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Pernyataan ini
sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak
Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu
bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai
sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/confusion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved. Karakteristik
remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering
menimbulkan masalah pada diri remaja (Duarsa, 2007).
Masalah pada Remaja
a. Hubungan Seksual Pra Nikah
Salah satu bentuk perilaku risiko tinggi yang terjadi dan menjadi masalah
masa remaja adalah perilaku yang berkaitan dengan seks pra nikah. Angka
statistik tentang deviasi (penyimpangan) perilaku seks pra nikah anak remaja
dari tahun ke tahun semakin besar. Era tahun 1970, penelitian mengenai
perilaku seks pra nikah menunjukkan angka 7-9%. Dekade tahun 1980, angka
tersebut meningkat menjadi 12-15%. Berikutnya tahun 1990 meningkat lagi
menjadi 20% (Dhamayanti, 2007).
b. Kawin Muda
Semakin muda usia saat perkawinan pertama semakin besar risiko yang
dihadapi ibu dan anak. Salah satu indikator kesejahteraan rakyat adalah angka
kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Laporan UNICEF
tahun 2001 menyebutkan angka kematian ibu rata-rata dari tahun 1980-1999
adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SKRT 1995

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

menunjukkan penurunan angka kematian ibu sampai 373 per 100.000 kelahiran
hidup. Beberapa penyebab utama kematian tersebut adalah tidak tersedianya
perawatan ibu dengan baik, jarak kelahiran yang terlalu berdekatan, dan
pernikahan dini.
Sebuah survei tahun 1995 mendapatkan 21,5% perempuan Indonesia
yang perkawinan pertamanya dilakukan pada usia 17 tahun. Di daerah
pedesaan dan perkotaan perempuan melakukan perkawinan di bawah umur
tercatat masing-masing 24,4% dan 16,1%. Persentase terbesar kawin muda
terdapat di propinsi Jawa Timur 40,3%, Jawa Barat 39,6%, dan Kalimantan
Selatan 37,5% (Dhamayanti, 2007).
c. Aborsi
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum teratasi
sampai saat ini. Data tentang kejadian aborsi dan kematian yang
diakibatkannya sangat sulit diperoleh karena menurut Undang-Undang No.23
tentang kesehatan pasal 15, tindakan aborsi tanpa indikasi medis merupakan
tindakan ilegal dengan ancaman denda dan hukuman penjara bagi pelakunya.
Survei Depkes tahun 1995/1996 pada remaja belum menikah berusia 13-19
tahun sebanyak 1189 orang di Jawa Barat dan 922 orang di Bali menemukan
7% remaja perempuan di Jawa Barat dan 5% di Bali mengakui pernah
terlambat haid atau hamil. Dan 10.981 pengunjung klinik KB di Yogyakarta,
menurut data sekunder tahun 1996-1997 terdapat 19,3% yang datang dengan
kehamilan tak dikehendaki dan telah melakukan tindakan pengguguran
kandungan dengan sengaja secara tidak aman sekitar 2% berusia <22 tahun.
Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena
kehamilan di luar nikah. Jika dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh
remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan
remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia menemukan jumlah kasus aborsi di Indonesia
setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan 30% di antaranya dilakukan oleh remaja
(Duarsa, 2007).
d. Infeksi Menular Seksual
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan kerentanan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan


kesehatan seksual dan reproduksi termasuk peningkatan ancaman HIV/AIDS.
Depkes RI menunjukkan bahwa sampai Maret 2008 pengidap HIV/AIDS
terbanyak adalah kelompok remaja. Sampai dengan tahun 2004 kasus AIDS di
Indonesia yang dilaporkan ditemukan pada kelompok 0-4 tahun sebanyak 12
kasus (1,53%), umur 5-14 tahun sebanyak 4 kasus (0,3%), dan umur 15-19
tahun sebanyak 78 kasus (5,69%). Kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah dalam 5
tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup berarti, dari 14 kasus
pada tahun 2000 menjadi 158 kasus pada tahun 2005 (Wirawan, 2002).
Data penyakit infeksi menular seksual (IMS) remaja yang berobat ke
RSHS tahun 1998 adalah 19 kasus pria, dan 20 kasus perempuan dari total
kunjungan pasien baru 483 orang. Pada remaja pria kasus terbanyak adalah
uretritis gonore dan pada perempuan adalah bakterial vaginosis.3 Di RS
Pirngadi Medan selama 2 tahun (1993-1994) untuk penyakit kondiloma
akuminata tercatat 35,4% pada kelompok usia 20-24 tahun. Di RS Dr. Kariadi
Semarang selama 4 tahun (1990-1994) tercatat 3.803 kasus IMS pada unit
rawat jalan, 1325 kasus (38,8%) diderita oleh remaja berusia 15-24 tahun. Di
RSUP Sanglah Denpasar tercatat 59,1% penderita IMS pada tahun 1995-1997
adalah kelompok remaja (Duarsa, 2007).
Peningkatan kejadian IMS pada remaja disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan remaja tentang IMS dan kurangnya kesadaran remaja untuk
menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual dengan pekerja
seks komersial. Remaja percaya bahwa IMS dapat dicegah dengan cara
meningkatkan stamina dan meminum antibiotik sebelum berhubungan seks.
2.2

Pendidikan Seks
Menurut BKKBN (2008) seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau

ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan, sedangkan seksual berarti yang
ada hubungannya dengan seks atau yang muncul dari seks. Pendidikan seks
merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi, sehingga ruang lingkup
pendidikan kesehatan reproduksi lebih luas dan lebih difokuskan kepada hal-hal
yang berkaitan dengan kehidupan seks (BKKBN, 2009).

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

Pendidikan seks adalah proses dimana fasilitator dengan sengaja dan


penuh tanggung jawab memberikan pengaruh yang positif kepada peserta
pendidikan seks, dengan tujuan agar peserta pendidikan seks dapat mengerti dan
memahami materi- materi yang diberikan dalam pendidikan seks, yang mencakup
tentang perubahan- perubahan yang terjadi ketika memasuki masa remaja
(perubahan fisik, psikologis, dan sosial), latar belakang diperlukannya pendidikan
seks bagi remaja, tantangan menuju kesejahteraan seksual remaja, organ-organ
seksual pria dan wanita, fertilisasi (pembuahan), perkembangan janin, bentukbentuk perilaku seksual remaja, akibat-akibat yang dapat ditimbulkan dengan
melakukan perilaku seks bebas, penyakit-penyakit menular seksual dan jenisjenisnya, cara mengatasi gejolak seksual remaja, pengertian dan makna
seksualitas, serta nilai-nilai seksual pria dan wanita (Yuniarti, 2007).
Pendidikan

seks

tetap

harus

diberikan

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan anak, tujuannya adalah memberikan bekal pengetahuan serta


membuka wawasan anak-anak remaja seputar masalah seks secara benar dan jelas.
Berarti seks yang benar menghindarkan mereka dari berbagai resiko negatif
seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual, dan penyakit menular seksual.
Oleh sebab itu orang tualah yang paling tepat untuk menyampaikan masalah
kesehatan reproduksi dan pendidikan seks kepada anak-anak mereka. Pendidikan
seks wajib diberikan orang tua sedini mungkin. tepatnya dimulai saat anak masuk
play group atau usia 3 4 tahun, karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti
mengenai organ tubuh mereka dan dapat dilanjutkan dengan pengenalan organ
tubuh internal. Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat
dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Ajari
anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil
(BAK) maupun air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung
dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajari anak
untuk tidak sembarangan mengijinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.
Ketidakpekaan orang tua dan pendidik terhadap kondisi remaja
menyebabkan remaja sering terjatuh pada kegiatan tuna susila, karena remaja
canggung dan enggan untuk bertanya pada orang yang tepat, semakin menguatkan
alasan kenapa remaja sering bersikap tidak tepat terhadap organ reproduksinya.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar
seks dari teman, 35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang tua (Muzayyanah,
2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan orang tua tidak
memberikan seks pada anak remaja diantaranya: orang tua masih menganggap
tabu dan ketidaktahuannya untuk menyampaikan pendidikan seks kepada remaja,
orang tua belum mengajarkan pendidikan seks sejak dini, ini disebabkan karena
orang tua bingung mulai dari mana mengajarkannya kepada anak, faktor ekonomi,
karena kesibukan orang tua dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, sehingga tidak ada perhatian orang tua bagi perkembangan remaja.
Terdapat dua faktor mengapa pendidikan seks (sex education) sangat
penting bagi remaja. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi
remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu. Sehingga
dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan
seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
Faktor kedua adalah ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan
anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan
hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang
bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi
pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari
ketidakpahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi,
seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan,
penularan virus HIV dan sebagainya (Dhamayanti, 2007).
2.3

Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi


Alat reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses

melanjutkan keturunan. Remaja perlu mengetahui bahwa alat reproduksi terdiri


dari bagian luar dan dalam, baik wanita maupun pria.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

10

1.

Alat Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita bagian luar tersembunyi diantara pangkal kedua

paha. Keseluruhan disebut vulva yang terdiri dari: (Soetjiningsih, 2007)


a. Bibir Luar Kemaluan (Labia Mayora)
Merupakan bagian di sebelah kanan dan kiri. Bagian atas disebut mons
veneris.
b. Bagian Dalam Kemaluan (Labia Minora)
Terletak di sebelah dalam dari labia mayora kanan dan kiri. Keduanya
bertemu di bagian depan / atas pada klitoris atau kelentit.
c. Klitoris/Kelentit
Merupakan bagian yang terletak di pertemuan kedua labia minora di
depan/atas. Berukuran sebesar kacang kedelai, penuh berisi ujung-ujung
syaraf, sehingga sangat peka terhadap rangsangan rabaan. Klitoris
merupakan pusat rangsangan erotik.
d. Hymen
Merupakan pemisah antara dunia luar dengan liang sanggama (vagina).
Berupa selaput tipis, dibagian tengahnya terdapat lubang. Robeknya selaput
dara atau tidak perawan pada wanita biasanya terjadi karena hubungan seks
(masuknya alat kelamin pria ke dalam vagina) yang pertama. Dapat disertai
sedikit perdarahan, tetapi dapat juga tidak, tergantung kekenyalan otot
selaput dara. Selaput dara rusak/robek karena kecelakaan atau kegiatan
olahraga yang berat.
e. Vagina
Merupakan saluran yang bermuara ke dunia luar, bagian dalamnya
merupakan tempat muara dari mulut rahim. Vagina merupakan bagian yang
paling penting dalam bersanggama. Dinding sepanjang vagina berlendir,
yang berasal dari lendir mulut rahim dan dinding vagina sendiri. Lendir
vagina bersifat asam.
f. Uterus (rahim)
Terletak di dasar rongga perut, terdiri dari otto rahim yang membentuk
dinding rahim, selaput lender rahim dan rongga rahim di bagian dalam. Pada
kedua ujung kiri dan kanan bagian atas, berlanjut ke saluran telur (tuba

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

11

fallopi). Bagian bawah lebih langsing dan bermuara ke vagina disebut leher
rahim (serviks uteri).
Selaput lendir rahim ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu
sejalan dengan pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Oleh pengaruh
hormon

estrogen selaput rahim akan semakin menebal. Oleh pengaruh

hormon progesterone selaput lender rahim akan berisi lebih banyak cair dan
lendir. Apabila tidak terjadi kehamilan maka selaput lendir rahim akan
mengalami pengelupasan, rontok secara bertahap, sehingga terjadi luka dan
mengeluarkan darah, Darah yang keluar tidak membeku karena adanya
enzim antibeku yang dikeluarkan oleh sel-sel selaput lendir rahim yang
rontok. Peristiwa itu dikenal sebagai menstruasi atau datang bulan.
Menstruasi berlangsung secara berkala / siklik.
g. Tuba fallopi atau saluran telur
Merupakan bagian yang menghubungkan rongga rahim dengan rongga
perut. Berada di bagian atas kiri dan kanan rahim. Bagian ujung yang lepas
melebar seperti jari dan telapak tangan, yang dapat bergerak menelungkupi
indung telur yang mengalami pemasakan butir telur, sehingga telur yang
masuk itu dapat segera tertangkap masuk ke saluran telur.
h. Ovarium (indung telur)
Terletak di samping kanan dan kiri rahim berdekatan dengan muara saluran
telur. Berukuran kira-kira dua setengah sampai tiga centimeter. Di bagian
dalam terdiri dari butir butir calon telur (folikel). Pada setiap siklus
menstruasi umumnya hanya sebutir telur yang masak.
2.

Alat Reproduksi Pria


Alat reproduksi pria bagian luar dapat dilihat, karena berada di permukaan

tubuh terdiri dari: Penis (zakar atau batang kemaluan) dan skrotum (kantong
zakar/kantong pelir) yang berisi 2 buah testis (buah zakar/buah pelir) (Kusuma,
2000).
a. Penis
Berbentuk panjang bulat seperti batang, ujungnya sedikit membesar dan
bulat disebut glans penis. Penis dibentuk oleh dua batang bangunan
berongga yang disebut korpus kavernosum penis. Rongga ini bila terisi

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

12

penuh dengan darah, akan mengeras, sehingga penis mengencang, disebut


ereksi. Ereksi tidak dapat dikendalikan menurut kehendak, karena derasnya
aliran darah yang masuk ke rongga dipengaruhi oleh syaraf otonom.
Pada bagian bawah dari penis terdapat saluran kencing, yang sekaligus
menjadi saluran air mani bila sedang dikeluarkan (eyakulasi). Antara glans
penis dan badan penis, terdapat lekukan (sulkus) yang mengeluarkan bahan
dengan bau khas, Glans penis dan lekukan biasanya tertutup kulit (Kulup).
Daerah lekukan ini perlu dibersihkan setiap kali mandi untuk menjaga
kebersihan alat kemaluan. Bila disunat membersihkannya lebih mudah.
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantong kulit yang berkerut kerut, Di dalamnya
terdapat dua buah testis atau buah zakar/buah pelir. Terletak di bawah
pangkal penis. Testis memproduksi sel mani (spermatozoa) dan hormon
kelamin pria (testosteron). Hormon ini yang mendorong timbulnya libido
atau gairah seksual, serta pertumbuhan ciri-ciri kelamin pria sekunder
(kumis, suara berat dan besar, dll)
c. Spermatozoa
Spermatozoa atau bibit pria dihasilkan di dalam testis. Terdiri dari
kepala, badan dan ekor. Di dalam kepala terdapat kromosom atau pembawa
sifat. Kromosom mengandung X saja atau Y saja (telur selalu hanya
X saja). Spermatozoa ini diproduksi terus menerus, hasilnya akan keluar
dan bercampur dengan lendir yang dihasilkan kelenjar prostat dan kelenjar
vesika seminalis, menjadi air mani (sperma). Air mani yang keluar
(=eyakulat) biasanya berjumlah 2-3ml, berisi spermatozoa 40 juta 100juta
per ml.
Alat reproduksi pria bagian dalam, tidak terlihat karena terletak di dalam
tubuh, diperut bagian bawah, terdiri dari:
a. Epididimis
Merupakan kelanjutan dari testis, berupa saluran yang menampung
spermatozoa yang dihasilkan testis.
b. Vas deferens

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

13

Merupakan saluran kelanjutan dari epididimis, naik ke atas ke daerah perut,


kemudian membelok bermuara ke dalam saluran kencing yang juga sebagai
saluran air mani. Sebelum masuk ke muara kencing, bergabung dengan
muara dari kelenjar vesikalis.
c. Kelenjar Vesikalis (Vesikula Seminalis)
Merupakan kelenjar yang menghasilkan bahan makanan dan membuat
suasana basa bagi spermatozoa. Kelenjar ini mengeluarkan lendir ke saluran
yang bertemu dengan saluran vas deferens, sebelum bermuara ke saluran
kencing.
d. Kelenjar Prostat
Terletak di bawah kandung kemih, mengelilingi saluran kencing yang keluar
dari kandung kemih. Lendir dari prostat mengandung enzim, hormon
suasana basa yang akan menghidupi kelangsungan dari spermatozoa.
Fisiologi Alat Reproduksi
Fisiologi alat reproduksi tergantung pada keadaan anatomi, sangat
tergantung pada interaksi hormon di dalam tubuh, khususnya hormon yang
diproduksi di otak maupun alat reproduksi itu sendiri (Kusuma, 2000).
Pada pria maupun pada wanita, hormone yang berperan adalah :
1. Hormon GnRH (Gonadotropine Releasing Hormone)
GnRH diproduksi otak (Hipotalamus). Hormon ini mulai aktif menjelang
akil balik. GnRH ini tidak lansung mempengaruhi alat repdroduksi, melainkan
merangsang pusat kendali hormone di dasar tengkorak, yaitu hipofisis, Hipofisis
akan menghasilkan FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing
Hormon). Kedua hormon inilah yang akan mempengaruhi alat reproduksi pada
pria dan pada wanita.
2. FSH
Hormon ini pada pria akan merangsang sel Sertoli pada testis, sehingga
terjadi proses pematangan spermatozoa
3. LH

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

14

Hormon ini pada pria akan merangsang sel Leydig pada testis sehingga
memproduksi hormone testosterone yang mempengaruhi libido dan cirri seks
sekunder pria.
Pada pria proses ini berlangsung terus sampai usia tua. Apabila produksi
spermatozoa sudah melimpah, maka air mani akan keluar. Pada wanita produksi
GnRH sama dengan pada pria, demikian pula produksi FSH dan LH. Namun
terdapat perbedaan peran kedua hormone ini pada alat reproduksi wanita.
FSH pada wanita berperan memicu indung telur, sehingga sekelompok selsel folikel terpengaruh, namun hanya sebutir saja yang akan mengalami proses
mepasakan. Folikel tersebut akan semakin membesar. Sel-sel disekitarnya akan
semakin banyak. Sehingga merupakan kesatuan sel telur masak yang disebut
folikel De Graaf. Sel sel disekitar sel telur itu akan menghasilkan hormone
estrogen yang khas sebagai hormone kelamin wanita. Estrogen inilah yang
menyebabkan buah dada wanita tumbuh membesar, Estrogen ini pada giliranya
akan mempengaruhi selaput lendir rahim (endometrium) sehingga semakin hari
semakin menebal. Sestrogen yang kadarnya meningkat dari hari ke hari akan
menurunkan kadar FSH, sebaliknya folikel de graaf, sehingga telur masak, sebutir
telur masak akan keluar dari indung telur, masuk ke saluran telur. Dengan
keluarnya telur yang masak itu (Ovulasi), sel sel telur yangtertinggal di indung
telur berubah menjadi korpus luteum. Saat ini sel sel tersebut tidak lagi
menghasilkan estrogen , melainkan hormone progesterone. Progesteron ini pada
giliranya akan mempengaruhi selaput lendir rahim yang sudah tebal itu menjadi
gembuk karena berisi banyak lendir dan zat makanan, sehingga apabila terjadi
pembuahan, maka rahim sudah siap menerima telur yang sudah dibuahi.
Apabila tidak terjadi pembuahan (pada saat ovulasi), maka 14 hari
kemudian selaput lendir akan berangsur angsur rontok, mengelupas, sehingga
terjadi luka, rahim mengeluarkan darah yang dikenal sebagai menstruasi. Pada
saat ini kadar estrogen dan progesterone turun, sehingga hipofisis mulai
memproduksi

FSH.

Demikian

seterusnya,

sehingga

berlangsung

proses

menstruasi secara berkala.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

15

2.4

Perkembangan Psikoseksual Remaja dan Dorongan Seksual

2.4.1

Proses Perkembangan Masa Remaja


Dalam segi psikologisnya terjadi perubahan-perubahan, antara lain:

1. Timbul minat terhadap dirinya


Jika waktu sebelum-sebelumnya anak acuh tak acuh terhadap dirinya,
maka mulai saat ini anak mulai memperhatikan tentang dirinya, anak
mulai memperhatikan tentang keadaan wajahnya, rambutnya, dan
sebagainya (Kusuma, 2000).
2. Timbulnya minat jenis kelamin yang lain
Anak remaja menjadi ingin tahu tentng seluk beluk dari jenis kelamin
yang lain. Apabila ini tidak mendapat bimbingan yang benar, maka sering
akan anak tersesat kepada jalan yang tidak baik dan fakta banyak yang
menunjukkan hal ini.
3. Timbulnya akan kesadaran dirinya sebagai individu yang berpribadi
sendiri
Anak ingin agak bebas dari kekangan orang tua, ia tidak ingin
diperlakukan sebagai anak-anak lagi. Ia ingin didengarkan pendapatnya
dan menginginkan status sendiri dalam masyarakat seperti orang lain di
sekitarnya. Anak bertingkah seperti orang dewasa dan sering terlihat suatu
kerenggangan hubungan antara orang tua dengan remaja. Di satu pihak,
para remaja merasa tidak dimengerti oleh orang tua, sebaliknya orang tua
tidak mengerti isi hati remajanya.
4. Timbulnya keinginan untuk dipuji orang lain, terlebih oleh lawan jenisnya
Remaja menjadi bertingkah berlebihan untuk menarik perhatian lawan
jenisnya, masa ini disebut show-off age. Di samping itu, perlu disadari
oleh orang tua bahwa anak remaja ingin mendapat kasih sayang selain
keperluan yang bersifat materiil. Masa remaja anak berpijak pada dua
kutub, yaitu kutub yang lama (masa kanak) yang ditinggalkan dan kutub
baru (remaja) yang akan dimasuki, sehingga pada umumnya anak
mengalami keraguan. Akibat dari keraguan ini, umumnya menimbulkan
kesulitan yang disebabkan faktor lain yang berakibat tidak pada dirinya
sendiri, keluarga, sekolah tetapi masyarakat luar ( a problem age). Pada
sisi yang lain, remaja tetap mencari afeksi, kelembutan kasih sayang, dan
bimbingan. Mereka sebenarnya memerlukan pegangan. Bila mengalami
kesukaran dan orang tua tidak bisa menampungnya, maka mereka akan lari
Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

16

pada teman atau siapa saja yang dapat memberikan perlindungan.


Hendaknya, orang tua tidak menambah kegelisahan mereka dengan cara
menakuti mereka. Orang tua perlu menggambarkan bahayanya, tetapi
keadaan ini harus diimbangi dengan arti luhur tentang kehidupan seksual.
Orang tua tidak hanya menekankan pada kejelekan dosa dan salah, tetapi
orang tua juga harus memberikan segi positif. Sebaiknya penerangan
seksual sampai usia 11 tahun terhadap anak lelaki dan perempuan masih
dapat diberikan oleh ibunya. Diatas usia 11 tahun, sebaiknya bapak
mengambil peran sebagai juru penerang bagi anak lelakinya sedangkan ibu
bagi anak wanitanya (Kusuma, 2000).
2.4.2

Perkembangan Psikoseksual Normal


Menurut Sigmun Freud, perkembangan psikoseksual dibagi menjadi 5

fase, yaitu: (Kusuma, 2000)


1. Fase oral
2. Fase anal
3. Fase falik (penis dan klitoris)
4. Fase laten (nafsu seksual di represi)
5. Fase genital (penis dan vagina)
Ketika fase pertama (fase oral, anal, falik) dari stadium perkembangan
psikoseksual ini disebut stadium pre-genital.
1.

Fase oral (0-1tahun)


Tempat kenikmatan bayi pada fase oral ini adalah mulut, di mana bayi
merasakan kenikmatan pada rabaan dan tekanan pada mukosa mulut dan
lidah, seperti yang dirasakan pada saat makan dan menghisap. Pada usia 6
bulan, gigi bayi biasanya telah tumbuh dan mempunyai rasa kenikmatan
pada saat menggigit atau mengunyah. Ibu sebaiknya bebas dari ketegangan
atau konflik pribadi dan memahami segala kebutuhan bayi pada fase oral.
Bila hal ini dilakukan dengan baik oleh ibu, maka akan timbul rasa
percaya bayi pada lingkungannya (termasuk ibunya) dan kelak akan
memperkuat tumbuhnya rasa percaya diri pada anak ini. Bila ibu ingin
cepat-cepat berhenti meneteki karena sibuk atau sedang kesal, maka bayi
akan kecewa atau menangis bahkan akan menggigit tetek ibu lebih kuat
sebagai usaha balas dendam bayi terhadap ibunya. Hal ini, akan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

17

menambah ketegangan ibu dan lama-lama terjalin hubungan yang


menegangkan antara bayi dan ibu. Wallman dan Anna Freud mengatakan
bahwa sesungguhnya kenikmatan pada mulut akan dipakai sebagai
aktivitas pendahuluan sebelum hubungan seksual yang sesungguhnya pada
saat dewasa.
2.

Fase anal (1-3tahun)


Tempat kenikmatan bayi pada fase anal ini adalah dubur, di mana bayi
merasakan kenikmatan pada saat berak karena feses merangsang mukosa
rektum seperti mukosa mulut pada fase oral. Anak belajar menahan berak
agar nantinya mendapat pengalaman yang lebih nikmat pada saat berak.
Pada stadium anal ini, anak juga merasa nikmat pada saat kencing. Pada
fase anal ini, feses dan urin ini merupakan sesuatu yang vital dan berharga
dari anak. Ibu harus mengerti kebutuhan anak pada fase ini dengan cara
menghargai anak pada saat berak dan kencing atau ibu melakukan toilet
training secara halus, pelan-pelan dengan pengertian tanpa menimbulkan
sikap berlawanan terhadap ibunya. Bila ibu melakukan toilet training
dengan kaku dan kasar, maka anak:
-

Lebih lama menahan berak atau kencing


Kadang-kadang, bahkan berak dan kencing justru dihadapan ibu
Mengeluarkan berak atau kencing sedikit-sedikit, kemungkinan telak

terjadi enkopresis dan enuresis (sesudah usia 4-5 tahun)


Sesudah agak besar anak akan menunjukkan tingkah laku yang kasar,
agresif, suka berkelahi, merusak, tempertantrum, dll

Menurut Wolman sifat maskulin dan feminim dapat dibedakan pada fase
anal yakni,
a. Sikap maskulin
Senang melihat-lihat rasa ingin tahu, memegang dan menguasai benda,
yang menuju perkembangan sikap suka berkelahi dan sadistik.
b. Sikap feminin
Keinginan pasif dari ciri-ciri fase anal ini. Selanjutnya menurut
Wolman dikatakan bahwa anak laki-laki yang pasif pada fase ini sering
dihubungkan dengan rasa kebingungan kelak dalam menentukan peran
jenis kelaminnya. Anak laki-laki yang sering mengompol juga sering
dihubungkan dengan sikap yang pasif dan feminim pada saat dewasa.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

18

3.

Fase falik (4-6 tahun)


Selama fase falik ini tempat erotik pada anak laki-laki adalah penis dan
pada anak permpuan adalah klitoris. Pada fase ini anak merasakan
kenikmatan dengan memegang dan merangsang alat kelamin ini, pada saat
ini anak juga sering menunjukkan alat kelaminnya pada orang lain dan
sering memegang alat kelaminnya. Selama fase ini anak akan dekat
dengan orang tua lawan jenis dan bermusuhan dengan orang tua
sejenisnya. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan anak perempuan
ingin memiliki ayahnya, keadaan ini disebut Oedipus Complex. Perasaan
ini tercetus dalam fantasi anak pada saat memegang alat kelaminnya dan
terlihat dalam perubahan tingkah laku anak yang kadang menunjukkan
perasaan cinta dan kadang menunjukkan pemberontakan terhadap ornag
tua. Pada fase ini anak laki-laki juga takut bahwa ayahnya akan
mengukumnya bila ia melakukan masturbasi dan berkeinginan memilii
ibunya. Sedangkan pada anak perempuan percaya bahwa setiap orang
seperti dirinya tidak mempunyai penis, tetapi begitu ia mengetahui bahwa
anak laki-laki mempunyai penis, maka ia ingin mempunyai penis juga.

4.

Fase laten: 6-12 tahun


Pada fase ini perkembangan psikoseksual nampak stabil, tidak banyak
perubahan karena rangsangan seksual pada bagian tubuhnya mengalami
sublimasi dan reaction formation. Perhatikan pada rangsangan seksualitas
infantil menurun dan timbul perhatian baru untuk mencari aktivitas
bermain dengan teman sebaya dan sejenis. Anak mmulai mengurangi
waktunya untuk tinggal bersama keluarganya di rumah dan mencari
hubungan dengan orang dewasa lain dan mencontoh orang dewasa lain di
luar rumahnya. pada saat ini perkembangan kognitif lebih matang sehingga
anak lebih baik dalam mengontrol dirinya dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya. Pada fase laten anak sudah berpikir menurut
realitasm tidak berpikir egocentris lagi (berpikir benar hanya menurut
keyakinan dirinya)

5.

Fase genital: >12 tahun- dewasa

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

19

Pada masa ini, mulai timbul tanda-tanda seks sekunder. Pada anak laki-laki
akan tumbuh kumis, rambut pada pubis, suaranya berubah dan mulai
mengalami pengeluaran air mani waktu malam hari (Nocturnal
Emissions). Pada saat ini kelenjar seksual mulai berfungsi dan anak
mampu ejakulasi bila melakukan hubungan seksual. Terjadi emisi pada
waktu

malam

hari

biasanya

berhubungan

dengan

mimpi

yang

menyenangkan. Pada anak perempyan mulai timbul buah dada, rambut


ketiak dan pubis serta mulai datang haid. Haid ini paling dini pada anak
perempuan sekitar usia 9-10 tahun dan paling lambat sampai usia 18-20
tahun. Pada fase ini rangsangan seksual timbul lagi, tetapi tidak melulu
auto erotik tetapi benar benar lebih terarah pada obyek luar dirinya.
Daerah erotik pada anak laki-laki adalah penis sedangkan pada anak
perempuan adalah vagina. Pada fase ini tidak terjadi perubahan tingkah
laku seksual saja, tetapi juga perubahan tingkah laku sosial. Misalnya:
-

Mulai melakukan masturbasi yang dilakukan secara sadar, karena

anak remaja ini sudah dapat berpikir secara realistis


Kebiasan bersih pada fase laten sekarang berubah menjadi mudah

jorok/kurang mengenal kebersihan


Biasanya sopan dan mengerti aturan atau perasaan orang lain,
sekarang menjadi kasar kejam, mudah marah dan berkelahi.

Seperti pada fase falik masturbasi yang dilakukan pada fase genital adalah
normal. Bila orang tua mengetahui hal tersebut, maka sebaiknya
menasihati anaknya agar melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan
sosial, olahraga, atau kegiatan lain yang mengembangkan hobinya. Anak
remaja pada fase ini kadang mengisolasikan dirinya dan merasa asing di
antara keluarganya. Ia agak meregangkan hubungan dengan orang tuanya,
banyak membentuk hubungan baru di luar rumah.
2.4.3

Dorongan Seksual Remaja


Dorongan seksual adalah suatu dorongan yang muncul dalam diri

seseorang yang berhubungan dengan alat kelamin, pada pria penis dan pada
wanita vagina. Pada mulanya dorongan seksual muncul dengan sendirinya tetapi
kemudian dorongan seksual seseorang dapat dibangkitkan oleh atau dengan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

20

menggunakan stimulus-stimulus dari luar seperti foto porno, percakapan, video


maupun bacaan. Dorongan seksual awalnya hanya sebatas fantasi tetapi kemudian
mendorong dan memotivasi individu untuk menyalurkan dorongan tersebut.
Dorongan seksual dipengaruhi oleh perkembangan fisik yaitu pengaruh hormonal
yang pada akhirnya mempengaruhi perkembangan psikologis, pengaruh
lingkungan sosial, pengetahuan akan seksualitas dan hal-hal lain soerti obatobatan dan minuman keras (Kusuma, 2000).
Dorongan seksual telah ada sejak seorang anak lahir namun ketika seorang
anak memasuki masa remaja, dorongan seksual ini meningkat menjadi suatu
kebutuhan yang ingin segera dipuaskan. Pada masa remaja ditandai dengan
adanya pertumbuhan pesat secara fisik, dan pertumbuhan yang nyata pada organ
seksual, muncul tanda-tanda sekunder yang membuat kita mampu membedakan
apakah sang anak remaja adalah pria atau wanita dengan hanya melihat bentuk
tubuhnya, seperti adana buah dada pada wanita dan kumis serta jakun pada pria.
Kondisi fisik tubuhnya didukung dengan adanya kandungan hormone seksual
yang semakin meningkat dalam tubuhnya, remaja mulai mencoba-coba
menggunakan tubuhnya dalam segala kegiatan salah satunya adalah untuk
menyalurkan dorongan seksual. Hal ini terjadi karena salah satu sifat daripada
remaja adalah dorongan eksperimentasi/coba-coba.
Bentuk penyaluran dorongan seksual remaja salah satunya adalah
masturbasi. Masturbasi berasal dari kata manusturbo yang berarti rabaan atau
gesekan dengan tangan, masturbasi didefinisikan sebagai usaha penyaluran
dorongan seksual melalui rangsangan non-coitus pada organ seksual oleh diri
sendiri sehingga masturbasi sering digunakan pada setiap stimulasi yang dapat
menimbulkan perasaan erotic tanpa melakukan senggama. Pada masa pubertas
dan masa dewasa, masturbasi adalah manifestasi dari kebutuhan seksual yang
mendesak dan hampir universal dilakukan (Perdede, 2002).
2.5

Hal yang Perlu Diketahui Remaja

Apa itu haid/datang bulan/menstruasi?


Hal ini perlu diketahui oleh remaja yaitu proses meluruhnya lapisan dinding
dalam Rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Peristiwa ini terjadi

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

21

setiap bulan yang berlangsung selama kurang lebih 3-7 hari. Jarak 1 haid ke haid
berikutnya disebut siklus haid. Pada tiap wanita tidak sama. Hal ini berlangsung
selama 28 hari (antara 21-35 hari), tetapi pada masa remaja biasanya siklus ini
belum teratur. Proses terjadinya haid yaitu berasal dari sepasang indung telur yang
terletak di kanan kiri rahim kemudian melepaskan sel telur yang matang. Bersama
dengan itu terjadi penebalan dinding rahim yang berguna sebagai tempat telur
bersarang setelah dibuahi sperma. Bila sel telur tidak dibuahi , lapisan dinding
rahim yang menebal tersebut akan luruh dan dikeluarkan dalam bentuk darah
haid. Menarche adalah haid pertama kali yang terjadi pada usia 11-13 tahun,
sedangkan berhentinya haid disebut menopause terjadi pada usia 40-50 tahun.
Pada saat haid, pembuluh darah dalam haid sangat mudah terkena infeksi
oleh karena itu kebersihan vagina harus di jaga. Nyeri yang dirasa saat haid pada
pinggang dan panggul disebabkan karena peregangan pada otot rahim. Untuk
menjaga kebersihan selama haid penggunaan pembalut selama haid harus diganti
secara teratur 2-3 kali sehari. Jika pembalut akan dibuang, sebaiknya dibungkus
sebelum dibuang ke tempat sampah (Santrok, 2003).
Apa ereksi itu?
Memasuki akil balik alat kelamin remaja dapat menegang (ereksi), biasanya
terjadi pada pagi hari. Ini disebabkan adanya darah yang memasuki penis dalam
jumlah besar sehingga penis membesar tegang dan mengeras. Ereksi ini dapat
diikuti dengan keluarnya air mani yang mengandung sperma (Hasmy, 2002).
Apa mimpi basah itu?
Mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi (pengeluaran air mani) pada saat
tidur, karena testis dan salurannya terisi penuh sperma. Mimpi basah ini
merupakan cara alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk
secara terus menerus (Hasmy, 2002).
Ejakulasi pertama yang remaja alami tanda bahwa remaja telah siap untuk
melaksanakan proses reproduksi. Bila ini terjadi saat berhbungan seks, sperma
yang dikeluarkan dapat membuahi sel telur wanita dan menyebabkan kehamilan.
Apa masturbasi atau onani itu?
Masturbasi/Onani adalah kegiatan menyentuh bagian tubuh dengan tujuan
untuk merangsang diri sendiri. Kebiasaan ini dapat terjadi baik pada pria maupun
wanita. keingnan ini alamiah dan tidak berisiko selama dilakukan sendiri. Sebagai

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

22

remaja biasa melakukannya dan hal ini bisa menimbulkan ketagihan. Dari segi
kedokteran tidak benar kalau masturbasi dapat menimbulkan kebutaan, kegilaan,
kemandulan, atau gangguan saraf. Tapi dari segi psikologis bisa menimbulkan
rasa tertekan dan bersalah (Hasmy, 2002).
Apa perilaku seksual yang perlu remaja hindari?
Orang tua perlu memperingatkan remaja agar mengendalikan diri jika ingin
bermesraan lebih jauh. Bagian tubuh remaja seperti alat kelamin, bokong, paha
sebelah dalam, buah dada, leher, mulut, merupakan daerah mudah terangsang.
Hindari sentuhan langsung daerah ini karena dapat mendorong timbulnya nafsu
seksual (Kusuma, 2000).
Bentuk Penanganan Dorongan Seksual
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan agar pikiran tidak hanya terfokus
pada dorongan seksual ini, ada bermacam-macam antara lain:
1. Olahraga
Dengan berolahraga maka sebagian besar energi yang ada di dalam tubuh
akan terpakai dan tubuh menjadi lelah. Dalam keadaan tubuh yang lelah
maka tidak akan terpikirkan oleh kita lagi akan dorongan seksual
melainkan yang kita kehendaki adalah istirahat.
2. Kegiatan sehubungan dengan sekolah
Pada masa remaja dorongan untuk berprestasi sangat besar pergunakan
kesempatan tersebut dengan mengikuti segala kegiatan yang berhubungan
dengan sekolah misalkan les mata pelajaran tertentu karena selain
membuat pikiran kita tidak tertuju pada dorongan seksual maka banyak
manfaat lain yang akan kita peroleh antara lain menambah wawasan ilmu
pengetahuan kita.
3. Menyalurkan hobi
Ini juga merupakan salah satu cara yang cukup efektif, karena apabila kita
menyenangi kegiatan tertentu apakah itu menari, menyanyi, melukis atau
kegiatan apapun juga, kita tidak akan menyadari bahwa banyak sekali
waktu yang telah dipergunakan dan tidak ada waktu lagi untuk hal-hal lain
seperti memuaskan dorongan seksual.
4. Aktif dalam kegiatan keagamaan
Ikut aktif dalam kegiatan keagamaan, maka iman kita semakin bertambah,
dengan iman yang semakin bertumbuh, kita dapat melawan segala godaan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

23

yang datang dan kita mempunyai benteng untuk tidak masuk dalam
lingkaran setan tersebut.
5. Berteman dan bersosialisasi dengan beragam kelompok
Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesendirian yang membahayakan.
Dengan berteman dan bersosialisasi dengan beragam kelompok, kita
mendapat banyak masukan yang berarti baik bagi perkembangan
pengetahuan atau perkembangan kepribadian. Berteman dengan banyak
orang kita dapat belajar seperti apakah pribadi yang baik, yang tidak
merugikan sesame.
6. Berani berkata TIDAK pada diri sendiri dan menyiapkan alasan
Bila seseorang telah sampai pada tahap ini, maka dapat dikatakan bahwa
anak remaja tersebut telah matang pribadinya karena pada saat itu anak
telah mampu mengambil keputusan dan menentukan sikap.
7. Pelajari situasi
Biasanya kebiasaan tersebut dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu.
Jika ingin lepas dari kebiasaan yang buruk ini, maka ia harus mengetahui
situasi dan kondisi yang biasanya rawan godaan. Tempat, waktu, dan
stress-stress tertentu harus diperhatikan. Bila perlu, tidak tidur sebelum
mengantuk dan ada teman sekamar serta jauhi bacaan yang mengandung
pornografi.
8. Pendidikan

seks

perlu

diberikan

sejak

anak

kecil

secara

berkesinambungan. Berikan pengertian yang wajar, terarah sesuai dengan


usia mental anak tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
seksualitas. Perlu dibekali pula dengan nilai-nilai moral/nilai-nilai agama
yang mantap sejak dini.
9. Bagi remaja laki-laki, terdapat mekanisme penyaluran dorongan seksual
yang alami yaitu wet dream atau mimpi basah sedangkan pada wanita
menstruasi yang terjadi secara periodik merupakan pengaturan hormone
atau juga pengaturan dorongan seksual (Kusuma, 2000).

2.6

Dampak Perilaku Seksual Remaja

2.6.1

Hubungan Seks Pranikah


Perilaku seksual seringkali dipengaruhi oleh lingkungan khususnya

perangsangan gairah seksual. Hal ini dipengaruhi oleh bioseksual, psikoseksual,


dorongan seksual, rangsangan, pengendalian dan penyaluran dorongan seksual.
Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

24

Perlunya mekanisme kendali diri dan penyaluran dapat bekerja dengan baik, maka
dorongan-dorongan nafsu seks yang merangsang masih dapat dikendalikan
dengan baik (Erni, 2013).
Bahaya hubungan seks pranikah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Terkena Penyakit Menular Seksual (PMS).


Menimbulkan konflik batin di dalam diri. Rasa berdosa.
Merugikan kaum wanita karena dianggap nilai kesuciannya rendah.
Menjadi hamil sebelum nikah.
Drop out dari sekolah terutama wanita
Merusak konsep dan sikap pemuda tentang seks
Meningkatkan ketidak percayaan dan ketakutan, serta kecurigaan
Merusak arti penting bulan madu, menjadi kosong tak berarti
Biasanya mendorong untuk melakukan berulang-ulang.

Beberapa ciri pacaran yang dikatakan sehat:


1. Dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan fisik dan mental
2. Menambah semangat dalam banyak hal
3. Terdapat upaya untuk menyelesaikan masalah dan berusaha untuk tidak
menambah/meminimalkan masalah baru
4. Memungkinkan pengembangan diri kedua belah pihak
5. Memungkinan koreksi dan perbaikan diri yang disadari penuh
6. Memungkinkan terjadinya kondisi saling memberikan umpan balik yang
positif dengan keterbukaan hati dan pikiran
7. Menjauhkan diri dari perilkaku beresiko
8. Mendapatkan kesenangan dan menambah pengalaman positif bagi kedua
belah pihak.
2.6.2

Hamil Pranikah
Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

harus terus melanjutkan kehamilannya. Konsekuensi dari keputusan yang mereka


ambil adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda.
Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko
kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu (Kusuma, 2000).
Penyaluran

dorongan

seksual

lewat

hubungan

seks

pranikah,

memungkinkan terjadinya hamil pra nikah yang tidak direncanakan. Hamil usia
muda dapat menambah resiko yang mungkin terjadi, baik selama hamil mapun
bersalin. Secara fisik wanita yang sudah mengalami menstruasi secara teratur
maka sudah dapat hamil, namun fisik remaja belum mumpuni untuk mengalami

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

25

kehamilan karena dapat memliki resiko tinggi saat hamil maupun melahirkan.
Dari psikis, jiwa yang belum mantap pada saatnya akan menyulitkan proses
persalinan dapat berupa kurang kooperatif, sulit diarahkan untuk mengejan
sehingga persalinan jadi lebih lama. Komplikasi kehamilan banyak terjadi pada
kehamilan yang usia kurang dari 18 tahun berupa toksemia, udema, dan
kehilangan protein.
Pemecahan masalah:
1. Pendidikan seksualitas dalam keluarga dengan cara mulai menumbuhkan
kesadaran diri untuk menolak seks pranikah pada remaja
2. Sublimasi dorongan seksual menjadi kegiatan yang positif
3. Perhatian terhadap pergaulan anak diluar dengan cara mencegah
kemungkinan adanya kenakalan yang dapat menjurus ke kanakalan
seksual
4. Lingkungan dengan cara menghindari peluang dan situasi yang dapat
mendorong seks pranikah
5. Penyuluhan reproduksi sehat
Penanganan kehamilan pranikah hendaknya menjauhi untuk melakukan aborsi
yang dapat membahayakan nyawa. Berusaha untuk dilanjutkan ke pernikahan.
Jika tidak dapat dinikahkan, upayakan perawatan kehamilan di tempat yang dapat
mengurangi beban selama hamil dan kemudian memikirkan hari depan bayi yang
kelak dilahirkan.
2.6.3

Aborsi
Secara statistik internasional, buah kehamilan yang dikeluarkan kurang

dari 28 minggu atau 1000 gram dsebut abortus. Kelahiran diatas 28 minggu
kurang dari 37 minggu disebut premature (umumnya berat badan 1000-2500
gram). Kelahiran melebihi 42 minggu disebut kelahiran serotinus atau post date.
Kelahiran 37-40 minggu disebut kelahiran aterm (Kusuma, 2000).
Terdapat 2 macam abortus berdasarkan proses terjadinya yaitu abortus
spontan, abortus provokatus. Abortus provokatus dibagi lagi menjadi dua yaitu
abortus provikatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis. Ada pula
macam abortus berdasarkan tahap perjalanan proses yaitu abortus imminens,
abortus insipiens, abortus inkomplit, dan abortus komplitus.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

26

Abortus spontan merupakan abortus yang terjadi dengan sendirinya.


Penyebab terjadinya abortus spontan adalah kualitas buah kehamilan, kelainan
rahim, gangguan hormon, penyakit pada ibu hamil (diabetes melitus, infeksi,
kelainan darah ibu), dan trauma fisik (terjatuh, atau anak yang digendong
menendang rahim ibu hamil).
Abortus provokatus merupakan aborsi yang disengaja. Biasanya tindakan
pengguguran dilakukan karena beberapa alasan. Pada abortus provokatus
medisinalis, keputusan diambil atas pertimbangan kesehatan ibu atau ancaman
nyawa ibu yang sedang menderita suatu penyakit. Alasan non medis, biasanya
alasan sosial ekonomi misalnya kehamilan sebelum atau di luar nikah, anak sudah
terlalu banyak, kesulitan biaya hidup dan masih banyak alasan lainnya untuk
menyatakan kehamilan tersebut tidak dikehendaki. Alasan eugenus, saat ini
manusia sudah mampu mendeteksi adanya cacat bawaan atau risiko ke arah
tersebut melalui pemeriksaan contoh sel embrio dalam kandungan. Di beberapa
negara terdapat pusat kesehatan yang melakukan pemeriksaan gen secara rutin
pada semua wanita hamil muda. Bila ternyata ditemukan risiko cacat atau sudah
jelas cacat ditawarkan untuk melanjutkan kehamilan atau digugurkan.
2.6.4

Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual (PMS) / HIV/AIDSAdanya kebiasaan berganti-

ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan
untuk tertular PMS/HIV, seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia dan AIDS. Dari
data yang ada menunjukkan bahwa usia penderita HIV/AIDS paling banyak
menyerang korban berusia antara 17 hingga 29 tahun (Widianti, 2007).
Penyakit menular seks (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. PMS akan lebih berisiko bila melkukang hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS
menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak
diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit
berkepanjangan, kemandulan, dan kematian. Risiko terjadinya PMS lebih besar
pada remaja perempuan

dibanding remaja laki-laki karena alat reproduksi

perempuan lebih rentan. Gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat,

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

27

dan dirasakan sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala dan sering
kali tidak disadari. Beberapa macam penyakit yang isa digolongkan sebagai PMS
antara lain:
-

Gonore (GO)
Kuman penyebabnya

adalah

Neisseria

gonorrhoeae.

Tanda-tanda

penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak, dan bernanah. Gejala pada


laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental
kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada
perempuan 60% kasus tidak menimbulkan gejala, namun ada juga yang
merasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan. Akibat dari penyakit GO ini seringkali berupa kemandulan.
Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul dan dapat diturunkan
kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat
-

menyebabkan kebutaan.
Siphilis (raja singa)
Kuman penyebabnya adalah Treponema pallidum. Kadang-kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati.
Terdapat bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah
hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali
penderita tidak memperhatikan hal ini. Setelah 5-10 penyakit sifilis akan
menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada
perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya
dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa, dan keterbelakangan

mental.
Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex. Gejala dan tandanya
adalah bintil-bintil berair yang sangat nyeri papda sekitar alat kelamin,
kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak lalu hilang
sendiri. Gejala tersebut dapat kambuh lagi bila ada faktor pencetus (stres,
haid, minum minuman berakohol). Pada perempuan seringkali menjadi

kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.


Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Gejala yang timbul
adalah peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Sering
kali

gejala

tidak

muncul

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

sehingga

penderita

tidak

sadar

dan
28

menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat


-

dari klamidia ini adalah kemandulan.


Trikomoniasis vaginalis
Adalah PMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas vaginalis. Gejala
dan tandanya adalah cairan vagina encer, berwarna kuning kehiajuan
berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan

terasa tidak nyaman, nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing.
Kandidiasis vagina
Merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada
keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang
kemaluan perempuan. Gejalanya adalah keputihaan berwarna putih seperti
susu, bergumpal disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan

di sekitarnya.
Kutil kelamin
Penyebabnya adalah Human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang
khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada
perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput
lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Pada laki-laki
mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Biasanya laki-

laki baru menyadari seteah ia menulari pasangannya.


HIV/AIDS
Penyakit ini adalah sekumpulan gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. Orang
yang terinfeksi virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit
lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
Seringkali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 timbul diare berulang, penurunan berat
badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi
pembengkakan di daerah kelenjar getah bening.

2.6.5

Penyimpangan Perilaku Seksual


Penyimpangan ini banyak berkaitan dengan psikologi dan psikiatri,

digolongkan menjadi 2 bagian mengenai jenis kelamin (gender) dan obyek seks.
Pada deviasi identitas gender, penderita ini merasa jenis kelaminnya tidak sesuai
dengan dirinya. Dalam kategori ini antara lain terdapat kelainan fisik seperti

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

29

intersex (kelamin tidak jelas jenisnya) dan transeks (penderita ini fisik tidak ada
cacatnya, tetapi ingin sekali mengganti jenis kelaminnya, misal seorang pria tulen
ingin mengoperasi ganti kelamin). Obyek seks, untuk mendapatkan kepuasan
seks, obyeknya pada penderita ini buka hal yang lazim, penyimpangan ini disebut
parafilia. Beberapa contoh dari parafilia: (Kusuma, 2000)
-

Homophili: tertarik dan dapat kepuasan kepada jenis kelamin yang sama

dengan dirinya
Situasi: hubungan kelamin dilakukan dalam situasi yang tidak lazim
misalnya dengan sepatu boot atau dengan menyakiti lawannya lebih

dahulu atau minta disakiti lebih dahulu


Organ tubuh: obyek seks adalah bagian tubuh yang di dewakan, dipujapuja dan dijadikan syarat untuk mendapatkan kepuasan seks dengan coitus

maupun onani
Benda:obyek seks dapat berupa benda yang didewakan sebagai jimat atau
fetish. Macam-macam benda yang disimpan oleh penderita ini seperti
sepatu, saputangan wanita, celana dalam, kutang untuk diraba-raba
sembari masturbasi atau berhubungan seks.

Dari sudut pandang perilakunya sendiri, penyimpangan seksual dapat


dilakukan, antara lain:
-

Tanpa persatuan partner: voyeurisme, exhibisionisme


Tanpa partner atau tanpa hubungan seksual: narcisme, transvestit,

masturbasi, fetishme, zoophili


Dengan persetujuan partner: sadomasokisme, anal seks, oral seks

2.6.6

Dampak Psikologis
Setelah kehamilan terjadi, pihak perempuanlah korban utama dalam

masalah ini. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan remaja perempuan
dalam posisi terpojok yang sangat dilematis. Dalam pandangan masyarakat,
remaja putri yang hamil merupakan aib keluarga, mencoreng nama baik keluarga.
Penghakiman sosial ini tidak jarang membuat remaja putri diliputi perasaan
bingung, cemas, malu dan bersalah yang dialami remaja setelah mengetahui
kehamilannya (Notoatmodjo, 2007).

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

30

Masa Akil Balig


Pada umumnya masa akil balig anak perempuan diusia 11-12 tahun
sedangkan anak laki-laki usia 13-14 tahun. Terjadi perubahan-perubahan jasmani,
kejiwaan, dan tingkah laku dari anak-anak ke masa remaja (Hasmy, 2002).
Pria:
-

Badan lebih berotot


Pertambahan berat badan dan tinggi badan
Suara berubah lebih besar
Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, kaki, tangan, dada, ketiak, dan

wajah
Buah zakar menjadi lebih besar dan kalau terangsang dapat ejakulasi
Mengalami mimpi basah

Wanita:
-

Payudara mulai membesar


Panggul makin membesar
Mengalami haid untuk pertama kali
Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak
Remaja mulai merasakan rasa tertarik pada lawan jenis, bagi remaja

wanita ingin mempercantik diri dan pria terdorong untuk menunjukkan


kejantanannya. Perubahan kejiwaan lainnya adalah tidak percaya diri (rendah diri,
malu, cemas, dan bimbang), salah tingkah saat menyukai lawan jenis. Mereka
pada umumnya akan lebih senang berkumpul di luar rumah, lebih senang
membantah orang tua, ingin menonjolkan diri, kurang pertimbangan. Untuk
wanita remaja, saat menjelang haid biasanya lebih menjadi perasa, mudah sedih,
marah dan cemas tanpa alasan. Kulit lebih berminyak dan mudah berjerawat hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan kerja kelenjar lemak di dalam lapisan
kulit.
2.7

Peran Orang Tua dan Lingkungan Sekitar


Perilaku berisiko tinggi yang dilakukan remaja perlu dicermati dengan

bijaksana karena di satu pihak dapat merupakan perilaku sesaat tapi juga dapat
pula merupakan pola perilaku yang terus menerus dapat membahayakan diri,
orang lain maupun lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu cara pendekatan yang
komprehensif dari semua pihak baik orang tua, guru, maupun masyarakat sekitar
Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

31

agar memahami perkembangan jiwa remaja dengan harapan masalah remaja dapat
tertanggulangi (Direktorat Bina Ketahanan Remaja, 2013).
2.7.1

Peran Orangtua
Pada masa ini orang tua berperan dalam membantu remaja dalam

meningkatkan rasa percaya diri, berani mengemukakan masalah serta mulai


mencoba membuat keputusan dan tidak selalu menuruti teman-temannya. Perlu
diketahui bahwa anak yang mendapat pengetahuan seks pertama kali dan orang
tuanya akan berperilaku lebih baik daripada anak yang mendapat pengetahuan
seks pertama kali dari orang lain.
a. Peran Sebagai Pendidik
Orang tua hendaknya menyadari banyak tentang perubahan fisik maupun
psikis yang akan dialami remaja. Untuk itu orang tua wajib memberikan
bimbingan dan arahan kepada anak. Nilai-nilai agama yang ditanamkan
orang tua kepada anaknya sejak dini merupakan bekal dan benteng mereka
untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Agar kelak remaja
dapat membentuk rencana hidup mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab,
orang tua perlu menanamkan arti penting dari pendidikan dan ilmu
pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah, di luar sekolah, serta di
dalam keluarga.
b. Peran Sebagai Pendorong
Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, remaja sering membutuhkan
dorongan dari orang tua. Terutama saat mengalami kegagalan yang mampu
menyurutkan semangat mereka. Pada saat itu, orang tua perlu menanamkan
keberanian dan rasa percaya diri remaja dalam menghadapi masalah, serta
tidak gampang menyerah dari kesulitan.
c. Peran Sebagai Panutan
Remaja memerlukan model panutan di lingkungannya. Orang tua perlu
memberikan contoh dan teladan, baik dalam menjalankan nilai-nilai agama
maupun norma yang berlaku di masyarakat. Peran orang tua yang baik akan
mempengaruhi kepribadian remaja.
d. Peran Sebagai Pengawas
Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk melihat dan mengawasi sikap dan
perilaku remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang
Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

32

membawanya ke dalam kenakalan remaja dan tindakan yang merugikan diri


sendiri. Namun demikian hendaknya dilakukan dengan bersahabat dan
lemah lembut. Sikap penuh curiga, justru akan menciptakan jarak antara
anak dan orang tua, serta kehilangan kesempatan untuk melakukan dialog
terbuka dengan anak dan remaja.
e. Peran Sebagai Teman
Menghadapi remaja yang telah memasuki masa akil balig, orang tua perlu
lebih sabar dan mau mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu
menciptakan dialog yang hangat dan akrab, jauh dari ketegangan atau
ucapan yang disertai cercaan. Hanya bila remaja merasa aman dan
terlindung, orang tua dapat menjadi sumber informasi, serta teman yang
dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah
mereka.
f. Peran Sebagai Konselor
Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi remaja, ketika
menghadapi masa-masa sulit dalam mengambil keputusan bagi dirinya.
Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai yang positif
dan negatif , sehingga mereka mampu belajar mengambil keputusan tebaik.
Selain itu orang tua juga perlu memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan
mental yang kuat menghadapi segala tingkah laku mereka, terlebih lagi
seandainya remaja sudah melakukan hal yang tidak diinginkan. Sebagai
konselor, orang tua dituntut untuk tidak menghakimi, tetapi dengan jiwa
besar justru harus merangkul remaja yang bermasalah tersebut.
g. Peran Sebagai Komunikator.
Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan remaja, dapat
menciptakan komunikasi yang baik. Orang tua perlu membicarakan segala
topik secara terbuka tetapi arif. Menciptakan rasa aman dan telindung untuk
memberanikan anak dalam menerima uluran tangan orang tua secara
terbuka dan membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik anak.
2.7.2

Peran Guru
-

Bersahabat dengan siswa

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

33

Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman

Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada y


ykegiatan ekstrakurikuler

Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga

Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP

Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas

Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru, dan sekolah lain

Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek


setempat

Mewaspadai adanya provokator

Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah

Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang


ysecara sehat adalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial

2.7.3

Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA


Peran Pemerintah dan masyarakat

Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti


Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas yanak

melalui olahraga dan bermain


Menegakkan hukum, sanksi, dan disiplin yang tegas
Memberikan keteladanan
Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya

ysecara tegas
Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan

2.7.4

Peran Media
-

Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia)
Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas
biaya khusus untuk remaja.

2.8 Program Pemerintah Mendukung Pendidikan Seks


BKKBN mengembangkan program Genre (generasi berencana) bagi remaja
melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M) dan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

34

keluarga yang mempunyai remaja melalui kelompok Bina Keluarga Remaja


(BKR).
PIK R/M akan memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang
pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, Triad KRR yaitu
seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza, keterampilan hidup, gender, dan
keterampilan advolasi dan KIE (BKKBN, 2013).
Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan
mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan
mempergunakan Modul dan Kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN
atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
Konseling PKBR adalah suatu proses konsultasi dimana seorang Konselor
Sebaya membantu remaja sebayanya untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.
Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan,
berperilaku sehat, terhindar dari risiko Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS,
mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi
bagi teman sebayanya.
Pelayanan Terpadu Remaja (PTKR) merupakan perpaduan tatalaksana
pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja melalui paket intervensi
kesehatan. PTKR sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah remaja yang
meliputi kesehatan reproduksi, tumbuh kembang, dan psikososial yang
dikembangkan, diadaptasi dan diadopsi sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah.
Remaja putri (rematri) usia 15-19 tahun sebagai sasaran kontak pelayanan
PTKR di masyarakat pada awal pengembangannya, bahwa setiap kehamilan
mempunyai risiko bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Rematri sebagai calon
ibu ada ancaman kematian maternal karena komplikasi persalinan, dan bagi
bayinya ancaman BBLR.
Pelayanan PTKR diberikan setiap enam bulan oleh tim puskesmas melalui
pelayanan penjangkauan diluar gedung (outreach) puskesmas. Remaja putra
(rematra) dilayani di dalam gedung puskesmas. Tujuan kegiatan PTKR adalah (1)

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

35

penundaan kehamilan pertama; (2) penurunan persentase anemia; (3) peningkatan


kemampuan mengambil keputusan sosial untuk menghindari perilaku berisiko.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

36

BAB 3
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Masa remaja atau masa adolesence adalah suatu fase tumbuh kembang

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu (<21 tahun dan belum menikah).
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga
sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Masalah tersebut antara lain :
hubungan seksual pra nikah, kawin muda, aborsi, dan infeksi menular seksual.
Menurut BKKBN (2008) seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri
yang membedakan laki-laki dan perempuan, sedangkan seksual berarti yang ada
hubungannya dengan seks atau yang muncul dari seks. Pendidikan seks tetap
harus diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tujuannya adalah
memberikan bekal pengetahuan serta membuka wawasan anak-anak remaja
seputar masalah seks secara benar dan jelas.
Alat reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Remaja perlu mengetahui bahwa alat reproduksi terdiri
dari bagian luar dan dalam, baik wanita maupun pria. Alat reproduksi wanita
terdiri atas: labia mayora, labia minora, klitoris, vagina, uterus dan ovarium. Alat
reproduksi pria terdiri atas: penis, skrotum, sprematozoa, epididimis, vas deferens,
kelenjar vesikalis dan kelenjar prostat. Hormon yang berperan adalah GnRH, FSH
dan LH.
Perkembangan psikoseksual dibagi menjadi 5 fase (Sigmund Freud) : fase
oral, anal, falik, laten dan genital. Dampak perilaku seksual remaja yang tidak
menerima sex education adalah hubungan seks pranikah, hamil pranikah, aborsi,
penyakit menular seksual dan penyimpangan seksual.
Pada umumnya masa akil balig anak perempuan diusia 11-12 tahun
sedangkan anak laki-laki usia 13-14 tahun. Terjadi perubahan-perubahan jasmani,
kejiwaan, dan tingkah laku dari anak-anak ke masa remaja.
Pria:
-

Badan lebih berotot


Pertambahan berat badan dan tinggi badan

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

37

Suara berubah lebih besar


Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, kaki, tangan, dada, ketiak, dan

wajah
Buah zakar menjadi lebih besar dan kalau terangsang dapat ejakulasi
Mengalami mimpi basah

Wanita:
-

Payudara mulai membesar


Panggul makin membesar
Mengalami haid untuk pertama kali
Tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2008. Jawa Barat dalam Angka. Jakarta: BPS.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

38

Dhamayanti M. Kecelakaan pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih, penyunting.


Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Cetakan ke-2. Jakarta:
Sagung Seto; 2007. h 267-75.
Direktorat Bina Ketahanan Remaja. 2010. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi
dan Konseling Mahaiswa (PIK-Mahasiswa). Jakarta : BKKBN
Direktorat Bina Ketahanan Remaja. 2013. Kurikulum Diklat Teknis Pengelolaan
PIK Remaja/Mahasiswa Bagi Pengelola, Pendidik Sebaya Dan Konselor
Sebaya PIK Remaja/Mahasiswa. Jakarta: BKKBN
Duarsa NW. 2007. Remaja dan infeksi menular seksual. Dalam: Soetjiningsih, 24.
penyunting. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Cetakan ke-2.
Jakarta: Sagung Seto. h. 147-53.
Erni. 2013. Pendidikan Seks Pada Remaja. Jurnal Health Quality 3(2) 69-140.
Hasmy E. 2002. Membantu Remaja Memahami Dirinya. Jakarta: BKKBN.
Kusuma P. 2000. Materi Penyuluhan Remaja. Surabaya: Keuskupan Surabaya.
Pardede N. 2002. Masa Remaja. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih,
Suyitno H, Ranuh ING, Wiradisuria S, penyunting. Tumbuh kembang anak
dan remaja. Jakarta: Sagung Seto. h. 138-70.
Santrok JW. 2003. Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Situmorang A. Adolescent reproductive health in Indonesia. [diunduh 14 22.
Maret 2009]. Tersedia dari: http://starh.usaid.or.id
Soelaryo TS, Tanuwidjaya S, Sukartini R. 2002. Epidemiologi Masalah Remaja.
Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh ING,
Wiradisuria S, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta:
Sagung Seto. h. 171-9.
Soetjiningsih. 2007. Pertumbuhan somatik pada remaja. Dalam: Soetjiningsih, 8.
penyunting. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Cetakan ke-2.
Jakarta: Sagung Seto; 2007. h 1-38.
Widianti E. 2007. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok,
Penyimpangan Seks Pada Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman
Keras/Narkoba. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Wirawan DS, Sadjimin T, Machfud S. 2002. Pola Perkembangan Seksual
Sekunder 23 Siswa Laki-Laki Sekolah Dasar di Kotamadya Yogyakarta.
Berkala Ilmu Kedokteran 34:155-6.

Referat_Pendidikan Seks Pada Remaja

39

Anda mungkin juga menyukai